Anda di halaman 1dari 36

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman saat ini banyak terjadi perubahan hidup yang

signifikan pada kehidupan manusia di Indonesia terutama dalam memilih gaya

hidup salah satunya adalah makanan. Diabetes Mellitus disebabkan karena

pola kehidupan yang tidak terkontrol. Kebiasaan gaya hidup dan pola makan

yang tidak baik akan menimbulkan gangguan kesehatan dan dapat

menyebabkan kematian. Diabetes Mellitus dapat mengganggu metabolisme

secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa

hilangnya toleransi karbohidrat(Amalia, 2015). Diabetes melitus dikenal

sebagai sillent killer karena sering tidak disadari oleh penyandangnya dan saat

diketahui sudah terjadi komplikasi. Diabetes Mellitus dapat menyerang

hampir seluruh sistem tubuh manusia mulai dari kulit sampai jantung yang

menimbulkan komplikasi (Hestiana, 2017).

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi

insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya (Perkumpulan Endokrinologi

Indonesia, 2015). Penyakit Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan

di dunia. Insidens dan prevalens penyakit ini terus meningkat terutama di

negara sedang berkembang dan negara yang telah memasuki budaya

industrialisasi (Arisman, 2013).

1
2

Faktor pemicu ketidakstabilan kadar glukosa darah yaitu terlalu

banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak gula, resistensi

insulin sehingga tubuh tidak mampu mendeteksi insulin dengan baik karena

hanya sedikit membran sel yang terbuka, gangguan pada pankreas juga dapat

melemahkan selsel pankreas yang berguna melepaskan insulin dalam darah.

Kelompok Diabetes Mellitus merupakan akibat dari kurang beresponnya

jaringan sasaran (otot, jaringan adiposa, hepar) terhadap insulin (Eunike Galuh

Saputri, Onny Setiani, Nikie Astorina YD, 2018).

Global Report on Diabetes (2016) melaporkan bahwa diabetes melitus

menyebabkan 1,5 juta orang meninggal pada tahun 2012. Diabetes melitus

bertanggung jawab dalam 2,2 juta kematian sebagai akibat dari peningkatan

risiko penyakit kardiovaskuler dan lainnya, dengan total 3,7 juta orang

meninggal dimana sebesar 43% meninggal sebelum usia 70 tahun (WHO,

2016). Menurut Internasional of Diabetic Federation, bahwa telah terjadi

peningkatan kasus Diabetes Melitus di dunia dari tahun 2013 sampai tahun

2017 terjadi peningkatan. Dimana pada tahun 2013 terdapat sekitar 382 juta

kasus Diabetes Melitus. Tahun 2015 terjadi peningkatan menjadi 415 juta

kasus Diabetes Melitus. Lalu pada tahun 2017 terjadi peningkatan kasus

Diabetes Melitus menjadi 425 juta kasus (IDF, 2013, 2015, dan 2017).

Pravelensi diabetes melitus di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter

sebesar 1,5%. Diabetes melitus berdasarkan diagnosis dengan gejala sebesar

2,1%. Provinsi dengan penderita terbanyak diabetes melitus adalah DI

Yogyakarta yaitu 2,6% penderita, ditempat kedua DKI Jakarta yaitu 2,5%,
3

ditempat ketiga Sulawesi Utara yaitu 2,4% penderita dan Kalimantan Timur

menduduki peringkat keempat dengan 2,3% penderita. Prevalensi diabetes

melitus pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki (Depkes,

2018).

Diabetes Mellitus yang tidak segera diterapi dapat mengakibatkan

berbagai komplikasi diantaranya adalah retinopati yang berpotensi menjadi

kehilangan penglihatan, nefropati yang mengarah pada gagal ginjal, dan

neuropati perifer yang beresiko menyebabkan ulkus pada kaki,

amputasi,Charcot joints, dan neuropati saraf otonom yang menyebabkan

disfungsi gastrointestinal, genitourinaria, gejala kardiovaskuler, dan disfungsi

seksual (Hutahaen, 2012). Obat yang digunakan untuk penderita Diabetes

mellitus dapat berupa farmakologi dan non farmakologi. Terapi obat

farmakologi yaitu dengan obat antidiabetik oral, menyuntik insulin secara

teratur sesuai dosis penderita diabetes melitus yang didalam tubuhnya tidak

dapat memproduksi insulin. Terapi non farmakologi yaitu dengan terapi

nutrisi dan pengaturan diit, olahraga, serta terapi herbal yaitu rebusan daun

binahong (Azizah & Sri, 2016).

Tanaman binahong atau yang biasa disebut (Andredera Cordifolia)

merupakan tanaman merambat yang mudah tumbuh di Indonesia, mempunyai

ciri-ciri yaitu memiliki batang kecil, memiliki rizhoma yang kuat dan

memiliki daun yang tidak begitu besar. Salah satu tanaman obat yang

digunakan sebagai penurun kadar glukosa darah adalah daun binahong

(Andredera Cordifolia). Daun binahong memiliki kandungan saponins,


4

alkaloids, polypenols, flavonoid, dan monopolysaccharide. Dari 20g sampel

daun binahong memiliki total saponin triterpenoid dan steroid sekitar (28.14 ±

0,22). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa senyawa saponin dapat

memperbaiki resistensi insulin. Kelebihan rebusan daun binahong untuk

menurunkan kadar glukosa yaitu daun binahong memiliki kandungan saponin

yang memiliki aktivitas seperti insulin (Kusumastuti Arya Candra, 2018).

