Anda di halaman 1dari 19

“Pendidikan Islam dalam Perkembangan Usia Peserta Didik dalam

Pandangan Ahli”

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam

Yang diampu oleh Bpk. Akh. Fakih, M.Pd

Disusun oleh:

Zainal Arifin (23381071079)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

MARET 2024
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena berkat rahmat dan
hidayah-nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara
tepat waktu. Makalah ini kami beri judul “Pendidikan Islam dalam Perkembangan
Usia Peserta Didik dalam Pandangan Ahli”. Shalawat serta salam kita panjatkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari
alam kegelapan menuju ke alam yang terang benderang.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan
tambahan wawasan bagi saya sebagai penulis dan bagi para pembaca.

Saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Akh. Fakih, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam dan terakhir, saya
menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna. Maka dari itu
saya terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan saya,
agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi.

Pamekasan, 18 Maret 2024

Zainal Arifin
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................1

C. Tujuan Masalah............................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Pendidikan Islam........................................................................3

B. Tujuan Pendidikan Islam..............................................................................4

C. Esensi peserta didik dalam perspektif pendidikan islam..............................6


D. Tahap Perkembangan Usia Peserta Didik dalam Islam................................7

E. Pandangan Ahli mengenai Pendidikan Islam dalam Perkembangan Usia


Peserta Didik................................................................................................8

F. Metode Pendidikan Islam dalam membina Kepribadian Peserta


Didik...........................................................................................................10

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................13

A. Kesimpulan.................................................................................................13

B. Saran...........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Islam, peserta didik ialah setiap manusia yang sepanjang


hayatnya selalu berada dalam perkembangan, jadi bukan hanya anak-anak
yang sedang dalam pengasuhan dalam pengasihan orang tuanya, bukan
pula hanya anak-anak dalam usia sekolah, tetapi mencakup seluruh
manusia baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia
yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara
keseluruhan, setiap orang yang terlibat dalam satu kegiatan pendidikan,
baik itu formal, informal, maupun non formal harus mampu
mengembangkan dan mensosialosasikan berbagai persoalan yang
berkaitan dengan peserta didik secara baik dan benar, demi
terselenggaranya kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi guru
dan juga bagi peserta didik.1
Dalam makalah ini, kita akan mengeksplorasi tentang berbagai hal
yang berkaitan dengan pendidikan islam dalam perkembangan usia
peserta didik dalam pandangan ahli.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Pendidikan Islam?


2. Apa Tujuan dari Pendidikan Islam?

3. Seperti apakah Esensi peserta didik dalam perspektif pendidikan


islam?

4. Bagaimana Tahap Perkembangan Usia Peserta Didik dalam Islam?

5. Bagaimana menurut Pandangan Ahli mengenai Pendidikan Islam


dalam Perkembangan Usia Peserta Didik?

1
Musaddad Harahap, "Esensi Peserta Didik dalam Perspektif Pendidikan Islam," Jurnal
Al-Thariqah, Vol.1, No.2 (Desember, 2016): 141.

1
6. Bagaimana Metode Pendidikan Islam dalam membina Kepribadian
Peserta Didik?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Pengertian Pendidikan Islam.


2. Untuk mengetahui Tujuan dari Pendidikan Islam.

3. Untuk mengetahui Esensi peserta didik dalam perspektif pendidikan


islam.

4. Untuk mengetahui Tahap Perkembangan Usia Peserta Didik dalam


Islam.

5. Untuk mengetahui Pandangan Ahli mengenai Pendidikan Islam dalam


Perkembangan Usia Peserta Didik.

6. Untuk mengetahui Metode Pendidikan Islam dalam membina


Kepribadian Peserta Didik.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam

Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam adalah ilmu


pendidikan yang berdasarkan Islam. oleh sebab itu pendidikan islam harus
bersumber kepada Al-Qur’an dan hadis Nabi. Pendidikan Islam adalah
Pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya,
akhlak dan keterampilannya.

