Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN GROUP PROJECT PRAKTIKUM BIOKIMIA

Uji Kandungan Karbohidrat pada Umbi Porang (Amarphophallus onchophillus)


sebagai Alternatif Selingan untuk Penderita Diabetes Mellitus

Oleh :
Kelompok 2
Rahma Fanidia Rahayu
Sofia Erna Wati 19304241048
Novita Ardian Krisgiyanti 19304244007
Namira Mutiara Larasati 19304244011
Munadia Dini Hanifiah 19304244012
Fhadinda Hizza
Dhanu Sancoko 19304244022

Pendidikan Biologi C

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ...................................................................................... 4


B. Hipotesis............................................................................................ 6

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian................................................................................... 8
B. Variabel ............................................................................................. 8
C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 9
D. Bahan, Alat, dan Metode Pembuatan ................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 18

LAMPIRAN................................................................................................... 19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik dengan karakteristik


hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak
yang diakibatkan oleh ketidakmampuan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya. Di kalangan masyarakat luas penyakit ini dikenal sebagai penyakit gula
atau kencing manis. DM dapat diklasifikasikan menurut (ketiadaan absolut
insulin), tipe 2 (insensitivitas insulin dan defisiensi sekresi insulin), tipe 3
(penyebab spesifik lain), dan tipe 4 (diabetes gestasional).
Pertumbuhan penyakit diabetes melitus saat ini sangat pesat dan
diperkirakan akan meningkat hingga 13,5% di dunia dan 16,2 juta jiwa di
Indonesia pada tahun 2040. Penyakit ini menempati peringkat ke tujuh terbesar di
Indonesia setelah China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Mexico.
Selain itu, diperkirakan akan menempati peringkat ke enam pada tahun 2040
(International Diabetes Federation, 2015).
Salah satu tujuan utama terapi bagi penderita hiperglikemik meliputi
pengontrolan kadar gula darah dengan pemberian obat hipoglikemik oral dan
insulin.7 Namun, seringkali pentalaksanaan tersebut memiliki kemampuan yang
terbatas dan mempunyai efek samping yang tidak diingikan. Alasan inilah yang
menyebabkan meningkatnya ketertarikan pada penggunaan sumber alami yang
berasal dari tumbuhan sebagai salah satu manajemen alternatif dalam menangani
pasien diabetes mellitus.
Pengelolaan DM yang sangat penting peranannya adalah melalui diet.
Prinsip diet adalah makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori.
Pada penderita DM perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal
jadwal makan, jenis serta jumlah makanan terutama bagi mereka yang
menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin. Salah satu terapi diet
untuk mencegah dan menanggulangi DM adalah memanfaatkan berbagai macam
makanan fungsional yang kaya akan pati selain nasi yaitu porang.
Umbi Porang (Amorphophallus oncophyllus) merupakan salah satu
kekayaan alam yang dimiliki Indonesia yang banyak tumbuh di lahan hutan di
Jawa Timur. Umbi porang pada awalnya dikembangkan untuk mendukung
program konservasi hutan. Tidak kalah dengan tepung terigu, umbi porang
memiliki kandungan glukomanan yang memiliki fungsi sebagai pengenyal,
pembentuk tekstur dan pengental makanan.
Porang yang merupakan sumber pati minor berpotensi untuk digunakan
menjadi alternatif produk pangan. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta adanya kebijakan diversifikasi atau
penganekaragaman pangan non beras maka masyarakat mulai memanfaatkan
sumber daya alam di sekitar untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat sehari-hari
yaitu memanfaatkan umbi porang (Amorphophallus oncophillus) sebagai
alternatif diit penderita DM. Salah satu upaya memenuhi diit penderita DM
adalah dengan memanfaatkan umbi porang sebagai alternatif pengganti beras
dimana hal ini terkait dengan Rencana Induk Penelitian (RIP) Unitri Pusat Studi
Kedaulatan Pangan, Pakan dan Kesehatan Keluarga tentang diversifikasi atau
aneka pangan non beras.
Berdasarkan fakta dan fenomena ini, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Uji Kandungan Karbohidrat pada Umbi Porang
(Amarphophallus onchophillus) sebagai Alternatif Selingan untuk Penderita
Diabetes Melitus.

B. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Bagaimanakah kandungan karbohidrat pada umbi porang (Amarphophallus
onchophillus) sebagai alternatif selingan untuk penderita diabetes melitus
dibandingkan singkong (Manihot utilissima)?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk membuktikan kandungan karbohidrat pada umbi porang
(Amarphophallus onchophillus) sebagai alternatif selingan untuk penderita
diabetes melitus dibandingkan singkong (Manihot utilissima).