Hasil penelitian yang dilakukan Sudirman (2018) terhadap pengaruh

pemberian rebusan daun binahong (Andredera Cordifolia) terhadap kadar

glukosa darah pada wanita dewasa, didapatkan hasil bahwa adanya pengaruh

yang signifikan antara pemberian rebusan daun binahong (Andredera

Cordifolia) terhadap penurunan kadar glukosa darah (p value = 0.006 < 0.05).

Hasil penelitian ini juga sama dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh

Mela Amalia, dimana adanya pengaruh pemberian daun binahong terhadap

penurunan kadar gula darah dimana (p value = 0.001 < 0,05).

Dari hasil pengambilan data awal yang peneliti lakukan di dinas

kesehatan Kota Pariaman pada tanggal 10 agustus tahun 2021 didapatkan data

bahwa penyakit diabetes mellitus menduduki urutan nomor 5 dari 10 penyakit

terbanyak yang ada di wilayah kota pariaman yaitu sebanyak 1218 penderita

dengan angka tertinggi di duduki oleh puskesmas pauh pariaman yaitu

sebanyak 581 penderita dengan jumlah kunjungan pertahun sebanyak 1804

penderita tahun 2020, sedangka laporan bulanan Januari s/d Juni tahun 2021

tercatat sebanyak 864 kunjungan. Jika dilihat diwilayah kerja puskesmas pauh
5

pariaman didapatkan bahwa desa kampung baru pariaman menduduki urutan

pertama dalam kasus diabetes mellitus yaitu sebanyak 167 kasus.

Dari hasil survei awal dan wawancara yang peneliti lakukan pada

tanggal 12 agustus terhadap 5 orang penderita diabetes mellitus di desa

kampung baru yang disuruh untuk meminum rebusan daun binahong

didapatkan bahwa 4 orang diantaranya mengalami penurunan terhadap kadar

gula darah sedangkan 1 orang lagi masih menetap atau tidak mengalami

penurunan terhadap kadar gula darah. Saat ditanya kepada responden apakah

responden pernah meminum rebusan daun binohang, 3 orang menjawab belum

pernah meminum rebusan air tersebut, sedangkan 2 orang pernah mendengar

bahwa rebusan air binohang bisa menurunkan kadar gula darah, namun

mereka belum pernah mencobanya.

Dari latar belakang inilah maka penulis tertarik untuk mengetahui

lebih jauh tentang “pengaruh pemberian air rebusan daun binahong terhadap

penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus di desa kampung

baru wilayah kerja puskesmas puah pariaman tahun 2021”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini apakah ada

“pengaruh pemberian air rebusan daun binahong terhadap penurunan kadar

gula darah pada penderita diabetes mellitus di desa kampung baru wilayah

kerja puskesmas puah pariaman tahun 2021”.


6

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah ada “pengaruh pemberian air rebusan

daun binahong terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita

diabetes mellitus di desa kampung baru wilayah kerja puskesmas puah

pariaman tahun 2021”?.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Diketahui kadar gula darah sebelum (Pre) di berikan rebusan daun

binahong pada penderita diabetes mellitus di desa kampung baru

wilayah kerja puskesmas puah pariaman tahun 2021.

1.3.2.2 Diketahui kadar gula darah sesudah (Post) di berikan rebusan daun

binahong pada penderita diabetes mellitus di desa kampung baru

wilayah kerja puskesmas puah pariaman tahun 2021.

1.3.2.3 Diketahui pengaruh pemberian air rebusan daun binahong terhadap

penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus di desa

kampung baru wilayah kerja puskesmas puah pariaman tahun 2021.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Memberi kesempatan bagi penulis untuk menerapkan pengetahuan

yang diperoleh di bangku kuliah, menambah wawasan dan pengalaman

dari penelitian yang dilakukan khususnya dalam masalah penyakit diabetes

melitus.
7

1.4.2 Bagi responden

Agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan dan informasi

dalam mengatasi masalah kadar gula dalam darah yang cendrung tinggi

pada penderita penyakit diabetes mellitus, sehingga dapat memberikan

alternatif lain sebagai pengganti obat kimia yang selalu dikonsumsi.

1.4.3 Bagi Instansi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai tambahan informasi di Institusi

Pendidikan dan bahan bacaan di perpustakaan.

1.4.4 Bagi Puskesmas Pauh Pariaman

Sebagai bahan masukan dan pedoman bagi puskesmas pauh

pariaman yaitu dapat dijadikan sebagai edukasi terhadap pasien yang

berkunjung, sehingga aplikasi dari tindakan non farmakologi yang

dilakukan dapat menjadi alternatif sehari-hari yang dilakukan penderita

penyakit diabetes melitus.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diabetes Melitus

2.1.1 Pengertian

Diabetes Mellitus adalah suatu gangguan kesehatan berupa

kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh

peningkatan kadar glukosa dalam darah akibat kekuarangan insulin

ataupun resistensi insulin dan gangguan metabolik pada umumnya

(Toharin, Cahyati, & Zainafree, 2015).

Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronik, yang terjadi apabila

pankreas tidak menghasilkan cukup kadar insulin, atau ketika tubuh tidak

dapat menggunakan insulin secara cukup. Insulin merupakan hormon yang

dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berperan dalam memasukkan

glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber

energi (Fajriyah, Aktifa, & Faradisi, 2017).

Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia

(Kunaryanti, 2018). Jadi dapat disimpulkan bahwa Diabetes Mellitus

adalah penyakit yang disebabkan oleh meningkatnya kadar gluosa darah

dalam tubuh dan tidak dapat menggunakan insulin secara baik.

