Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT


TERHADAP PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL PADA DIABETES MELITUS
DI KELURAHAN NAULI KECAMATAN SITAHUIS

NAOMI HUTAGALUNG
P07539017062

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN FARMASI
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL :Gambaran Pengetahuan Sikap dan Tindakan Masyarakat

Terhadap Penggunaan Obat Diabetes Melitus di

Kelurahan Nauli Kecamatan Sitahuis

NAMA : Naomi Hutagalung

NIM : P07539017062

JURUSAN : Farmasi

Telah Diterima dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Penguji

Medan,………………………

Menyetujui

Pembimbing
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menurut Undang-Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 Tentang kesehatan BAB I Pasal 1


ayat 1, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun social yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Salah satu penyakit yang berkembang pesat di dunia dan banyak diderita oleh
masyarakat Asia, khususnya Indonesia adalah diabetes. Dimana diabetes adalah penyakit yang
disebabkan karena tingginya kadar glukosa di dalam darah yang melebihi batas normal. Jumlah
penderita diabetes mellitus dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini di karenakan
oleh jumlah penduduk yang semakin meningkat, bertambahnya usia harapan hidup,
perpindahan penduduk desa ke kota merubah pola hidup tradisional ke pola hidup modern,
meningkatnya jumlah orang yang memiliki berat badan berlebih/kegemukan(obesitas) dan
kegiatan fisik yang sangat kurang.

Diabetes melitus adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis dan memiliki kadar
gula ( glukosa) yang tinggi atau di atas normal yang disebabkan oleh berkurangnya hormon
insulin dari sel beta pankreas, sehingga menyebabkan kadar gula darah meningkat dan dapat
menyebabkan komplikasi jangka pendek(dehidrasi, penurunan BB, penglihatan buram, rasa
lapar) maupun jangka panjang (kerusakan pembuluh darah). Diabetes Mellitus juga disebut
dengan Silent Killer karena diabetes adalah penyakit yang membunuh seseorang secara perlahan
atau diam-diam dan disebut juga dengan Mother Of Disease karena merupakan induk dari
penyakit jantung, stroke, hipertensi, gagal ginjal dan kebutaan.

Didunia, berdasarkan data internasional Diabetes Federation (IDF) tingkat penderita


Diabetes Mellitus kejadian diabetes melitus diperkirakan 8,3% orang dewasa (382 juta orang)
memiliki diabetes, dan diperkirakan jumlah orang yang menderita penyakit ini akan bertambah
melampaui 592 juta jiwa(meningkat 55%) dalam waktu 25 tahun.Diabetes melitus juga masih
menjadi tantangan besar di Indonesia obat-obatan efektif banyak tersedia, namun angka
penderita tetap meningkat. Padahal diabetes mellitus merupakan faktor kerusakan otak, ginjal,
jantung hingga stroke. (International Diabetes Federation 2013).

Defenisi obat tradisional menurut Permenkes RI No. 007 tahun 2012 tentang Registrasi
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau campuran dari bahan tersebut secara turun-
temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai norma yang berlaku di
masyarakat dan hingga kini terus di lestarikan masyarakat setempat sebagai warisan budaya.
Penggunaan obat tradisional di Indonesia merupakan bagian dari budaya bangsa dan banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat, namun demikian pada umumnya efektifitas dan keamanannya
belum sepenuhnya didukung oleh biotik maupun anbiotik. Sumber daya alam bahan obat dan
obat tradisional merupakan asset nasional yang perlu digali, diteliti, dikembangkan dan
dioptimalkan pemanfaatannya (Depkes,2007).
Kelurahan Nauli Kecamatan Sitahuis sendiri merupakan lokasi pendesaan yang masih
asri, suasana alam belum terjamah menjadikan pusat perhatian peneliti ungtuk dijadikan lokasi
penelitian dan Kelurahan Nauli ini juga merupakan suatu lokasi yang masih banyak ditemui
tanaman obat tradisional yang sering digunakan sebagai obat. Salah satunya yaitu obat diabetes
mellitus seperti tapak dara, kunyit, belimbing wuluh, ngokilodan, ciplukan. Didukung dari kasus-
kasus kesehatan masyarakatnya sendiri, di kelurahan nauli ini banyak masyarakat berusia 40-59
tahun yang biasa rentan terserang penyakit diabetes mellitus .

