Anda di halaman 1dari 16

KOMPONEN DAN SUMBER PENDIDIKAN ISLAM

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam.

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Imas Kurniasih, M.Ag.

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Nayvha Az Zahra 220414060

Nur Syifa Setiawati 220414064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG

TAHUN 2023/1444 H
KATA PENGANTAR

. Bissmillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum Warrahmatullahi


Wabarakatuh.

Puji serta syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa. Sholawat
serta salam mari curah limpahkan kepada baginda nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW. karena atas ridha-nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Komponen Dan Sumber Pendidikan Islam”.

Dan kami berterimakasih kepada ibu Dr. Imas Kurniasih S.Ag., M.Ag
yang telah memberikan tugas ini kepada kami, dan tulisan ini adalah hasil dari
diskusi kami.

Dalam proses penyusunan makalah ini kami berterimakasih kepada semua


orang yang telah memberikan dukungan yang berharga bagi kami. Kami juga
ingin berterimakasih kepada sumber referensi yang telah kami gunakan untuk
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan dari berbagai aspek. Maka dari itu kami menerima
kritik,saran, dan koreksi dari para pembaca untuk memperbaiki tulisan ini dimasa
yang akan datang.

Kami berharap tulisan ini akan bermmanfaat dan menambah wawasan bagi
para pembaca. Akhir kata, kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya,
kepada semua pihak yang yang membantu dalam membuat tulisan ini.

Bandung, 15 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Masalah.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pendidik dalam Pendidikan Islam........................................................3
B. Peserta Didik dalam Pendidikan Islam.................................................5
C. Tujuan dan Kurikulum Pendidikan Islam.............................................6
D. Alat Pendidikan Islam...........................................................................8
E. Lingkungan Pendidikan Islam..............................................................9
BAB III PENUTUP.........................................................................................12
A. Kesimpulan ..........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu amanat dari UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dalam hal ini pastinya pendidikan menjadi salah satu basic need
bagi setiap manusia, maka Negara Republik Indonesia berkewajiban
memberikan dan membebaskan warga negara indonessia untuk
memperoleh pendidikan, demi terwujudnya tatanan masyarakat yang adil
dan sejahtera.
Pendidikan juga merupakan suatu upaya manusia untuk
memperoleh kehidupan yang bermakna, sehingga diperoleh suatu
kebahagiaan hidup baik secara individu maupun kelompok. Sebagai
proses, pendidikan memerlukan sebuah sistem yang terprogram dan
mantap, serta tujuan yang jelas agar arah yang dituju mulai dicapai.
Secara institusional, lembaga pendidikan pada umumnya dan
lembaga pendidikan islam pada khususnya, itu dasarnya berfungsi umtuk
melaksanakan transmisi atau perpindahan dan transformasi atau
pengoprasian sebuah nilai kebudayaan islam seta kebudayaan pada
umumnya dari generasi ke generasi selannjutnya, dimana di dalamnnya
terdapat unsur-unsur dan nilai kemanusiaan dan keadaban yang selektif
diperlukan bagi kesinambungan hidup islam dan umat islam di dunia ini.
Pendidikan Islam sejak semula perkembangan senantiasa
meletakkan pandangan filosofinya kepada sasaran sentralnya, yaitu
manusia didik, sebagai makhluk tuhan yang memiliki potensi dasar fitrah.
1

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan pendidik dalam pendidikan Islam?
2. Bagaimana kedudukan peserta didik dalam pendidikan Islam?
1
Dalam PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF PROF. H.M ARIFIN
Muhammad Haris, Jurnal Ummul Qura Vol VI, No 2, September 2015

1
3. Apa tujuan dan kurikulum pendidikan Islam?
4. Apa saja alat pendidikan Islam?
5. Lingkungan apa saja yang termasuk ke dalam lingkungan pendidikan
Islam?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui kedudukan pendidik dalam pendidikan Islam.
2. Mengetahui kedudukan peserta didik dalam pendidikan Islam.
3. Mengetahui tujuan dan kurikulum pendidikan Islam
4. Mengetahui alat pendidikan Islam.
5. Mengetahui lingkungan yang termasuk ke dalam lingkungan
pendidikan
Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidik Dalam Pendidikan Islam