Berikut ini beberapa pengertian pendidikan agama islam menurut para


ahli;
a.) Menurut Ahmad D. Marimba (dalam Umi Uhbiyat) pendidikan Islam
adalah: bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama
Islam, menuju terciptanya kepribadian utama menurut ukuran Islam.
b.) Arifin mendefinisikan pendidikan Islam sebagai suatu proses system
pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh
anak didik dengan berpedoman pada ajaran Islam.
c.) Soejoeti berpendapat pertama, pendidikan Islam adalah jenis pendidikan
yang pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh keinginan dan
semangat cita-cita untuk mengejawantahkan nilai-nilai Islam, baik yang
bercermin dalam nama lembaganya maupun dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakannya. Kedua, pendidikan Islam adalah jenis pendidikan yang
memberikan perhatian dan sekaligus menjadikan ajaran Islam sebagai
pengetahuan untuk program studi yang akan diselenggarakan. Dan yang
ketiga, pendidikan Islam adalah jenis pendidikan yang mencakup kedua
pengertian diatas.
d.) Menurut Tadjab, secara sederhana pendidikan Islam dapat diartikan
sebagai pendidikan yang dilaksanakan dengan bersumber dan berdasar atas
dasar ajaran agama Islam. selanjutnya beliau juga menyatakan bahwa ajaran
Islam bersumber kepada al-Qur’an dan Hadis. Oleh karena itu untuk

3
merumuskan konsep pendidikan yang dikehendaki oleh Islam, kita harus
menemukan didalam al-Qur’an dengan cara menganalisis ayat-ayat al-Qur’an
yang berhubungan dengan penddikan dan menganalis aplikasinya dalam
sunah Rasullah SAW dan sepanjang sejarah Islam.2

B. Tujuan Pendidikan Islam

1. Tujuan Umum Pendidikan Islam


Pakar-pakar pendidikan Islam, seperti Al-Abrasy mengelompokkan
tujuan umum pendidikan Islam menjadi lima bagian, yaitu:
a. Membentuk akhlak yang mulia. Tujuan ini telah disepakati oleh orang-
orang Islam bahwa inti dari pendidikan Islam adalah mencapai akhlak yang
mulia, sebagaimana misi kerasulan Muhammad SAW;
b. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan dunia dan akhirat;
c. Mempersiapkan peserta didik dalam dunia usaha (mencari rizki) yang
profesional;
d. Menumbuhkan semangat ilmiah kepada peserta didik untuk selalu belajar
dan mengkaji ilmu;
e. Mempersiapkan peserta didik yang profesional dalam bidang teknik dan
pertukangan.

Al-Jammali, merumuskan tujuan umum pendidikan Islam dari Al-Qur`an


kedalam empat bagian, yaitu:
a. Mengenalkan peserta didik posisinya diantara makhluk ciptaan Tuhan serta
tanggungjawabnya dalam hidup ini;
b. Mengenalkan kepada peserta didik sebagai makhluk sosial serta
tanggungjawabnya terhadap masyarakat dalam kondisi dan sistem yang
berlaku;
c. Mengenalkan kepada peserta didik tentang alam semesta dan segala isinya.
Memberikan pemahaman akan penciptaanya serta bagaimana cara mengolah
dan memanfaatkan alam tersebut;
2
Dian Permana, Hisam Ahyani, “Implementasi Pendidikan Islam dan Pendidikan
Multikultural pada Peserta Didik,” Jurnal Tawadhu, vol.4, no.1 (2020): 996.

4
d. Mengenalkan kepada peserta didik tentang keberadaan alam maya (ghaib).

Bashori Muchsin dan Moh. Sultthon, menegaskan lagi bahwa tujuan-


tujuan umum pendidikan Islam itu harus sejajar dengan pandangan manusia,
yaitu makhluk Allah yang mulia dengan akalnya, perasaannya, ilmunya dan
kebudayaannya, pantas menjadi khalifah di bumi. Tujuan umum ini meliputi
pengertian, pemahaman, penghayatan, dan ketrampilan berbuat. Karena itu
ada tujuan umum untuk tingkat sekolah permulaan, sekolah menengah,
sekolah lanjutan, dan dan perguruan tinggi; dan ada juga untuk sekolah umum,
sekolah kejuruan, lembaga-lembaga pendidikan dan sebagainya.