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti perlu melakukan penelitian untuk
mengetahui Gambaran Pengetahuan Sikap dan Tindakan Masyarakat Terhadap Penggunaan
obat Tradisional Diabetes Mellitus di Kelurahan Nauli Kecamatan Sitahuis.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengetahuan masyarakat dalam menggunakan obat tradisional?

2. Bagaimana gambaran sikap masyarakat dalam penggunan obat tradisional diabetes mellitus?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengetahuan sikap dan tindakan masyarakat tentang penggunaan obat
tradisional diabetes mellitus di Kelurahan Nauli Kecamatan Sitahuis.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat tradisional


diabetes mellitus di Kelurahan Nauli.

2 .Untuk mengetahui sikap masyarakat tentang penggunaan obat tradisional pada diabetes
mellitus di Kelurahan Nauli.

3. Untuk mengetahui tindakan masyarakat tentang penggunaan obat tradisional pada diabetes
mellitus di Kelurahan Nauli.

4. Untuk mengetahui obat tradisional yang biasa digunakan masyarakat untuk penanganan
diabetes mellitus.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DIABETES MELITUS

2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan karena kurangnya produksi insulin
oleh pankreas atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang telah dihasilkan oleh pankreas secara
efektif. Diabetes mellitus terjadi ketika sel beta tidak dapat memproduksi insulin(diabetes mellitus tipe
1) atau memproduksi insulin dalam jumlah yang tidak cukup (diabetes mellitus tipe 2). Akibatnya,
glukosa tidak masuk kedalam sel, melainkan tetap dalam darah. Naiknya kadar glukosa dalam darah
menjadi sinyal bagi pasien untuk meningkatkan asupan cairan dalam upaya mendorong glukosa keluar
dari tubuh dalam urin.

Kadar gula dalam darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif (bertahap).
Setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif bergerak. Kadar gula darah sepanjang
hari bervariasi dimana akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam.
Seseorang dikatakan sebagai penderita diabetes bila pada pemeriksaan laboratorium kimia darah
konentrasi glukosa darah dalam keadaan puasa pagi hari >126mg/dl dana tau 2 jam sesudah makan
>200mg/dl atau glukosa sewaktu melebihi 200mg/dl.

2.1.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus

1.Diabetes Melitus tipe 1 disebut juga dengan Insulin Dependent Diabetes Mellitus(IDDM)
adalah diabetes yang terjadi karena prankeas sebagai pabrik insulin kurang mampu membuat
insulin.Akibatnya insulin tubuh kurang atau tidak ada sama sekali,gula menumpuk di dalam peredaran
darah karena tidak dapat diangkut kedalam sel(Hasdianah,2017).Umumnya penderita tipe diabetes ini di
derita oleh anak-anak atau remaja.Tanda-tanda tipe 1 ini adalah sebagai berikut :

1.Serangan cepat karena tidak ada insulin yang diproduksi.

2.Nafsu makan meningkat karena sel-sel kekurangan energy.

3.Haus meningkat karena tubuh berusaha membuang glukosa

5.Berat badan turun karena glukosa tidk dapat masuk ke dalam sel

6.Sering infeksi kaena bakteri hidup dari kelebihan glikosa.(Marry Diguilo dkk,2014).

Diabetes mellitus tipe 1 ini dapat diobati dengan suntikan insulin dan menjaga
kondisitubuh.Meningkatkan aktivitas kegiatan dengan olahraga yang dapat mengeluarkan keringat.Gula
darah dapat menurun dengan aktivitas tubuh yang memerlukan energi.(Dwi,2014).

2.diabetes Mellitus tipe 2

Diabetes mellitus tipe 2 atau non insulin dependent diabetes mellitus (NIIDM) disebabkan oleh
faktor genetic dan faktor linkungan seperti kelebihankalori,kegemukan atau obesitas,dan kurang
berolahraga.Pankreas penderita diabetes mellitus tipe 2 ini asih mampu menghasikan insulin,tetapi
kurang efektif dalam membawa gula darah masuk ke dalam sel.Penderita diabetes ini umumnya
berumur 40 tahun dan berat badannya berlebih.Tanda-tanda dan gejala diabetes mellitus tipe 2 ini
adalah sebagai berikut :

a. Serangan lambat karena sedikit insulin di produksi

b. Haus meningkat (polydipsia) karena tubuh berusa membuang glukosa.


