Anda di halaman 1dari 9

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Diabetes melitus merupakan penyakit tidak menular yang disebabkan


gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan seksresi glukosa
dalam urin akibat kurangnya sekresi insulin, menurunnya daya kerja insulin, atau
keduanya. Diabetes melitus juga merupakan penyakit degeneratif yang memiliki
prevalensi 1,5 – 2,3 % dari penyakit degeneratif lainnya di Indonesia (1).
Kasus diabetes melitus ini seperti fenomena gunung es sekitar dua pertiga
tersembunyi dan hanya satu pertiga yang muncul di permukaan (8). Di Indonesia
diabetes melitus dikenal dengan istilah penyakit gula yang merupakan kelainan
metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor dengan simtoma berupa
hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Gangguan tersebut merupakan akibat dari defisiensi sekresi hormon insulin,
aktivitas insulin, atau keduanya, dan defisiensi transporter glukosa.
Banyak alternatif pengobatan diabetes yang dicari oleh masyarakat selain
menggunakan obat dari dokter. Salah satunya adalah menggunakan obat
tradisional dari tumbuhan berkhasiat yang sering digunakan berdasarkan
pengalaman turun temurun ataupun berita dari mulut ke mulut dalam masyarakat
(2).
Tumbuhan telah lama kita ketahui merupakan sumber yang sangat penting
dalam upaya mempertahankan kesehatan masyarakat. Catatan dari badan
kesehatan dunia (WHO), 80% penduduk dunia masih menggantungkan hidup
sehat pada penggunaan obat tradisional yang berasal dari tumbuhan dan 25% dari
obat-obatan modern yang beredar di dunia berasal dari bahan aktif yang diisolasi
dan dikembangkan dari tumbuhan sampai saat ini (3). Indonesia dikenal sebagai
salah satu negara yang mempunyai keanekaragaman hayati terbesar. Fakta ini
tentu dapat dijadikan potensi dalam pengembangan obat herbal yang berbasis
pada tumbuhan obat dalam usaha kemandirian di bidang kesehatan di Indonesia.
Tumbuhan tersebut menghasilkan senyawa metabolit sekunder dengan struktur
molekul dan aktivitas biologi yang beraneka ragam. Senyawa yang terbukti
memiliki aktivasi sebagai penurun kadar gula dalam darah adalah flavonoid.
Kandungan senyawa flavonoid tersebut terdapat pada tumbuhan karamunting (7).
Karamunting merupakan tumbuhan liar yang mudah ditemukan, terutama
di Kalimantan Selatan. Tanaman karamunting dapat dimanfaatkan untuk
kesehatan sehingga karamunting bisa digunakan untuk mengobati beberapa
macam penyakit seperti gangguan pencernaan (dispepsi), disentri basiler, diare,
hepatitis, keputihan(leukorea), sariawan , haid, wasir darah, pendarahan rahim,
berak darah, radang dinding pembuluh darah, maupun pembekuan darah
(tromboangitis).
Bagian karamunting yang dapat digunakan adalah daun, buah, biji dan
akar. Semua bagian buah dari karamunting hingga daging dan biji karamunting ini
2

berfungsi sebagai likopen yang menghambat fungsi kemunduran fisik dan mental
agar tidak mudah pikun. Antosianin merupakan bagian dari flavoboid yang diakui
secara ilmiah dapat membantu meningkatkan kesehatan secara umum. Makin
besar jumlah flavonoid yang dikonsumsi, makin besar pula manfaatnya bagi
kesehatan serta menjadi unsur penting dalam proses penyembuhan berbagai
macam penyakit ringan hingga kronis serta menunjukkan efek homostatik dalam
saluran pencernaan bagian atas dan melawan metroragia penyebab pendarahan
pada wanita. Akar karamunting juga dapat meningkatkan jumlah trombosit,
meningkatkan kadar fibrinogen dan otot konrak pembuluh darah halus sedangkan
daun karamunting digunakan sebagai obat diabetes mellitus (4).
Penelitian terhadap aktivitas antidiabetes rebusan daun karamunting
terhadap mencit telah dilakukan sebelumnya oleh mahasiswa farmasi FMIPA
unlam (M. Arif Rahman,dkk) pada tahun 2009. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa rebusan daun karamunting dalam berbagai dosis pada mencit dapat
menurunkan kadar glukosa dalam darah (3). Perlu diberitahukan bahwa komposisi
sifat kimiawi dan efek farmakologis daun karamunting sangat pahit. Rasa pahit
inilah yang menjadi keluhan dari beberapa penderita diabetes mellitus sehingga
pengusul memberikan gagasan mengenai inovasi untuk rasa pahit tersebut denga
menjadikan daun karamunting sebagai bahan pengolahan puyer yang di kemas
dalam bentuk kapsul, sehingga penderita lebih mengoptimalkan pengobatan
herbal dari daun karamunting tersebut.

