Anda di halaman 1dari 13

KEKUASAAN , WEWENANG, &

KEPEMIMPINAN
A. Pengertian
Kekuasaan adalah kemampuan untuk memerintah dan memberi
keputusan serta mempengaruhi pihak lain
sesuai dengan kehendak. Sosiologi tidak
memandang kekuasan sebagai suatu yang baik
atau buruk, namun sosiologi mengakui
kekuasaan sebagai unsur yang penting dalam
kehidupan suatu masyarakat. Menurut Max
Weber (1946) Kekuasaan adalah kesempatan
seseorang atau sekelompok orang untuk
menyadarkan masyarakat akan kemauan-
kemauan, dengan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan-
tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan-golongan
tertentu. Adanya kekuasaan tergantung dari hubungan antara yang
berkuasa dan yang dikuasai, atau dengan perkataan lain, antara pihak
yang memiliki kemampuan untuk melancarkan pengaruh dan pihak
lain yang menerima pengaru itu, dengan rela atau karena terpaksa.
Apabila kekuasaan dijelmakan pada diri seorang, biasanya orang itu
dinamakan pemimpin, dan mereka yang menerima pengaruh adalah
pengikut-pengikutnya. Adanya kekuasaan wewenang pada setiap
masyarakat merupakan gejala yang wajar. Walaupun wujudnya
kadang-kadang tidak disukai oleh masyarakat itu sendiri karena
sifatnya yang mungkin abnormal menurut pandangan masyarakat yang
bersangkutan.

B. Hakikat Kekuasan dan Sumbernya

0
Kekuasaan mempunyai aneka macam bentuk dan bermacam-
macam sumber. Hak milik kebendaan dan kedudukan merupakan
sumber kekuasaan. Birokrasi juga merupakan salah satu sumber
kekuasaan, di samping kemampuan khusus dalam bidang ilmu-ilmu
pengetahuan yang tertentu atas dasar peraturan-peraturan hokum yang
tertentu. Jadi, kekuasaan terdapat di mana-mana, dalam hubungan
sosiaal maupun di dalam organisasi-organisasi social. Akan tetapi, pada
umumnya kekuasaan yang tertinggi berada pada organisasi yang
dinamakan “negara”.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sifat hakikat kekuasaan
dapat terwujud dalam hubungan yang simetris dan asimetris. Masing-
masing hubungan terwujud dalam kehidupan sehari-hari sehingga
dapat diperoleh gambaran sebagai berikut.

SIMETRIS
a) Hubungan persahabatan
b) Hubungan sehari-hari
c) Hubungan yang bersifat ambivalen
d) Pertentangan antara mereka yang sejajar kedudukannya .
ASIMETRIS
a) Popularitas
b) Peniruan
c) Mengikuti perintah
d) Tunduk pada pemimpin formal atau informal
e) Tunduk pada seorang ahli
f) pertentangan antara mereka yang tidak sejajar
kedudukannya
g) hubungan sehari-hari.

Kekuasaan dapat bersumber pada beberapa factor. Apabila sumber-


sumber kekuasaan tersebut dikaitkan dengan kegunaannya, maka
dapat diperoleh gambaran sebagai berikut.

1
Kekuasaan tertinggi dalam masyarakat dinamakan pula
kedaulatan (sovereignity) yang biasanya dijalankan oleh
segolongan kecil masyarakat. Oleh Gaetano Mosca, disebut the
ruling class.

C. Unsur-unsur Saluran Kekuasaan dan Dimensinya


Unsur-unsur pokok kekuasaan adalah:
1. Rasa Takut
Perasaan takut pada seseorang (yang merupakan penguasa)
menimbulkan suatu kepatuhan terhadap
segala kemauan dan tindakan orang yang
ditakuti tadi. Rasa takut merupakan perasaan
negative karena seseorang tunduk kepada
orang lain dalam keadaan terpaksa dan
tertekan. Seperti pada Era Orde Baru pada
masa pemerintahan Presiden Soeharto
dimana masyarakat tidak diberi kebebasan
Gambar 0.2 - Soeharto
dalam berpendapat terhadap Negara dan
dituntut mematuhi segala apa yang ditetapkan oleh Negara.
2. Rasa Cinta
Rasa cinta menghasilkan perbuatan-perbuatan yang pada
umumnya positif. Rasa cinta terhadap penguasa akan
menimbulkan kepatuhan dan reaksi positif karena menyenangkan.
Rasa cinta biasanya telah
mendarah daging (internalized)
dalam diri seseorang atau
sekelompok orang. Rasa cinta
yang efisien seharusnya dimulai
dari pihak penguasa. Apabila ada

