Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep Pendidikan Islam
Dalam AL – Qur’an Dan Hadits ” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas Ibu Siti Maryam
Munjiat S.S., M.Pd.I, pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan materi tentang Konsep pendidikan islam dalam al-
qur’an dan hadits.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Maryam Munjiat S.S., M.Pd.I, selaku
dosen Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………….……ii
BAB 1.....................................................................................................................................................iii
A. Latar Belakang...................................................................................................................................iii
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................iii
C. Tujuan iii
BAB II......................................................................................................................................................1
A. Hakikat Pendidikan Islam.........................................………………………………………………………1
1. Pengertian Pendidikan Islam......................................................................................................1
2. Tujuan Pendidikan Islam.............................................................................................................2
3. Fungsi Pendidikan Islam.............................................................................................................3
4. Konsep Pendidikan Islam
B. Konsep Pendidikan Islam Dari Al-Qur'an………………………………………………………………………………………9
C. Konsep Pendidikan Islam Dari Hadits (As-Sunnah)……………………………………………………………..11
D. Nomenkaltur Pendidikan Islam……………………………………………………………………………………………….....13
1. Tarbiyah……………………………………………………………………………………………..14
2. Ta'lim……………………………………………………………………………………...16
3. Ta'dib………………………………………………………………………...18
BAB III…………………………………………………………………………………………………………..…………………..19
Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………………..19
Saran
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………………….20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar merupakan landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar ialah memberikan
arah kepada tujuan yang akan dicapai sekaligus sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu.
Dasar pendidikan Islam didasarkan pada falsafah hidup umat Islam dan tidak didasarkan
kepada falsafah hidup suatu negara, sistem pendidikan Islam tersebut dapat dilaksanakan
dimana saja dan kapan saja tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Ajaran itu bersumber dari al
– qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, (sebagai landasan ideal), Al-Qur’an memberikan
pandangan yang mengacu kehidupan di dunia ini, maka asas-asas dasarnya harus memberi
petunjuk kepada pendidikan Islam.
Tidak mungkin dapat berbicara tentang pendidikan Islam bila tanpa mengambil al-
qur’an sebagai satu-satunya rujukan. Al-Hadîts merupakan sumber ketentuan Islam yang
kedua setelah al – qur’an merupakan penguat dan penjelas dari berbagai persoalan baik yang
ada di dalam al- qur’an maupun yang dihadapi dalam persoalan kehidupan kaum muslim yang
disampaikan dan dipraktikkan Nabi Muhammad SAW. yang dapat dijadikan landasan
pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hakikat Pendidikan Islam?
2. Bagaimana Konsep Pendidikan Islam Dari Al – Qur’an?
3. Bagaimana Konsep Pendidikan IslamDari Al – Sunnah atau Hadits?
4. Bagaimana Tarbiyah, Ta’lim, dan Ta’dib Sebagai Nomenkaltur Dalam
Pendidikan Islam ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Hakikat Pendidikan Islam
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep Pendidikan Islam Dari Al – Qur’an.
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep Pendidikan IslamDari Al – Sunnah atau
Hadits.
iii
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Tarbiyah, Ta’lim, dan Ta’dib Sebagai
Nomenkaltur Dalam Pendidikan Islam.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Hakekat pendidikan Islam adalah “usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa
secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan
fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal
pertumbuhan dan perkembangannya.” Al-Qur'an dan Sunnah Rasul merupakan
sumber ajaran Islam, maka pendidikan Islam pada hakekatnya tidak boleh lepas
dari kedua sumber tersebut. Dalam kedua sumber tersebut pendidikan lebih
dikenal dengan istilah-istilah yang pengertiannya terkait dengan pendidikan, yaitu
at-Tarbiyah.
Pendidikan atau at-tarbiyah menurut pandangan Islam adalah bagian dari tugas
manusia sebagai Khalifah Allah di bumi. Allah adalah Rabb al-’Alamin juga Rabb
al-Nas. Tuhan adalah “yang mendidik makhluk alamiah dan juga yang mendidik
manusia.” Sebagai khalifah Allah, manusia mendapat kuasa dan limpahan
wewenang dari Allah untuk melaksanakan pendidikan terhadap alam seisinya dan
manusia, oleh karenanya dalam konteks masalah ini manusialah yang bertanggung
jawab untuk melaksanakan pendidikan tersebut.
1
Syariat Islam “tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau diajarkan saja,
tetapi harus dididik melalui proses pendidikan.” Dari satu segi, kita melihat bahwa
pendidikan Islam itu banyak ditujukan kepada kebaikan sikap mental yang akan
terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang
lain. Di sisi lain, pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis saja tapi juga
praktis.