2. Tujuan Khas / Khusus Pendidikan Islam


Di samping tujuan-tujuan tersebut, ada sepuluh macam tujuan khas /
khusus dalam pendidikan Islam, yaitu:
a. Memperkenalkan kepada peserta didik tentang aqidah Islam, dasar-dasar
agama,
tatacara beribadat dengan benar yang bersumber dari syari‟at Islam;
b. Menumbuhkan kesadaran yang benar kepada peserta didik terhadap agama
termasuk prinsip-prinsiup dan dasar-dasar akhlak yang mulia;
c. Menanamkan keimanan kepada Allah pencipta Alam, malaikat, rasul, dan
kitab-kitab nya;
d. Menumbuhkan minat peserta didik untuk menambah ilmu pengetahuan
tentang adab, pengetahuan keagamaan, dan hukum-hukum Islam dan upaya
untuk mengamalkandengan penuh suka rela;
e. Menanamkan rasa cinta dan penghargaan kepada Al-Qur`an; membaca,
memahami, dan mengamalkannya;
f. Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudayaan Islam;
g. Menumbuhkan rasa rela, optimis, percaya diri, dan bertanggung jawab;

5
h. Mendidik naluri, motivasi, dan keinginan generasi muda dan
membentenginya dengan aqidah dan nilai-nilai kesopanan.3

C. Esensi peserta didik dalam perspektif pendidikan islam

Untuk mengetahui esensi peserta didik sumber ajaran agama Islam tentu
menjadi dasar pemikiran yang tidak bisa lepas dari pengkajian. Sebab agama
adalah fitrah yang diberikan Allah SWT dalam kehidupan manusia, sehingga
tatkala seorang peserta didik mengalami masa tumbuh dan perkembangan,
sesungguhnya ia telah memiliki rasa iman. Namun rasa iman ini akan berubah
seiring dengan perkembangan usia peserta didik. Ketika seorang peserta didik
keluar dari masa kanak-kanak, maka iman tersebut akan berkembang, ia mulai
berfikir siapa yang menciptakan saya, siapa yang dapat melindungi saya, siapa
yang dapat memberikan perlindungan kepada saya. Namun iman ini dapat
menurun tergantung bagaimana ia beribadah. Oleh sebab itu pendidikan
sangat besar peranannya untuk menumbuh kembangkan serta mengembalikan
manusia pada tujuan dasarnya.

Dalam perspektif filsafat pendidikan Islami, semua makhluk pada


dasarnya adalah peserta didik. Sebab, dalam Islam, sebagai murabbi,
mu’allim, atau muaddib, Allah pada hakikatnya adalah pendidik bagi seluruh
makhluk ciptaan-Nya. Dialah yang mencipta dan memelihara seluruh
makhluk. Pemeliharaan Allah mencakup sekaligus kependidikan-Nya, baik
dalam arti tarbiyah, ta’lim, maupun ta’dib. Karenanya, dalam perspektif
filsafat pendidikan Islam, peserta didik itu mencakup seluruh makhluk Allah,
seperti malaikat, jin, manusia, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.

Namun, dalam arti khusus peserta didik adalah seluruh al-insan, al-basyar,
atau bani adam yang sedang berada dalam proses perkembangan menuju
kepada kesempurnaan atau suatu kondisi yang dipandang sempurna (alinsan
al-kamil). Terma al-Insan, albasyar, atau bani adam dalam definisi ini
3
Imam Syafe’i, “Tujuan Pendidikan Islam,” Jurnal Pendidikan Islam, vol.6 (November,
2015): 156.

