Dosen Pengampu:
Kelompok 7
Disusun Oleh :
1. Amalia Salsabila
2. Dyah Ananda Putri
3. Gita Nawanda
4. Pasti Yunita
5. Selvi
6. Wiwit Pangesti
Jl. RA Kartini No.66, RT.003/RW.005, Margahayu, Kec. Bekasi Tim., Kota Bks, Jawa Barat
17113
2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Diabetes, penyakit endokrin yang sering terjadi di seluruh dunia, menempatkan pasien
pada risiko komplikasi. Menurut proses yang dibahas dalam patologi diabetes, komplikasi
dapat diklasifikasikan sebagai makrovaskular, mikrovaskular, atau keduanya mikro dan
makrovaskular, seperti kaki diabetik. Produksi glukosa hepar yang berlebihan, penurunan
sekresi insulin, dan resistensi insulin adalah tanda diabetes mellitus tipe II. Patogenesis utama
DM tipe II adalah resistensi insulin, yang terjadi sebelum onset DM dan ditandai dengan
ketidakmampuan insulin untuk merangsang uptake glukosa oleh jaringan target, seperti otot
dan lemak. Saini (2010)(Safitri Fathiyah, n.d.)
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
1. Memahami teori konsep herbal dan suplemen
2. Memahami manfaat jintan hitam terhadap penyakit diabetes melitus
3. Memahami pengaruh jintan hitam terhadap penyakit diabetes melitus
BAB II
PEMBAHASAN
Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan yang terbuat dari
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari
bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, serta
dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Suplemen kesehatan menurut BPOM No.30 Tahun 2017, merupakan produk
yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan gizi, melengkapi, meningkatkan,
dan/atau memperbaiki fungsi kesehatan, mempunyai nilai gizi dan/atau efek fisiologis,
mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino, dan/atau
bahan lain bukan tumbuhan yang dapat dikombinasi dengan tumbuhan.
Di Indonesia, praktek pengobatan tradisional telah muncul sejak nenek
moyang, saat nama Nusantara belum berubah menjadi Indonesia (Nasir,2019).
Nasir (2019) menjelaskan bahwa masyarakat Nusantara yang beragama Islam telah
mengenal beberapa ilmu pengobatan tardisional dengan memanfaatkan tumbuh-
tumbuhan. Hingga saat ini, pengobatan tradisional di Indonesia masih dapat ditemui
di kalangan masyarakat, tidak terkecuali masyarakat pedesaan atau metropolitan.
Bahkan produk pengobatan tradisional berupa obat atau suplemen herbal, seperti
jamu, sudah banyak dibisniskan oleh beberapa perusahaan. Contohnya,produk
suplemen herbal Tolak Angin Cair Plus Madu produksi Sido Muncul. Produk
tersebut dapat membantu mengatasi perut kembung, mual, meriang, sakit kepala,
dan sakit tenggorokan karena mengandung beberapa bahan alam aktif seperti
kapulaga (Amoni fructus), pala (Myristicae semen), cengkeh (Caryophylli folium),
kayu angin (Usneae thallus), dan jahe (Zingiberis rhizoma). Selain biji-bijian dan
rimpang-rimpangan, (Indrawati & Simbolon, 2019)
BAB III
3.1.2. Etiologi
Etiologi lain diabetes meliputi kombinasi faktor genetik dan faktor lingkungan.
Kerja insulin, sekresi insulin, abnormalitas metabolik yang mengganggu sekresi
insulin, abnormalitas mitokondria, dan kondisi lain yang mengganggu toleransi
glukosa. Penyakit eksokrin pankreas, yang menyebabkan kerusakan pada
mayoritas islet pankreas, dapat menyebabkan diabetes mellitus. Diabetes juga
dapat disebabkan oleh hormon yang berfungsi sebagai antagonis insulin (Putra,
2015).
3.1.3. Patofisiologi
Faktor genetik, perilaku atau gaya hidup, dan lingkungan sosial dan budaya
adalah penyebab utama diabetes. Diabetes dan komplikasinya terkait dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan. Diabetes dapat berdampak pada banyak
organ tubuh manusia selama periode waktu tertentu, yang dikenal sebagai
komplikasi. Diabetes dapat menyebabkan komplikasi pembuluh darah
mikrovaskuler dan makrovaskuler. Komplikasi mikrovaskuler termasuk
neuropati, kerusakan sistem saraf, nefropati, dan retinopati (Rosyada, 2013).
1. Poliuri (sering buang air kecil): Kadar gula darah tinggi pada malam hari
menyebabkan buang air kecil lebih sering dari biasanya. ginjal (lebih dari 180
mg/dl), sehingga gula dikeluarkan melalui urine. Untuk mengurangi konsentrasi
urine yang dikeluarkan, tubuh menyerap air sebanyak mungkin ke dalam urine,
yang berarti tubuh dapat buang air kecil dalam jumlah besar.
