Anda di halaman 1dari 10

ANALISA KADAR KARBOHIDRAT PADA UBI JALAR (Ipomoe batatas L)

KUNING DAN UNGU SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN BAGI PENDERITA


DIABETES MELLITUS

Anindya Kusuma Winayu1, Farach Khanifah2, Ratna Sari Dewi3


123
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang
1
email : anindyakusumawinayu@gmail.com 2email : farach.khanifah@gmail.com 3email :
bidanratnasaridewi@yahoo.co.id

ABSTRAK

Pendahuluan : Karbohidrat adalah kelompok senyawa yang bisa dihidrolisis menjadi


polisakarida, aldehid dan keton. Karbohidrat pada tumbuhan berupa amilum atau pati
Konsumsi karbohidrat yang berlebihan dapat menyebabkan diabetes mellitus. Menurut
International Diabetes Federation (IDF), sejumlah 415 juta orang di dunia menderita
diabetes, dipredikasi angka ini akan mengalami kenaikan 55% dalam 25 tahun kedepan atau
sekitar 64 juta orang. Pada 2015, di Indonesia dan wilayah Pasifik Barat lainnya, sekitar
153,2 juta orang dewasa (37%) menderita diabetes. Indonesia sendiri menempati urutan
ketujuh diantara 10 negara, dengan populasi sekitar 10 juta orang Sorgum dan ubi jalar
adalah salah satu makanan dengan indeks glikemik rendah. Tujuan: penelitian untuk
mengetahui perbedaan kadar karbohidrat pada Ubi Jalar (Ipomoe batatas L) kuning dan ungu
sebagai alternatif makanan bagi penderita diabetes mellitus. Metode : penelitian ini
menggunakan eksperimen dengan populasi ubi jalar Ipomoea batatas L kuning dan ungu
yang terdapat di Pasar Legi Kabupaten Jombang yang diambil dengan purposive sampling.
Variabel penelitian adalah kadar karbohidrat dan diukur dengan metode luff schrool. Analisa
data penelitian adalah analisa data deskriptif. Hasil : penelitian yang dilakukan didapatkan
kadar karbohidrat ubi jalar kuning sebesar 89,7 gram dan ubi jalar ungu sebesar 57,5 gram.
Perbedaan kadar karbohidrat disebabkan oleh amilosa. Kesimpulan : ubi jalar ungu
memiliki kadar karbohidrat lebih rendah dari pada ubi jalar kuning. Sehingga ubi jalar ungu
disarankan dapat menjadi makanan alternatif bagi penderita Diabetes mellitus. Saran : untuk
dosen prodi analis beserta mahasiswa melaksanakan pengabdian masyarakat dalam bentuk
memberikan penyuluhan/konseling tentang mengkonsumsi ubi jalar ungu sebagai alternatif
makanan bagi penderita diabetes mellitus karena memiliki kadar karbohidrat lebih rendah
dari pada ubi jalar kuning.

Kata Kunci : Karbohidrat, Diabetes mellitus, Ubi jalar kuning, Ubi jalar ungu

ANALYSIS OF CARBOHYDRATIC LEVELS IN YELLOW AND PURPLE SWEET


POTATOES (Ipomoe batatas L) AS FOOD ALTERNATIVES FOR DIABETES
MELLITUS

ABSTRACT

Introduction: Carbohydrates are a group of compounds that can be hydrolyzed into


polysaccharides, aldehydes and ketones. Carbohydrates in plants are starch or starch
Excessive consumption of carbohydrates can cause diabetes mellitus. According to the
International Diabetes Federation (IDF), a total of 415 million people in the world suffer
from diabetes, it is predicted that this number will increase by 55% in the next 25 years or
around 64 million people. In 2015, in Indonesia and other Western Pacific regions, around
153.2 million adults (37%) had diabetes. Indonesia itself ranks seventh among 10 countries,
with a population of around 10 million people.Sorghum and sweet potatoes are one of the
foods with a low glycemic index. Objective: the study was to determine the differences in
carbohydrate levels in yellow and purple sweet potato (Ipomoe batatas L) as an alternative
food for people with diabetes mellitus. Methods: This study used an experiment with a
population of yellow and purple Ipomoea batatas L sweet potato found in Pasar Legi,
Jombang Regency which was taken by purposive sampling. The research variable was
carbohydrate content and measured by the luff schrool method. Research data analysis is
descriptive data analysis. Results: The research conducted showed that the carbohydrate
content of yellow sweet potato was 89.7 grams and purple sweet potato was 57.5 grams. The
difference in carbohydrate levels is caused by amylose. Conclusion: Purple sweet potatoes
have lower levels of carbohydrates than yellow sweet potatoes. So that purple sweet potato is
suggested to be an alternative food for people with diabetes mellitus. Suggestion: lecturers
and students carry out community service in the form of providing counseling about
consuming purple sweet potato as an alternative food for people with diabetes mellitus
because it has lower carbohydrate content than yellow sweet potato.