8
9

2.1.2 Anatomi Fisiologi Pankreas

Pankreas merupakan organ retroperitoneal yang terletak dibagian

posterior dari dinding lambung. Letaknya diantara duodenum dan limfa, di

depan aorta abdominalis dan arteri serta vena mesenterica superior. Organ

ini konsistensinya padat, panjangnya ±11,5 cm, beratnya ±150 gram.

Pankreas terdiri bagian kepala/caput yang terletak di sebelah kanan, diikuti

corpus ditengah, dan cauda di sebelah kiri. Ada sebagian kecil dari

pankreas yang berada di bagian belakang Arteri Mesenterica Superior

yang disebut dengan Processus Uncinatus (Bandura, Barbaranelli, Caprara,

& Pastorelli, 2016).

Dari segi perkembangan embriologis, kelenjar pankreas terbentuk

dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus.Pankreas

terdiri dari dua jaringan utama, yaitu Asini sekresi getah pencernaan ke

dalam duodenum dan Pulau Langerhans yang tidak tidak mengeluarkan

sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin dan glukagon langsung ke

darah. Pulau-pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari

pamkreas tersebar di seluruh pancreas dengan berat hanya 1-3% dari berat

total pankreas. Pulau langerhans berbentuk ovoid dengan besar masing-

masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50 µ,

sedangkan yang terbesar 300 µ, terbanyak adalah yang besarnya 100-225

µ. jumlah semua pulau langerhans di pankreas diperkirakan antara 1-2 juta

(Bandura et al., 2016).


10

Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk

insulin manusia. Molekul insulin terdiri dari dua rantai polipeptida yang

tidak sama, yaitu rantai A dan B. Kedua rantai ini dihubungkan oleh dua

jembatan (perangkai), yang terdiri dari disulfida. Rantai A terdiri dari 21

asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino. Insulin dapat larut

pada pH 4-7 dengan titik isoelektrik pada 5,3. Sebelum insulin dapat

berfungsi, ia harus berikatan dengan protein reseptor yang besar di dalam

membrana sel. Insulin di sintesis sel beta pankreas dari proinsulin dan di

simpan dalam butiran berselaput yang berasal dari kompleks golgi.

Pengaturan sekresi insulin dipengaruhi efek umpan balik kadar glukosa

darah pada pankreas. Bila kadar glukosa darah meningkat diatas 100

mg/100ml darah, sekresi insulin meningkat cepat. Bila kadar glukosa

normal atau rendah, produksi insulin akan menurun (Ahmad Susanto,

2015).

2.1.2.1 Anatomi Pankreas

Gambar 2.1 Anatomi Fisiologi Pankreas (Sukarmin, 2014)


11

2.1.3 Patogisiologi

Diabetes type I. pada diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan

untuk menghasilkan insulin dikarenakan sel-sel beta pankreas sudah

dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemi puasa terjadi akibat

produkasi glukosa yg tidak terukur oleh hati, di samping itu glukosa yg

berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meski tetap berada

dalamdarah dan menimbulkan hiperglikemia posprandial Apabila

konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak bisa

menyerap kembali semua glukosa yg tersaring ke luar, akibatnya glukosa

tersebut muncul dalam urin (glukosuria), ketika glukosa yg berlebihan di

ekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini dapat disertai pengeluarancairan

dan elektrolit yg berlebihan. Kondisi ini disebut diuresis osmotik. Akibat

dari kehilangan cairan berlebihan, pasien bakal mengalami peningkatan

dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia).

Defisiensi insulin pula dapat menggangu metabolisme protein dan

lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien akan mengalami

peningkatan selera makan (polifagia), akibat adanya penurunan simpanan

kalori. Gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan. Dalam keadaan

normal insulin mengendalikan terjadinya glikogenolisis (pemecahan

glukosa yg disimpan) danglukoneogenesis (pembentukan glukosa baru

dari dari asam-asam amino & substansi lain), tetapi pada penderita

defisiensi insulin, proses ini bakal terjadi tanpa gangguan dan selanjutnya

bisa saja menimbulkan hiperglikemia, dapat terjadi pemecahan lemak yg


12

mengakibatkan peningkatan produksi tubuh keton yg merupakan product

samping pemecahan lemak. Tubuh keton yaitu asam yg menggangu

keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya terlalu berlebihan.

Ketoasidosis yang diakibatkannya akan menyebabkan tanda-tanda

dan gejala seperti nyeri pada abdomen, merasa mual, muntah,

hiperventilasi, nafas berbau aseton dan apabila tak ditangani bakal

menimbulkan perubahan kesadaran, komabahkan menyebabkan terjadi

kematian. Pemberian insulin dengan cairan & elektrolit sesuai kebutuhan

akan memperbaiki dengan cepat kelainan metabolic yang terjadi tersebut

& mengatasi gejala hiperglikemi serta ketoasidosis.

Gangguan sekresi insulin yg merupakan ciri khas DM type II, tetapi

masih terdapat insulin dengan jumlah yg adekuat buat mencegah

pemecahan lemak & produksi badan keton yg menyertainya. Lantaran itu

ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes type II. Walau begitu,

diabetes type II yg tidak terkontrol bakal menimbulkan masalah akut yang

lain yg disebut sindrom hiperglikemik hiperosmolernon ketoik (HHNK).

