DI SUSUN OLEH :
Helmalia Putri
2040606074
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT, karena dapat
menyelesaikan makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Pendidikan Agama Islam tentang “Islam dan Kawasan Perbatasan” . Selain itu tujuan dari
penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan kami tentang Islam dan Kawasan
Saya juga mengucapkan terima kasi kepada Ibu Nurul Fadilah, S.Pd.I., M.Pd selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam kami yang telah membimbing kami agar dapat
menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa Makalah ini sangan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu,dengan segala kerendahan hati, saya menerima kritik dan saran
agar penyusuan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu saya mengucapkan banyak
terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
Helmalia Putri
I S L A M & W I L A Y A H P E R B A T A S A N | ii
DAFTAR ISI
UTARA ................................................................................................................ 4
A. KESIMPULAN .................................................................................................... 16
B. SARAN ................................................................................................................ 16
I S L A M & W I L A Y A H P E R B A T A S A N | iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan pola ajaran Islam.
Karena ajaran Islam berdasarkan Alquran, Sunah, pendapat ulama serta warisan sejarah, maka
pendidikan Islam pun mendasarkan diri pada Alquran, Sunah, pendapat ulama serta warisan
sejarah tersebut.
Karena itu, kendatipun ilmu pengetahuan menempati kedudukan yang tinggi dan
terhormat di dalam konsep pendidikan Islam, tetapi ilmu pengetahuan itu bukanlah tujuan
dalam dirinya sendiri. Tujuan ilmu pengetahuan digariskan berdasarkan tuntunan wahyu, sebab
ilmu pengetahuan itu sendiri berasal dari wahyu. Ilmu pengetahuan memperoleh maknanya
yang hakiki jika ia mampu menghantarkan manusia (penuntut ilmu) kepada tujuannya yang
hakiki pula, yaitu kedekatan (taqarrub) kepada Allah, dan kebaikan kepada sesama manusia
(akhlaqul karimah). Karena itu akhlak menempati posisi penting, bahkan sentral dalam
pendidikan Islam. Hal ini merupakan kelanjutan logis dari pernyataan Nabi Saw. sendiri bahwa
beliau diutus membawa agama Islam ke dunia ini untuk menyempurnaan keluhuran akhlak
budi manusia.
Jika demikian, pendidikan dalam Islam merupakan sarana untuk menuju ke arah
penyempurnaan akhlak. Dengan kata lain, pendidikan dalam Islam adalah fungsi untuk
mencapai keluhuran akhlak, sedangkan lembaga pendidikan adalah aspek material untuk
adalah institusi atau pranatanya yang telah terbentuk secara ajeg dan mapan di tengah-tengah
masyarakat. Terlepas setuju atau tidak, tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas
manusia. Yakni, manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
dan terampil serta sehat jasmani maupun rohani. Pendidikan, apapun visi dan misinya, harus
terkecuali lembaga pendidikan dengan ciri khas Islam yang bernama madrasah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Agar memperluas wawasan terhadap budaya dan sejarah islam sejak pertama kali
PEMBAHASAN
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan pola ajaran Islam.
Karena ajaran Islam berdasarkan Alquran, Sunah, pendapat ulama serta warisan sejarah, maka
pendidikan Islam pun mendasarkan diri pada Alquran, Sunah, pendapat ulama serta warisan
sejarah tersebut. Karena itu, kendatipun ilmu pengetahuan menempati kedudukan yang tinggi
dan terhormat di dalam konsep pendidikan Islam, tetapi ilmu pengetahuan itu bukanlah tujuan
dalam dirinya sendiri. Tujuan ilmu pengetahuan digariskan berdasarkan tuntunan wahyu, sebab
ilmu pengetahuan itu sendiri berasal dari wahyu. Ilmu pengetahuan memperoleh maknanya
yang hakiki jika ia mampu menghantarkan manusia (penuntut ilmu ) kepada tujuannya yang
hakiki pula, yaitu kedekatan (taqarrub) kepada Allah, dan kebaikan kepada sesama manusia
(akhlaqul karimah). Karena itu akhlak menempati posisi penting, bahkan sentral dalam
pendidikan Islam. Hal ini merupakan kelanjutan logis dari pernyataan Nabi Saw. sendiri bahwa
beliau diutus membawa agama Islam ke dunia ini untuk menyempurnaan keluhuran akhlak
budi manusia.