Ajaran Islam juga tidak memisahkan antara iman dan amal sholeh. Jadi, jelaslah
bahwa proses pendidikan merupakan rangkaian usaha membimbing, mengarahkan
potensi hidup manusia yang berupa kemampuan-kemampuan dasar dan
kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan di dalam kehidupan pribadinya
sebagai makhluk individual dan sosial serta dalam hubungannya dengan alam
sekitar di mana ia hidup. Proses tersebut harus senantiasa berada di dalam nilai-
nilai Islami, yaitu nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syari’ah yang sesuai
dengan pendidikan Islam.
Bila kita akan melihat pengertian pendidikan dari segi bahasa maka kita harus
melihat di dalam bahasa Arab, karena ajaran Islam itu diturunkan dalam bahasa
Arab. Kata "pendidikan" yang umum kita gunakan dalam bahasa Arabnya adalah
"Tarbiyah" dengan kata kerja "Robba". Kata "pengajaran" dalam bahasa Arabnya
adalah "Ta'lim" dengan kata kerjanya "’Allama". Pendidikan dan pengajaran
dalam bahasa arabnya adalah "Tarbiyah wa Ta'lim". Sedangkan pendidikan Islam
dalam bahasa Arab adalah "Tarbiyah Islamiyah". pengertian pendidikan dari segi
bahasa dapat disimpulkan bahwa pendidikan mempunyai tugas membimbing dan
mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan manusia dari tahap ke tahap
kehidupan anak didik sampai mencapai titik kemampuan optimal.
2
Pengertian pendidikan Islam yang lazim kita pahami sekarang ini merupakan
implementasi dakwah Islamiyah yang terdapat di zaman Nabi. Melalui usaha dan
kegiatan yang dilaksanakan Nabi dalam menyampaikan seruan dengan berdakwah
menyampaikan ajaran Islam, memberi contoh, melatih ketrampilan, memberi
motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pembentukan
muslim, hal tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan Islam yang ada pada saat
ini, merupakan penjabaran dari arti pendidikan yang telah dikembangkan sejak
zaman Rasulullah SAW. Dengan berbagai kegiatannya Nabi telah mendidik dan
membentuk kepribadian umatnya dengan kepribadian muslim. Karena itu, Nabi
Muhammad SAW disebut sebagai seorang pendidik yang berhasil dalam
menanamkan ajaran Islam pada masyarakat jahiliah.
Tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa apa yang beliau lakukan itu merupakan
rumusan pendidikan Islam pada masa sekarang. Untuk lebih jelasnya akan penulis
kemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian pendidikan Islam menurut
beberapa ahli.
Sebelum kita berbicara lebih jauh tentang tujuan pendidikan agama Islam maka
terlebih dahulu di sini akan penulis jelaskan yang dimaksud dengan tujuan. Secara
etimologi, tujuan adalah ”arah, maksud atau haluan.Secara terminologi, tujuan
berarti, sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan
selesai”. Tujuan pendidikan agama Islam menurut beberapa pendapat adalah :
3
a) Menurut pendapat Abdurrahman Saleh Abdullah dalam bukunya ”Educational
Theory a Qur’anic Outlook” bahwa pendidikan Islam bertujan ”untuk membentuk
kepribadian sebagai khalifah Allah swt. atau sekurang-kurang mempersiapkan
kepada jalan yang mengacu kepada tujuan akhir. Tujuan utama khalifah Allah
adalah beriman kepada Allah dan tunduk serta patuh secara total kepada-Nya.”
4
Secara umum, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk ”meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama
Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah swt. serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
5
menumbuhkembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya untuk dijadikan sebagai
pandangan hidupnya, yang diwujudkan dalam sikap hidup dan dikembangkan
dalam ketrampilan hidupnya sehari-hari; (2) segenap fenomena atau peristiwa
perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah tertanamnya
dan/atau tumbuh kembangnya ajaran Islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau
beberapa pihak.
Alquran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhamad saw, yang
pembacaannya merupakan ibadah.30 Sebagai mana terdapat dalam Alquran:
6
Artinya: sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan az-Zikr (Qur’an), dan
sesungguhnya, Kamilah yang benar-benar akan menjaganya.’