Dalam pendidikan Islam pendidik merupakan orang-orang yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan berupaya
mengembangkan potensi dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik
(Marlina, 2017). Pendidik juga memiliki tanggung jawab dalam
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, guna mencapai tingkat
kedewasaan yang mampu memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah dan
khalifah di muka bumi, serta mampu menjalankan tugasnya sebagai
makhluk sosial.
Dapat diketahui bahwasanya pendidik utama adalah orang tua.
Mereka memiliki tanggung jawab penuh atas kemajuan perkembangan
anaknya karena, kesuksesan perkembangan anak sangat dipengaruhi dari
cara perhatian serta pengasuhan pendidiknya. Sebagai pendidik utama,
orang tua tidak selamanya memiliki waktu dalam mendidik anaknya. Oleh
sebab itu, pada umumnya anak dimasukkan ke lembaga sekolah. Bukan
berarti melepas tanggung jawab sebagai pendidik utama namun, orang tua
tetap memiliki peran terbesar dalam mendidik serta membina anaknya.
Dalam lembaga sekolah Islam guru memiliki peran sebagai
pengajar dan juga pendidik. Sebagai pengajar, guru bertanggung jawab
dalam membimbing dan mentransfer ilmu. Sedangkan sebagai pendidik,
guru bertanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan yang
sesuai dengan ajaran Islam,2 yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas
peserta didik yang cerdas, beriman, bertakwa, serta berakhlak mulia.

2
Rahmadila, Khoiriyah, Hasanah, Siraj, “Kedudukan dan Peranan Guru Serta Peserta
Didik Dalam Pendidikan Islam”, Jurnal Pendidikan Agama Islam dan Manajemen Pendidikan
Islam, Vol. 1, No. 1, (2022), Hal. 18.

3
Seorang pendidik dianggap sebagai ulama atau orang yang
berilmu, kedudukannya yang sangat mulia sebagai pewaris para Nabi. Hal
ini berdasarkan Al-Quran dan Hadits sebagai berikut:
1. Pendidik dalam arti ulama dan orang beriman derajatnya lebih tinggi
dibanding orang biasa, dalam QS. Al-Mujadilah; 11.

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,


Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan, Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan
mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujadilah 58:
Ayat 11)
2. Guru sebagai ahli waris para nabi.

Artinya: “Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Dan


sesungguhnya, para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Yang
mereka wariskan hanyalah ilmu. Maka barang siapa yang mengambil
ilmu itu, ia telah mendapat bagian yang banyak.” (HR. Ibnu Majah).
Agar pendidik dapat melaksanakan perannya dengan baik dalam
pendidikan Islam, harus dikaitkan dengan kompetensi yang dimiliki
Nabi Muhammad SAW., yaitu sebagai berikut:

4
1. Kompetensi personal: pribadi yang memiliki sifat shiddiq (benar),
amanah (dapat dipercaya), tabligh, fathanah (cerdas).
2. Kompetensi sosial: kemampuan dasar yang berkaitan dengan
kepedulian terhadap masalah sosial.
3. Kompetensi profesional: memahami ajaran Islam secara utuh,
memahami karakteristik umat, serta mampu merencanakan
pendidikan dengan metode yang tepat.
Sebagaimana E. Mulyasa katakan bahwa kompetensi pendidik
yaitu perpaduan antara kemampuan pribadi, keilmuan teknologi,
sosial, serta spiritual. Adapun standar profesi guru sebagai pendidik
yakni mencakup:3
1. Penguasaan materi
2. Pemahaman terhadap anak didik
3. Pembelajaran yang mendidik
4. Pengembangan pribadi dan profesionalisme
B. Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Anak didik atau peserta didik itu adalah orang yang sedang belajar.
Anak didik lebih lebih dikenal sebagai anak-anak yang masih dalam tarap
perkembangan, baik berupa fisik maupun psikis, mereka masih belum
dikatakan dewasa dan masih membutuhkan bantuan dan pertolongan dari
orang-orang dewasa disekitarnya. Istilah peserta didik mengandung makna
yang lebih luas lagi, yaitu mencakup anak yang belum dewasa dan juga
orang yang sudah dewasa, tetapi masih dalam taraf mencari atau menuntut
ilmu dan keterampilan.

3
Rahmadila, Khoiriyah, Hasanah, Siraj, “Kedudukan dan Peranan Guru Serta Peserta
Didik Dalam Pendidikan Islam”, Jurnal Pendidikan Agama Islam dan Manajemen Pendidikan
Islam, Vol. 1, No. 1, (2022), Hal. 21-22.