Islam juga diambil dari kata as-salam, artinya selamat, sejahtera dan bahagia.
kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupan bennasyarakat berbangsa dan bernegara. (QS
Az- Zumar: 73, dan QS Yasin: 58) Islam juga diambil dari kata saliimun, artinya suci dan
bersih.
Maksudnya agama Islam menganjurkan pada pemeluknya untuk menjaga kesucian diri
(kehormatan) serta kebersihan diri dan lingkungannya. (QS Asy-Syu'ara: 89 , dan QS Ash
Shoffat: 84) Ditinjau dari segi tenninologi, Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah
kepada manusia melalui Rasul-Nya, yang berisi hukum yang mengatur hubungan manusia
semesta. (Achmad Abdullah Al-Masdoqy, dalam buku teks Depag RI: 2000).
Menurut perkiraan dan berbagai temua penelitian tentang peninggalan jejak sejarah
islam, Islam mulai masuk di wilayah Nusantara sekitar abad ke- 7 M melalui para pedagang
Islam. Sejak masuknya islam di Nusantara (Asia Tenggara), ada empat teori tentang asal-usul
Islam di Nusantara yang sering diperdebatkan dalam membahas kedatangan, penyebaran, dan
Islamisasi Nusantara. Pertama, saluran perdagangan. Sejak abad ke-1, kawasan laut Asia
Tenggara, khususnya Selat Malaka, telah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
negeri-negeri di Asia Timur Laut, Asia Tenggara, dan Asia Barat. Kesibukan lalu lintas
perdagangan kawasan laut Asia Tenggara pada abad ke-7 hingga ke-16 itu, membuat
pedagang-pedagang Muslim (Arab, Persia, dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan
dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara, dan Timur Benua Asia. Saluran islamisasi melalui
perdagangan menjadi salah satu penyebab kuatnya pengaruh peradaban Islam di Asia Tenggara
(Nusantara). Hubungan dalam jalur perdagangan inilah yang menciptakan interaksi antara
pedagang Islam dan penduduk asli di Asia Tenggara (Nusantara). Dari interaksi itu, kemudian
muncul pengaruh yang kuat dari satu pihak pada pihak lainnya. Dalam hal ini, pihak yang
memberikan pengaruh adalah para pedagang dan ulama dari Arab. Pengaruh inilah yang
kemudian menjadikan pergeseran dalam sistem kehidupan masyarakat Asia Tenggara. Jika
dinamisme. Namun dengan adanya pengaruh dari pedagang Islam, banyak masyarakat yang
kemudian beralih menganuT monotheisme. Salah satu kerajaan yang memiliki peran dalam
sejarah peradaban Islam di Asia Tenggara adalah Samudera Pasai. Kerajaan ini, hingga sejarah
saat ini, dipercaya sebagai kerajaan Islam pertama dan tertua di Indonesia, dan juga kawasan
Kedua, saluran perkawinan. Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki
status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi
terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar itu. Sebelum
dilakukan proses perkawinan mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai
daerah-daerah, dan akhirnya menjadi kerajaan Muslim. Dalam perkembangan berikutnya, ada
pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan- tentu saja setelah mereka masuk
Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila apabila antara
saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja atau anak adipati, karena raja atau
adipati yang merupakan bangsawan itu turut mempercepat proses Islamisasi. Hal ini dapat
dibuktikan dengan perkawinan Raden Rahmat (Sunan Ampel) dengan Nyai Manila, Sunan
Gunung Djati dengan Puteri Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa yang kemudian
Ketiga, saluran tasawuf. Ajaran Islam sampai ke alam Melayu, sangat dipengaruhi oleh
ajaran tasawuf. Para sejahrawan menyatakan inilah yang menyebabkan Islam menarik kepada
mereka di Asia Tenggara (Nusantara) dan boleh dikatakan bahwa tasawuf dengan ajaran dan
ahli sejarah Australia itu menyatakan bahwa Islamisasi tersebut berlaku adanya dakwah yang
cerdas yang dilakukan oleh para penyebar sufi yang datang bersama dengan para pedang
muslim.
pengajaran agama yang diselenggarakan di pesantren atau pondok oleh guru-guru agama, kiai-
adalah pertunjukan wayang. Sunan kalijaga adalah tokoh yang oaling mahir dalam
mementaskan wayang. Ia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para
penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang
masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana tetapi dalam cerita itu disisipkan ajaran
nama-nama pahlawan islam. Kesenian-kesenian lainnya seperti sastra (hikayat, syair, babad),
seni bangunan, seni ukir dsb juga digunakan sebagai alat islamisasi.