Keywords: Carbohydrates, Diabetes mellitus, Yellow sweet potatoes, Purple sweet


potatoes

PENDAHULUAN wilayah Pasifik Barat lainnya, sekitar


153,2 juta orang dewasa (37%) menderita
Indonesia memiliki Sumber kekayaan yang diabetes. Indonesia sendiri menempati
sangat besar salah satunya dari bidang urutan ketujuh diantara 10 negara, dengan
pertanian. Bahan makanan yang digunakan populasi sekitar 10 juta orang (Wulandari,
yaitu beras, jagung, gandum, sorgum, dkk 2018).
singkong, kentang, ubi jalar, talas dan sagu
(Panjaitan, dkk 2017). Karbohidrat Ubi jalar mengandung karbohidrat yang
memegang peranan penting dalam terdapat dalam bentuk pati (Male, dkk
kontraksi otot, konsumsi karbohidrat 2017). Antosianin merupakan salah satu
sebanyak 60-70% akan diubah menjadi flavonoid dalam ubi jalar yang
energi total dalam tubuh. Karbohidrat yang mengandung antioksidan, anti inflamasi,
diserap dalam tubuh tersimpan berupa anti virus, anti proliferasi, anti mutagenik,
polisakarida. Polisakarida tidak dapat anti mikroba,anti karsinogenik, melindungi
diserap langsung, sehingga karbohidrat terhadap kerusakan jantung dan alergi,
harus dipecah menjadi bentuk yang lebih memperbaiki mikrosirkulasi dan
sederhana yang akan diserap melalui memperbaiki kapiler perifer. Pembuluh
selaput lendir saluran pencernaan. darah dan mencegah kerapuhan serta
(Nurfadilah, dkk 2019). Konsumsi menangkal terhadap penyakit diabetes
karbohidrat yang berlebihan dapat mellitus (Anjani, dkk 2018). Secara umum
menyebabkan diabetes mellitus (Suprapti kandungan ubi jalar mencapai 27,9% dan
2017). kadar air sebanyak 68,5%, sedangkan
karbohidrat berupa tepung terigu mencapai
Diabetes mellitus (DM) yaitu suatu 85,26% dan kadar air 7,0%, Hal ini dapat
penyakit metabolik yang mempunyai ciri digunakan untuk mendukung penggunaan
khusus seperti hiperglikemia karena tepung ubi/ketela (jalar) sebagai sumber
memiliki keadaan seperti sekresi insulin alternatif karbohidrat (Rohmi, dkk 2019).
abnornal, proses insulin atau keduanya
(Diyah, dkk 2016). Menurut International Peneliti sebelumnya melaporkan bahwa
Diabetes Federation (IDF), sebanyak 415 Snack Bar Ubi/ ketela rambat dapat
juta orang di dunia menderita diabetes, dijadikan sebagai makanan alternatif untuk
diperkirakan angka ini akan meningkat diabetes mellitus Tipe 2. Kandungan
55% dalam 25 tahun kedepan atau sekitar karbohidrat ubi jalar merah sebesar 30,86,
64 juta orang. Pada 2015, di Indonesia dan ubi jalar kuning sebesar 35,68 dan ubi jalar
ungu 33,32 (Avianty, dkk 2014). Sehingga
perlu adanya pemeriksaan Ubi jalar alami khas untuk memperoleh hasil olah yang
tanpa dibuat tepung. Dari penelitian yang disukai konsumen. Saat dipanaskan dengan
akan dilakukan diharapkan dapat diketahui suhu tinggi, karbohidrat akan berubah
kadar karbohidrat pada ubi/ketela rambat menjadi karamel yang dapat memberikan
kuning dan ungu sehingga dapat digunakan aroma khusus dan akan menjadi karamel
sebagai alternatif makanan bagi penderita yang dapat memberikan aroma khusus
diabetes mellitus. (Sediaoetama, 2010). Dapat memberikan
rasa manis pada makanan, Karbohidrat
Karbohidrat memiliki mono dan disakarida yang
dapat berfungsi sebagai pemanis pada
Karbohidrat adalah kelompok senyawa makanan (Sediaoetama, 2010).
yang bisa dihidrolisis menjadi
polisakarida, aldehid dan keton. Sumber karbohidrat berasal dari Sumber
Karbohidrat pada tumbuhan berupa Daya Alam yang melimpah salah satunya
amilum atau pati. Pati merupakan polimer dibidang pertanian. Bahan makanan yang
yang dibentuk dari glukosa jenis monomer, digunakan sebagai makanan pokok yaitu
yang dihubungkan dengan rantai yang beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar serta
mirip dengan maltosa, misalnya amilosa terigu dan turunannya seperti roti dan mie
dan amilopektin. Amilosa dapat instan (Wijayati, dkk 2019).
memberikan warna biru sedangkan
amilopektin akan memberikan warna Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
merah ungu jika dilarutkan dengan iodin karbohidrat antara lain : Umur Panen, Jika
(Nurcahyani, dkk 2019). umur panen rendah maka karbohidrat yang
terdapat didalam bahan makanan juga akan
Karbohidrat memiliki peran yang berharga rendah (Yaningsih, dkk 2013).
dalam kehidupan sehari-hari, karena Penyimpanan, semakin lama penyimpanan
merupakan salah satu sumber kebutuhan maka karbohidrat semakin menurun
penting bagi manusia dan hewan. Ada (Kusmiyati, dkk 2017). Pemanasan, suhu
beberapa bentuk karbohidrat yang berarti dalam pemanasan sangat berpengaruh
yaitu monosakarida, disakarida, olisakarida karena akan mengakibatkan pati rusak
dan polisakarida (Nurfadilah, dkk 2019). semakin tinggi suhu maka pati akan
berubah menjadi pati tergelatinasi (Mukti,
dkk 2018)