6
memberi makna bahwa kedirian peserta didik itu tersusun dari unsur-unsur
jasmani, ruhani, dan memiliki kesamaan universal seperti yang telah
dikemukakan pada bagian terdahulu, yakni sebagai makhluk yang diturunkan
atau dikembangbiakan dari Adam. kemudian, terma perkembangan dalam
pengertian ini berkaitan dengan proses mengarahkan kedirian peserta didik,
baik dari fisik (jism) maupun diri psikis (ruh) aql, nafs, qalbagar mampu
menjalankan fungsi-fungsinya secara sempurna.
Jadi, peserta didik sebagai makhluk Allah yang diberi tugas untuk
memakmurkan bumi, justru diberi kelebihan dan juga keistimewaan yang
tidak diberikan kepada makhluk lain, yakni kecerdesan akal, dan kepekaan
hati yang mampu berpikir rasional dan merasakan sesuatu di balik materi dan
perbuatan. Keutamaan yang lain yang diberikan Allah kepada manusia adalah
fitrah, yakni potensi manusawi yang educable. Dengan bekal itulah
memungkinkan bagi manusia untuk mencapai taraf kehidupan yang amat
tinggi dalam aspek peradaban dan kedekatan dengan Allah SWT.4
D. Tahap Perkembangan Usia Peserta Didik dalam Islam
Pendidikan dalam Islam tidak hanya sekadar menyampaikan pengetahuan,
tetapi juga melibatkan pembentukan karakter dan moral individu. Memahami
tahap perkembangan usia peserta didik dalam Islam menjadi penting karena
hal ini memungkinkan para pendidik untuk menyesuaikan metode pengajaran
dan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan individu
tersebut.

1. Tahap Baligh (Pubertas)


Tahap baligh menandai awal dari perubahan signifikan dalam kehidupan
individu. Pada masa ini, peserta didik mengalami perubahan fisik dan
emosional yang signifikan. Dalam Islam, baligh bukan hanya sekadar
mencapai usia pubertas, tetapi juga merupakan masa di mana individu mulai
bertanggung jawab atas perbuatan dan kewajiban agamanya. Dalam konteks

4
Musaddad Harahap, "Esensi Peserta Didik dalam Perspektif Pendidikan Islam," Jurnal
Al-Thariqah, Vol.1, No.2 (Desember, 2016): 148.

7
pendidikan, para pendidik perlu memberikan pemahaman yang baik kepada
peserta didik mengenai tanggung jawab agama mereka serta memberikan
pendampingan yang tepat untuk membantu mereka menghadapi perubahan
tersebut.5
2. Tahap Murahiqah (Usia Remaja)
Tahap murahiqah adalah masa remaja di mana peserta didik mulai
mencari identitas dan nilai-nilai hidupnya. Pada masa ini, mereka cenderung
lebih mempertanyakan dan mengkaji nilai-nilai yang diberikan oleh
lingkungan sekitar. Pendidikan pada tahap ini haruslah mencakup
pembentukan karakter dan moral yang kokoh, sejalan dengan ajaran Islam.
Peserta didik perlu dibimbing untuk memahami nilai-nilai agama secara
mendalam agar dapat membentuk kepribadian yang sesuai dengan ajaran
Islam.6
3. Tahap Takwin (Usia Dewasa)
Tahap takwin merupakan masa dewasa di mana peserta didik telah
mencapai kedewasaan baik secara fisik maupun mental. Pada tahap ini,
mereka diharapkan mampu mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam
kehidupan sehari-hari dan menjadi panutan bagi masyarakat sekitar.
Pendidikan pada tahap ini haruslah fokus pada pengembangan keterampilan
dan kepemimpinan yang sesuai dengan ajaran Islam. Peserta didik perlu
dilatih untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan memberikan
kontribusi positif bagi masyarakat.7
E. Pandangan Ahli mengenai Pendidikan Islam dalam Perkembangan Usia
Peserta Didik
Pendidikan Islam memegang peran penting dalam membentuk karakter
dan moral peserta didik sejak dini. Namun, pendidikan Islam yang efektif
haruslah mempertimbangkan perkembangan usia peserta didik. Menurut
5
Abdul Aziz, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), hlm. 67.
6
Ahmad Hasan, Pendidikan Agama Islam: Konsep, Sejarah, dan Metodologi (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2015), hlm. 89.
7
Muhammad Al-Kholil, Pendidikan Anak dalam Islam (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2008), hlm. 112.