Keenam, saluran politik. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam
terlebih di daerah ini. Saluran politik dengan jalan penaklukan wilayah ini melalui perperangan
dilalui ketika menjadi pilihan terakhir jika kerajaan-kerajaan non muslim ini tidak mau tunduk
kepada Islam.
tersebut, maka seiring berjalannya waktu Islam di Asia Tenggara (Nusantara) mengalami
perkembangan yang pesat dan pada akhirnya membentuk sebuah peradaban baru yaitu Islam
Melayu. Dengan adanya proses asimilasi budaya antara islam dengan budaya melayu yang
terintegrasi sehingga membentuk ciri khas dan watak islam nusantara yang dikenal dengan
islam yang damai (rahmatan lil’alamin), berkeadilan (adl), moderat (tawasuth), seimbang
(Kalimantan Utara) seamin bertambah pesat dengan adanya seorang ulama dari utusan
Kesultanan Brunei Darussalam yaitu Imam Djafar yang datang ke kerajaan Barrau (Berau)
pada sekitar tahun 1575 M. Di masa pemerintahan Dinasti Keenam Raja Adji Temenggung
(Tumanggung) Berani (1557-1589 M). Di mana pada saat itu kerajaan Berau sedang dalam
(Kalimantan Utara sekarang), pada tahun 1236 M. Syiar Islam telah sampai pada penduduk
Kalimantan Utara di zaman Kerajaan Tidung Kuno pada masa pemerintahan Sri Bengawan
yang bertahta di wilayah Sungai Bengawan (1236-1399) M). Raja Sri Bengawan merupakan
raja dari dinasti kerajaan tidung kuno yang pertama kali mengucapkan kalimat syahadat dan
secara resmi memeluk agama islam. Masuknya syiar Islam di masa kepemimpinan Raja
Bengawan dikarenakan besarnya pengaruh perkembangan syiar Islam yang dirintis oleh ulama
dari Arab dan Cina. (Muhammad Arbain 2018 : 40-44) . Mulai saat itulah syiar Islam mulai
menyapa seluruh pelosok wilayah yang ada di kawasan Kalimantan Timur bagian utara.
kerajaan lokal di sekitarnya. Meskipun bukan sebagai bandar atau pelabuhan penting,
setidaknya telah menjadi daerah yang sering disinggahi oleh para pedagang dan nelayan yang
melintas disekitarnya. Peran Tarakan sebagai tempat persinggahan nelayan dan pedagang
termasuk bajak laut, kemudian oleh masyarakat setempat menghubungkannya dengan asal –
usul penamaan Pulau Tarakan sebagai Pulau Ngakan. (pulau persinggahan atau pulau tempat
makan). Kata ngakan dalam bahasa Tidung yang berarti makan. Latar belakang penamaan
Pulau ngakan ini kemudian berubah menjadi Pulau Tarakan. Informasi yang diperoleh dari
masyarakat setempat juga menyebutkan bahwa Tarakan pada awalnya merupakan tempat
persinggahan para nelayan dan pedagang lokal sebelum meneruskan perjalanannya menuju
daerah pedalaman Kalimantan Timur bagian utara. Daerah dimaksud seperti Salimbatu,
Tanjung Selor dan Tanjung Palas, Sebuku, Bunyu dan Sesayap. Daerah ini pada awalnya
merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Berau termasuk Tarakan hingga awal abad XIX
Masehi. Tarakan kemungkinan juga pernah menjadi wilayah di bawah pengawasan Kerajaan
Sulu yang berpusat di sebelah utara Kalimantan. Berbagai sumber sering diberitakan kerajaan
Dengan resminya Raja Bengawan memeluk agama Islam, sejak saat itulah banyak tim
ekspedisi para pendakwah Islam masuk ke wilayah Kalimantan Utara. Hingga pada
mengalami kemajuan dakwah yang signifikan dalam perkembangannya di bumi Pagun taka.