Diabetes type II seringkali terjadi pada penderita diabetes yg berumur

lebih dari 30 th & obesitas. Akibat intoleransi glukosa yg berlangsung

lambat (selama bertahun-tahun) & progresif, sehingga awitan diabetes type

II bisa terjadi tanpa terdeteksi. Apabila gejalanya dialami pasien, gejala

tersebut sering bersifat ringan & bisa mencakup kelelahan, poliuria,

iritabilitas, polidipsi, luka pada kulit yg lama sembuh-sembuh, infeksi


13

vagina atau pandangan yg kabur (apabila kadar glukosanya sangat tinggi)

(Nur, 2016).

2.1.4 Klasifikasi Diabetes Melitus

Seseorang dikatakan diabetes mellitus apabila konsentrasi glukosa

darah dalam keadaan puasa (GDP) pagi hari > 126 mg/dL atau glukosa

darah sewaktu (GDS) melebihi 200 mg/dL. Menurut Smeltzer,(2015)

Diabetes Mellitus dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kategori klinis yaitu:

2.1.4.1 Diabetes Mellitus tipe 1 :tergantung insulin (IDDM)

Diabetes Mellitus tipe 1 atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes

Mellitus) , dapat terjadi disebabkan karena adanya kerusakan sel-β,

biasanya menyebabkan kekurangan insulin absolut yang disebabkan oleh

proses autoimun atau idiopatik. Umumnya penyakit ini berkembang ke

arah ketoasidosis diabetik yang menyebabkan kematian. Diabetes

Mellitus tipe 1 dicirikan dengan onset yang akut dan biasanya pada usia

30 tahun.

2.1.4.2 Diabetes Mellitus tipe 2 : tidak tergantung insulin (NIDDM)

Diabetes Mellitus tipe 2 atau NIDDM (Non Insulin Dependent

Diabetes Mellitus) dapat terjadi kerusakan progresif sekretorik insulin

akibat resistensi insulin. Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan salah satu

gangguan metabolik dengan kondisi insulin yang diproduksi oleh tubuh

tidak cukup jumlahnya akan tetapi reseptor insulin di jaringan tidak

berespon terhadap insulin tersebut. Biasanya terjadi pada usia 30 tahun,

obesitas, heredifer, dan faktor lingkungan.


14

2.1.4.3 Diabetes Mellitus tipe lain

Diabetes Mellitus tipe ini terjadi karena penyebab lain, misalnya

defek genetic pada fungsi sel-β, defek genetik pada kerja insulin,

penyakit eksokrin pankreas(seperti fibrosis kistik dan pankreatitits),

penyakit metabolik endokrin, infeksi, sindrom genetik lain yang

disebabkan oleh obat atau kimia (seperti dalam pengobatan HIV/AIDS

atau setelah transplantasi organ).

2.1.4.4 Diabetes Mellitus gestasional

Diabetes Mellitus gestasional adalah diabetes yang terjadi selama

masa kehamilan dan tingginya gula darah hanya terjadi pada kehamilan

dan akan kembali normalsetelah melahirkan.

2.1.5 Etiologi

Umumnya Diabetes Mellitus disebabkan oleh rusaknya sel-sel beta

pada pancreas yang berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya terjadi

kekurangan insulin. Selain itu Diabetes Mellitus juga terjadi karena

gangguan terhadap fungsi insulin dalam memasukkan glukosa kedalam

sel. Gangguan ini dapat terjadi karena kegemukan atau sebab lain yang

belum diketahui (Smeltzer, 2015).

Diabetes Mellitus atau dikenal dengan istilah penyakit kencing

manis mempunyai beberapa penyebab antara lain:

2.1.5.1 Faktor Genetik

Diabetes Mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak.

Gen penyebab Diabetes Mellitus akan dibawa oleh anak jika orang
15

tuanya menderita Diabetes Mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke

cucunya bahkan cicit walaupun resiko yang terjadi sangat kecil.

2.1.5.2 Pola makan

Kebiasaan minum dan makan yang manis membuat kadar glukosa

dalam tubuh menjadi tinggi sehingga menambah beban bagi para

penderita Diabetes. Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar

kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya penyakit

Diabetes Mellitus. Mengkonsumsi makanan yang berlebihan dan tidak

diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat juga

menyebabkan kadar glukosa dalam darah meningkat dan pastinya akan

menyebabkan Diabetes Mellitus.

2.1.5.3 Faktor Lingkungan

Penderita Diabetes Mellitus tinggal disekitar orang-orang yang

dalam kesehariannya sering mengkonsumsi makanan dan minuman

dengan kadar gula yang tinggi. Sehingga dapat memicu kenaikan kadar

gula dalam darah pada penderita Diabetes khususnya apabila tidak

diperhatikan secara baik.

2.1.5.4 Pola Hidup

Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab Diabetes

Mellitus karena jika orang yang malas berolahraga memiliki risiko lebih

tinggi untuk terkena penyakit Diabetes Mellitus karena olahraga

berfungsi untuk membakar kalori dalam tubuh, kalori yang tertimbun


16

didalam tubuh merupakan faktor utama Diabetes Mellitus selain

disfungsi pankreas.

2.1.5.5 Obesitas

Kegemukan atau obesitas dapat sebagai pencetus terjadinya

Diabetes Mellitus. Orang gemuk dengan berat badan lebih cenderung

memiliki peluang lebih besar untuk terkena penyakit Diabetes Mellitus.

Perubahan pada gaya hidup seseorang dari tradisional ke gaya hidup

barat menyebabkan mengalami perubahan pola makan secara berlebihan

dan kurangnya aktivitas. Obesitas merupakan faktor resiko tertinggi

Diabetes Mellitus karena jumlah reseptor insulin menurun pada obesitas

mengakibatkan intoleransi glukosa dan hiperglikemia.