Tujuan Penelitian

Gagasan ini bertujuan untuk:

Tujuan umum karya tulis ini adalah untuk memberikan suatu solusi
pencegahan dan pengobatan yang praktis mengenai penyakit diabetes melitus
melalui kapsul racikan daun karamunting yang dijadikan sebagai puyer.

Tujuan khusus dari karya tulis ini adalah untuk memudahkan penderita
diabetes yang tidak suka meminum ramuan karamunting yang pahit agar dapat
mengkonsumsi daun karamunting dalam bentuk lain sehingga aman dan nyaman
dikonsumsi serta tidak mengurangi khasiatnya dan memberikan alternatif
pengobatan bagi penderita diabetes dengan meminum puyer karamunting dalam
bentuk kapsul yang lebih murah dari pada pengobatan kimia.
3

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai penunjang pengetahuan ilmiah dan pengembangan ilmu lebih


lanjut sehingga membentuk gagasan baru tentang terapi terbaru.
2. Sebagai pengontrol kadar gula dalam darah untuk penyakit diabetes
mellitus.
3. Sebagai upaya alternatif pengolahan daun karamunting yang dikenal
dengan rasa rebusan yang pahit menjadi mudah dikonsumsi semua orang
4. Sebagai upaya alternatif bagi penderita diabetes yang tidak mampu agar
dapat menggantikan obat kimia yang relatif mahal dengan obat herbal
sehingga dapat dijangkau dan dikonsumsi.

GAGASAN

Diabetes melitus merupakan masalah kesehatan dari banyak negara di


dunia dan termasuk penyakit yang serius di bidang kedokteran. Semua ini
dikarenakan jumlah penduduk yang mengidap penyakit diabetes melitus terus
meningkat dari tahun ke tahun. Badan Kesehatan Dunia memprediksi kenaikan
jumlah penyandang diabetes melitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000
menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Demikian juga berdasarkan data Badan
Federasi Diabetes Internasional (IDF) pada tahun 2030 mendatang sebanyak 552
juta orang akan terkena Diabetes(2). Terjadi peningkatan sekitar 206 juta orang
dari jumlah penderita tahun 2011 ini yang mencapai 346 juta orang. Sementara
data tahun 2009 lalu, jumlah pengidap diabetes mencapai 285 juta orang.
Meskipun terdapat perbedaan angka prevalensi, laporan keduanya menunjukan
adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes sebanyak 2-3 kali lipat pada
tahun 2030 (4)

Faktanya 3,2 juta pengidap diabetes meninggal tiap tahunnya. Dalam


region Asia Tenggara jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia menduduki
peringkat ke-5 setelah Bangladesh, Bhutan, Republik Korea dan India (10).
Sedangkan berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RKD), Depertemen
Kesehatan (Depkes) tahun 2008, menunjukkan prevalensi pengidap Diabetes
sekitar 5,7 persen dan Pradiabetes 11,4 persen. Riset tersebut melibatkan 24.417
responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan angka prevalensi tersebut,
dapat diperkirakan penderita Diabetes pada tahun 2011 ini mencapai sekitar 13,56
juta orang dan penderita Pradiabetes sekitar 27,13 juta. Data tersebut didapat dari
hasil perhitungan jumlah penduduk Indonesia sekitar 238 juta orang (2).
Penyakit diabetes mellitus merupakan ibu dari segala penyakit karena dapat
memicu kehadiran berbagai penyakit penyerta yang merupakan komplikasi dari
4

penyakit tersebut. Apabila seseorang sudah mengidap penyakit diabetes, berarti


darahnya telah tercemar oleh gula yang menyebar serta merusak seluruh organ
tubuh penting lainnya, seperti otak, orang akan menjadi pelupa atau pikun.
Penderita juga akan menderita rabun mata hingga buta dan bisa membuat aliran
darah tersumbat akibat flek-flek dari kadar glukosa yang tinggi yang bercampur
menjadi satu dengan darah. Tersumbatnya aliran darah ini dapat menimbulkan
beberapa penyakit koroner, seperti stroke dan penyakit jantung. Penyakit diabetes
dapat menyerang semua lapisan masyarakat tanpa mengenal status sosial, umur,
dan jenis kelamin (9).