Tim ekspedisi dakwah tersebut ada yang menyiarkan dakwah Islam di wilayah Tarakan,
sesayap (Tana Tidung), Malinau, Bulungan dan Nunukan. Penyebaran syiar islam mulai merata
Ulama yang menyebarkan syiar Islam di wilayah Tarakan adalah seorang ulama dari
keturunan ulama besar dari Yaman yang bernama Muhammad bin Abdullah bin Alwi Al
Tarakan, Bumi Pagun taka ini mengalami berbagai rintangan dan hambatan yang cukup besar.
Yang kemudian perjuangan pun tak sia sia akhirnya masyarakat Tarakan yakni etnis tidung
secara bertahap memeluk agama islam, meskipun masih ada beberapa rumpun tidung yang
masih memegang teguh tradisi animism dan dinamisme yang mereka percayai. Namun ia pun
berhasil mentauhidkan kalimat syahadat kepada sub rumpun tidung di Bumi Paguntaka.
Hingga akhirnya ulama Muhammad Bin Abdullah bin Alwy Al-Marzaq wafat di tanah tarakan.
Makamnya kini terletak di daerah sungai pamusian tepatnya di samping Bukit Keramat Kota
mengalami pengaruh yang sangat besar dengan datangnya para ulama dari arab (Yaman,
Hadral Maut) dan ulama dari kesultanan Demak. Bermula dengan zaman Kesultanan Wira
Amir bin Wira Digadung dengan gelar Sultan Amiril Mukminin (1731-1777) pada masa ini
Tidak hanya sampai di bulungan, pergerakan dakwah islam pun turut mewarnai wilayah
keislaman masyarakat Tidung sesayap (Kabupaten Tana Tidung sekarang), salah satu ulama
yang turut menyebarkan syiar islam di Tana Tidung ini adalah seorang ulama dari keturunan
ulama besar dari Tarim, Yaman yaitu Syekh Alawy Al-Kaff Qatmyr (1837—1942) Merupakan
seorang anti terhadap belanda bahkan beliau mengecam keras segala tindakan yang dilakukan
oleh pihak belanda. Perjalanan syiar islam di tana tidung ini disambut baik leh masyarakat,
meskipun dalam berdakwah terdapat beberapa cobaan dan rintangan dalam menyampaikan
ketauhidan namun berkat perjuangannya akhirnya masyarakat Tidung Sesayap (KTT) telah
Uniknnya, wilayah Kalimantan utara terutama wilayah nunukan yaitu wilayah sebatik
berbatasan langsung dengan negara Malaysia, bahkan sejauh mata memandang negara
Malaysia yaitu Tawau begitu terlihat jelas. Jika ditelusuri dari berbagai sisi, tidak hanya dari
perekonomian dengan berlakunya system transaksi perdagangan yang menggunakan dua nilai
tukar mata uang rupiah dan ringgit, tapi jauh dari itu, syiar islam begitu kental di pulau ini. Jika
kita menelisik lebih jauh dari Bahasa kaum suku tidung “Nunuk” memiliki arti pohon beringin.
Suku tidung merupakan penduduk asli nunukan. Meskipun seiring berjalannnya waktu banyak
pendatang yang kemudian merantau ke pulai ini untuk mengadu nasib baik dari Suku Bugis,
yang merupakan wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia ini, berimigrasi dalam dua
gelombang. Gelombang pertama, migrasi orang tidung yang berasal dari sungai sebuku. Hal
ini diperkuat dengan adanya kuburan tua yang terletak di beberapa kampong, seperti kampung
sekapuk dan lapeo, yang diduga merupakan kuburan dari orang tidung, sebagai bukti sejarah
terletak di deakt hutan mangrove yang beada di pinggir pantai (Usman Idris, 2017:137)
Pertemuan yang kemudian membuat terjadi saluran-saluran syiar islam yang dilakukan oleh
saudagar Arab, Cina, maupun Gujarat yang memiliki misi tidak hanya membawa barang
dagangan untuk didagangkan tetapi ada misi suci yang harus dilakukan yiatu menyebarluaskan
syiar islam hingga ke Utara Kalimantan, baik dengan upaya saluran perdagangan, perkawinan,
Gelombang kedua terjadi ketika kerajaan tidung di tarakan yang bernama dinasti
tenggara yang dipimpin oleh 12 raja. Dimulai dari Datu Raja Laut (Abdurrasyid) (1557-1571),
Amiril Pengiran Dipati I (Abdurahmman) (1613-1765), Amiril Pengiran Singa Laut (Datu
Betanduk (1765-1782), Amiril Pengiran Maharajalilla III (1782-1817), Datu Amir Tajuddin
(1817-1844), Amiril Pengiran Jamalul Kiram (1844-1867), Datu Maulana Amir Bahar (1867-
1896), hingga sampai kepada Raja Datu Adil (1896-1916) (Muhammad Arbain, 2018: 18-28)
Berbagai gelar yang digunakan oleh raja-raja Tidung dari Dinasti Tenggara di atas,
dapat menegaskan bahwa raja-raja Tidung Dinasti Tenggara sudah memeluk agama islam.