Dalam kehidupan sehari-hari makanan dan


minuman memiliki kriteria sebelum
dinyatakan kurang atau cukup, berikut ini
kriteria karbohidrat berdasarkan penelitian
sebelumnya (Milasari, 2019): Kurang
55%, Baik 56%-69%, Lebih 70%.

Gambar 1 Struktur Molekul Karbohidrat Diabetes mellitus

Manfaat karbohidrat antara lain : Sumber Diabetes mellitus didefinisikan sebagai


energi, Karbohidrat didalam tubuh dapat penyakit yang terjadi akibat kelainan
secara langsung diubah menjadi energi karbohidrat yang termetabolisme serta
yang diperlukan untuk aktivitas fisik dan lemak dan protein yang berlebih dimana
setengahnya terserap pada hati dan otot ditandai adanya kelebihan gula darah
dalam bentuk glikogen (Pratiwi, 2019). (hiperglikemia) kronik (Diyah, dkk 2016).
Memberi bentuk pada makanan, Diabetes merupakan penyakit metabolik
karbohidrat didalam proses fermentasi yang ditandai dengan sekresi insulin
memiliki peran yang penting dan bersifat abnormal, kerja insulin abnormal atau
keduanya dan gula darah tinggi (Suryani, mengkonsumsi obat antidiabetik oral,
dkk 2016). insulin, dan diet. Diet yang dimaksud
adalah dengan mempraktikkan pola
Diabetes mellitus adalah salah satu makanan seimbang dan membatasi diet
penyakit dengan gejala khas yaitu banyak secara terarah bagi penderita Diabetes
mengeluarkan urin, banyak makan, mellitus. Sorgum dan ubi jalar adalah salah
banyak minum, berat badan turun drastis. satu makanan dengan indeks glikemik
Gejala-gejalanya lemas, kesemutan, luka rendah (Ashfiyah Vina, 2019).
khas yang tidak dapat disembuhkan
(Anjani, dkk 2018). Berdasarkan uraian Ubi jalar (Ketela rambat) (Ipomoe
diatas dapat disimpulkan bahwa diabetes batatas L)
mellitus ialah penyakit yang terjadi karena
gangguan pada metabolisme yang
memiliki karakteristik hiperglikemia dan
memiliki gejala banyak mengeluarkan
urin, banyak makan, banyak minum, berat
badan turun drastis, dan luka khas yang
tidak dapat disembuhkan
Klasifikasi ilmiah dari ubi jalar (Ipomoea
batatas L) adalah sebagai berikut :
Diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi
Kingdom : Plantae
beberapa jenis antara lain: Diabetes
Subkingdom : Tracheobionta
mellitus tipe 1, penyakit bawaan atau
Sub divisi : Angiospermae
genetik yang disebabkan oleh kerusakan (Menghasilkan bunga)
autoimun pada sel β pankreas (Marewa, Kelas : Magnoliopsida
2015). Diabetes mellitus tipe 2, penyakit (Tumbuhan berbiji belah)
yang terjadi karena penurunan pada Sub kelas : Asteridae
sekresi insulin yang terjadi secara Ordo : Solanales
berkelanjutan (Pranoto, 2012). Diabetes Famili : Convolvulaceae
mellitus kehamilan (gestasional), Diabetes Genus : Ipomea
mellitus gestasional ialah penyakit yang Spesies : Ipomea batatas Poir.
disebabkan oleh tubuh tidak bisa untuk
menghasilkan insulin selama kehamilan Di Indonesia, ubi/ketela rambat (Ipomoea