Samsul Nizar menyebutkan isi dari Alquran itu sendiri mencakup seluruh dimensi
manusia dan mampu menyentuh seluruh potensi manusia, baik itu motivasi untuk
mempergunakan panca indra dalam menafsirkan alam semesta bagi kepentingan
formulasi lanjut pendidikan manusia (pendidikan Islam), motivasi agar manusia
menggunakan akalnya, lewat tamsil-tamsil Allah swt dalam Alquran, maupun
motivasi agar manusia mempergunakan hatinya untuk mampu mentransfer nilai-
nilai pendidikan ilahiyah dan lain sebagainya.
7
Mahmud Syaltut seperti yang dikutip oleh hery Noer Ali, mengemukakan tiga
fungsi Alquran sebagai pedoman atau petunjuk hidup, yakni meliputi:
1. Petunjuk tentang akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia dan
tersimpul dalam keimanan dan akan ke-Esaan Tuhan serta kepercayaan akan
kepastian adanya hari pembalasan
Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan Islam harus senantiasa mengacu pada
sumber yang termuat dalam al- qur’an. Dengan berpegang kepada nilai-nilai yang
terkandung dalam al- qur’an terutama dalam pelaksanaan pendidikan Islam, akan
mampu mengarahkan dan mengantarkan manusia bersifat dinamis-kreatif serta
mampu mencapai esensi nilai-nilai ubudiyah pada Penciptanya. Dengan sikap ini,
maka proses pendidikan Islam akan senantiasa terarah dan mampu menciptakan
dan mengantarkan out putnya sebagai manusia berkualitas dan bertanggungjawab
terhadap semua aktivitas yang dilakukannya. Hal ini dapt dilihat bahwa hampir
dua pertiga dari ayat al- qur’anmengandung nilai-nilai yang membudayakan
manusia dan memotivasi manusia untuk mengembangkannya lewat proses
pendidikan.
Dari sini, al- qur’an memiliki misi dan implikasi kependidikan yang bergaya
imperatif, motivatif, dan persuasive-dinamis, sebagai suatu sistem pendidikan
yang utuh dan demokrasi lewat proses manusiawi. Proses kependidikan tersebut
bertumpu pada kemampuan rohaniah dan jasmaniah masing-masing individu
8
peserta didik, secara bertahap dan berkesinambungan, tanpa melupakan
kepentingan perkembangan zaman dan nilai-nilai Ilahiah. Kesemua proses
kependidikan Islam tersebut merupakan proses konservasi dan transformasi, scrta
internalisasi nilai-nilai dalam kehidupan manusia sebagaimana yang diinginkan
oleh ajaran Islam. Dengan upaya ini, diharapkan peserta didik mampu hidup
secara serasi dan scimbang,baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Contoh yang telah ditunjukkan Nabi (al-Hadîts ), merupakan sumber dan acuan
yang dapat digunakan umat Islam dalam seluruh aktivitas kehidupannya.
Meskipun secara umum bagian terbesar dari syari’ah islam telah terkandung
dalam al – qur’an , namun muatan tersebut belum mengatur berbagai dimensi
aktivitas kehidupan ummat secara terperinci. Penjelasa syari’ah yang terkandung
dalam al – qur’an sebagian masih bersifat global. Untuk itu diperlukan keberadaan
al-Hadîts Nabi sebagai penjelas dan penguat bagi hukum- hukuum Qur’aniah
yang ada, sekaligus sebagai petunjuk (pedoman) bagi kemashlahatan hidup
manusia dalam semua aspeknya.
Dari sini dapat dilihat bagaimana posisi dan fungsi al-Hadîts Nabi sebagai sumber
pendidikan Islam yang utama setelah al- qur’an. Eksistensinya merupakan sumber
inspirasi ilmu pengetahuan yang berisikan keputusan dan penjelasan nabi dari
9
pesan-pesan Ilahiah yang tidak terdapat dalam al- qur’an maupun yang terdapat
dalam al- qur’an tapi masih memerlukan penjelasan lebih lanjut secara
terperinci.