Karena gelar Aji, Datu, Amiril, Sultan, Tumenggung, dan sebagainya sudah pasti berasal dari
Di Era kekuasaan Datu Adil yang bertahta di Tarakan, Datu Adil (1896-1916) pernah
tidung tarakan menguasai 5 Pulau sebagai daerah kedaulatan mereka, yakni Pulau
Tarakan,Pulau Bunyu, Pulau Mandul, Pulau Nunukan, dna Pulau Sebatik yang berada di sekitar
dataran Kalimantan. Atas perintah Raja Datu Adil (1896-1916), kampung di pulau sebatik
dibuka pada akhir tahun 1899. Sejak saat itu, kampung Tidung di daerah Bebatu (Kawasan
I S L A M & W I L A Y A H P E R B A T A S A N | 10
pesisir barat daya) pulau Sebatik yang saat ini menjadi desa Setabu, berdasarkan versi
pemerintah, merupakan desa pertama dan tetruua di pulau sebatik (Usman Idris, 2017 138).
Berbagai rekam jejeka sejarah masuknya Islam di wilayah Kalimantan Utara hingga
kini masih belum dapat digambarkan secara detail terutama mengenai pemuka agama yang
pertama kali menyebarkan syiar islam di wilayah perbatasan pulau sebatik Nunukan. Namun
yang pastinya syiar islam di pulau sebatik turut dipengaruhi oleh syiar ulama dan kesultanan
Brunei Darussalam yaitu Imam Djafar serta didukung oleh kesultanan berau, Syiar Islam
semakin berkembang pesat karena banyaknya ulama-ulama yang didatangkan oleh kesultanan
Berau maupun oleh kesultanan Bulungan, baik ulama dari Hadramaut Yaman atau Sayyid Ali
Idrus dan Abdullah bilfaqih, Sulawesi H. Sahabuddin Ambo Tuwo Oma dan Banjar Syekh Ali
Junaidi Al-banjari merupakan keturunan ketiga Arsyad Al-banjari yang turut serta memperkuat
syiar Islam di tanah Borneo Kalimantan bagian utara atau Kalimantan Utara.
Interaksi agama dan budaya pada sebuah kebudayaan pada kelompok tertentu sudah
terjadi sejak adanya kelompok manusia, bahwa tercatat hubungan yang sangat erat antara
kebudayaan dan agama. Agama dan budaya dapat saling mempengaruhi agama mempengaruhi
oleh budaya.
Agama secara perlahan akan menyesuaikan nilai-nilai hakiki nya dengan nilai-nilai
budaya serta unsur-unsur budaya keagamaan yang ada titik di sisi lain peran budaya terhadap
agama dalam sebuah kebudayaan bermanfaat untuk mengarahkan dan menambah keyakinan
agama yang dimiliki masyarakat sesuai dengan ajaran yang benar menurut agama tersebut.