(Krisnatuti, dkk 2014). Diabetes mellitus batatas L) adalah tanaman palawija yang
tipe khusus, penyakit yang terjadi dengan paling standar. Selain itu, ubi jalar juga
adanya faktor lain, yaitu kelainan genetik, sumber karbohidrat setelah padi, jagung
penyakit kelenjar eksokrin pankreas, dan singkong yang memiliki nilai sangat
penting untuk pasokan biji-bijian sangat,
malnutrisi, obat-obatan, dan infeksi yang
bahan dasar industri dan makanan hewan.
disebabkan oleh virus (Sunarti, 2018).
Sebagai sumber karbohidrat, ubi
berpeluang menggantikan makanan pokok
Faktor risiko Diabetes mellitus ada 2 yaitu (Syarfaini, dkk 2017). Menurut warna ubi,
faktor risiko yang dapat dirubah, tidak Ubi/ketela rambat dibedakan atas
dapat dirubah dan faktor risiko lain. Faktor ubi/ketela rambat putih, ubi/ketela rambat
risiko yang dapat dirubah yaitu kegemukan kuning/oranye dan ubi/ketela rambat ungu
dan hipertensi. Faktor yang tidak dapat (Saniah, dkk 2018).
dirubah yaitu Usia, Faktor genetik dan
riwayat melahirkan. Faktor lain yaitu
Ubi jalar memiliki kandungan energi
Konsumsi alkohol dan rokok, Riwayat
sebanyak 123 kalori/100g, protein (1,8g),
IGT, Riwayat penyakit kardivaskular dan
karbohidrat (27,9g), kalsium (5mg), nilai
resistensi insulin (Sunarti, 2018).
vitamin A (770 SI), vitamin B1 (0,09mg),
vitamin C (22 mg) (Pasaribu, dkk 2018).
Penyembuhan Diabetes mellitus bisa
diatasi dengan tiga cara antara lain dengan
Ubi/ketela rambat ungu adalah sumber prinsip titrasi iodometri. Hasil analisa data
antosianin, dilihat dari konsetrasi berbentuk tabel.
antosianinnya ubi memiliki kandungan Alat dan bahan :
antosianin melebihi 98%. Berdasarkan - Blender
antosianin, ubi/ketela rambat ungu - Buret
mengandung sianidin 3-kafeol- - Corong
sophorosida-5-glukosida dan peonidin 3- - Erlenmeyer 500 ml
kafeol-sophorosida-5-glukosida - Filter paper
(Mahmudatussa’adah, dkk 2015). - Gelas piala (Beaker)
Kandungan amilosa dalam Ubi jalar ungu - Hotplate
dapat dikatakan tinggi dan dapat - Labu ukur 100 ml dan 500 ml
mengurangi daya cerna pati. Kecernaan - Neraca analitik
pati dapat mengaktivitas hipoglikemik - Pendingin tegak
karena dapat menghasilkan glukosa - Pipet volume 10 ml
berkurang dan lambat (Reymon N, dkk - pipet volume 25 ml
2019). Ubi/ketela rambat kuning ialah - Spatula
ubi/ketela dengan daging berwarna kuning, - Stopwatch
kuning muda atau putih kekuningan.
Kandungan betakaroten dalam ubi jalar Reagen yang digunakan dalam penelitian
kuning lebih tinggi daripada labu yang ini yaitu :
setara dengan wortel. Kandungan energi - Air suling 15 ml
ubi jalar kuning 123 kal, protein 0,5 gr - Aquadest
karbohidrat 25,1 gr, dan lemak 0,4 gr - CH2COOH 3%
(Nuringtyas, dkk 2017). - H2SO4 25% 25 ml
- HCl 3% 200 ml
Model Penelitian - Indikator amilum
Kuning - KI 20% 15 ml
Ubi jalar (Ipomoea - Larutan luff 25 ml
batatas L) Ungu - Na2S2O2 0,1 N
- NaOH 30%