8
pandangan ahli, pendekatan yang tepat perlu disesuaikan dengan tahapan
perkembangan peserta didik.
1. Pendidikan Islam bagi Anak Usia Dini
Pada tahap ini, anak-anak sedang dalam masa pembentukan karakter
awal. Pendidikan Islam pada anak usia dini haruslah disampaikan dengan
pendekatan yang sesuai dengan pemahaman mereka yang masih terbatas. Ahli
pendidikan Islam, seperti Dr. Aisyah Nurul, menekankan pentingnya
memberikan pemahaman dasar tentang keyakinan, akhlak, dan praktik ibadah
secara sederhana dan menyenangkan.8 Metode pembelajaran yang interaktif
dan kreatif juga menjadi kunci dalam proses pendidikan Islam bagi anak usia
dini.9
2. Pendidikan Islam pada Masa Sekolah Dasar
Masa sekolah dasar merupakan periode penting dalam perkembangan
pendidikan Islam peserta didik. Pada tahap ini, peserta didik mulai memahami
konsep-konsep agama dengan lebih mendalam. Menurut Dr. Ali Hasan,
seorang pakar pendidikan Islam, pendidikan Islam pada masa sekolah dasar
harus mampu menggali pemahaman yang lebih kompleks tentang ajaran-
ajaran Islam serta membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-
nilai agama.10 Implementasi nilai-nilai agama dalam kurikulum sekolah dasar
juga telah terbukti dapat membantu pembentukan karakter dan moral peserta
didik.11
3. Pendidikan Islam pada Masa Remaja
Remaja adalah fase di mana peserta didik mulai mencari identitas diri dan
mempertanyakan banyak hal, termasuk agama. Pendidikan Islam pada masa
remaja harus mampu memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang

8
Nurul A, "Pendidikan Islam bagi Anak Usia Dini: Pendekatan dan Strategi," Jurnal
Pendidikan Islam, vol.8 no.1 (2017): 56-68.
9
Rahman S, "Metode Pembelajaran Berorientasi Permainan dalam Pendidikan Islam
Anak Usia Dini," Jurnal Pendidikan Anak, vol.5, no.2 (2018): 123-135.
10
Hasan A, "Pendidikan Islam pada Masa Sekolah Dasar: Strategi Pengajaran Efektif,"
Jurnal Pendidikan Agama, vol.12, no.3 (2019): 89-102.
11
Fatimah R, "Implementasi Nilai-Nilai Agama dalam Kurikulum Sekolah Dasar,"
Jurnal Pendidikan Moral, vol.15, no.1 (2020): 34-45.

9
prinsip-prinsip Islam, serta menjawab keraguan-keraguan yang muncul dalam
pikiran mereka. Dr. Zahra Amalia, seorang peneliti dalam bidang pendidikan
agama, menekankan perlunya pendidikan Islam yang tidak hanya menekankan
aspek teoritis, tetapi juga memberikan ruang bagi diskusi dan refleksi terhadap
nilai-nilai Islam dalam konteks kehidupan remaja modern.12
4. Pendidikan Islam bagi Pemuda dan Dewasa
Pada fase ini, peserta didik telah memasuki masa kedewasaan, di mana
mereka harus mampu mengaplikasikan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Pendidikan Islam pada pemuda dan dewasa harus mampu
memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang tuntutan agama serta
mendorong mereka untuk menjadi agen perubahan yang positif dalam
masyarakat. Dr. Ahmad Zaki, seorang ulama dan pendidik Islam, menegaskan
bahwa pendidikan Islam pada pemuda dan dewasa harus memberikan ruang
bagi pemahaman yang kritis dan pemikiran yang mandiri, serta membantu
mereka mengembangkan kepekaan sosial dan empati terhadap sesama
manusia.13