2.1.5.6 Usia

Penderita Diabetes Melitus kebanyakan pada usia 40 tahun ke atas.

Selain itu dari sisi faktor keturunan, usia menjelang tua jarang sekali

memperhatikan kontrol pola makan dengan glukosa yang tinggi dan

organ-organ dalam tubuh yang berperan dalam proses pengabsorbsian.

2.1.6 Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan diabetes mellitus adalah :

1. Jangka pendek adalah hilangnya keluhan dan tanda diabetes mellitus,

mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian

glukosa darah.

2. Jangka panjang adalah dapat tercegah dan terhambatnya progresivitas

penyulit mikroangiopati, makroangiopati, dan neuropati. Tujuan akhir


17

pengelolaan adalah turunya mordibitas dan mortalitas diabtes mellitus.

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa

darah, tekanan darah, berat badan dan profil lipid. Melalui pengelolaan

pasien secara holistik dengan mengajarkan perawatan mandiri dan

perubahan perilaku.

2.1.6.1 Penatalaksanaan keperawatan

1. Diet

Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes mellitus

hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu

makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat

gizi masing-masing individu. Standar yang dianjurkan adalah

makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat 60-

70%, lemak 20-25%, dan protein 10-15%. Untuk menentukan status

gizi, dihitung dengan BMI (Body Mass Indeks). Indek Massa Tubuh

(IMT) atau Body Mass Indek (BMI) merupakan alat atau cara yang

sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang

berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.

Syarat diet diabetes mellitus adalah:

a. Mengarahkan pada berat badan normal

b. Memperbaiki kesehatan umum penderita

c. Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetes

d. Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan umum

penderita
18

e. Menarik dan mudah diberikan

Prinsip diet diabetes mellitus adalah:

a. Jumlah sesuai kebutuhan

b. Jadwal diet ketat

c. Jenis : makanan yang boleh dimakan atau tidak

Dalam melaksanakan diit diabetes mellitus sehari-hari

hendaklah diikuti pedoman 3J yaitu:

a. Jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan kurangiatau

ditambah

b. Jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya

c. Jenis makanan yang manis harus dihindari

2. Latihan fiik/olahraga

Pengendalian kadar gula, lemak darah, serta berat badan juga

membutuhkan aktivitas fisik teratur. Selain itu aktivitas fisik juga

memiliki efek sangat baik meningkatkan sensivitas insulin pada

tubuh penderita sehingga pengendalian diabetes lebih mudah di capai.

Panduan umum yang dianjurkan yaitu aktivitas fisik dengan

intensitas ringan selama 30 menit dalam sehari yang dimulai secara

bertahap. Jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga aerobik

seperti berjalan, berenang, bersepeda, berkebun dan lain-lain.

a. Edukasi

Penderita diabetes mellitus perlu mengetahui faktor resiko

diabetes, proses terjadinya diabetes, gejala diabetes, komplikasi


19

penyakit diabetes, serta pengobatan diabetes, penderita

diharapkan dapat lebih menyadari pentingnya pengendalian

diabetes, meningkatkan kepatuhan gaya hidup sehat dan

pengobatan diabetes.

2.1.6.2 Penatalaksanaan Medis

1. Farmakologi

Penderita diabetes mellitus tipe 1 diperlukan suntikan insulin

setiap hari. Penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya perlu minum

obat antidiabtes secara oral atau tablet. Penderita diabetes

memerlukan suntikan insulin pada kondisi tertentu, atau bahkan

kombinasi suntikan insulin dan tablet(Nur, 2016).

a. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

Merupakan obat penurun kadar glukosa pada darah yang

diresepkan oleh dokter khusus bagi penderita diabetes.

b. Insulin

Insulin merupakan pengobatan untuk penderita diabetes

mellitus tipe 1 yang harus diberikan segera setelah diagnosis

ditegakkan. Penderita diabetes mellitus tipe 1 yang pankreasnya

tidak bisa memproduksi insulin harus diberikan insulin. Beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian insulin adalah jenis

preparat, dosis insulin, waktu dan cara penyuntikkan insulin, serta

penyimpanan insulin. Cara pemberian insulin dilakukan dengan


20

injeksi subkutan insulin regular mencapai puncak kerjanya pada 1-

4 jam, sesudah disuntikan subkutan.

2. Non Farmakologi

Penatalaksanaan diabetes mellitus tidak hanya dapat dilakukan

dengan obatobatan atau terapi farmakologi, tetapi dapat juga dengan

pengobatan herbal atau nonfarmakologi.

2.1.6.3 Penatalaksanaan Pendidikan Kesehatan

Informasi yang harus diajarkan pada pasien antara lain

Patofisiologi DM sederhana, cara terapi termasuk efek samping obat,

pengenalan dan pencegahan hipoglikemi/hiperglikemi. Tindakan

preventif (perawatan kaki, perawatan mata, hygiene umum)

Meningkatkan kepatuhan progranm diet dan obat (Corwin, 2015).

2.2 Daun Binahong

2.2.1 Definisi

Tanaman binahong adalah tanaman asli yang berasal dari Amerika

Selatan yang dengan nama latin Anredera cordifolia (Ten) Steenis.

Binahong merupakan tanaman menjalar yang berumur panjang atau

bersifat perenial. Seperti herbal lainnya, binahong memiliki berbagai

sinonim dan sebutan nama antara lain: Boussingaultia cordifolia (Ten),

Boussingaultia gracilis Miers, madeira vine (Inggris), dheng san chi

(Cina), gondola (Indonesia). Panjang tanaman bisa mencapai 5 meter.