Karbohidrat Prosedur Penelitian :


a. Persiapan Sampel
 Memilih ubi jalar kuning dan ungu
Luff Schrool yang masih segar
 Membuat Ekstrak Sampel
 Membuat Ekstrak Ubi Jalar
Kuning
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
1. Membersihakan satu buah ubi
Menggunakan desain penelitian yang jalar kuning dari kulitnya
digunakan bersifat eksperimen. Penelitian 2. Mencuci ubi jalar kuning
dilaksanakan mulai bulan Februari 2020 dengan menggunakan air
hingga bulan Juni 2020. Populasi yang yang mengalir
digunakan ialah ubi/ketela rambat Ipomoea 3. Memotong ubi jalar kuning
batatas L kuning dan ungu yang terdapat kecil-kecil dan menimbang
sebanyak 3gr
di Pasar Legi Kabupaten Jombang.
4. Memblender ubi jalar kuning
adalah ubi jalar Ipomoea batatas L kuning
sampai halus dan diencerkan
dan ungu yang terdapat di Pasar Legi
25 ml aquadest
Kabupaten Jombang dengan menggunakan
5. Menyaring ubi jalar kuning
teknik purposive sampling. Penelitian
dan diambil filtrat
karbohidrat ini akan dilakukan
menggunakan metode luff schrool dengan
 Membuat Ekstrak Ubi Jalar Ungu 1. Memipet filtrat dari persiapan
1. Membersihakan satu buah ubi sampel sebanyak 5 ml kemudian
jalar ungu dari kulitnya masukkan kedalam Erlenmeyer 500
2. Mencuci ubi jalar ungu ml
dengan menggunakan air 2. Menambahkan sebanyak 200 ml
yang mengalir HCl 3% dan larutan batu didih
3. Memotong ubi jalar ungu 3. Memanaskan hingga mendidih
kecil-kecil dan menimbang 4. Mendinginkan, menetralkan
sebanyak 3gr menggunakan NaOH 40%, lalu
4. Memblender ubi jalar ungu menambahkan sedikit larutan asam
sampai halus dan diencerkan CH3COOH 3%
25 ml aquadest 5. Memindahkan larutan kedalam labu
5. Menyaring ubi jalar ungu dan ukur sebanyak 50 ml, kemudian
diambil filtrat menambahkan aquadest hingga
tanda batas, menghomogenkan dan
b. Pembuatan Standarisasi Na2CO3 0,1 N menyaring dengan kertas saring
dengan KI 0,1 N 6. Memipet sebanyak 10 ml hasil
1. Memipet sebanyak 25 ml larutan KI saringan, kemudian menambahkan
standart, kemudian memasukkan 25 ml larutan Luff schrool, aquadest
kedalam erlenmeyer sebanyak 15 ml, dan menambahkan
2. Menambahkan larutan H2SO4 4N 3 butir batu didih
sebanyak 2 ml, menutup dengan 7. Mendidihkan selama 10 menit
plastik 8. Mendinginkan secara cepat-cepat ±1
3. Menitrasi dengan larutan Na2CO3 menit didalam bak berisi es
standart hingga menjadi kuning 9. Menambahkan sebanyak 25 ml
muda H2SO4 25% dan15 ml larutan KI
4. Menambahkan amylum 1% 20%
sebanyak 1ml kemudian melakukan 10. Mentitrasi secara perlahan
titrasi kembali hingga warna biru menggunakan Na2S2O3 0,1N hingga
hilang menjadi kuning muda
11. Menambahkan indikator amilum
c. Pembuatan Blanko sebanyak 2 ml
1. Memipet 10 ml aquadest, kemudian 12. Mentitrasi menggunakan Na2S2O3
masukkan ke dalam 0,1N hingga berwarna putih susu
Erlenmeyer 500 ml
2. Menambahkan menambahkan 25 ml e. Perhitungan
larutan Luff schrool, 15 ml aquadest Rumus Penetapan Karbohidrat
3. Mendidihkan selama 10 menit a. X = Volume blanko - Volume
4. Mendinginkan secara cepat-cepat ±1 sampel ×
menit didalam bak berisi es
5. Menambahkan sebanyak 25 ml
H2SO4 25% dan 15 ml larutan KI
20%
b. Melihat dalam daftar luff schrool
6. Mentitrasi secara perlahan
beberapa mg gula yang terkandung
menggunakan Na2S2O3 0,1N hingga
untuk ml thio yang diperlukan
menjadi kuning muda
c. Kadar Glukosa =
7. Menambahkan indikator amilum
sebanyak 2 ml
8. Mentitrasi menggunakan Na2S2O3
0,1N hingga berwarna putih susu d. Kadar Karbohidrat =