5
Anak didik atau peserta didik demuanya menjadi salah satu sub
sistem dalam pendidikan. Keberadaann peserta didik dalam sistem
pendidikan merupakan hal yang mutlak untuk berlangsungnya aktivita.
Tanpa peserta didik, pendidikan tidak mungkin berjalan, sebab tidak ada
gunanya guru tanpa anak didik.4

4
Sulaiman Saat, Faktor-faktor determinan dalam pendidikan (Studi Tentang Makna dan
Kedudukannya dalam Pendidikan), Jurnal Al-Ta’dib Vol. 8 No. 2, 2015, h.7

6
Karakteristik peserta didik dapat dicirikan sebagai orang yang
tengah mencari ilmu. Dalam ilmu pendidikan Islam hakikat ilmu berasal
dari Allah, sedangkan proses memperolehnya dilakukan melalui kegiatan
belajar mengajar. Belajar dapat dilakukan oleh diri sendiri atau melalui
orang lain. Oleh karena itu ilmu bersumber dari Allah. Maka, konsekuensi
seorang peserta didik yaitu perlu mendekatkan diri kepada Allah dan
menghiasi diri dengan akhlak yang mulia yang disukai Allah, dan sedapat
mungkin menjauhi perbuatan yang tidak disukai Allah.5

C. Tujuan dan kurikulum pendidikan Islam

Dalam mengemukakan tujuan pendidikan Islam para tokoh-tokoh,


praktisi pendidikan, berbeda pendapat. Namun, formulasi tujuan
pendidikan Islam selalu mendasarkan pada nilai-nilai luhur keIslaman
yang tentunya bemuara pada pembentukan insan kamil dalam rangka
mengarahkan kepada pengabdian seutuhnya terhadap Allah SWT. Jadi
tujuan pendidikan Islam itu sesuai dengan surat QS. 51 : 56 . , yaitu
menjadikan manusia sebagai insan pengabdi kepada KhaliqNya, agar
mampu membangun dunia dan mengelola alam semesta sesuai dengan
konsep yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Secara garis besar, tahap-tahap tujuan pendidikan Islam itu dapat


dikelompokkan kepada 3 tahap, yaitu:6

a. Tujuan Tertinggi
Orientasi tujuan ini bersifat mutlak dan tidak mengalami perubahan
serta berlaku secara umum bagi seluruh umat Islam, tanpa terbatasi oleh
teritorial-geografis dan ideologi yang dianut oleh negaranya. Tujuan ini

5
Deden Makbuloh, Pendidikan Islam dan Sistem Penjaminan Mutu, (Jakarta: Rajawali
Pres, 2016), h. 180
6
Samsul Nizar.Pengantar dasar-dasar pendidikan Islam.Op.Cit.,hal 115-118. Lihat juga
Hasan Langgulung.Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan.Jakarta:
Pustaka Al-Husna. 1989. Hal. 56. Bandingkan pula dengan Zakiah Daradjat,et.al.Ilmu Pendidikan
Islam

7
merupakan final dari hakikat eksistensi manusia sebagai ciptaan Allah
SWT dimuka bumi, yaitu sebagai abd’ dan khalifah fi al-ardh.
b. Tujuan Umum
Secara teoritis, baik itu tujuan tertinggi maupun tujuan umum,
dalam praktek pendidikan Islam, hal tesebut merupakan proses yang terus
menerus sepanjang hayat. Sabda Nabi SAW:

( Tuntulah ilmu itu dari buaian sampai ke liang lahat).


Disini terletaknya prinsip pendidikan seumur hidup, atau lebih populer
dengan sebutan long life education.
c. Tujuan Khusus
Orientasi tujuan khusus ini merupakan dari tujuan umum dan
tujuan tertinggi pendidikan Islam. Bentuk operasional dan mudah
dilakukan evaluasi. Sifatnya elastis dan adaptik sesuai dengan tuntutan dan
perkembangan zaman, tanpa melepaskan diri dari nilai-nilai Ilahi sebagai
tujuan tertinggi yang harus diraihnya.
1. Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum menurut asal-usulnya berasal dari akar ilmu yang
disebut “objek”. Sebagai objek belajar, kurikulum terbebas dari semua
kaidah nilai maupun etika yang diciptakan manusia. Etika dan kaidah nilai
suatu bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi tercipta manakala ilmu
pengetahuan atau teknologi yang berhasil diciptakan tersebut
“disalahgunakan”. Artinya itu semua kembali pada unsur motivasi dan niat
baik manusia itu sendiri sebagai pengguna.
Secara Etimologi, kurikulum berasal dari bahasa yunani yaitu curir
yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah
kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi kuno di
Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh
oleh para pelari dari garis star sampai garis finish. Dalam bahasa Arab,
kata kurikulum bisa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang
terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan.

