Anda di halaman 1dari 8

BAB I

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia sangat kaya akan tanaman obat alami, yang telah digunakan di
masyarakat kita sejak zaman kuno berdasarkan pengalaman dari generasi ke generasi.
Budaya Back to Nature yang marak saat ini sangat mendorong penelitian terus-menerus
tentang manfaat tanaman obat agar dapat dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan
formal, salah satunya penyakit diabetes.
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis tidak menular yang tidak
dapat disembuhkan, tetapi dapat dikendalikan. DM merupakan gangguan metabolisme
glukosa dimana kadar gula darah (KGD) meningkat di atas normal. Gangguan
metabolisme ini disebabkan oleh defisiensi hormon insulin secara absolut dan relatif
(WHO, 2016). Lebih dari 60% pria dan 40% wanita dengan diabetes meninggal sebelum
usia 70 tahun di Asia Tenggara. Dengan perkiraan 10 juta orang dengan diabetes,
Indonesia memiliki prevalensi diabetes tertinggi keenam di dunia, setelah Cina, India,
Amerika Serikat, Brasil, dan Meksiko (IDF, 2017). Angka kematian diabetes di Indonesia
tertinggi kedua setelah Sri Lanka. Prevalensi diabetes di Indonesia meningkat dari 5,7%
pada tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun 2013 (WHO, 2015). Peningkatan prevalensi
ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup: konsumsi makanan Barat berkalori tinggi
(lemak), kecenderungan menetap, faktor genetik, faktor lingkungan, terutama tingkat
polusi yang terjadi di lingkungan kita.
Salah satu tanaman obat alami yang telah digunakan untuk menurunkan gula
darah adalah biji alpukat. Cara tradisional untuk mengobati diabetes adalah dengan
merendam biji alpukat. Biji alpukat mengandung tanin 13,6%. Tanin, asam tanat,
galotanni, dan coritagin yang ditemukan dalam biji alpukat memiliki sifat astringen.
Sebagai zat, alpukat termasuk dalam kelompok tanaman yang memiliki kemampuan
untuk mengendapkan atau menyimpan protein mukosa pada permukaan usus kecil dan
membentuk lapisan di sana.
Dengan melindungi usus, ini mengurangi penyerapan glukosa dan mencegah kadar gula
darah naik terlalu cepat.
kebanyakan orang menggunakan
Hanya buah alpukat, sisanya
Seperti benih yang tidak terpakai. Sebagai mahasiswa Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya, kami berusaha
Indonesia sangat kaya akan tumbuhan obat alam yang telah digunakan oleh
masyarakat kita sejak zaman dulu berdasarkan pengalaman secara turun-temurun. Budaya
kembali ke alam (back to nature) yang marak saat ini sangat mendorong gencarnya
penelitian mengenai manfaat tanaman obat,sehingga dapat digunakan dalam pelayanan
kesehatan formal. Salah satu penyakit yang dapat diobati dengan pemanfaatan obat alam
adalah Diabetes Mellitus.
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis tidak menular
yang tidak dapat disembuhkan namun dapat dikendalikan. DM adalah penyakit gangguan
metabolisme glukosa sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa darah (KGD) di atas
nilai normal. Gangguan metabolisme ini disebabkan oleh kurangnya hormone insulin
baik secara absolut maupun secara relative (WHO, 2016). Lebih dari 60% laki-laki dan
40% perempuan dengan diabetes meninggal sebelum berusia 70 tahun di wilayah
regional Asia Tenggara.
Indonesia menempati peringkat ke enam di dunia untuk prevalensi penderita
diabetes tertinggi di dunia bersama dengan China, India,Amerika Serikat, Brazil dan
Meksiko dengan jumlah estimasi orang dengan diabetes sebesar 10 juta (IDF, 2017).
Persentase kematian akibat diabetes di Indonesia merupakan yang tertinggi kedua setelah
Sri Lanka. Prevalensi orang dengan diabetes di Indonesia menunjukkan peningkatan
yaitu dari 5,7% pada tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun 2013 (WHO, 2015).
Meningkatnya prevalensi ini diduga berkaitan dengan perubahan gaya hidup yaitu
mengkonsumsi pola makan ala barat yang berkalori tinggi (lemak), adanya
kecenderungan kurangnya beraktivitas fisik, faktor genetik, serta faktor lingkungan yaitu
semakin tingginya polusi yang terjadi di lingkungan kita.
Salah satu tanaman obat alam yang telah dipakai untuk menurunkan kadar
glukosa darah adalah biji alpukat. Cara tradisional yang biasa digunakan untuk mengobati
Diabetes Mellitus yaitu berupa air seduhan biji alpukat. Biji alpukat mengandung 13,6 %
tannin. Tannin, asam tannik, gallotanni atau coritagin, yang terkandung dalam biji
alpukat mempunyai kemampuan sebagai astringen. Oleh karena itu alpukat termasuk
dalam kelompok tanaman yang mempunyai kemampuan sebagai astringen, yang dapat
mengendapkan atau mempresipitasikan protein selaput lendir di permukaan usus halus
dan membentuk suatu lapisan yang
melindungi usus, sehingga menghambat absorpsi glukosa dan laju peningkatan glukosa
darah tidak terlalu tinggi.
Sebagian besar masyarakat memanfaatkan
alpukat pada buahnya saja sedangkan bagian lain
seperti biji kurang dimanfaatkan. Kami sebagai mahasiswa Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya mencoba mengusulkan ide kami untuk membuat teh herbal biji alpukat sebagai
alternatif obat terhadap penurunan kadar gula darah yang belum dimanfaatkan secara
optimal sehingga menjadi produk baru yang bernilai ekonomis dan bermanfaat bagi
kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah biji alpukat dapat digunakan sebagai alternative bahan utama pembuatan teh
untuk kesehatan?