Tanaman ini tumbuh baik dicuaca tropis dan sub-tropis. (Utami dan Desty,

2013).
21

2.2.2 Manfaat Tanaman Binahong Untuk Kesehatan

Manfaat dari tanaman binahong sangat besar bagi dunia pengobatan,

secara empiris tanaman binahong dapat menyembuhkan berbagai jenis

penyakit. Dalam pengobatan, bagian tanaman yang digunakan dapat

berasal dari akar, batang, daun, dan bunga maupun umbi yang menempel

pada ketiak daun yang sangat bermanfaat dalam pengobatan herbal dengan

menggunakan bahan alami yang memiliki efek samping yang kecil.

Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan menggunakan tanaman ini

adalah menstabilkan peredaran dan tekanan darah, kerusakan ginjal,

diabetes, pembengkakan jantung, stroke, rhematik, muntah darah, tifus,

wasir, pemulihan pasca operasi, pemulihan pasca melahirkan,

menyembuhkan segala luka dalam dan khitanan, radang usus, melancarkan

dan menormalkan peredaran dan tekanan darah, sembelit, sesak napas,

sariawan berat, pusing-pusing, sakit perut, menurunkan panas tinggi,

menyuburkan kandungan, maag, asam urat, keputihan, pembengkakan

hati, meningkatkan vitalitas dan daya tahan tubuh (Manoi, 2009).

2.2.3 Kandungan zat kimia tanaman binahong

Daun binahong mengandung banyak khasiat (Mardiana,2012).

Beberapa khasiat kandungan binahong antara lain :

2.2.3.1 Nitrit oksida

Kandungan nitrit oksida yang terdapat pada daun binahong mampu

menstabilkan aliran darah yang membawa nutrisi ketiap jaringan sel,

sehingga dapat menurunkan tekanan darah tinggi (Wijaya, 2018).


22

2.2.3.2 Protein

Tumbuhan binahong kaya akan protein dengan berat molekul

besar. Protein didalam daun binahong sebanyak 3 gr, kandungan dalam

protein juga mampu menstimulasi produksi nitrit oksida sehingga dapat

memperlancar aliran darah berisi nutrisi ke tiap jaringan sel (Chuang dkk,

2017). Hal tersebut menjadi keuntungan karena protein dapat menjadi

antigen yang memacu pembentukan antibodi.

2.2.3.3 Asam oleanolik

Asam oleanolik termasuk golongan triterpenoid yang merupakan

sumber antioksidan di tanaman. Sistem perlindungan oleh asam oleanolik

adalah dengan mencegah racun menyusup ke dalam sel dengan cara

meningkatkan sistem pertahanan sel. Asam oleanolik juga bersifat

antiinflamasi. Kandungan oksida pada asam oleanolik di daun binahong

sebanyak 1,5 gr. Nitrit oksida di asam oleanolik merupakan anti oksidan

kuat yang bersifat racun pada bakteri merugikan yang dapat berfungsi

sebagai toksin yang kuat untuk membunuh bakteri. Kehadiran asam

oleanolik akan memperkuat daya tahan sel terhadap infeksi sekaligus

memperbaiki sel rusak (Nuraini, 2014).

2.2.3.4 saponin

Kandungan yang terdapat pada saponin adalah glikosida, yaitu

metabolit sekunder yang banyak terdapat di alam, terdiri dari gugus gula

yang berikatan dengan aglikon atau sapogenin pada tanaman saponin

ditemukan pada akar dan daun pada tumbuhan binahong. Kehadiran


23

saponin memberikan banyak manfaat karena memiliki sifat antibakteri

dan antivirus. Kandungan saponin yang terdapat di daun binahong

mampu menurunkan kolestrol, karena mempunyai sifat sebagai anti

oksidan, antivirus, dan anti karsinogenik dan manipulator fermentasi

lumen (Soprema, 2016).

2.2.4 Penggunaan Dalam Pengobatan Tradisional

Cara mengelola tanaman binahong sebagai obat tradisional menurut

para ahli yaitu (Nuraini, 2014) :

2.2.4.1 Hipertensi

Rebuslah 30 gr daun binahong dengan 1 liter air, rebus hingga

mendidih sampai tersisa 600 ml air. Minumlah setiap 2 kali sehari selama

7 hari.

2.2.4.2 Diabetes

Rebuslah 11 lembar daun binahong dengan 3 gelas air hingga

mendidih dan tersisa 2 gelas. Minumlah setiap 1 kali sehari.

2.2.4.3 Batuk dan radang paru-paru

Rebuslah 10 lembar daun binahong dengan 400 cc air, hingga

tersisa 200 cc lalu minumlah setiap hari.

2.2.4.4 Darah rendah

Rebuslah 8 lembar daun binahong dalam 2 gelas air hingga

mendidih dan tersisa 1 gelas. Minumlah 1 kali sehari.


24

2.2.4.5 Stroke

Rebus 1 genggam (atau 100 gr) daun binahong dengan 4 gelas air

masukan seujung jari gula jawa. Setelah mendidih dan tersisa 3 gelas

diminum 3 kali sehari masing-masing 1 gelas.

2.2.4.6 Menyehatkan jantung menurunkan kolestrol

Seduhlah daun binahong seperti teh 2 hari sekali pada pagi dan sore

selama 2 minggu.

2.2.4.7 Radang ginjal

Rebuslah 7 lembar daun binahong dengan 2 gelas air hingga

mendidih dan tersisa 1 gelas, Minumlah 1 kali sehari.

2.2.4.8 Asam urat, Kencing manis, Maag

Rebuslah 5-7 lembar daun binahong dengan 3 gelas air hingga

mendidih, Minum 3 kali sehari sebelum makan.

2.2.4.9 Sesak nafas

Rebuslah 7 lembar daun binahong dengan 2 gelas air hingga

mendidih dan tersisa1 gelas. Minumlah 1kali sehari.


25

2.2.5 Standar Operasional Prosedur (SOP) Pembuatan Air Rebusan Daun

Binahong

NAMA KEGIATAN Terapi rebusan air daun binahong


PENGERTIAN Terapi rebusan air daun binahong adalah
terapi non farmakologi yang dibuat dari daun
binahong yang dapat digunakan untuk
menurunkan dan mestabilkan tekanan darah.
TUJUAN Menurunkan kadar gula darah
MANFAAT 1. Mampu melebarkan pembulu darah dan
menurunkan kolestrol
2. Mampu menstabilkan aliran darah ke
jantung
3. Sebagai anti oksidan yang kuat untuk
memperbaiki sel yang rusak
PRINSIP 1. Selalu memperhatikan tekanan darah
sebelum dan sesudah diberikan terapi
pemberian air rebusan daun binahong
2. Terapi air rebusan daun binahong
dilakukan secara bertahap tidak boleh
kurang dan tidak boleh melebihi aturan
pemberian
3. Terapi air rebusan daun binahong
dilakukan secara teratur sesuai dengan
prosedur pemberian yang sudah
dianjurkan
CARA MEMBUAT Alat dan bahan :
AIR REBUSAN DAUN 1. 30 gram daun binahong
2. 1 liter air
3. Gelas ukur
4. Gelas plastic
5. Timbangan buah
6. Penyaring
7. Panci
8. Kompor
Cara membuat :
1. Cuci daun binahong hingga bersih
2. Masukan air sebanyak 1 liter kedalam
panic
3. Masukan daun binahong kedalam panci
yang sudah di isi air, panaskan hingga
mendidih dan sisakan 600 ml untuk 2 kali
minum dalam sehari sebanyak 300 ml
tiap sekali minum
4. Saring air nya hingga terpisah dengan
26

daun binahong
5. Masukan air rebusan daun binahong ke
dalam gelas yang sudah disediakan
6. Minum air rebusan daun binahong pagi
dan siang hari
27

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Teori

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk penatalaksanaan terhadap

penurunan kadar gula darah, mulai dari tindakan farmakologis maupun non

farmakologis. Sedangkan pendekatan non farmakologis merupakan

pendekatan untuk menurunkan kadar gula darah secara tradisional dengan

salah satu cara merebus daun binahong. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada kerangka teori sebagai berikut :

Faktor penyebab diabetes


mellitus :
 Faktor Genetik
 Pola makan
 Faktor Lingkungan
 Pola Hidup
 Obesitas
 Usia

Peningkatan kadar gula


dalam darah

Terapi farmakologi / obat- Terapi non farmakologi /


obatan tradisional :
 Resbusan daun
binahong

(Sumber : Nuraini, 2014)


Gambar. 3.1 Kerangka Teori

27
28

3.2 Kerangka Konsep

Untuk menghubungakan antara variabel independen dengan variabel

dependen dapat di lihat pada kerangka konsep di bawah :

Variable independen Variable dependen

Kadar gula sebelum Kadar gula sesudah


(Pre) diberikan (Post) diberikan
tindakan tindakan

Pemberian air rebusan


Daun binahong

Gambar. 3.2
Kerangka Konsep Penelitian

3.3 Hipotesis

Ha diterima : Ada pengaruh pemberian air rebusan daun binahong

terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita

diabetes mellitus di desa kampung baru wilayah kerja

puskesmas puah pariaman tahun 2021.


29

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan

adalah quasi experimental terhadap One group pretest-posttest design.

Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan desain ini adalah tidak

memerlukan randomisasi atau sistem pengacakan pada pemilihan sampel

dalam kelompok yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2014).

Pre test O1-------- X -------- O2 Post Test

Keterangan :

Pre O1 : Test pengukuran kadar gula darah sebelum diberikan

perlakuan

X : Perlakuan rebusan air binahong

Post O2 : Test pengukuran kadar gula darah sesudah diberikan

perlakuan

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di desa kampung baru wilayah kerja

puskesmas pauh kota pariaman pada tanggal 24 Agustus 2021.

29
30

4.3 Populasi dan sampel

4.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang

menderita diabetes mellitus yang berada di desa kampung baru

pariaman yang berjumlah sebanyak 167 orang.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti

(Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini pengambilan sampel

dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan

ungkapan Sugiyono (2013) yang menyatakan bahwa untuk penelitian

eksperimental sederhana dilakukan pengambilan sampel dengan

jumlah sampel antara 10-20 responden. Adapun kriteria sampel pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Inklusi :

a. Penderita yang mengalami penyakit diabetes melitus yang berada

di desa kampung baru pariaman.

b. Kesadaran penuh

c. Bersedia menjadi responden

d. Dan mampu berkomunikasi dengan baik

Eksklusi :

a. Tidak berada ditempat / keluar kota


31

b. Mengalami komplikasi penyakit seperti penyakit ginjal, jantung,

dll

4.4 Definisi Operasional

Tabel. 4.1
Definisi Operasional

No Variabel Defenisi Alat Ukur Cara Skala Hasil Ukur


Operasional Ukur ukur
1 Kadar gula Kadar gula Lembar cheklis Observasi Ordinal  Diabetes
darah dalam darah mellitus
ditambah dengan
sebelum dan seseorang yang apabila gula
sesudah ditandai cara pembuatan darah
diberikan dengan sewaktu ≥
rebusan daun
rebusan air diabetes 200 mg/dl
binahong melitus atau binahong sebanyak atau gula
tidak. darah puasa
600 ml untuk 2x
> 126
minum atau 300ml mg/dl.
per tiap minum.  Gula darah
normal
apabila gula
darah
sewaktu <
200 mg/dl
atau gula
darah puasa
< 126
mg/dl.

(Nur, 2016)

2 Pemberian Obat Daun binahong, Rebusan 


daun tradisional
wadah untuk
binahong yang memiliki
kandungan rebusan. Gelas dan
saponin yang
kompor.
memiliki
aktivitas
seperti insulin
yang bertujuan
untuk
menurunkan
32

kadar gula
darah.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian, baik data yang kualitatif maupun data yang

bersifat kuantitatif. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

lembaran observasi yang dibuat dengan tujuan untuk melihat kadar gula darah

responden. Observasi terhadap kadar gula responden dilakukan dengan cara

pengukuran gula darah dengan alat cek gula darah klien sebelum diberikan

rebusan air binohang, dan menilai kembali kadar gula darah responden setelah

diberikan air rebusan daun binohang setelah 30 menit responden

meminumnya.

4.6 Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini yaitu :

4.6.1 Pertama-tama peneliti meminta izin kepada pihak puskesmas dengan

memberikan surat penelitian yang telah di berikan oleh kampus ke

bagian diklat.

4.6.2 Setelah mendapat izin dari pihak puskesmas, peneliti langsung

menemui responden secara door to door untuk melakukan penelitian.

4.6.4 Setelah sampel ditentukan maka peneliti melakukan pre-test terhadap

nilai kadar gula responden.

4.6.5 Kemudian mengajarkan teknik memasak air rebusan daun binohang.


33

4.6.6 Setelah responden meminum air rebusan daun binohang selama 1 jam

peneliti langsung melakukan pengecekan kembali terhadap kadar gula

responden (post-test).

4.6.7 Lalu semua data dikumpulkan dan siap untuk di lakukan pengolahan

data.

4.7 Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah

4.7.1 Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara menanyakan

langsung kepada objek yang diteliti (responden). Dalam penelitian ini

data primer diperoleh dari survey lapangan dengan mewawancarai

setiap responden yang dijadikan sampel.

4.7.2 Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara tidak meminta

secara langsung kepada objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, data

sekunder diperoleh dari dinas kesehatan kota pariaman dan puskesmas

pauh pariaman.

4.8 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

4.8.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah pengumpulan data selesai dilakukan

dengan maksud agar data yang dikumpulkan memiliki sifat yang jelas.

Adapun langkah-langkah pengolahan data, yaitu :


34

4.8.2 Pemeriksaan Data (Editing)

Setelah data diperoleh, kemudian diperiksa untuk memastikan data

yang diperoleh adalah data yang benar, bersih dan lengkap.

4.8.3 Pengkodean Data (Coding)

Setelah dilihat data yang lengkap lalu dilakukan nomor pada setiap

jawaban agar memudahkan dalam mengolah data.

4.8.4 Tabulating

Setelah diperiksa dan diberi kode, data dikumpulkan dalam bentuk

table distribusi frekwensi.

4.8.5 Memasukkan Data (Entry)

Memasukkan data yang telah diberi kode kedalam tabel dan diolah

dengan cara manual menggunakan rumus Sample Paired T Test.

4.8.6 Pembersihan Data (cleaning)

Setelah dientry, data diperiksa kembali sehingga benar-benar bersih

dari kesalahan.

4.9 Analisa Data

Analisa data merupakan suatu kegiatan yang dilakukan setelah data

dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam

analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh

responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan

untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2010).


35

4.9.1 Analisis Univariate adalah analisa yang bertujuan untuk menjelaskan

atau mendiskripsikan masing-masing dari suatu variabel penelitian.

Pada umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi

frekuensi dan persentasi dari tiap variabel yaitu variabel ladar gula

darah sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan.

4.9.2 Analisa Bivariat

Analisis Bivariate adalah analisa yang dilakukan untuk

menguji hubungan antara masing-masing variabel bebas dan variabel

terikat dilakukan uji statistik analisa comparative dengan uji pra syarat,

yaitu uji distribusi normal, bila normal uji menggunakan t test paired.

Dan jika hasilnya distribusi tidak normal maka dihitung menggunakan

Wilcoxon test (Saryono, 2011). Rumus umum t-paired sample t-test :

t= d
Sd / √n

keterangan :

d = selisih atau beda antara nilai pre dengan post

d= rata-rata beda antara nilai pre dengan post

Sd = simpangan baku dari d

n = banyaknya sampel

Dalam penelitian ini di lakukan pada variabel pemberian air

rebusan daun binohang yang di lakukan dengan cara memberikan

praktek / penyuluhan tentang bagaimana cara merebus daun binohang

terhadap penurunan kadar gula darah responden. Taraf signifikan (α =

0.05), pedoman dalam menerima hipotesis : jika data probabilitas (p) <
36

0.05 maka H0 ditolak dan terdapat pengaruh pemberian rebusan daun

binohang dan apabila nilai (p) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau tidak

adanya pengaruh pemberian rebusan daun binohang.

Anda mungkin juga menyukai