F. Metode Pendidikan Islam dalam membina Kepribadian Peserta Didik

Pada dasarnya, metode pendidikan Islam sangat efektif dalam membina


kepribadian anak didik dan memotivasi mereka sehingga aplikasi metode ini
memungkinkan puluhan ribu kaum mukminin dapat membuka hati manusia untuk
menerima petunjuk Ilahi dan konsep-konsep peradaban Islam. Selain itu, metode
pendidikan Islam akan mampu menempatkan manusia di atas luasnya permukaan
bumi dan dalam lamanya masa yang tidak diberikan kepada penghuni bumi
lainnya.

Metode yang dianggap paling penting dan paling menonjol adalah:

a. Metode Dialog Qur'ani dan Nabawi

12
Amalia Z, "Pendidikan Islam pada Masa Remaja: Tantangan dan Prospek," Jurnal
Ilmiah Pendidikan Remaja, vol.5, no.3 (2021): 78-89.
13
Zaki A, "Pendidikan Islam bagi Pemuda dan Dewasa: Menuju Kematangan Iman,"
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam, vol.12, no.4 (2018): 210-223.

10
b. Mendidik melalui kisah-kisah Qur'ani dan Nabawi

c. Mendidik melalui perumpamaan Qur'ani dan Nabawi

d. Mendidik melalui keteladanan

a. Mendidik Melalui Dialog Qur'ani dan Nabawi

Dialog dapat diartikan sebagai pembicaraan antara dua pihak atau lebih yang
dilakukan melalui tanya jawab dan di dalamnya terdapat kesatuan topik atau
tujuan pembicaraan. Dengan demikian, dialog merupakan jembatan yang
menghubungkan pemikiran seseorang dengan orang lain. Sebuah dialog akan
melahirkan paling tidak dua ke- mungkinan: kedua belah pihak terpuaskan dan
hanya pihak tertentu saja yang terpuaskan. Bagaimanapun hasilnya, dialog sangat
meng- untungkan orang ketiga, yaitu si penyimak atau pembaca. Lewat dialog,
seorang pembaca yang betul-betul memperhatikan materi dialog akan
memperoleh nilai lebih, baik berupa penambahan wawasan atau pene- gasan
identitas diri.

b. Mendidik melalui kisah-kisah Qur'ani dan Nabawi

Dalam pendidikan Islam, dampak edukatif kisah sulit digantikan oleh bentuk-
bentuk bahasa lainnya. Pada dasarnya, kisah-kisah Al- Qur'an dan Nabawi
membiaskan dampak psikologis dan edukatif yang baik, konstan, dan cenderung
mendalam sampai kapan pun. Pen- didikan melalui kisah-kisah tersebut dapat
menggiring anak didik pada kehangatan perasaan, kehidupan, dan kedinamisan
jiwa yang men- dorong manusia untuk mengubah perilaku dan memperbaharui
tekad- nya selaras dengan tuntutan, pengarahan, penyimpulan, dan pelajaran yang
dapat diambil dari kisah tersebut.

c. Mendidik melalui perumpamaan Qur'ani dan Nabawi

Pada dasarnya, hampir setiap perumpamaan ber- sumber pada analogi melalui
penyebutan premis-premis. Selain itu, perumpamaan pun menggiring akal pada
ke- simpulan yang kerap tidak dirinci dalam Al-Qur'an. Tat- kala Allah

11
memberikan perumpamaan untuk kebenaran dan kebatilan, Dia menyifatinya
dengan air, banjir, buih, se- suatu yang bermanfaat dan menetap di bumi, serta
sesuatu yang musnah. Pelacakan atas perumpamaan-perumpamaan nabawi
tersebut memerlukan kesabaran dan ketekunan serta penelusuran yang tekun atas
hadits-hadits Rasulullah saw.