b. Bagaimana mekanisme pembuatan teh biji alpukat?


c. Bagaimana strategi pemasaran teh biji alpukat untuk mengenalkan kepada masyarakat
luas?

1.3 Tujuan Program

a. Memanfaatkan biji alpukat sebagai obat alami terhadap penurunan tekanan darah.
b. Menciptakan inovasi produk yang lebih bermanfaat, ekonomis, dan praktis berbahan
biji alpukat.
c. Mengembangkan peluang usaha bagi mahasiswa untuk menjadi entrepreneur muda.

1.4 Luaran yang Diharapkan


a. Dikenalnya teh biji alpukat yang bermanfaat bagi kesehatan sebagai pengganti teh
yang selama ini dikonsumsi masyarakat.
b. Meningkatkan nilai tambah ekonomis biji alpukat
c. Terciptannya produk unggulan dalam negeri yang berdaya saing global.

d. Masyarakat termotivasi untuk memproduksi teh daun salam untuk dikonsumsi atau
dipasarkan

1.5 Kegunaan
a. Dapat membaca peluang usaha dengan memanfaatkan potensi yang ada di sekitar.
b. Memberikan solusi permasalahan kekurangan minumam kesehatan tradisional
dalam negeri.
c. Menciptakan inovasi produk baru dan membuka lapangan usaha yang sederhana.