Artinya : “Barang siapa yang taat kepada Rasul, sesungguhnya diapun taat kepada
Allah.” (QS. Al- Nisa, 4 : 80)
Dari ayat di atas, dapat dilihat dengan jelas, bahwa kedudukan al-Hadîts Nabi
merupakan dasar utama yang dapat dipergunakan sebagai acuan bagi pelaksanaan
pendidikan Islam. Lewat contoh dan peraturan-peraturan yang diberikan Nabi,
merupakan suatu bentuk pelaksanaan pendidikan Islam yang dapat ditiru
Artinya: “Telah disampaikan kepada kami oleh Nasr bin ‘Aly al-Jahdaṣ my, Telah
disampaikan kepada kami oleh ‘Abd Allah bin Dawud, dari ‘Asim bin Raja’ bin
Haywah, dari Dawud bin Jamil, dari Kathir bin Qays, dia berkata suatu ketika
aku duduk bersama Abu al-Darda’ di Masjid Damaskus, Sesorang datang
kepadanya dan berkata: “Wahai Abu al-Darda’ aku datang kepadamu dari
Madinah kota Nabi Saw untuk (mendaptkan) sebuah hadis yang kamu dengarkan
dari Rasulullah Saw”, Abu al-Darda’ berkata: Jadi kamu datang bukan untuk
berdagang? Orang itu menjawab: Bukan, Abu al-Darda berkata: dan bukan pula
selain itu?, orang itu menjawab: bukan, Abu al-Darda’ berkata: Sesungguhnya
kau pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa yang meniti jalan
untuk mendapatkanilmu, Allah akan memudahan baginya jalan menuju surga.”
Hadis tersebut di atas menjelaskan, anjuran dan pahala yang sangat besar bagi
mereka yang meniti jalan untuk mencari ilmu melalui berbagai media pendidikan,
10
bahkan Rasulullah saw memberikan garansi kemudahan mencapai surga bagi
mereka yang meniti jalan untuk mencari ilmu.
Dalam konteks ini, pendidikan Islam yang dilakukan Nabi dapat dibagi kepada
bentuk, yaitu : Pertama, pola pendidikan saat Nabi di Mekah. Pada masa ini, Nabi
memanfaatkan potensi masyarakat Mekkah dengan mengajaknya membaca,
memperhatikan dan memikirkan kekuasaan Allah, baik yang ada di alam semesta
maupun yang ada dalam dirinya. Melanjutkan tradisi pembuatan syair-syair yang
indah dengan nuansa islami, serta pembacaan ayat-ayat al- qur’anmerubah
kebiasaan masyarakat Mekkah yang selama ini memulai suatu pekerjaan
menyebut nama-nama berhala, dengan nama Allah (Basmalah), dan sebagainya.
Secara konkrit, pemetaan pendidikan Islam pada periode ini dapat dibagi pada
empat aspek utama, yaitu : pendidikan akhlak dan budi pekerti, dan pendidikan
jasmani (kesehatan), seperti menunggang kuda, memanah, dan menjaga
kebersihan. Kedua, pola pendidikan saat nabi di Madinah. Secara geografis,
Madinah merupakan daerah agraris. Sedangkan Mekkah merupakan daerah pusat
petdagangan. Ini membedakan sikap dan kebiasaan masyatakat di kedua daerah
tersebut. Masyarakat Madinah merupakan masyarakat petani yang hidup saling
membantu antara satu dengan yang lain.
Melihat kondisi ini, pola pendidikan yang diterapkan Nabi SAW. Lebih
betorientasi pada pemantapan nilai-nilai persaudaraan antara kaum muhâjirîn dan
anshâr pada satu ikatan. Untuk mewujudkan ini, pertama-tama nabi mendirikan
mesjid sebagai sarana yang efektif. Materi pendidikannya lebih ditekankan pada
11
penanaman ketauhidan, pendidikan keluarga, pendidikan masyarakat, dan sopan
santun (adab). Kesemua ini berjalan cukup efektif, karena, di samping motivasi
internal umat waktu itu, kharisma dan metode yang digunakan Nabi mampu
mengayomi seluruh kepentingan masyarakat secara adil dan demokratis Dengan
mengacu pada pola ini menjadikan pendidikan Islam sebagai piranti yang tangguh
dan adaptik dalam mengantarkan peserta didiknya membangun peradaban yang
bernuansa Islami (rahmatan li al-'alamin).
1. Al-Tarbiyah
Kata al-Tarbiyah dalam bahasa Arab, Rabba, yarbu, tarbiyah: memiliki makna
“tumbuh” “berkembang”, tumbuh (nasya’a) dan menjadi besar atau dewasa
(tara’ra’a). Artinya, pendidikan (tarbiyah) merupakan usaha untuk
menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik, baik secara fisik, psikis, sosial
maupun spiritual. Qurtubi seperti yang dikutip oleh sahrodi mengatakan bahwa
"Rabb" merupakan suatu gambaran yang diberikan kepada suatu perbandingan
antara Allah sebagai pendidik dan manusia sebagai peserta didik. Allah
mengetahui dengan baik kebutuhan-kebutuhan mereka yang dididik, sebab ia
adalah pencipta mereka. Disamping itu pemeliharaan Allah tidak terbatas pada
kelompok tertentu. Ia memperhatikan segala ciptaan-Nya. Karena itulah Ia disebut
Rabb al-'Alamin.