D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, diharapkan akan didapatkan manfaat:
Mengetahui kandungan umbi porang (Amarphophallus onchophillus)
dibandingkan singkong (Manihot utilissima) dan menemukan alternatif
selingan untuk penderita diabetes mellitus.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
Porang (Amorphophallus muelleri Blume) merupakan salah satu umbi
asli Indonesia yang memiliki kesamaan karakteristik dengan umbi konjak
yang sangat terkenal dari Jepang. Awalnya porang merupakan tanaman liar
yang sering ditemukan di hutan-hutan tropis Indonesia, Porang di Indonesia
lebih dikenal sebagai umbi iles-iles, namun demikian walaupun berada dalam
rumpun yang sama kedua umbi tersebut merupakan spesies yang berbeda.
Ada beberapa spesies yang memiliki kemiripan dengan porang, selain iles-iles
ada pula walur dan suweg. Ciri-ciri dari umbi porang yaitu memiliki warna
kuning orange dengan bulir-bulir kristal oksalat yang tampak jelas ketika
dibelah, sedangkan suweg dan iles-iles berwarna putih kesat seperti umbi
singkong. Umbi walur juga berwarna orange namun dengan tekstur yang
kasar dan tanpa ada bulir-bulir Kristal (Arifin, 2001).
Porang telah banyak dibudidayakan sejak tahun 2005. Seperti juga
umbi konjak, porang juga merupakan umbi yang memiliki kandungan serat
pangan berupa glukomannan yang sangat tinggi. Dimana glukomannan
tersebut memiliki karakteristik yang sangat khas yaitu mampu menyerap
kadar air 200 kali lipat diabandingkan pati. Glukomannan ini juga sangat baik
bagi kesehatan karena merupakan serat pangan sehingga diet glukomannan
akan membantu mempertahankan kestabilan gula darah pada penderita
diabetes (Firani, 2017).
Menurut laporan WHO, Indonesia menempati urutan ke empat
terbesar dari jumlah penderita DM dengan prevalensi 8,6% dari total
penduduk sedangkan posisi urutan diatasnya yaitu India, China dan Amerika
Serikat dan WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di
Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun
2030. Senada dengan WHO, IDF pada tahun 2009 memprediksi kenaikan
jumlah penyandang DM dari 7 juta pada tahun 2009 menjadi 12 juta pada
tahun 2030. Laporan tersebut menunjukkan peningkatan jumlah penyandang
DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030 (PERKENI, 2011) Pervalensi
DM yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di Yogyakarta (2,6%), DKI
Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%), dan Kalimantan Timur (2,3%).
Prevalensi DM yang terdiagnosis dokter atau berdasarkan gejala, tertinggi
terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan
(3,4%) dan Nusa Tenggara Timur (3,3%) (Kemenkes, 2013).
DM merupakan penyakit kronis progresif yang dapat menyebabkan
beberapa komplikasi, kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan
beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh
darah. DM yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya berbagai
komplikasi kronik baik mikrovaskular (komplikasi pembuluh darah kecil)
maupun makrovaskular (komplikasi pembulu darah besar). Tes fungsi ginjal
pada DM dengan komplikasi mikrovaskular seperti nefropati diabetik sangat
penting untuk mengetahui diagnosis dini serta prognosis penyakit tersebut
(Kusbandari, 2015).
Indonesia merupakan negara subtropis yang kaya akan
kenanekaragaman hayati, termasuk didalamnya adalah tanaman yang dapat
digunakan untuk pengobatan. Kecenderungan masyarakat modern
menggunakan obat alamiah untuk keperluan medikasi saat ini, mendorong
semakin intensifnya penelitian-penelitian yang ditujukan untuk eksplorasi dan
pemanfaatan tanaman-tanaman yang diyakini mempunyai khasiat pengobatan.
Salah satu tanaman yang memiliki efek farmakologi adalah umbi porang.
(Wijayanti, 2010).
Umbi porang mengandung serat larut glukomanan cukup tinggi (15–
64% basis kering). Glukomanan memiliki kelebihan antara lain untuk
meningkatkan fungsi pencernaan dan sistem imun, menurunkan kadar
kolesterol dan gula darah, serta membantu menurunkan berat badan. Kadar
glukosa porang yaitu 36,7 % ,pada ketela 22,6%, dan pada beras 10,5%. Umbi
Porang dapat di manfaatkan sebagai pati dan dapat dijadikan sebagai makanan
alternative, karena Porang mempunyai manfaat bagi kesehatan salah satunya
yaitu mempunyai efek hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah).
Sehingga dengan mengkonsumsi umbi porang dan pati porang yang dapat
mempunyai efek menurunkan kadar gula darah penderita diabetes dapat
mengontrol konsumsi glukosa dan karbohidrat sehingga tidak menjadi beban
mekanisme pengaturan gula darah. Kandungan indeks glikemik porang
tergolong tinggi sehingga porang dapat dirubah menjadi pati agar daya
patinya dapat diturunkan sehinga lambat dalam meningkatkan kadar glukosa
darah,sehingga porang dapat dijadikan pangan dengan indeks glikemik rendah
yang dapat digunakan sebagai bahan pangan untuk penderita
diabetes( Hidayat, 2008).