I S L A M & W I L A Y A H P E R B A T A S A N | 11
Kebudayaan yang erat dengan kehidupan masyarakat mendorong manusia untuk
menciptakan kebudayaan titik dipandang dari sisi kehidupan sehari-hari manusia kebudayaan
dipengaruhi oleh beberapa unsur yaitu: bahasa, sistem teknologi, sistem ekonomi, organisasi
sosial, sistem pengetahuan, kesenian, dan sistem religi. Maka di situlah unsur-unsur tersebut
mempengaruhi suatu kebudayaan tertentu yang memberikan ciri tersendiri sehingga sebuah
Meskipun ada beberapa wilayah berbeda yang memiliki agama yang sama, namun bisa
dipastikan kedua wilayah tersebut memiliki budaya yang berbeda. Misalnya kebudayaan
masyarakat Jawa yang beragama Katolik berbeda dengan budaya masyarakat pulau
Kalimantan yang sama-sama beragama Katolik begitu juga kebudayaan masyarakat Sulawesi
yang beragama Islam sudah tentu berbeda dengan kebudayaan masyarakat Kalimantan yang
beragama Islam karena setiap agama suatu wilayah meskipun memiliki kesamaan dalam hal
keagamaan bersifat syariat, namun ritual keagamaan pasti mengikuti kebiasaan masyarakat
Interaksi antara agama dan budaya di Kalimantan Utara sebagai wilayah Indonesia yang
merupakan wilayah perbatasan dengan negara tetangga Malaysia sangat kental berbagai
budaya keagamaan yang muncul akibat adanya interaksi agama dan budaya lokal melahirkan
berbagai atraksi-atraksi kebudayaan ritual-ritual keagamaan sampai pada seni yang bernuansa
keagamaan. Kalimantan Utara memiliki banyak suku budaya yang tidak dapat terhindar dari
intervensi agama pada ritual-ritual budayanya. Begitu juga sebaliknya, nuansa agama selalu
dibalut oleh kebudayaan dari suku-suku yang terdapat di beberapa wilayah di provinsi
Kalimantan Utara. Kalimantan Utara memiliki 4 kabupaten dan 1 kota yaitu kabupaten
Bulungan sebagai kota provinsi Kalimantan Utara kota Tarakan, kabupaten Nunukan (wilayah
I S L A M & W I L A Y A H P E R B A T A S A N | 12
Penduduk asli di provinsi Kalimantan Utara didominasi oleh tiga suku asli yaitu; suku
Tidung, suku bulungan, dan suku Dayak. Ketiga suku ini merupakan satu rumpun suku yaitu
Dayak.
Selain ketiga suku asli tersebut terdapat pula suku-suku lain yang disinyalir geologinya
berasal dari wilayah Kalimantan Utara, baik yang tinggal di wilayah pegunungan atau
perbukitan atau hutan,maupun tinggal di sungai-sungai kecil atau pesisir pantai, seperti suku
suluk, bajo atau bajauh, dan suku-suku sub rumpun lain dari suku Dayak.
Nunukan turut diperkuat oleh besarnya eksoduse para perantau dari berbagai penjuru wilayah
nusantara seperti suku Bugis Sulawesi Selatan, Sumatera, dan Banjarmasin semakin
perbatasan sebatik Nunukan, derasnya arus migrasi suku Bugis ke wilayah Kalimantan
banyak dari kalangan suku-suku Tidung lebih menyerap budaya suku Bugis ketimbang
Melimpahnya suku-suku juga beriringan dengan banyaknya tradisi budaya dan ritual
keagamaan yang dilakukan dari masing-masing suku yang ada di Kalimantan Utara, menjadi
Berbagai aktivitas interaksi budaya dan agama ini kemudian melahirkan sistem budaya
keagamaan Kalimantan Utara yaitu: kayu atau pesta laut orang suku Bulungan menyebutnya
“Birau” juga sama halnya sebagai suatu ritual budaya keagamaan yang dilakukan suku pribumi
sebagai wujud syukur atas nikmat Tuhan. Perbedaannya, suku Tidung melakukan ritual budaya
keagamaan ini di laut sedangkan suku Bulungan di sungai. Mediannya dengan membuat perahu
7 haluan (pada tuju dulung) dengan simbol warna kuning berada di paling puncak atau
atas,kemudian disusul warna hijau, dan merah titik warna ini tentu memiliki filosofi yang tentu
I S L A M & W I L A Y A H P E R B A T A S A N | 13
tidak hanya bersentuhan dengan budaya tetapi juga agama. Warna kuning memiliki filosofi
hanya satu penguasa tertinggi di alam semesta yaitu Allah subhanahu wa ta’ala. Adapun warna
hijau melambangkan kepercayaan dan keyakinan terhadap Tuhan yang maha esa atau Allah
SWT. Sedangkan warna merah melambangkan ketegasan Dan keberanian. Tidak hanya itu,
perahu ini memiliki 7 haluan (tuju dulung) yang memiliki makna dalam kehidupan manusia
ada 7 hari dalam seminggu untuk mereka beribadah dan bekerja selain itu terdapat 5 buah tiang
di atas perahu yang melambangkan shalat lima waktu dalam sehari semalam.