c. Urinasi meningkat(polyuria)karena tubuh berusaha membuang glukosa.
d. Infeksi candida karena bakteri hidup dari kelebihan glukosa.(Marry Digiulio dkk,2014)

Untuk mengatasi perlu mempertahankan berat badan normal,plahraga secara teratur,menjaga pola
makan dan menggunakan resep dokter maupun obat tradisional. (Dwi,2014)

3.Diabetes mellitus gestasional

Diabetes mellitus gestasional disebut juga dengan diabetes yang terjadi hanya selama kehamilan
dan pulih setelah melahirkan,diabetes ini terjadi karena pembentukan beberapa hormone pada ibu
hamil yang menyebabkan resistensi insulin(Hans Tandra, 2017).Meskipun diabetes mellitus gestasional
bersifat sementara,bila tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan kesehatan janin maupun sang
ibu.Resiko dapat di alami oleh bayi meliputi macrosomia(berat bayi yang tinggi/di atas normal),penyakit
jantung bawaan dan kelainansistem saraf pusat,dan cacat oto rangka (Hasianah,2017).

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Diabetes Mellitus

1. Faktor Genetis

Diabetes dapat warisan dari orangtua kepada anak. Gen penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh
anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus.

2. Obesitas(kegemukan)

Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang besar untuk penyakit
diabetes.

3. Pola Makan

Makan secara berlebihan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu
timbulnya diabetes mellitus,konsumsi makan yang berlebihan dan tidak di imbangi dengan sekresi
insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan
menyebabkan diabetes mellitus.

4. Penyakit Infeksi Pankreas

Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas yang menyebabkan radang pankreas,radang
pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga sekresi hormone-hormon untuk
proses metabolism tubuh termasuk insulin.

5. Pola hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus .Jika orang malas berolah
raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes mellitus karena olah raga berfungsi
untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh.Kalori yang tertimbun di dalam tubuh
merupakan faktor utama penyebab diabetes mellitus selain disfungsi pankreas.

6.Kehamilan (diabetes gestasional),akan hilang saat melahirkan.

2.1.4 Obat Tradisional Untuk Diabetes Mellitus

Masyarakat Indonesia sangat kental dengan pengobatan tradisional. Kondisi alam di Indonesia
yang subur menyebabkan banyak ditemui tanaman-tanaman berkhasiat obat. Untuk penyakit diabetes
mellitud sendiri ditemukan berbagai tanaman berkhasiat untuk mengobati diabetes mellitus. Tanaman-
tanaman obat tradisional ini banyak dijumpai disekitar atau sudah ada juga yang menjualnya dipasaran.
Penggunaannya tidaklah sulit, bias dijadikan rebusan dan bahkan ada yang bias langsung dikonsumsi
(Arief, 2005).

Dengan pemakaian yang tepat dan benar, kandungan obat tradisional dalam tanaman biasa
membantu proses pengendalian gula darah. Berikut adalah beberapa obat tradisional untuk diabetes
mellitus dan cara penggunaanya.

1. Tapak Dara (Cantharanthus roseus) segar 10-16 daun lembar tapak dara,direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal satu gelas ,saring kemudian dinginkan dan minum.

2. Kunyit (Curcuma Longa) sediakan 3 rimpang kunyit dan setengah sendok teh garam, rebus dengan 1
liter air, diamkan sampai mendidih kemudian dinginkan lalu minum.

3. Daun Ngokilo(Stachytar phetabmutabilis) 3 lembar Daun ngokilo mentah dan segar, dimakan sebagai
llapan setiap hari dan dilakukan secara teratur.

4. Ciplukan(Physalis angulata) ambil tumbuhan ciplukan lengkap dengan akar, batang, daun layuhan
tanaman terlebuh dahulu lalumrebus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga 1 gelas kemudian
disaring dan di dinginkan diminum 1 kali sehari.

5. Bawang Dayak (Eleutherina palmifolia) 3-4 bawang Dayak dicuci bersih, kemudian di iris tipis dan
diseduh dengan 1 gelas air mendidih (200ml) diminum selagi hangat 2-3 kali sehari.