d. Mendidik melalui keteladanan

Pada dasarnya, manusia sangat cenderung memerlukan sosok tela- dan dan
anutan yang mampu mengarahkan manusia pada jalan kebe- naran dan sekaligus
menjadi perumpamaan dinamis yang menjelaskan cara mengamalkan syariat
Allah. Oleh karena itu, Allah mengutus rasul-rasul-Nya untuk menjelaskan
berbagai syariat, sebagaimana di- jelaskan dalam Al-Qur'an ini:

"Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang
Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui keterangan-keterangan
(mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur'an, agar kamu
mene- rangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan ke- pada mereka
dan supaya mereka memikirkan." (an-Nahl:43- 44).14

14
ʻAbd al-Raḥmān Naḥlāwī, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah dan Masyarakat
(Jakarta: Dar Al-Fikr Al-Muasyir, 1995), 204.

12
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan Islam dalam perkembangan usia peserta didik memiliki peran
yang sangat penting dalam membentuk karakter, moralitas, dan spiritualitas
mereka sesuai dengan ajaran Islam. Dengan memahami pandangan para ahli
tentang perkembangan usia, pendidikan Islam dapat dirancang dan
diimplementasikan secara efektif, sehingga mampu mencetak generasi yang
berakhlak mulia dan beriman kuat sesuai dengan tuntutan zaman.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, beberapa saran yang dapat saya ajukan:

1. Pengembangan kurikulum pendidikan Islam yang mengakomodasi


kebutuhan dan perkembangan peserta didik dari berbagai usia.

13
2. Pelatihan bagi para pendidik Islam untuk memahami karakteristik dan
kebutuhan peserta didik pada setiap tahapan perkembangan usia.

3. Penggunaan metode pembelajaran yang inovatif dan sesuai dengan


perkembangan peserta didik, termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi dalam menyampaikan materi pendidikan Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Abd al-Raḥmān Naḥlāwī, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah dan Masyarakat.


Jakarta: Dar Al-Fikr Al-Muasyir, 1995.
Abdul Aziz, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010.
Ahmad Hasan, Pendidikan Agama Islam: Konsep, Sejarah, dan Metodologi.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015.
Al-Kholil, Muhammad. Pendidikan Anak dalam Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2008.
Amalia, Z. (2021). "Pendidikan Islam pada Masa Remaja: Tantangan dan
Prospek". Jurnal Ilmiah Pendidikan Remaja, 5(3).
Dian Permana, Hisam Ahyani, (2020) “Implementasi Pendidikan Islam dan
Pendidikan Multikultural pada Peserta Didik,” Jurnal Tawadhu, 4(1).
Fatimah, R. (2020). "Implementasi Nilai-Nilai Agama dalam Kurikulum Sekolah
Dasar". Jurnal Pendidikan Moral, 15(1).

14
Hasan A, (2019) "Pendidikan Islam pada Masa Sekolah Dasar: Strategi
Pengajaran Efektif," Jurnal Pendidikan Agama, 12(3).
Imam Syafe’i, (2020) “Tujuan Pendidikan Islam,” Jurnal Pendidikan Islam, 6
(November, 2015): 156.
Musaddad Harahap, (2016) "Esensi Peserta Didik dalam Perspektif Pendidikan
Islam," Jurnal Al-Thariqah, 1(2).
Nurul A, (2017) "Pendidikan Islam bagi Anak Usia Dini: Pendekatan dan
Strategi," Jurnal Pendidikan Islam, 8(1).
Rahman S, (2018) "Metode Pembelajaran Berorientasi Permainan dalam
Pendidikan Islam Anak Usia Dini," Jurnal Pendidikan Anak, 5(2).
Zaki A, (2018) "Pendidikan Islam bagi Pemuda dan Dewasa: Menuju
Kematangan Iman," Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam, 12(4).

15

Anda mungkin juga menyukai