2. Polifagi, yang berarti merasa lapar dengan cepat, memiliki nafsu makan yang
meningkat (polifagi), dan merasa kurang tenaga. Insulin berubah menjadi
bermasalah pada penderita DM karena kurangnya gula yang dimasukkan ke
dalam sel-sel tubuh dan kurangnya energi yang dibentuk. Akibatnya, penderita
merasa kurang tenaga.
3. Berat badan menurun, Ketika tubuh tidak mampu mendapatkan energi yang
cukup dari gula karena kekurangan insulin, tubuh akan bergegas mengolah lemak
dan protein yang ada di dalam tubuh untuk diubah menjadi energi. Dalam sistem
pembuangan urine, penderita DM yang tidak terkendali bisa kehilangan sebanyak
500 gr glukosa dalam urine per 24 jam (setara dengan 2000 kalori perhari hilang
dari tubuh).
Nigella sativa, juga dikenal sebagai jintan hitam, cumin hitam, dan biji
hitam, adalah tanaman herbal yang berasal dari Eropa Selatan, Afrika
Utara, dan Barat Daya Asia. Ini juga banyak ditanam di berbagai negara
di seluruh dunia, seperti Mediterania Timur. Middle Eastern, India,
Pakistan, Suriah, Turki, Arab Saudi, dan Indonesia. N. Sativa memiliki
banyak manfaat, termasuk antikanker, antiinflamasi, ginjal,
imunomodulasi, dan antidiabetic (Khan et al., 2011). Nilai gizi tinggi dari
jintan hitam termasuk polisakarida non-pati, xilosa, arabinose,
monosakarida, dan rhamnose. Itu juga memiliki indeks glikemik yang
rendah (Woo et al., 2012). Tubuh menyerap minyak, serbuk, atau ekstrak
jintan hitam lebih cepat daripada biji atau serbuk. antihiperglikemi dan
hipolipidemik dan juga berfungsi sebagai antioksidan (Shabana et al.,
2013). Minyak jintan hitam yang kaya akan asam lemak-tidak jenuh
sangat penting untuk penurunan gula darah. Studi Najmi (2008)
menunjukkan bahwa jintan hitam dapat menghentikan enzim glukosa-6-
phospatase, yang bertanggung jawab atas pembuatan glukosa dalam
darah. Jika enzim ini berhenti bekerja, kadar glukosa dalam darah akan
turun.
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan glukosa dalam
darah dan terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan insulin atau ketika tubuh tidak dapat
secara efektif menggunakan insulin. Hal ini disebabkan oleh faktor risiko yang tidak dapat
berubah misalnya jenis kelamin, umur, dan faktor genetik yang kedua adalah faktor risiko
yang dapat diubah misalnya kebiasaan merokok tingkat pendidikan, pekerjaan, aktivitas fisik,
konsumsi alkohol, Indeks Masa Tubuh. Penatalaksanaan yang diterapkan Non farmakologi
saat ini dengan menggunakan tatalaksana edukasi, terapi nutrisi medis, latihan jasmani dan
olahraga. Dikembangkan pengobatan herbal untuk membantu mengatasi penyakit degeneratif
ini agar dapat menurunkan prevalensi yang terjadi dengan menggunakan jintan hitam atau
Nigella Sativa. Jintan hitam adalah tumbuhan yang tinggi serat dengan indeks glikemik yang
rendah dan mengandung nilai gizi yang tinggi diantaranya monosakarida, rhamnose, xilosa,
arabinose, dan polisakarida non-pati. Jintan hitam dapat diolah menjadi serbuk, ekstrak atau
minyak. Mekanisme antidiabetik biji jintan melalui efek protektif sel beta terhadap stres
oksidatif, induksi proliferasi sel, menurunkan kadar MDA di jaringan pankreas, penurunan
kadar plasma hormon leptin, meningkatkan ekspresi Glut-4 dan penurunan glukoneogenesis
di hati.
DAFTAR PUSTAKA
Biologi, J., Sains dan Teknologi, F., Alauddin Makassar, U., Pemeriksaan, C., Pengobatan dan
Cara Pencegahan LESTARI, C., Aisyah Sijid, S., Studi Biologi, P., & Alauddin Makassar Jl
Yasin Limpo Gowa, U. H. (n.d.). Diabetes Melitus: Review Etiologi. http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/psb
Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, J., & Jintan Hitam Sebagai Pengobatan Diabetes Mellitus, P.
(2019). The Role of Black Seed (Nigella sativa) as a Treatment for. Diabetes Mellitus, 10(2),
255–260. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.157
Safitri Fathiyah. (n.d.). POTENSI BIJI JINTAN HITAM (NIGELLA SATIVA) DALAM
REGENERASI PANKREAS 77.