6. Buah Belimbing Wuluh (Averroa bilimbi) dicuci dengan air bersih lalu dipotong-potong. Kemudian
direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin airnya di saring sebelum diminum.

2.1.5 Pencegahan Diabetes Mellitus

Pencegahan diabetes mellitus perlu dilakukan dengan cara mengubah pola gaya hidup yang
sehat,dengan cara :

1. Terapi diet
Tujuan umum penatalaksanaan diet pada dabetes adalah
a. Mencapai dan kemudian mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal
b. Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati normal.
c. Mencapai dan mempertahankan berat badan agar selalu dalam batas-batas normal.
d. Mencegah kompliksi akut dan kronik
e. Meningkatkan kulitas hidup (Jisia, 2014)
Tujuan perencanaan makan dalam pengelolaan diabetes sebagai :
a. Mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid dalam batas-batas normal.
b. Menjamin nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan anak dan remaja, ibu hamil dan janin nya.
c. Mencapai dan mempertahankan berat badan idaman.
Dalam perencanaan makan bagi penderita diabetes mellitus harus mengatur dan
memperhatikan kebutuhan kalori, karbohidrat, protein, lemak, serat,natrium, bahan pemanis,
dan daftar makanan pengganti.
1. Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori pada penderita diabetes mellitus memiliki tujuan untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan ideal.
2. Kebutuhan protein
Penderita diabetes sebaiknya mengonsumsi protein dari sumber protein nabati misalnya
kacang-kacangan, biji-bijian untuk mengurangi asupan kolesterol dan juga lemak jenuh.
3. Kebutuhan serat
Kebutuhan serat untuk penderita diabetes mellitus, asupan seratnya sama dengab orang
yang tidak menderita diabetes mellitus yaitu asupan seratnya 25g/hari. Jenis yang dianjurkan
ialah serat yang terlarut karena membantu menurunkan gula darah, membantu menurunkan
lemak darah.
4. Kebutuhan lemak
Penderita diabetes mellitus dianjurkan untuk mengonsumsi lemak <7% energy dan tidak lebih
dari 10% energy dari lemak tidak jenuh ganda.
5. Bahan pemanis
Ada 2 tipe pemanis yaitu pemanis nutritif (mengandung kalori), dan pemanis non-nutritif
(tidak mengandung kalori). Pemanis nutritif sering digunakan dalam makanan “bebas gula” dan
memiliki efek laksatif (sorbitol) , xylitol, fruktosa (gula buah). Untuk pemanis non-nutritif di
anjurkan untuk dikonsumsi,bahkan jenis pemanis ini sering digunakan dalam produk makanan.
Yang termasuk dalam pemanis non-nutritif yaitu sakarin, aspartame, acesulfame K.
6. Daftar makanan pengganti
Daftar bahan makanan penukar adalah suatu daftar nama bhan makanan dengan ukuran
tertentu dan di kelompokkan berdasarkan kandungan kalori, protein, lemak, dan hirat arang
(Soegondo, 2009).
Daftar makan penukar di kelompokkan menjadi 8 kelompok yaitu
Golongan 1 : bahan makanan sumber karbohidrat (contohnya: singkong, talas, kentang,
jagung, dll).
Golongan 2 : bahan makanan sumber protein hewani (contohnya : telur,hati ayam dll).
Golongan 3 : bahan makanan sumber protein nabati (contohnya: kacang hijau, kacang
merah, kacang kedelai dll).
Golongan 4 : sayuran (contohnya: bayam, bit, brokoli, aun pakis, daun katuk dll).
Golongan 5 : buah-buahan (contohnya: jeruk, pisang, jambu air, duku dll).
Golongan 6 : susu (contohnya: yogurt).
Golongan 7 : minyak (contohnya: minyak kedelai, minyak zaitun, minyak jagung).
Golongan 8 : makanan tanpa/rendah kalori (contohnya: oat, gandum).
3.1 . PENGETAHUAN

Menurut Notoatmojo (2010) yang dimaksud dengan pengetahuan merupakan hasil tahu,
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba,
sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan dalam kamus
Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengetahuan atau tahu adalah mengerti sesudah dilihat atau
sesudah menyaksikan, mengalami atau setelah diajari.