Tarbiyah dapat juga diartikan dengan "proses transformasi ilmu pengetahuan dari
pendidik (rabbani) kepada peserta didik agar ia memiliki sikap dan semangat yang
tinggi dalam memahami dan menyadari kehidupannya, sehingga terbentuk
ketakwaan, budi pekerti, dan kepribadian yang luhur".
12
Artinya: dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
2. Al-Ta’lim
Al-Ta'lim merupakan kata benda buatan (mashdar) yang berasal dari akar kata
'allama. Istilah tarbiyah diterjemahkan dengan pendidikan, sedangkan ta'lim
diterjemahkan dengan pengajaran. Dalam Alquran dinyatakan, bahwa Allah
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Sebagaimana firman Allah dalam beberapa ayat Alquran berikut:
3. Al-Ta’dib
13
Istilah ta’dib berasal dari akar kata addaba, yuaddibu, ta’diiban yang mempunyai
arti antara lain: membuatkan makanan, melatih akhlak yang baik,sopan santun,
dan tata cara pelaksanaan sesuatu yang baik. Kata addaba yang merupakan asal
kata dari ta’dib disebut juga muallim, yang merupakan sebutan orang yang
mendidik dan mengajar anak yang sedang tumbuh dan berkembang.Ta'dib
lazimnya diterjemahkan dengan pendidikan sopan santun. Ta'dib yang seakar
dengan adab memiliki arti pendidikan, peradaban atau kebudayaan. Artinya orang
yang berpendidikan adalah orang yang berperadaban, sebaliknya, peradaban yang
berkualitas dapat diraih melalui pendidikan
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu keistimewaan al-Qur’an terletak pada metodenya yang menakjubkan dan unik
tentang konsep pendidikan. Ia mampu menciptakan individu yang beriman, dan senantiasa
mengesakan Allah, serta mengimani hari akhir. Al-Qur’an dapat memberikan kepuasan nalar
yang sejalan dengan fitrah manusia tanpa unsur paksaan, dan di sisi lain dibarengi dengan
pengutamaan afeksi dan emosi manusiawi. Dengan demikian al-Qur’an mampu mengetuk akal
dan hati sekaligus. Sementara al-Sunnah mempunyai dua fungsi utama dalam pendidikan Islam.
Pertama, menjelaskan konsep dan kesempurnaan pendidikan Islam sesuai konsep al-Quran.
Kedua, menjadi contoh yang tepat dalam penentuan metode pendidikan.
Istilah pendidikan dalam al-Quran diwakili dengan kata ta’lim dan tarbiyah yang terletak
di berbagai tempat di dalam al-Quran. Terdapat 17 ayat yang berhubungan dengan tarbiyah,
yang mengandung kata raba, rabiya, rabba, atau derivasi dari ketiganya. Ayat-ayat tersebut
terdapat dalam 12 surat yang berbeda. Sedangkan untuk istilah ta’lim, terdapat 36 ayat dalam-al-
Quran yang mengandung kata ‘allama atau derivasinya. Ayat-ayat tersebut terdapat dalam 19
surat yang berbeda. Kedua istilah tersebut merupakan kata yang paling dekat dengan konsep
pendidikan Islam dalam al-Quran. Dan kita juga mengenal istilah Ta’dib. Istilah ta’dib berasal
dari akar kata addaba, yuaddibu, ta’diiban yang mempunyai arti antara lain: membuatkan
makanan, melatih akhlak yang baik,sopan santun, dan tata cara pelaksanaan sesuatu yang baik.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penyusunan menyadari bahwa penyusunan makalah ini
tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang akan
membangun akan senantiasa penyusun nanti dalam upaya evaluasi. Akhirnya penyusun hanya
bisa berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah
dapat ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/docplayer.info/amp/69282392-Urf-syarat-syarat-urf- kehujjahan-
urf-kedudukan-urf-dan-perbenturan-urf.html Diakses pada 6 november pukul 09.49
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Urf+ushul+fiqih&btnG=#d=gs_qabs&u=
%23p%3DkGbCEczsjCUJ Diakses pada 6 november 2021 pukul 09.40
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Urf+ushul+fiqih&btnG=#d=gs_qabs&u=
%23p%3Dd7lgOHYaYBwJ Diakses pada 6 november pukul 09.42
16