2
suatu reaksi positif dari masyarakat yang dikuasai, kekuasaan
akan dapat berjalan dengan baik dan teratur.

3. Kepercayan
Gambar 0.3 - Presiden Soekarno
Kepercayaan dapat timbul
sebagai hasil hubungan langsung antara dua orang atau lebih yang
bersifat asosiatif sehingga muncul rasa solidaritas &
kelanggengan bersama.
4. Pemujaan
Sistem kepercayaan mungkin masih dapat disangkal oleh orang-
orang lain. Akan tetapi, di dalam sistem pemujaan, seseorang atau
sekelompok orang yang
memegang kekuasaan
mempunyai dasar pemujaan dari
orang-oarang lain. Akibatnya
adalah segala tindakan penguasa
dibenarkan atau setidak-tidaknya
dianggap benar.

Apabila dilihat dalam


Gambar 0.3 – Sri Sultan Hamengkubuwono
masyarakat,
kekuasaan di dalam pelaksanaannya dijalankan melalui
saluran-saluran tertentu, diantaranya
a) Saluran militer
Apabila saluran ini yang digunakan, penguasa akan
lebih banyak mempergunakan paksaan (coercion)
serta kekuasaan militer (military force) di dalam
melaksanakan kekuasaannya. Tujuan utamanya adalah untuk
menimbulakan rasa takut dalam diri masyarakat sehingga
mereka tunduk kepada kemauan penguasa atau sekelompok
orang-orang yang dianggap sebagai penguasa.
b) Saluran ekonomi
Dengan menggunakan saluran-saluran di bidang ekonomi,
penguasa berusaha untuk menguasai kehidupan masyarakat.

3
Dengan jalan menguasai ekonomi serta kehidupan rakyat
tersebut.
c) Saluran politik
Pengusaha dan pemerintah berusaha untuk membuat
peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat.
d) Saluran tradisional
Dengan cara menyesuaikan tradisi pemegang kekuasaan
dengan tradisi yang dikenal dalam masyarakat, pelaksanaan
kekuasaan dapat berjalan dengan lebih lancar.
e) Saluran ideologi
Pengusah-pengusaha dalam masyarakat biasanya
mengemukakan serangkaian ajaran-ajaran atau doktri-doktrin,
yang bertujuan untuk menerangkan dan sekaligus memberi
dasar kebenaran bagi pelaksanaan kekuasaannya.
f) Saluran-saluran lainnya
Selain saluran-saluran yang disebutkan diatas, ada pula yang
dapat dipergunakan penguasa, misalnya alat-alat komunikasi
massa seperti surat kabar, radio, televisi, dan lain-lannya.

Apabila Dimensi Kekuasan di telaah, ada kemungkinan-


kemungkinan diantaranya ;
a. Kekuasan yang sah dengan kekerasan
b. Kekuasan yang sah tanpa kekerasan
c. Kekuasan tidak sah dengan kekerasan
d. Kekuasan tidak sah tanpa kekerasan

4
Gambar 0.4 - Dimensi Kekuasaan
D. Cara-cara
Mempertahankan Kekuasaan
Kekuasaan yang telah dilaksanakan melalui saluran-saluran
sebagaimana diterangkan diatas memerlukan serangkaian cara atau
usaha untuk mempertahankannya. Cara-cara mempertahankan
kekuasaan, diantaranya :
1. Dengan jalan meninggalkan segenap peraturan-peraturan lama,
terutama dalam bidang politik, yang merugikan kedudukan
penguasa.
2. Mengadakan sistem-sistem kepercayaan
3. Pelaksanaan administrasi dan birokrasi yang baik
4. Mengadakan konsolidasi secara horizontal dan vertikal
Cara Memperkuat Kedudukan
1. Menguasai bidang-bidang kehidupan tertentu
2. Penguasan bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat yang
dilakukan dengan paksa dan kekerasan.