Pengetahuan yang dimaksudkan disini adalah pengetahuan, masyarakat terhadap penggunaan


obat tradisional diabetes mellitus. Dengan pengetahuan yang cukup diharapkan dapat memberi
pengaruh yang baik terhadap sikap masyarakat dalam menggunakan obat tradisional diabetes mellitus.

Pengetahuan memiliki enam tingkatan yaitu :

1. Tahu (know)diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah diajari sebelumnya.

2. Memahami (Comprehension)diartikan sebagai kemampuan untuk menginterprestasikan materi


tersebut secara benar.

3. Aplikasi (application)diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipeajari
pad kondisi dan situasi sebenarnya.

4. Analisi (Analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen tertentu yang masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)menunjuykkan kepada suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian


di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru

6. Evaluasi (evaluation)hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan suatu peilaian terhadap
suatu materi atau objek.

Untuk pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau renponden.Untuk
mengetahui ke dalam pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur, dapat kota sesuaikan dengan
tingkatan diatas.

2.1.1 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1.Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap suatu hal agar mereka
dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semain mudah pula
mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
Sebaiknya jika seseorang tingkat pengetahuannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap penerimaan, informasi dan lain-lain yang baru diperkenalkan.

2.Pekerjaan

Lingkungan pekerjan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan


pengetahuaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
3.Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan
psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, pertama,
perubahan ukuran, kedua, perubahan proporsi, ketiga,hilangnya ciri-ciri lama, keempat,timbulnya ciri-
ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir
seseorang semakin matang dan dewasa.

4.Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam.

5.Pengalaman

Adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Adanya kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk
melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis
akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat
pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

6.Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai wilayah budaya untuk menjaga
kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu
menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap
pribadi seseorang.

2.1.2 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau responden yang masih tertutup terhadap suatu objek. Sikap bukan
merupakan tindakan karena itu tidak dapat langsung dilihat melainkan hanya dapat ditafsir terlebih
dahulu dari pelaku yang tertutup.

Menurut Allport(1954),sikap mempunyai tiga komponen pokok yakni :

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (tent to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam
penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

Tingkatan-tingkatan sikap ada empat yaitu :

1. Menerima (Receiving), yaitu bahwa seseorang mau menerima dan memperhatikan stimulus yang
diberikan.
2. Menanggapi (Responding), yaitu memberikan jawabanatau tanggapan terhadap pertnyaan atau
objek yang dihadapi.

3. Menghargai (Valuing), yaitu subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau
stimulus.

4. Bertanggung jawab (Responsible), yaitu bertanggung jawab atas segala yang yang telah dipilih
dengan segala resiko.Bertanggung jawab merupakan sikap yang paling tinggi.

2.1.3 Tindakan

Tindakan merupakan suatu perbuatan subjek terhadap objek. Dapat dikatakan tindakan
merupakan tindak lanjut dari sikap. Suatu sikap tidak otomatis terwujud dari suatu tindakan baru untuk
mewujudkan diperlukan faktor pendukung atas suatu kondisi yang memungkinkan yakni fasilitas dan
dukungan dari pihak lain.

Tingkat-tingkat tindakan yaitu :

1. Persepsi (Perception), yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil.Ini merupakan tindakan tingkat pertama.

2. Respon terpimpin (Guided Respons), yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang
benar sesuai contoh.Ini merupakan indicator tingkat dua.

3. Mekanisme (Mecanism) ,yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis,atau sudah merupakan kebiasaan maka diaa sudah mencapai tingkat ketiga.

4. Adaptasi(Adaptation), yaitu suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

Untuk mengukur perilaku dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung. Secara
langsung dapat dilakukan dengan melihat tindakan atau kegiatan responden, secara tidak langsung
dapat melakukan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan responden di masa lalu.

3.1 Obat Tradisional

Obat adalah semua kimia, hewani maupun nabati yang dalam dosis layak dapat mengurangi,
menyembuhkan dan menghilangkan penyakit serta dapat mendiagnosa suatu penyakit (obat-obat
penting).

Menurut PERMENKES RI No. 007 tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional, Obat
Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa baham tumbuhan,bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah
digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Di Indonesia, penggunaan obat tradisional telah meluas sejak zaman nenek moyang hingga kini
dan terus dilestarikan masyarakat setempat sebagai warisan budaya. Bahan baku obat tradisional ini
dapat berasal dari sumber daya alam biotik maupun abiotik. Sumber daya biotik meliputi jasad renik,
flora dan fauna serta biota laut, sedangkan sumber daya abiotik meliputi sumber daya daratan, perairan
dan angkasa dan mencakup kekayaan atau potensi yang ada di dalamnya.