Sedangkan aktivitas budaya keagamaan yang berkembang dan dipengaruhi oleh suku-
suku lain yaitu perayaan tasmiah dan tasyakuran kelahiran yang biasanya dilakukan ritual
asrakal barzanji ritual ini juga dipengaruhi oleh budaya lain seperti suku Bugis dan suku Banjar
Berbagai ritual budaya keagamaan yang ada tentu tidak lepas dari adanya perpaduan
padanan antara ritual budaya dan ritual agama yang masuk dan diadaptasikan menurut budaya
yang ada menurut kearifan lokal masyarakat tempatan guna menterjemahkan berbagai budaya
ketika Islam datang pada masyarakat, sudah lebih dahulu memiliki petunjuk-petunjuk
yang mereka pedomani dan sifatnya masih lokal. Ada atau tidaknya agama, masyarakat akan
terus hidup dengan pedoman yang telah mereka miliki itu titik datangnya Islam identik dengan
datangnya kebudayaan baru yang akan berinteraksi dengan kebudayaan lama dan mengubah
Dalam Islam dan budaya lokal, hubungan agama dan kebudayaan dapat digambarkan
sebagai hubungan yang berlangsung secara timbal balik. Agama secara praktis merupakan
produk dari pemahaman dan pengalaman masyarakat berdasarkan kebudayaan yang telah
masyarakat.
I S L A M & W I L A Y A H P E R B A T A S A N | 14
Agama-agama besar termasuk Islam, selalu mengalami proses domestikasi yaitu
pemahaman dan pelaksanaan agama, disesuaikan dengan konteks dan kemampuan masyarakat
lokal. Dalam konteks dinamika dan sejarah perkembangan di Nusantara, fakta menegaskan
yang kaya dan beragam. Bahkan dalam titik tertentu, semakin menunjukkan universalitas Islam
yang bisa selaras dengan dinamika dan perubahan tempat dan zaman. Terdapat banyak bentuk
akulturasi budaya yang memadukan nilai-nilai Islam dan budaya lokal, dengan tanpa
menghilangkan budaya lokal namun justru memperkuat budaya itu dengan aspek-aspek
religius.
I S L A M & W I L A Y A H P E R B A T A S A N | 15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi disimpulkan bahwa jauh sebelum masuknya syiar Islam di wilayah Kalimantan
Timur Bagian Utara , pada tahun 1236 M. Syiar Islam telah sampai pada penduduk Kalimantan
Utara di zaman Kerajaan Tidung Kuno pada masa pemerintahan Sri Bengawan yang bertahta
di wilayah Sungai Bengawan . Dengan adanya proses asimilasi budaya antara islam dengan
budaya melayu yang terintegrasi sehingga membentuk ciri khas dan watak islam nusantara
yang dikenal dengan islam yang damai , berkeadilan , moderat , seimbang , dan toleran .
Perkembangan syiar dakwah Islam di wilayah Kalimantan Timur bagian Utara seamin
bertambah pesat dengan adanya seorang ulama dari utusan Kesultanan Brunei Darussalam
yaitu Imam Djafar yang datang ke kerajaan Barrau pada sekitar tahun 1575 M.
B. SARAN
Dalam proses pengerjaan Makalah ini sangat kekurangan oleh sumber yang terbatas
dan saya sadari banyak sekali kekurangan yang ada dalam makalah ini. Oleh karena itu saya
memohon maaf sebesar-besarnya dan menerima kritikan serta saran yang bisa membangun
I S L A M & W I L A Y A H P E R B A T A S A N | 16
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, 2000. Pendidikan Agama Islam Pada Pergtrman Tinggi Umum,
Dr. Rahmat Hidayat, Ma,. 2016. Ilmu Pendidikan Islam, Medan, Lembaga Peduli
Zainal Abidin Muhja, B. IS., M.IRKH., Muhammad Arbain,, S.Pd.I., M.Pd., Nurul Fadilah,
S.Pd.I., M.Pd., Fahmi Syam, B.IRKH., M.E. 2020. Pendidikan Agama Islam Kawasan
I S L A M & W I L A Y A H P E R B A T A S A N | 17