Penggunaan obat kimia memang sudah tidak asing lagi di kalangan


masyarakat. Namun, mereka tidak menyadari akan bahaya dari obat kimia
tersebut. Penggunaan obat kimia berkepanjangan dapat menimbulkan komplikasi
penyakit yang menimbulkan reaksi obat kimia yang cepat, tetapi bersifat
destruktif yang artinya dapat melemahkan organ tubuh lain, seperti iritasi
lambung dan hati, kerusakan ginjal dan mengakibatkan lemak darah (11).
Sebenarnya usaha pengobatan untuk menetralkan kadar glukosa dalam darah
dapat menggunakan obat bahan alam (OBA) yang mempunyai indikasi bukan
sekedar memberi perawatan dengan menekan gejalanya saja, tetapi untuk
menyembuhkan. Obat Bahan Alam (OBA) atau Obat Tradisional adalah bahan
ramuan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut, yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman. Penggunaan obat bahan alami ini sangat
dianjurkan bagi semua kalangan (12).
Karamunting (Melastoma malabathricum) merupakan tumbuhan yang
tumbuh liar pada tempat yang mendapat sinar matahari yang cukup, seperti di
lereng gunung, semak belukar dan lapangan yang tidak terlalu gersang. Tumbuhan
ini memiliki banyak manfaat terutama pada bagian daun. Pada bagian ini
terkandung senyawa flavonoid yang berfungsi untuk menurunkan kadar gula
dalam darah.
Hingga saat ini, pemanfaatan daun karamunting masih diolah dengan
teknik perebusan. Hasil rebusan daun karamunting ini mempunyai rasa yang
sangat pahit, sehingga menjadi kendala bagi beberapa penderita diabetes untuk
mengonsumsinya.
Kapsul daun karamunting merupakan inovasi yang baru dari rebusan daun
karamunting. Kapsul ini berguna untuk meminimalisir rasa pahit yang
ditimbulkan daun karamunting ini. Namun, meracik daun karamunting agar
menjadi kapsul daun karamunting juga harus mengikuti aturan yang sudah
ditetapkan oleh Direktorat Pengawasan obat tradisional, Dirjen Pengawasan obat
dan makanan pada tahun 1998. Pembutan puyer ini harus melibatkan pihak-pihak
yang terkait seperti ahli farmasi, ahli analisis dan apoteker agar kandungan
senyawa flavonoid dari daun karamunting sesuai dengan dosis yang diperlukan
tubuh penderita.
Pemasaran kapsul daun karamunting dapat melaui agen kesehatan guna
meningkatkan minat penderita diabetes mellitus untuk mengkonsumsi salah satu
obat tradisional ini. Selain mempunyai manfaat yang besar dari segi kesehatan,
5

puyer ini juga bisa dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan obat kimia
yang mempunyai banyak efek samping. Penderita dapat lebih mengoptimalkan
obat tradisional sebagai penurunan kadar gula dalam darah bagi penderita
diabetes mellitus. Namun penyakit ini harus diseimbangkan dengan menerapkan
pola hidup sehat antara lain dengan memperhatikan pola makan seimbang dengan
jumlah kalori yang disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, dan stress
yang ada. Selain itu kegiatan fisik seperti berolahraga yang teratur juga sangat
dibutuhkan demi hidup sehat dan bebas dari penyakit terminal ini (10).

KESIMPULAN

Daun karamunting merupakan salah satu tumbuhan yang dapat dijadikan


obat tradisional bagi penderita diabetes. Ini dikarenakan daun karamunting
mengandung senyawa flavonoid yang bermanfaat dalam menurunkan kadar gula
dalam darah. Daun karamunting sendiri sangat mudah ditemukan karena termasuk
tumbuhan yang tumbuh liar pada tempat yang mendapat sinar matahari yang
cukup, semak belukar dan lapangan yang tidak terlalu gersang.

Pada awalnya, teknik pemanfaatan daun karamunting di lakukan dengan


teknik perebusan. Hasil rebusan daun karamunting mempunyai rasa yang sangat
pahit. Namun, rasa pahit ini menjadi kendala bagi beberapa penderita diabetes.
Oleh karena itu, inovasi terbaru seperti kapsul daun karamunting sangat
diperlukan untuk mengganti rebusan daun karamunting tersebut.