Masyarakat Indonesia terutama yang masih tinggal di pedalaman pedesaan menggunakan obat
tradisional, salah satunya dalam penanganan diabetes mellitus masih banya digunakan dan dipercaya
sebagai obat yang manjur karena beberapa alasan antara lain :

1. Obat tradisional diperoleh dan dipercaya dari turun temurun oleh nenek moyang mereka.

2. Pembuatan obat tradisional tidak memakai bahan kimia,dan hanya menggunakan air panas atau
dingin unyuk menyeduhnya.

3. Ramuan tradisional lebih mudah diperoleh dari tanaman di sekitar rumah sehingga bias
digunakan dalam keadaan darurat.

4. Menurut pengalaman masyarakat tertentu ramuan tradisional tidak memiliki efek samping yang
tinggi seperti obat-obatab dari bahan kimia.

3.1.1 Manfaat Obat Tradisional

1. Efek samping obat tradidional relative kecil bila digunakan secara benar dan tepat.

2. Adanya efek komplementer dana tau sinergisme dalam ramuan obat tradisional.

3. Pada satu jenis tanaman obat bias memiliki lebih dari satu efek farmakologi.

4. Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit degenerative dan metabolic.

4.1 Tanda Diabetes Mellitus

Ada beberapa hal yang dapat dijadikan indikator, sebab berkaitan langsung dengan kondisi fisik
misalnya :

1. Sering buang air kecil


2. Gampang haus
3. Cepat lapar
4. Berat badan turun drastis
5. Kulit kering
6. Luka yang lama sembuhnya
7. Gangguan penglihatan
8. Kesemutan
9. Lemas
10. Infeksi jamur dan bakteri
11. Gusi merah dan bengkak

Bila penyakit diabetes mellitus tidak dikontrol dengan baik, maka dapat terjadi serangkaian komplikasi
serius, seperti :

1. Serangan jantung
2. Kerusakan saraf
3. Kerusakan ginjal
4. Gangguan pendengaran
5. Gangguan kulit

5.1 Kerangka Pikir

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian adalah :

Baik

Pengetahuan,Sikap
dan Tindakan Cukup Baik
terhadap penggunaan
obat tradisional
Kurang

Tidak Baik

G.Defenisi Operasional

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil tahu tentang penggunaan obat tradisional dalam pengobatan
penyakit diabetes mellitus.

2. Sikap

Sikap adalah suatu reaksi atau respon masyarakat terhadap penggunaan obat tradisional dalam
pengobatan penyakit diabetes mellitus.

3. Tindakan

Tindakan adalah suatu perbuatan masyarakat terhadap penggunaan obat tradisional diabetes
mellitus.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang dimaksudkan untuk memperoleh data dan
gambaran tentang pengetahuan sikap dan tindakan masyarakat terhadap penggunaan obat tradisional
pada diabetes mellitus di Kelurahan Nauli Kecamatan Sitahuis.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi

Lokasi penelitian dilakukan pada masyarakat Kelurahan Nauli Kecamatan Sitahuis. Pemilihan
lokasi ini dipilih denga alasan :

1. Banyak terdapat masyarakat yang berumur rentan terkena diabetes mellitus


2. Banyak terdapat tanaman obat tradisional yang berkhasioat obat
3. Lokasi penelitian jauh dari kota, sehingga diperkirakan informasi obat tradisional dalam
pengobatan diabetes mellitus yang diperoleh masyarakat minim.
4. Belum pernah ada dilakukan penelitian tentang pengetahuan, sikap dan tindakam masyarakat
terhadap penggunaan obat tradisional diabetes mellitus di Kelurahan Nauli Kecamatan Sitahuis.

3.2.2 Waktu dan Penelitian

Penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu mulai tanggal 17 maret 2020 sampai dengan 18 mei
2020.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat berusia 40-59 tahun yang menderita diabetes
mellitus di Kelurahan Nauli Kecamatan Sitahuis sebanyak 150 jiwa.