B. Hipotesis
Kandungan karbohidrat pada umbi porang (Amarphophallus
onchophillus) terbukti dapat dijadikan sebagai alternatif selingan untuk
penderita diabetes mellitus dibandingkan dengan singkong (Manihot
utilissima) atau kandungan karbohidrat pada umbi porang (Amarphophallus
onchophillus) terbukti tidak dapat dijadikan sebagai alternatif selingan untuk
penderita diabetes mellitus dibandingkan dengan singkong (Manihot
utilissima).

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Lab Biologi Dasar, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian
dilakukan pada hari Rabu, 15 April 2020 dan dilanjutkan pada hari Rabu, 22
April 2020 ketika mata kuliah praktikum Biokimia.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
- Erlenmeyer
- Pipet volum 25 ml
- Pendingin tegak
- Hot plate
- Labu ukur 250 ml
- Pipet tetes
- Kertas saring
- Pipet volume 10 ml
- Buret
- Pipet tetes
- Corong

2. Bahan
- Umbi porang
- Beras
- Ketela
- HCl 3%
- NaOH 3,25%
- Indikator PP
- Aquadest
- Luff
- KI 30%
- H2SO4 25%
- Tio 0,1 N
- Indikator kanji

C. Langkah Kerja

Ditimbang sampel sebanyak 3,0069 gram ke dalam erlenmeyer


D.
E.

Ditambahkan 25 ml HCl 3 %
F.

Dididihkan selama 1,5 jam dengan pendingin tegak

Dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml

Dinetralkan dengan NaOH 3,25 % (indikator PP)

Dihimpitkan hingga 250 ml


Disaring, lalu diambil filtratnya

Dipipet sebanyak 10 ml (filtrat) ke dalam erlenmeyer asah

Ditambahkan 25 ml Luff dan 15 ml H2O

Didihkan selama 10 menit dengan pendingin tegak lalu didingkan

Ditambahkan KI 30% sebanyak 10 ml dan 25 ml H2SO4 25%

Ditritasi dengan tio 0,1 N terstandarisasi dengan indikator kanji

Dibandingkan terhadap blanko


G. Sasaran Penelitian
Sasaran dari penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus baik laki-laki
maupun perempuan pada rentang usia tertentu.

H. Tabel Hasil Penelitian


Kategori
Bahan Kadar karbohidrat
(Rendah/Sedang/Tinggi)
Umbi porang
Ketela
Beras

DAFTAR PUSTAKA
International Diabetes Federation. (2015). Diabetes Atlas Seventh Edisi 5. Amerika

Serikat: International Diabetes Federation.

Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. (2007). Buku Ajar Patologi Robbins.Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Sari D.P. (2009). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi V Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Dapertemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI.
Dawam. 2010. Kandungan Pati Umbi Suweg (Amorphophallus
campanulatus) pada Berbagai Kondisi Tanah di Daerah Kalioso,
Matesihdan Baturetno]. Surakarta : [Tesis] Universitas Sebelas Maret.
Koswara, S. 2013. Teknologi Pengolahan Umbi-umbian: Pengolahan
Umbi Porang. Bogor : Institute Pertanian Bogor.

Dewanto, J. dan B. H. Purnomo. 2009. Pembuatan Konyaku dari Umbi Iles


-iles (Amorphophallus oncophyllus). [Tugas Akhir]. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret.
Arifin. (2001). Pengeringan Umbi Iles-Iles Secara Mekanik Untuk Meningkatkan
Mutu Keripik Iles-iles. Bandung : Purwaka.

Firani, N.K. 2017. Metabolisme Karbohidrat Tinjauan Biokimia dan Patologis.


Malang: UB press.

Hidayat, N., Nurika,I. Purwaningsih. 2008. Potensi Porang Sebagai Sumber


Karbohidrat Dalam Upaya Menunjang Ketahanan Pangan. Malang:
Universitas Brawijaya.

Kusbandari,A. 2015. Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida Dalam Tepung Dan


Pati Umbi Porang (Amarphophallus onchophillus). Yogyakarta: Fakultas
Farmasi Universitas Ahmad Dahlan.

Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan Ri. 2014. Situasi Dan Analisis
Diabetes. Jakarta : Kemenkes RI.

Wijayanti, M., Dewi, D. R. S. dan Maukar, A. L. 2010. Studi Alternatif Pembuatan


Bakpao dengan Menggunakan Tepung Porang sebagai Pengganti Tepung
Terigu. Bogor: IPB Press.

Anda mungkin juga menyukai