Studi mengenai manfaat dari daun karamunting itu sendiri harus lebih
dikembangkan lagi mengingat daun karamunting ini memiliki potensi dalam
penyakit diabetes, seperti membuat inovasi baru terhadap pengembangan produk
olahan daun berbasis puyer yang dikemas dalam bentuk kapsul yang seharusnya
dapat dikembangkan lagi di Indonesia. Ini memungkinkan agar ke depannya
mampu memberikan alternatif kepada masyarakat terhadap pengobatan penyakit
diabetes secara alami, sehingga prevalensi penderita diabetes dapat menurun.

DAFTAR PUSTAKA
6

1. Wibawati. Ratih. 2010. Hubungan Tingkat Kemandirian dalam


Activity of Daily Living (ADL) dengan Kadar Gula Darah pada
Pasien Diabetes Mellitus tipe 1, (online), (http://
etd.eprints.ums.ac.id, diakses 23 Desember 2010).

2. Hidayat.Afia.2011. Diabetes Mellitus Makin Mengancam, (online),


(http:// kesehatan.kompasiana.com, diakses 14 November 2011).

3. Riskan.2009. Anggur Kalimantan sebagai Obat Diabetes Pilihan,


(online), (riskan.wordpress.com, diakses 3 Pebruari 2009).

4. Afia. 2011. Waspada Diabetes Mellitus, (online), (http://


www.pantonanews.com, diakses 15 November 2011).

5. Fanny.2011. Penderita Diabetes Meningkat 2-3 Kali pada 2030,


(online), (http:// www.antaranews.com, diakses 14 november
2011).

6. Anonim.2011. Diet Sehat bagi Penderita Diabetes, (online),


(http:// ipbkpm.wordpress.com, diakses 8 Desember 2011).

7. Jumiati.Elly.2012. Kajian Potensi Tumbuhan Karamunting


sebagai Tumbuhan Obat Kota Tarakan Kalimantan Timur,
(online), (http// elib.pdii.lipi.go.id, diakses 22 Pebruari 2012).

8. Anonim.2010. Diabetes Si Penyakit Gula Madu, (online), (http://


kumpulan.info.sehat, diakses 08 Maret 2010).

9. Arjuna.2012. Diabetes Mellitus, (online), (http://


arjunawibisana.wordpress.com, diakses 23 Januari 2012).

10. Bustan. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Penerbit Rineka


Cipta. Jakarta: 2007. 100-118

11. Daniel. 2012. Bahaya Obat Kimia, (online), (http://


www.caramengobati.biz, diakses 12 Januari 2012).

12. Marina. 2011. Obat Bahan Alam, (online), (http://


apotekerbercerita.wordpress.com, diakses 22 Juni 2011).

DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA DAN ANGGOTA KELOMPOK


7

a. Ketua Kolompok

Nama : Ihda Rahmi


Tempat Tanggal Lahir : Banjarmasin, 31 Mei 1992
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat
Alamat Rumah : Jalan Purnama 1 NO.57 Banjarbaru
Pendidikan : 1. SDN Pelaihari 4
2. MTsN 1 Pelaihari
3. SMA Negeri 1 Pelaihari

Banjarbaru, Pebruari 2012

Ihda Rahmi
NIM. I1A110215

Ma Anggota Kelo
b. Anggota Kelompok I
8

Nama : Amaliah Prima Husna


Tempat Tanggal Lahir : Banjarmasin, 3 Oktober 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat
Alamat Rumah : Jalan Dharma Setia Komplek Dharma Praja
RT. 29 NO. 19 Banjarmasin
Pendidikan : 1. SDN Kebun Bunga 5 Banjarmasin
2. SMP Negeri 7 Banjarmasin
3. SMA Negeri 7 Bajarmasin

Banjarbaru, Pebruari 2012

Amaliah Prima Husna


NIM. I1A111202

c. Anggota Kelompok II
9

Nama : Dian Muspitaloka


Tempat Tanggal Lahir : Kotabaru, 29 Maret 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat
Alamat Rumah : Jalan A.Yani km 8,5 Komplek Palapan Permai
NO.37 Banjarmasin
Pendidikan : 1. SDN 6 Dirgahayu Kotabaru
2. SMP Negeri 1 Kotabaru
3. SMA Negeri 7 Banjarmasin

Banjarbaru, Pebruari 2012

Dian Muspitaloka H
NIM.I1A111043

Anda mungkin juga menyukai