d. Penetapan Kadar Karbohidrat(Luff


schrool SNI 01-2891-1992) Keterangan :
W1 = hasil dalam daftar luff PEMBAHASAN
scrool + {(mg glukosa
sesudahnya – mg glukosa Dalam penelitian ini sampel yang
hasil) x sisa ml thio digunakan yaitu ubi jalar kuning dan ungu
hasil} yang masih segar dikupas dari kulitnya dan
W = sampel yang digunakan, ditimbang sebanyak 3gr. Ubi jalar cepat
dalam mg sekali mengalami pencoklatan secara
Fp = faktor Pengencer enzimatis ketika proses pengupasan
berlangsung, hal ini disebabkan karena ubi
jalar memiliki enzim fenolase dan fenol.
HASIL PENELITIAN Enzim fenolase dapat mengalami kematian
atau inaktivasi enzim apabila dilakukan
Tabel 5.1 Standarisasi Natrium Thiosulfat pengukusan, perebusan dan pemanggangan
(Na2S2O3) (Sumartini, dkk 2017).
Hasil Titrasi (ml)
KI Berdasarkan penelitian kadar karbohidrat
1 2 3
ubi jalar (Ipomoea batatas L) kuning dan
25 ml 22,9 23 23,2 ungu yang dilakukan, hasil disajikan dalam
Rata-Rata 23 bentuk tabel. Tabel 5.1 menunjukkan hasil
(Sumber : Data Primer, 2020) dari standarisasi Natrium Thiosulfat
Tabel 5.1 menunjukkan hasil dari (Na2S2O3). Kadar karbohidrat diperoleh
standarisasi Natrium thiosulfat (Na2S2O3) dari hasil titrasi yang telah dilakukan dan
menggunakan larutan baku primer KI disajikan pada tabel 5.2. Hasil dari kadar
sebanyak 25 ml. Titrasi dilakukan karbohidrat yang telah dilakukan disajikan
sebanyak 3 kali dan didapatkan rata-rata 23 dalam tabel 5.3. dalam penelitian yang
ml. telah dilakukan ubi jalar kuning memiliki
kadar karbohidrat sebanyak 89,7 gram dan
Tabel 5.2 Titrasi Iodometri ubi jalar ubi jalar ungu memiliki karbohidrat
(Ipomoea batatas L) kuning dan ungu sebanyak 57,5 gram. Hasil yang
Titrasi Iodometri (ml) didapatkan menunjukkan perbedaan
Titrasi Rata- kandungan karbohidrat dari setiap jenis ubi
Sampel jalar. Menurut peneliti ubi jalar ungu
1 2 3 rata
Ubi jalar memiliki karbohidrat yang lebih rendah
8,2 8,5 8,2 8,3 dari pada ubi kuning. Perbedaan kadar
kuning
Ubi jalar ungu 9,0 9,4 9,2 9,2 karbohidrat disebabkan oleh amilosa.
(Sumber : Data Primer, 2020)
Tabel 5.2 Menunjukkan hasil dari titrasi Kandungan amilosa yang terkandung
iodometri dari sampel ubi jalar yang didalam ubi jalar sangat berpengaruh pada
dilakukan sebanyak 3 kali kadar karbohidrat. Ubi jalar ungu
mengandung amilosa tinggi sebesar
Tabel 5.3 Kadar karbohidrat ubi jalar (>25%) yang dapat menurunkan laju
(Ipomoea batatas L) kuning dan ungu penyerapan glukosa sehingga
Kadar mengkonsumsi ubi jalar ungu tidak
Jenis Ubi
No Karbohidrat meningkatan kadar glukosa yang signifika.
jalar
(gr) Ubi jalar yang memiliki kandungan
Ubi jalar amilosa tingi mampu mengurangi daya
1. 89,7
kuning
metabolisme zat pati secara in vitro.
Ubi jalar
2. 57,5 Kecernaan pati menurun dapat
ungu
(Sumber : Data Primer, 2020) mengkonfirmasi aktivitas hipoglikemik,
Tabel 5.3 Menunjukkan hasil dari kadar hal ini terjadi karena dapat menghasilkan
karbohidrat ubi jalar (Ipomoea batatas L) sedikit glukosa dan memperlambat glukosa
kuning dan ungu. (Reymon, dkk 2019). Sampel ubi jalar
kuning dan ungu berasal dari Kabupaten
Jombang. Perbedaan kandungan penelitian sebelumnya yang dilakukan
karbohidrat dalam ubi jalar juga dapat (Milasari & Khanifah, 2019) bahwa
disebabkan oleh varietas ubi jalar dan karbohidrat pada susu perah dengan
perbedaan masa panen. penambahan konsentrasi madu
membuktikan bahwa madu dapat
Bahan makanan yang memiliki kadar meningkatkan karbohidrat. Semakin
amilosa tinggi cenderung susah untuk meningkat konsentrasi madu yang
dicerna akibatnya struktur amilosa yang digunakan maka semakin meningkat pula
tidak bercabang akan membuatnya menjadi karbohidrat yang terkandung didalam susu.
terikat sehingga sulit mengalami gelatinasi,