8
Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam kamus
tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan
oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah
pendidikan. Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat tergantung
dengan kurikulum yang digunakan. Kurikulum adalah ujung tombak bagi
terlaksananya kegiatan pendidikan. Tanpa adanya kurikulum mustahil
pendidikan akan dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien sesuai
yang diharapkan. karena itu, kurikulum sangat perlu untuk diperhatikan di
masingmasing satuan pendidikan. Sebab, Kurikulum merupakan salah satu
penentu keberhasilan pendidikan. Dalam konteks ini, kurikulum dimaknai
sebagai serangkaian upaya untuk menggapai tujuan pendidikan.7

D. Alat Pendidikan Islam

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia alat merupakan benda


yanng dipakai untuk mengerjakan sesuatu. Berdasarkan hal tersebut maka,
alat pendidikan Islam ialah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan Islam yakni menuntun atau membimbing
peserta didik menjadi manusia berkepribadian muslim.8

Berikut merupakan macam-macam alat pendidikan Islam, (Azis, 2019):

a. Alat pendidikan yang bersifat material


1) Gedung sekolah
2) Laboratorium
3) Alat peraga, alat yang digunakan saat proses pembelajaran
berlangsung
b. Alat pendidikan non-material (situasional)
1) Pergaulan. Pendidik harus memiliki akhlak yang baik dalam
berinteraksi, sehingga dapat menjadi contoh bagi peserta didiknya.
7
LAILATUL, FAJRIAH (2021) KOMPONEN-KOMPONEN PENDIDIKAN ISLAM
HUMANIS PERSPEKTIF A. MALIK FADJAR. Undergraduate thesis, UIN Raden Intan Lampung.
8
Azis, A. Rosmiaty, “Ilmu Pendidikan Islam”, SIBUKU: Yogyakarta, (2019), Hal. 105.

9
2) Wibawa. Sikap wibawa pendidik mampu mempengaruhi peserta
didik melalui tutur kata serta ajarannya.
3) Hukuman dan reward (penghargaan)

E. Lingkungan Pendidikan Islam

Lingkungan adalah bagian dari kehidupan manusia dimana


manusia hidup dan saling berinteraksi di dalamnya. Menurut Mohammad
Surya, lingkungan merupakan segala hal yang merangsang individu,
sehingga turut terlibat dalam mempengaruhi perkembangannya (Saeful,
dan Lafendry, 2021). Berdasarkan hal tersebut maka dapat diartikan
bahwasanya lingkungan memiliki pengaruh signifikan dalam proses
pendidikan, khususnya pendidikan Islam. Agar proses pendidikan Islam
berjalan dengan baik, maka dibutuhkan lingkungan yang baik juga
sehingga tercapainya tujuan pendidikan Islam.

Adapun beberapa lingkungan pendidikan Islam yang perlu


diketahui yaitu sebagai berikut:9

1) Lingkungan Keluarga
Merupakan lingkungan utama yang membentuk karakter setiap
individu serta tempat dimana setiap individu bersosialisasi. Dalam
ajaran Islam, keluarga terutama orang tua memiliki peranan
penting dalam mendidik anaknya dengan menjadi contoh teladan
yang baik dengan menanamkan nilai akidah, ibadah, dan akhlak
dikehidupan sehari-sehari.
2) Lingkungan Sekolah
Sekolah atau madrasah adalah lembaga pendidikan formal yang
berperan dalam membentuk kepribadian peserta didik.
Lingkungan sekolah juga merupakan tempat peserta didik
menyerap nilai-nilai akademik serta nilai –nilai sosial.
Lingkungan yang aman, nyaman, dan tertib merupakan landasan
9
Suhada, “Lingkungan Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an”, Jurnal Hikmah, Vol
XIII, No. 1, (2017), Hal. 10.

10
penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan produktif. Oleh
karena itu, pendidikan agama di sekolah sangat penting dalam
keberlangsungan hidup setiap individu guna mengoptimalkan
perkembangan setiap peserta didik.
3) Lingkungan Masyarakat
Dikutip dari buku Ilmu Pendidikan karya Zakiyah Darajat,
masyarakat merupakan sekumpulan individu yang diikat oleh
kesatuan negara, kebudayaan, dan agama. Sebagaimana pendapat
Muhammad Amir, masyarakat merupakan sekumpulan individu
yang terikat dengan tatanan budaya atau tradisi tertentu
(Muhaemin, 2014). Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami
bahwasanya lingkungan masyarakat merupakan salah satu
pengaruh besar dalam perkembangan intelektual dan kepribadian
individu peserta didik. Karena masyarakat berperan penting juga
dalam menanamkan atau menekankan nilai-nilai moral, sosial,
budaya, dan agama.
Dapat disimpulkan bahwasanya lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat memiliki hubungan dan peran yang harmonis dalam
upaya mewujudkan peserta didik yang berkualitas dari aspek kognitif,
afektif, psikomotorik hingga aspek spiritual. Sebagaimana ketetapan
MPR No. IV/ 1978, “Pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga dan masyarakat. Karena
itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat dan pemerintah”.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Islam pada khususnya, itu dasarnya berfungsi umtuk
melaksanakan transmisi atau perpindahan dan transformasi atau
pengoprasian sebuah nilai kebudayaan Islam seta kebudayaan pada
umumnya dari generasi ke generasi selannjutnya, dimana di dalamnnya
terdapat unsur-unsur dan nilai kemanusiaan dan keadaban yang selektif
diperlukan bagi kesinambungan hidup islam dan umat islam di dunia ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Azis, A. Rosmiaty, “Ilmu Pendidikan Islam”, SIBUKU: Yogyakarta, (2019), Hal. 105.
Dalam PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF PROF. H.M ARIFIN Muhammad Haris,
Jurnal Ummul Qura Vol VI, No 2, September 2015
Darajat, Zakiyah. (1998). "Ilmu Pendidikan". Jakarta: Bumi Aksara.

Deden Makbuloh, Pendidikan Islam dan Sistem Penjaminan Mutu, (Jakarta: Rajawali Pres, 2016),
h. 180
LAILATUL, FAJRIAH (2021) KOMPONEN-KOMPONEN PENDIDIKAN ISLAM HUMANIS
PERSPEKTIF A. MALIK FADJAR. Undergraduate thesis, UIN Raden Intan Lampung.
Marlina. (2017). "Pendidik Dalam Konteks Pendidikan Islam". Jurnal pendidikan Islam Al-I'tibar,
Vol. 3, No. 1.

Rahmadila, Khoiriyah, Hasanah, Siraj, “Kedudukan dan Peranan Guru Serta Peserta Didik
Dalam Pendidikan Islam”, Jurnal Pendidikan Agama Islam dan Manajemen Pendidikan
Islam, Vol. 1, No. 1, (2022), Hal. 18.
Rahmadila, Khoiriyah, Hasanah, Siraj, “Kedudukan dan Peranan Guru Serta Peserta Didik
Dalam Pendidikan Islam”, Jurnal Pendidikan Agama Islam dan Manajemen Pendidikan
Islam, Vol. 1, No. 1, (2022), Hal. 21-22.
Saeful, Lafendry. (2021). "Lingkungan Pendidikan Dalam Islam". Tarbawi, Vol. 4, No. 1.

Samsul Nizar.Pengantar dasar-dasar pendidikan Islam.Op.Cit.,hal 115-118. Lihat juga Hasan


Langgulung.Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan.Jakarta:
Pustaka Al-Husna. 1989. Hal. 56. Bandingkan pula dengan Zakiah Daradjat,et.al.Ilmu
Pendidikan Islam
Suhada, “Lingkungan Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an”, Jurnal Hikmah, Vol XIII, No. 1,
(2017), Hal. 10.
Sulaiman Saat, Faktor-faktor determinan dalam pendidikan (Studi Tentang Makna dan
Kedudukannya dalam Pendidikan), Jurnal Al-Ta’dib Vol. 8 No. 2, 2015, h.7

Anda mungkin juga menyukai