E. Beberapa Bentuk Lapisan Kekuasaan.


Menurut MacIver, ada tiga pola umum sistem lapisan kekuasaan atau
piramida kekuasaan, yaitu sebagai berikut :
a. Tipe pertama (tipe kasta) adalah sistem lapisan masyarakat
kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan kaku. Tipe ini
biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta, dimana hampir tak
terjadi Mobilitas Sosial Vertikal keatas. Garis pemisah antara
masing-masing lapisan hampir tak mungkin ditembus.

5
Gambar 0.5 - Piramida Kekuasaan Kasta
b. Tipe yang kedua (tipe oligarkis) masih mempunyai garis pemisah
yang tegas. Akan tetapi, dasar pembedaan kelas-kelas sosial
ditentukan oleh kebudayaan masyarakat. Tipe ini punya garis
pemisah yang tegas tetapi dasar pembedaan kelas sosial
ditentukan oleh kebudayaan masyarakat, individu masih diberi
kesempatan untuk naik lapisan walaupun kedudukan masih
didasarkan pada kelahiran (ascribed status)

Gambar 0.6 - Piramida Kekuasaan Oligarkis


c. Tipe yang ketiga (tipe demokratis) menunjukkan kenyataan akan
adanya garis pemisah antara lapisan yang sifatnya mobile.
Kelahiran tidak menentukan seseorang, yang terpenting adalah
kemampuan dan kadang-kadang juga factor keberuntungan.

6
Gambar 0.7 - Piramida Kekuasaan Demokratis

F. Wewenang
Menurut Max Weber, Wewenang adalah suatu hak yang telah
ditetapkan dalam suatu tata tertib sosial untuk
menetapkan kebijaksanaan, menentukan
keputusan mengenai persoalan yang penting
dan untuk menyelesaikan pertentangan.
Seseorang yang berada dalam suatu
kedudukan selalu mempunyai wewenang
yang bertindak sebagai orang yang
memimpin. Wewenang lebih menekankan
pada hak dan kewajiban seseorang yang
menduduki suatu Jabatan/Kedudukan, Gambar 0.8 - Max Weber

bukan pada Kekuasaan

Bentuk-bentuk Wewenang, antara lain :

1) Wewenang Kharismatik, Tradisional, dan Rasional


(Legal)
Wewenang kharismatik tidak diatur oleh kaidah-kaidah,
baik yang di tradisional maupun rasional. Sifatnya
cenderung irasional. Adakalanya kharisma dapat hilang
karena masyarakat sendiri yang berubahdan mempunyai
paham yang berbeda. Perubahan-perubahan tersebut sering
kali tidak dapat diikuti oleh orang yang mempunyai
wewenang kharismatis tadi sehingga dia tertinggal oleh
kemajuan dan perkembangan masyarakat.

Ciri-ciri utama wewenang tradisional adalah :

7
a) Adanya ketentuan-ketentuan trasisional yang
mengikat penguasa yang mempunyai wewenang,
serta orang-orang lainnya dalam masyarakat.
b) Adanya wewenang yang lebih tinggi ketimbang
keudukan seseorang yang hadir secara pribadi.
c) Selama tidak ada pertentangan dengan ketentuan-
ketentuan tradisional, orang-orang dapat bertindak
secara bebas.

Wewenang Rasional atau Legal adalah wewenang yang


disandarkan pada sistem hukum yang berlaku dalam
masyarakat. Sistem hukum disini dipahamkan sebagai
kaidah-kaidah yang telah diakui serta di taati masyarakat
dan bahkan yang telah diperkuat oleh negara.

2) Wewenang Resmi dan Tidak Resmi


Wewenang resm sifatnya sistematis, diperhitungkan, dan
rasional. Biasanya wewenang tersebut dapat dijumpai pada
kelompok-kelompok besar yang memerlukan aturan-aturan
tata tertib yang tegas dan bersifat tetap.
Wewenang tidak resmi biasanya bersifat spontan,
situasional, dan didasarkan pada faktor saling mengenal.

3) Wewenang Pribadi dan Teritorial


Wewenang pribadi sangat tergantung pada solidoritas
antara anggota-anggota kelompok, dan di sini unsur
kebersamaan sangat memegang peranan.
Pada Wewenang teritorial, wilayah tempat tinggal
memegang peranan yang sangat penting.pada kelompok
ini unsur kebersamaan cenderung berkurang karena
desakan faktor-faktor individualisme.

8
4) Wewenang Terbatas dan Menyeluruh
Wewenag terbatas adalah wewenang tidak mencakup
semua sektor atau bidang kehidupan, tetapi hanya terbatas
pada salah satu sektor atau bidang saja.
Wewenang menyeluruh adalah suatu wewenang yang tidak
dibatasi oleh bidang-bidang kehidupan tertentu.

G. KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
Kemampuan seseorang (pemimpin atau leader) untuk
memengaruhi orang lain (yaitu, yang dipimpin atau pengikut-
pengikutnya) sehingga orang lain tersebut bertingkah laku
sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut.

Kepemimpinan biasa dibedakan menjadi dua:


1. Sebagai kedudukan, kepemimpinan merupakan suatu
komplek dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang
dapat dimiliki oleh suatu orang atau badan.
2. Sebagi proses sosial, kepemimpinsan meliputi segala
tindakan yang dilakukan seseorang atau suatu badan,
yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat.

Sifat Kepemimpinan
1. Resmi (formal leadership), yaitu kepemimpinan yang
tersimpul di dalam suatu jabatan.
2. Tidak resmi (informal leadership), yaitu kepemimpinan
karena pengakuan masyarakat dan kemampuan
seseorang untuk menjalankan kepemimpinan.

Berdasarkan mitologi indonesia


Kepemimpinan yang baik tersimpul dalam Astra Brata
yang pada pokoknya menggamabarkan sifat-sifat dan
kepribadian dari delapan Dewa. Ajaran-ajaran tradisional

9
seperti misalnya; di jawa, menggambarkan tugas
pemimpin melalui pepatah yang apabila diterjemahkan
kedalam Bahasa Indonesia berbunyi sebagai berikut:

Di muka memberi tauladan


Di tengah-tengah membangun semangat
Dari belakang memberikan pengaruh

Seorang pemimpin diharapkan dapat menempati ketiga


kedudukan tersebut, yaitu sebagai pemimpin dimuka
(front leader), pemimpin ditengah-tengah (sosial leader),
dan sebagai pemimpin di belakang (rear leder).
astabhrata
Kesimpulan
Lapisan sosial ialah pembedaan penduduk atau masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara bertingkat. Hal ini dapat terjadi dengan
sendirinya namun juga dapat terjadi dengan sengaja disusun
untuk mengejar tujuan bersama. Sistem lapisan ini penting
karena dapat memecahkan persoalan yang dihadapi masyarakat,
yaitu penempatan individu dalam tempat-tempat yang tersedia
dalam struktur sosial dan mendorongnya agar melaksanakan
kewajibannya yang sesuai dengan kedudukan serta peranannya.

Kekuasaan, wewenang, dan kepemimpinan saling berhubungan


dan berkaitan. Kekuasaan ialah kemampuan untuk
mempengaruhi pihak lain. Sementara itu, wewenang adalah
kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang,
yang mempunyai dukungan atau mendapat pengakuan dari
masyarakat. Adanya kekuasaan dan wewenang pada setiap
masyarakat merupakan gejala yang wajar. Adanya wewenang

10
hanya dapat menjadi efektif apabila didukung dengan kekuasaan
yang nyata.

Daftar Pustaka
Soekanto, Prof. Dr. Soerjono. 2009. Sosiologi suatu pengantar.
Jakarta : Rajawali Press

11
12

Anda mungkin juga menyukai