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik random sampling
(Notoatmojo, 2012). Dengan kriteria masyarakat berumur (40-59 tahun) di Kelurahan Nauli Kecamatan
Sitahuis.

Rumus besaran sampel menurut Notoatmojo (2002) :


N
n=
1+ N ( d 2 )
Keterangan :

n :jumlah sampel yangakan diteliti

N :jumlah populasi

D :tingkat kepercayaan (0,1)


3.5.Jenis Data

Data primer diperoleh dari lembaran kuisioner yang diberikan secara langsung kepada
responden. Dimana kuesioner ini berisi pertanyaan dan dipilih jawaban yang telah disiapkan.

Data sekunder dapat diperoleh dari kepala lurah di kecamatan sitahuis yaitu mengenai jumlah
keseluruhan masyarakat di daerah tersebut.

3.6.Pengolahan dan Analis Data

3.6.1.Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan diolah dengan langah-langkah sebagai berikut (Notoatmojo, 2012) :

1.Editing (penyunting data)

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atas pertanyaan.
Apabila terdapat jawaban yang belum tepat atau terdapat kesalahan mama data harus dilengkapi
dengan cara wawancara kembali terhadap responden.

2.Coding (pemberian kode)

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti
secara manual yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan.

3. Data Entry (memasukkan data)

Yakni mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai dengan jawaban masing-
masing pertanyaan.

4.Tabulating (tabulasi)

Memindahkan data dari daftar pertanyaan ke dalam table-tabel yang telah dipersiapkan.

3.6.2.Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan melihat jumlah responden dan persentase dari setiap jawaban.

3.7. Cara Pengukuran Variabel

3.7.1. Pengetahuan

Pengetahuan diukur dengan skala Guttman. Penelitian menggunakan skala Guttman bila ingin
mendapatkan jawaban tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan seperti “Ya-Tidak”
(Sugiono, 2011). Penelitian diberikan dengan skor satu (1) untuk pemilihan ”Ya” dan skor nol (0) untuk
jawaban yang “Tidak”. Jumlah pertanyaan untuk pengetahuan adalah 10, maka nilai tertinggi dari
seluruh pertanyaan pengetahuan adalah 10.

Menurut Arukunto (1996), data yang terkumpul dilakukan kategori menurut skala ordinal,
dengan ketentuan sebagai berikut.

a. 76-100% Jawaban benar :pengetahuan baik


b. 56-75% jawaban benar :pengetahuan cukup baik
c. 40-55% jawaban benar :pengetahuan kurang baik
d. <40% jawaban benar :pengetahuan tidak baik

Skoring untuk penarikan kesimpulan ditentukan dengan membandingkan skor maksimal :


skor yang dicapai
Skor= x 100 %
skor maksimal

3.7.2. Sikap

Sikap diukur dengan skala Likert berbentuk checklist. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena
sosial (Sugyono, 2011).

Nilai tertinggi dari suatu pertanyaan adalah empat, jumlah pertanyaan adalah 10, nilai
tertinggi untuk seluruh pertanyaan adalah 40.

Bobot setiap pertanyaan adalah sebagai berikut :

a. Sangat setuju bobot 4


b. Setuju bobot 3
c. Tidak setuju bobot 2
d. Sangat tidak setuju bobot 1

Menurut Arikunto (1996), data yang terkumpul dilakukan kategori menurut skala ordinal
dengan ketentuan sebagai berikut.

a. 76-100% jawaban benar :pengetahuan baik


b. 56-75% jawaban benar :pengetahuan cukup baik
c. 40-55% jawaban benar :pengetahuan kurang baik
d. <40% jawaban benar :pengetahuan tidak baik

Skoring untuk penarikan kesimpulan ditentukan dengan membandingkan skor maksimal :


Skor yang dicapai
Skor= x 100 %
Skor maksimal

3.7.3. Tindakan

Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan wawancara terhadap
kegitan-kegiatan yang dilakukan beberapa jam,hari atau bulan yang lalu (Sugyono, 2011). Tindakan
diukur menggunakan skala Guttman, penilaian untuk jawaban “ya” diberi skor 1 (satu) dan untuk
jawaban “tidak” diberi skor 0 (nol).
Menurut Arikunto (1996), data yang terkumpul dilakukan kategori menurut skala ordinal,
dengan ketentuan sebagai berikut :

a.76-100% jawaban benar :pengetahuan baik

b.56-75% jawaban benar :pengetahuan cukup baik

c.40-55% jawaban benar :pengetahuan kurang baik

d.<40% jawaban benar :pengetahuan tidak baik

Skoring untuk penarikan kesimpulan ditentukan dengan membandingkan skor maksimal :