hal ini dapat mengakibatkan amilopektin
mengalami gelatinasi. Karbohidrat pada SIMPULAN DAN SARAN
makanan dipecah dari pati menjadi gula
terfrementasi oleh enzim amilase. Enzim Simpulan
amilase akan berikatan pada molekul
substrat (pati) dan menghasilkan glukosa. Dapat disimpulkan bahwa kadar
Pada molekul amilosa enzim amilase karbohidrat ubi jalar kuning memiliki
memiliki mekanisme kerja yaitu: Dapat kadar karbohidrat sebesar 89,7 gram dan
mengdegadasi amilosa menjadi maltosa ubi jalar ungu memiliki kadar karbohidrat
dan maltotriosa yang dapat terjadi secara sebesar 57,5 gram
acak, dan dapat membentuk glukosa dan
maltosa sebagai hasil akhir, bukan acak Saran
(Ariandi, 2016).
Bagi Dosen Prodi
Menurut peneliti ubi jalar ungu dapat
dikonsumsi oleh penderita Diabetes Diharapkan bagi dosen analis beserta
mellitus karena memiliki karbohidrat yang mahasiswa melaksanakan pengabdian
rendah. Dalam penelitian yang dilakukan masyarakat dalam bentuk menyampaikan
oleh (Avianty, dkk 2014). Snack bar penyuluhan/konseling mengenai
ubi/ketela rambat kuning memiliki indeks mengkonsumsi ubi jalar ungu sebagai
glikemik sebesar 41,08 dan snack ubi jalar alternatif makanan bagi penderita diabetes
ungu sebesar 21,54. Hal ini berdasarkan mellitus karena memiliki kadar karbohidrat
penelitian yang telah dilakukan, dimana lebih rendah dari pada ubi jalar kuning.
kandungan karbohidrat ubi/ketela ungu
lebih rendah dibandingkan dengan ubi Bagi Peneliti Selanjutnya
kuning. Faktor yang mempengaruhi indeks
glikemik antara lain derajat gelatinisasi, Diharapkan bagi peneliti selanjutnya
bentuk fisik pangan, rasio amilosa terhadap meneliti tentang kandungan protein dan
amilopektin, kadar serat pangan, kadar vitamin c pada ubi jalar (Ipomoea batatas
gula sukrosa, keasaman, kadar lemak dan L) kuning dan ungu.
protein, serta kematangan (Arysanti, dkk
2019).
KEPUSTAKAAN
Menurut penelitian yang dilakukan
(Yaningsih, dkk 2013) semakin rendah Ashfiyah Vina Nur (2019), ‘Substitusi
umur panen maka semakin menurun juga Sorgum dan Ubi Jalar putih
kandungan karbohidrat. Ubi jalar yang pada Roti Bagel sebagai
digunakan dalam penelitian tidak alternatif selingan untuk
ditambahkan dengan apapun karena ubi penderita diabetes melittus’,
jalar sudah memiliki karbohidrat yang Media Gizi Indonesia, Vol 14
tinggi. Karbohidrat dalam makanan akan No 1 hh 76
mengalami peningkatan setelah diberikan
perlakuan. Hal ini dikuatkan oleh
Ariandi (2016). ‘Pengenalan Enzim Nurcahyani, Endang, Nurul Aniqotun
Amilase (Alpha-Amylase) dan Mutmainah & Salman Farisi
Reaksi Enzimatisnya (2019). ’Analisis kandungan
Menghidrolisis Amilosa Pati karbohidrat terlarut total planlet
menjadi Glukosa’ Jurnal buncis (Phaseoulus vulgaris L.)
Dinamika, Vol 07 No 1 menggunakan metode fenol-
sulfur secara in vitro’,
Avianty & Fitriyono Ayustaningwarno Analytical and Environmental
(2014). ‘Indeks Glikemik Snack Chemistry, Vol 4, No. 01.
Bar Ubi Jalar Kedelai Hitam
sebagai Alternatif Makanan Nurfadilah, Anton Yuntarso & Dheasy
Selingan Penderita Diabetes Herawati (2019). ‘Perbandingan
Melitus Tipe 2’. Jurnal Aplikasi metode standar nasional
Teknologi Pangan. Vol 3 No3. Indonesia dalam penentuan
kadar karbohidrat total’ Jurnal
Diyah, Aprilia, Gitta, Greta, Eriza, SainHealth, Vol. 3, No. 2, hh
Rany, Deka, Robi’atul, Hartati 37-38. Reymon, Nur Saadah
& Purwanto (2016). ‘Evaluasi Daud & Feny Alvianty (2019).
Kandungan Glukosa Beberapa ‘Perbandingan Kadar Glukosa
Sumber Karbohidrat Dalam pada Ubi Jalar Ungu (Ipomoea
Upaya Penggalian Pangan Ber- batatas Var ayamurasaki )
Indeks Glikemik Rendah’. Jurnal Menggunakan Metode Luff
Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Schoorl’ Jurnal Warta Farmasi,
Indonesia. Vol. 3 No. 2. Vol. 8, No. 2.