Alpukat merupakan tanaman yang dapat tumbuh


subur di daerah tropis seperti Indonesia. Buah
alpukat merupakan salah satu jenis buah yang
digemari banyak orang karena selain rasanya yang
enak, buah alpukat juga kaya antioksidan dan zat gizi
seperti lemak yaitu 9,8 g/100 g daging buah (Afrianti,
2010). Sebagian besar masyarakat memanfaatkan
alpukat pada buahnya saja sedangkan bagian lain
seperti biji kurang dimanfaatkan. Biji alpukat memiliki. efek hipoglikemik dan dapat
digunakan untuk
pengobatan secara tradisional dengan cara
dikeringkan kemudian dihaluskan, dan air
seduhannya dapat diminum. Biji alpukat dipercaya
dapat mengobati sakit gigi, maag kronis, hipertensi
dan diabetes melitus (Monica, 2006). Beberapa
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
biji alpukat memiliki kandungan berbagai senyawa
berkhasiat, salah satunya adalah efek antidiabetes
melalui kemampuannya menurunkan kadar glukosa
darah (Zuhrotun,2007).. Diabetes Mellitus merupakan masalah kesehatan yang serius.
Berdasar studi populasi penderita
Diabetes Mellitus di berbagai negara yang dilakukan WHO pada tahun 2000, Indonesia
menempati urutan ke-4
terbesar dengan prevalensi 8,6 % dari total penduduk yaitu sekitar 8,4 juta. Begitu juga
penelitian yang dilakukan
Departemen Kesehatan bersama perhimpunan profesi, didapatkan bahwa prevalensi
Diabetes sebesar 12,7 %
dari seluruh penduduk. 4 Meningkatnya prevalensi ini diduga berkaitan dengan
perubahan gaya hidup yaitu
mengkonsumsi pola makan ala barat yang berkalori tinggi (lemak), adanya
kecenderungan kurangnya
beraktivitas fisik, faktor genetik, serta faktor lingkungan yaitu semakin tingginya polusi
yang terjadi di
lingkungan kita. Salah satu tanaman obat alam yang telah dipakai untuk menurunkan
kadar glukosa darah adalah biji
alpukat. Cara tradisional yang biasa digunakan untuk mengobati Diabetes Mellitus ada 2
yaitu berupa air
seduhan dan rebusan serbuk biji alpukat. Biji alpukat mengandung 13,6 % tannin. 14
Tannin, asam tannik, gallotanni atau coritagin, yang
terkandung dalam biji alpukat mempunyai kemampuan sebagai astringen. 15 Oleh karena
itu alpukat termasuk
dalam kelompok tanaman yang mempunyai kemampuan sebagai astringen, yang dapat
mengendapkan atau
mempresipitasikan protein selaput lendir di permukaan usus halus dan membentuk suatu
lapisan yang
melindungi usus, sehingga menghambat absorpsi glukosa dan laju peningkatan glukosa
darah tidak terlalu tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
air seduhan serbuk biji alpukat (Persea
americana Mill.) terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus wistar yang diberi beban
glukosa. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai manfaat obat tradisional
biji alpukat (Persea
americana Mill.) sebagai penurun kadar glukosa darah. Juga sebagai dasar penelitian
selanjutnya sehingga
nantinya dapat digunakan sebagai obat alternatif Diabetes Mellitus yang murah serta
relatif aman
penggunaannya
Pada era globalisasi saat ini semakin maraknya minuman berbahan kimia
yang tidak sesuai dengan standar hidup manusia berkembang pesat di negara
Indonesia. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan gaya hidup,
masyarakat menjadi lebih selektif dan kritis terhadap konsumsi pangan untuk
menunjang kesehatan. Tuntutan akan minuman yang bermutu tinggi serta
bermanfaat bagi kesehatan manusia saat ini sangat dibutuhkan.
Rempah-rempah yang banyak terdapat di Indonesia dapat dimanfatkan
sebagai alternatif bahan pembuatan minuman yang bermanfaat bagi kesehatan
tubuh manusia. Remah-rempah sudah terbukti dapat menghambat proses
terbentuknya senyawa oksigen reaktif atau Reactive oxygen species (ROS), serta
kandungan antioksidannya dapat menangkal radikal bebas. Teh merupakan
minuman yang tidak asing dan sangat familiar dikalangan masyarakat Indonesia.
Teh dapat dibuat dari dedaunan dan berbagai campuran rempah-rempah yang
sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Tradisi mengkonsumsi teh telah
dilakukan oleh masyarakat Indonesia sejak lama

Teh adalah minuman yang banyak dikonsumsi manusia dalam masyarakat seluruh indonesia,
jumlah teh sekitar kurang lebih 120 ml perkapita perhari. Saat ini, teh merupakan minuman
kedua terpopuler di dunia setelah kopi dan coklat . Kuantitas dan tipe teh yang dikonsumsi dapat
berbeda-beda di setiap suku dan negara. Selain karena unsur rasa dan aromanya, kepopuleran teh
juga disebabkan karena selama berabad-abad teh sudah digunakan untuk tujuan kesehatan
(Chaturvedula dan Prakash, 2011,Armoikaste, et al, 2011)
Gaya hidup masyarakat saat ini mengalami banyak perubahan, baik yang dilakukan oleh remaja
maupun dewasa. Makanan cepat saji dan instan merupakan jenis makanan yang paling banyak
digemari, Tanpa disadari kita lebih suka makan makanan manis. Konsumsi banyak makanan
yang mengandung gula akan menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya diabetes melitus.
Diabetes melitus merupakan suatu kelainan metabolisme karbohidrat, yang ditandai dengan
hiperglikemia abnormal sebagai akibat dari suatu defisiensi sekresi insulin, berkurangnya
aktivitas fungsi biologis insulin atau adanya resistensi insulin dan kemudian sel-sel β
menunjukan gangguan pada sekresi insulin fase pertama, artinya sekresi insulin gagal
mengkompensasi resistensi insulin (DM tipe 2) atau kekurangan insulin secara absolut (DM tipe
1) (Tandi et al., 2016). International Diabetes Federation (IDF) tahun 2015 menyebutkan bahwa
lebih dari setengah juta anak-anak berusia ≤ 14 tahun hidup dengan penyakit diabetes tipe 1 dan
sekitar 415 juta orang dewasa di dunia berusia 20-79 tahun hidup dengan diabetes tipe 2, IDF
juga menyebutkan bahwa 318 orang mengalami gangguan toleransi glukosa. World Health
Organization (WHO) 2016 menyebutkan jumlah orang yang hidup dengan diabetes hampir
empat kali lipat sejak tahun 1980 yaitu 422 juta, sebagian besar hidup di negara berkembang.
Pengobatan tradisional merupakan salah satu cara alternatif yang dapat digunakan untuk
mengontrol
kadar glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi diabetes melitus. Pengobatan herbal
memiliki efek samping yang kecil jika digunakan pada dosis yang tepat dibandingkan dengan
obat kimia, serta biaya yang relatif lebih murah dan mudah ditemukan (Wasito, 2012). Salah satu
tanaman yang berkhasiat sebagai obat yaitu biji alpukat (Persea americana Mill.) Senyawa
aktif yang terkandung pada biji alpukat yang memiliki aktivitas sebagai antidiabetes adalah
flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin. Antioksidan alami dapat mengontrol kadar glukosa darah
melalui mekanisme perbaikan fungsi pankreas dalam memproduksi insulin (Widowati, 2008).
Kandungan tanin biji alpukat mempunyai kemampuan sebagai astrigen (Imroatoassalihah, 2002),
dapat mempresipitasikan protein selaput lendir usus dan membentuk suatu lapisan yang
melindungi kanker usus dan menghambat penyerapan glukosa sehingga laju peningkatan glukosa
darah tidak terlalu tinggi (Suryawinoto, 2005)

1.2 Perumusan Masalah


Masalah yang dirumuskan penulis terhadap pedoman latar belakang
masalah di atas sebagai berikut.
a. The biji alpukat ini dapat mencegah penyakit diabetes mellitus
b. Memberikan
BAB II
Gambaran Umum Rencana Usaha

Aktivitas ini merupakan usaha yang bergerak di bidang pengolahan minuman berbentuk
inovasi teh dari biji alpukat. Teh dari biji alpukat ini kaya flavonoid, alkaloid, tanin serta
saponin yang berfungsi sebagai obat diabetes militus. Biji aplukat belum termanfaatkan
secara maksimal, sehingga bisa jadi usaha optimalisasi. Dalam perihal ini, biji alpukat
hendak dikemas sebagai minuman fungsionalis berupa teh yang nantinya bisa dinikmati
disela- sela istirahat maupun beraktifitas. Tidak hanya rasanya lezat serta fresh, Teh biji
alpukat juga bisa merendahkan kadar gula darah

Prospek pengembangan usaha: Teh biji alpukat saat ini belum dioptimalkan dengan baik
sehingga tidak banyak diminati pula untuk dikonsumsi. Padahal,Teh biji alpukat
mengandung banyak zat bermanfaat pencegah dan penyembuh
diabetes militus juga penurun tekanan darah. Oleh karena itu, peluang yang
ada untuk memasarkan manfaat yang terkandung dalam daun bungur
menginspirasi kami mengolahnya menjadi teh.
2. Target penjualan: Target kami adalah seluruh masyarakat Indonesia,
walaupun dari masyarakat kalangan menengah bawah dapat tejangkau produk
kami ini sehingga dapat membantu pemerintah dalam proses pemerataan
kualitas hidup di Indonesia. Setelah itu, merambah ke luar Indonesia. Entah
itu pada negara maju ataupun negara berkembang lainnya yang sangat
membutuhkan keseimbangan gizi. Targetan untuk produksi tiap harinya yang
terjual adalah 10 box.

Anda mungkin juga menyukai