Skor yang dicapai
Skor= x 100 %
Skor maksimal
KUESIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN OBAT


TRADISIONAL DIABETES MELITUS DI KELURAHAN NAULI KECAMATAN SITAHUIS

Daftar pertanyaan ini bertujuan untuk mengumpulkan tentang gambaran pengetahuan sikap
dan tindakan masyarakat tentang penggunaan obat tradisional diabetes mellitus di Kelurahan
Nauli Kecamatan Sitahuis. Hasil penelitian ini akan dipergunakan sebagai bahan untuk
menyelesaikan program pendidikan diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
Jurusan Farmasi.

I. Identitas Responden
1. No. responden :
2. Jenis kelamin :
3. Umur : . . . . . . .tahun
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :a. PNS
b. TNI/POLRI
c. Wiraswasta
e. lain-lain (tuliskan). . . . . . .

II. Pengetahuan Responden

Berilah tanda check list (√ ) untuk jawaban yang anda pilih didalam kolom

No Pernyataan Benar Salah


1 Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit dimana terjadi peningkatan gula
darah diluar batas-batas normal
2 Timbulnya penyakit diabetes mellitus tipe 2 hanya di pengaruhi oleh
riwayat keluarga/keturunan
3 Pola makan yang tidak sehat di usia muda, bukan merupakan penyebb
timbulnya penyakit (DM).
4 Riwayar keluarga, kegemukan, pola makan yang salah dan kurangnya
aktivitas fisik adalah faktor pencetus timbulnya DM
5 Pola makan yang baik dapat dijadikan salah satu tindakan pencegahan
terhadap timbulnya penyakit DM
6 Setiap hari mengonsumsi minuman bersoda, sirup dan minuman
berpemanis secara berlebihan, tidak meningkatkan kadar gula darah di
dalan tubuh.
7 Asupan makanan yang dikonsumsi tidak harus disesaikan dengan
kebutuhan energy yang diperlukan oleh tubuh kita.
8 Mengonsumsi makanan cepat saji secara teru menerus dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit DM.
9 Mengonsumsi makanan yang berlemak tinggi secara berlebihan tidak
berpengaruh terhadap timbulnya penyakit DM tipe-2
10 Seorang pasien yang telah menderita diabetes mellitus tidak harus
menjaga pola makan yang baik karena sudah diberi obat antidiabetes

III. Sikap Responden

Berilah tanda check list (√ ) untuk jawaban yang anda pilih didalam kolom

SS :Sangat setuju R :Ragu-ragu

S :Setuju TS :Tidak setuju

No Pernyataan SS S R TS
1 Saya merasa mengatur pola makan sehat tidak penting untuk
dilakukan, karena saya masih remaja.
2 Saya lebih suka mengonsumsi makanan berserat seperti buah
dan sayuran dari pada mengonsumsi berbagai jenis makanan
siap saji
3 Saya merasa tidak perlu menjaga pola makan saya karena say
belum pernah menderita DM.
4 Saya lebih suka mengonsumsi air putih dibandingkan
mengonsumsi minuman bersoda dan minuman dengan
pemanis buatan.
5 Saya lebih suka makan besar hanya dengan nasi dan lauk tanoa
menggunakan sayur
6 Saya tidak merasa kawatir untuk mengonsumsi makanan yang
manis-manis setiap hari
7 Saya merasa tetap perlu menjaga pola makan sehat walaupun
saya tidak mengalami obesitas.
8 Saya merasa perlu memberi selang waktu antara makan besar
minimal tiap 3 jam
9 Saya cenderung menghabiskan uang saku dengan membeli
makanan serti gorengan atau makanan siap saji.
10 Saya lebih suka makan di rumah menggunakan nasi, lauk pauk
dan sayuran yang dimasak sendiri dibandingkan makan di
tempat makan cepat saji (junk food)
GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT

TERHADAP PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL PADA DIABETES MELITUS

DI KELURAHAN NAULI KECAMATAN SITAHUIS

Anda mungkin juga menyukai