Krisnatuti Diah. (2014). Diet sehat Nuringtyas D P & Annis Catur Adi (2017)
untuk penderita diabetes ‘Mutu Organoleptik, Kandungan
mellitus. Penebar Swadaya. Protein dan Betakaroten Mie
Jakarta Timur. Substitusi Ikan Rucah dan ubi
Jalar Kuning’ Media Gizi
Male Ulviyana, Asri Silvana Naiu & Indonesia, Vol 12, No 2.
Nikmawatisusanti Yusuf (2017).
‘Karakteristik Gizi Roti Manis Diyah, Aprilia, Gitta, Greta, Eriza,
Ubi Jalar dengan Penambahan Rany, Deka, Robi’atul, Hartati
Bubur Rumput Laut’. Jurnal & Purwanto (2016). ‘Evaluasi
Ilmiah perikanan dan kelautan. Kandungan Glukosa Beberapa
Vol 5 No 3. Sumber Karbohidrat Dalam
Upaya Penggalian Pangan Ber-
Marewa Lukman Waris. (2015). Indeks Glikemik Rendah’. Jurnal
Kencing Manis (Diabetes Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian
Mellitus) di Sulawesi Selatan. Indonesia. Vol. 3 No. 2.
Yayasan Pustaka Obor
Indonesia. Jakarta Reymon, Nur Saadah Daud & Feny
Alvianty (2019). ‘Perbandingan
Milasari Y. (2019). Karya Tulis Ilmiah. Kadar Glukosa pada Ubi Jalar
Kadar Karbohidrat dalam Susu Ungu (Ipomoea batatas Var
sapi (Susu Perah) setelah ayamurasaki ) Menggunakan
Penambahan Madu dengan Metode Luff Schoorl’ Jurnal
Konsentrasi 25%, 50% dan Warta Farmasi, Vol. 8, No. 2.
75%. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Saniyah, Ade Rafita Kurniati, Annafi
Jombang. Tazhkira, Durrotul Ma’sumah,
Indah Permata Sari, Dian Agnesia
&Sutrisno Adi Prayitno (2018).
‘Mutu Organoleptik Tape Ubi
Jalar Kuning (Ipomoea batatas L)
Akibat Perbedaan Konsentrasi
Ragi (Saccharomyces cerevisiae)’
FOODSCITECH, Vol 1 No 2.

Sunarti. (2018). Serat pangan dalam


penanganan sindrom metabolik.
Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

Syarfaini, M. Fais Satrianegara,


Syamsul Alam & Amriani
(2017). ‘Analisis kandungan zat
gizi biskuit Ubi jalar (Ipomoea
batatas L ) sebagai alternatif
perbaikan gizi di masyarakat’
Public Health Science Journal,
Vol. 9, No. 2, hh 138.

Panjaitan, Tiurma W Susanti, Dwi


Agustiyah Rosida & Richardus
Widodo (2017), ‘Aspek Mutu
dan Tingkat Kesukaan
Konsumen terhadap Produk Mie
Basah dengan Substitusi Tepung
Porang’, Jurnal Teknik Industri
HEURISTIC, Vol. 14, No. 1.

Pranoto Agung. (2012). Terapi insulin


pada penderita diabetes melittus
rawat jalan dan rawat inap

Yaningsih H, Bambang Admadi H & Sri


Mulyani (2013). ‘Studi
Karakteristik Gizi Ubi Jalar Ungu
(Ipomoea batatas var Gunung
Kawi) pada Beberapa Umur
Panen’ Jurnal REKAYASA DAN
MANAJEMEN
AGROINDUSTRI, Vol 1 No 1

Wijayanti, Prasmita Dian, Harianto &


Achmad Suryana (2019).
‘Permintaan pangan sumber
karbohidrat di Indonesia’. Jurnal
Analisi Kebijakan Pertanian,
Vol. 17, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai