Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT DALAM

KOMUNITAS PENYAKIT KRONIK: DIABETES MELITUS TIPE II

Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Annisa Amanda Sutrisna
2. Farahdilla Pratiwi
3. Bill Christover Gultom
4. Shinty Tania Dewi
5. Damayanti Sianipar
6. Yuliani Saragih
7. Serpina Hasibuan
8. Lamhot sidomuncul
9. Angel manulang
10.Alhamdika
11.Salma
12.Wina
13.Reihanisya
14.Rizka malau

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan intoleren


glukosa. Penyakit ini dapat dikelola dengan menyesuaikan perencanaan
makanan , kegiatan jasmani dan pengobatan yang sesuai dengan konsensus
pengelolaan diabetes di Indonesia dan perlunya diadakan pendekatan
individual bagi edukasi diabetes, yang dikenal dengan Pentalogi Terapi DM
meliputi :

1. Terapi Primer, yang terdiri dari : Penyuluhan Kesehatan, Diet Diabetes,


Latihan Fisik.
2. Terapi Sekunder, yang terdiri dari : Obat Hipoglikemi

Diabetes Militus berhubungan dengan meningkatnya kadar glukosa darah


dan bertambahnya risiko komplikasi gawat darurat bila tidak dikelola dengan
baik (Soegondo,1999). Komplikasi dapat timbul oleh karena ketidak patuhan
pasien dalam menjalankan program terapi sebagai berikut : pengaturan diet,
olah raga dan penggunaan obat-obatan (Putra,1995). Berbagai penelitian telah
menunjukan ketidak patuhan pasien DM terhadap perawatan diri
sendiri( Efendi Z,1991).

Disamping peningkatan prevalensi DM, penderita memerlukan perawatan


yang komplek dan perawatan yang lama. Kepatuhan berobat merupakan
harapan dari setiap penderita DM. Berarti setiap penderita DM sanggup
melaksanakan instruksi–instruksi ataupun anjuran dokternya agar penyakit
DM nya dapat dikontrol dengan baik(Haznam,1986). Pada umumnya penderita
DM patuh berobat kepada dokter selama ia masih menderita gejala / yang
subyektif dan mengganggu hidup rutinnya sehari-hari. Begitu ia bebas dari
keluhan – keluhan tersebut maka kepatuhannya untuk berobat berkurang.
Ketidakpatuhan ini sebagai masalah medis yang sangat berat, Taylor
[ 1991]. La Greca & Stone [ 1985] menyatakan bahwa mentaati rekomendasi
pengobatan yang dianjurkan dokter merupakan masalah yang sangat penting .
Tingkat ketidakpatuhan terbukti cukup tinggi dalam populasi medis yang
kronis.

Walaupun pasien DM telah mendapatkan pengobatan , masih banyak pasien


tersebut mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara
lain: pengetahuan yang relatif minim tentang penyakit DM, tidak menjalankan
diet dengan baik dan tidak melakukan latihan fisik secara teratur
(Tjokroprawiro,A.,1991).

Dalam meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit DM diperlukan


suatu proses yang berkesinambungan dan sesuai dengan prinsip-prinsip
penatalaksanaan DM. Prinsip tersebut meliputi :

1. Dukungan yang positif untuk menghindari kecemasan.


2. Pemberian informasi secara bertahap.
3. Mulai dengan hal sederhana
4. Penggunaan alat bantu pandang (audio visual ).
5. Lakukan pendekatan dan stimulasi

Materi penyuluhan ini meliputi pengaturan diet yang ditekankan pada 3 J :


jenis, jadwal dan jumlah diet yang diberikan kepada pasien DM. Disamping itu
materi penyuluhan difokuskan pada aktifitas fisik secara teratur dan
penggunaan obat anti diabetik secara realistis. Ketiga hal ini merupakan kunci
pokok keberhasilan program terapi DM.

Dari uraian diatas , maka perlu diadapak penelitian guna mengetahui faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalankan
program terapi, sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi
perawat khususnya dalam menberikan asuhan keperawatan pada pasien DM.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM
2. Mengetahui masalah-masalah dan diagnosa keperawatan komunitas pada
pasien DM
3. Merencanakan asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM
4. Mengidentifikasi pengaruh tingkat pendidikan terhadap kepatuhan pasien
DM dalam menjalankan program terapi.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Diabetes militus adalam penyakit metabolik yang kebanyakan


herediter dengan tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak
adanya gejala klinik akut maupun kronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin
efektif maupun insulin absolut dalam tubuh. Gangguan primer terletak pada
metabolisme karbohidrat, yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme
protein dan lemak.

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang


ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner
dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

2.2 Klasifikasi
1. Diabetes tipe 1
- kerusakan sel β mengarah kepada defisiensi insulin absolut
A. Imun
B. Idiopatik
2. Diabetes tipe 2 (80%)
- defisiensi insulin relatif sampai defek sekresi (tidak tergantung
insulinNIIDM)
3. DM kehamilan (Gestational DM)
2.3 Etiologi

DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat


menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya
memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap
sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :

a) Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai
kegagalan sel beta melepas insulin.
b) Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain
agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat
dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.
c) Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas
yang disertai pembentukan sel – sel antibodi antipankreatik dan
mengakibatkan kerusakan sel – sel penyekresi insulin, kemudian
peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.
d) Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan
terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada
membran sel yang responsir terhadap insulin.
e)
2.4 Patofisiologi

Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah


satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:

1. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang


mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200
mg/dl.
2. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang
menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai
dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.
3. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat
mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi
sesudah makan. Pada hiperglikemia yng parah yang melebihi ambang ginjal
normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml ), akan timbul
glikosuria karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat menyerap kembali
semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang
menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan
pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat
glukosa yang keluar bersama urine maka pasien akan mengalami
keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun serta cenderung terjadi
polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga
pasien menjadi cepat telah dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya
atau hilangnya protein tubuh dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat
untuk energi.

Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan


membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan
terjadinya gangren.

2.5 Tanda dan gejala

Gejala yang sering muncul pada DM, yaitu :

a) Poliuria (banyak dan sering kencing)


b) Polipagia (banyak makan)
c) Polidipsi (banyak minum)

kemudian diringi dengan keluhan-keluhan :

a) Kelemahan tubuh, lesu, tidak bertenaga.


b) Berat badan menurun
c) Rasa kesemutan, karena iritasi (perangsangan) pada serabut-serabut
saraf
d) Kelainan kulit, gatal-gatal, bisul-bisul
e) Infeksi saluran kencing
f) Kelainan ginjal kalogi: keputihan
g) Infeksi yang sukar sembuh

Pada pemeriksaan laboratorium:

a) Kadar gula darah meningkat


b) Peningkatan plasma proinsulin dan plasma C polipeptida
c) Glukosuria
2.6 Test diagnosa
a) Test Glukosa darah
b) Gula dalam urine
c) Glukosa toleran test
d) Plasma proinsulin
2.7 Pengobatan
a) Diit rendah kalori
b) Exercise untuk meningkatkan jumlah dan fungsi reseptor site
c) Insulin diberikan bila dengan oral tidak efektif
d)
e) Khusus untuk ganggren :
- Ringan atau lokasi bukan daerah ekstremitas dilakukan nekrotomi luas
di OK
- Berat dan lokasinya pada ektremitas pertimbangan amputasi
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 KASUS
Di RT 3 RW 5 kelurahan Margo Rukun terdapat penduduk yang
menderita diabetes melitus berjumlah 300 orang, 55 % wanita yaitu sebanyak
180 orang dan 45 % laki-laki sebanyak 120 orang. Dari jumlah penduduk
yang menderita diabetes melitus tersebut sebanyak 150 orang (50 %) usia
dewasa dan 30% usia lansia sebanyak 90 orang, serta 20% ibu hamil sebanyak
60 orang. Dari data tersebut diketahui Diabetes Melitus dengan tipe IDDM
25% sebanyak 75 orang, NIDDM 35% sebanyak 105 orang, dan DM dengan
gangren 30% sebanyak 90 orang, serta DM gestasional sebanyak 30 orang (10
%). Dari penduduk yang menderita DM sangat sedikit sekali penderita DM
yang rutin memeriksakan kadar gula darahnya. Asuhan keperawatan ini
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi : pengkajian
status kesehatan masyarakat, perumusan diagnosa keperawatan, dan
perencanaan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader
kesehatan, tokoh masyarakat dan pimpinan wilayah tersebut.

3.2 PENGKAJIAN
Pengkajian menggunakan pendekatan community as partner meliputi : data
inti dan data sub sistem.

3.2.1 Data Inti komunitas meliputi ;


1. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
 Lokasi :

 Propinsi : Jawa Timur


 Kabupaten/ kotamadya : Pacitan
 Kecamatan : Sumber Asri
 Kelurahan : Margorukun
 Rw 05
 Rt 03
 Luas wilayah : 5.220 m2
 Batas wilayah/wilayah

 Utara : Jalan raya melati


 Selatan : RT 06 /RW 04
 Barat : RT 07
 Timur : RT 18/ RW 03
 Keadaan tanah menurut pemanfaatannya

 Pemukiman : 4550 m2
1. Data demografi
1) Jumlah penderita hipertensi : 250 orang
2) Jumlah penderita TB Paru : 65 orang
3) Jumlah penderita asma : 20 orang
4) Jumlah penderita DM : 300 orang
 Berdasarkan kelompok penderita DM
 Anak-anak :-
 Remaja :-
 Dewasa : 150 orang (50 %)
 Lansia : 90 orang (30 %)
 Ibu hamil : 60 orang (20%)
 Berdasarkan agama
 Islam : 20 orang (80%)
 Kristen : 30 orang (10%)
 Hindu : 15 orang (5%)
 Budha : 15 orang (5%)
 Konghucu :-
 Katolik :-
 Berdasarakan suku bangsa
 Jawa : 210 orang (70%)
 Madura : 75 orang (25%)
 Sunda : 9 orang (3%)
 WNI keturunan : 6 orang (2%)
 Jumlah penderita DM gangrene : 90 orang
 Status perkawinan
 Kawin : 195 orang (65%)
 Tidak kawin : 60 orang (20%)
 Duda : 30 orang (10%)
 Janda : 15 orang (5%)

3.2.2 Data sub sistem


1. Data lingkungan fisik
a. Sumber air dan air minum
 Penyediaan Air bersih
 PAM : 180 orang (60%)
 Sumur : 120 orang (40%)
 Sungai :-

 Penyediaan air minum

 PAM : 150 orang (50%)


 Sumur : 90 orang (30%)
 Sungai :-
 Lain-lain/air mineral : 60 orang (20%)
 Pengolahan air minum
 Masak : 300 orang (100%)
 Tidak dimasak :-
 Pengelolaan air minum
 Selalu dimasak : 300 orang (100%)
 Air mentah :-

b. Saluran pembuangan air/sampah


 Kebiasaan membuang sampah
 Diangkut petugas : 30%
 Dibuang sembarangan : 70%
 Pembuangan air limbah
 Got/parit : 100%
 Sungai :-
 Keadaan pembuangan air limbah
 Baik/lancar : 25%
 Kotor : 75%

c. Jamban
 Kepemilikan jamban
 Memiliki jamban : 80%
 Tidak memiliki jamban : 20%
 Macam jamban yang dimiliki
 Septitank : 75%
 Disungai : 25%
 Keadaan jamban
 Bersih : 45%
 Kotor : 55%

d. Keadaan rumah
 Tipe rumah
 Tipe A/permanen : 210 orang (70%)
 Tipe B/semipermanen : 75 orang (25%)
 tipe C/tidak permanen : 15 orang (5%)
 Status rumah
 Milik rumah sendiri : 180 orang (60%)
 Kontrak : 120 orang (40%)

 Lantai rumah

 Tanah : 30 orang (10%)


 Papan : 90 orang (30%)
 Tegel/keramik : 180 orang (60%)
 Ventilasi

 Ada : 240 orang


(80%)
 Tidak ada : 60 orang
(20%)
 Luas kamar tidur

 Memenuhi syarat 180


orang (60%)
 Tidak memenuhi syarat 120
orang (40%)
 Penerangan rumah oleh matahari
 Baik : 120 orang (40%)
 Cukup : 150 orang (50%)
 Kurang : 30 orang (10%)

e) Halaman rumah

 Kepemilikan pekarangan
 Memiliki : 240 orang (80%)
 Tidak memiliki : 60 orang (20%)
 Pemanfaatan pekarangan
 Ya : 270 orang (90%)
 Tidak : 30 orang (10%)
2. Fasilitas umum dan kesehatan
a) Fasilitas umum
1 Sarana kegiatan kelompok
 Karang taruna : 1 kelompok
 Pengajian : 2 kelompok
 Ceramah agama : 1 kelompok
 PKK : 1 kali per bulan
2 Tempat perkumpulan umum
 Balai desa : ada (1 buah)
 Dukuh : ada (1 buah)
 RW : ada (1 buah)
 RT : ada (1 buah)
 Masjid/Mushola : ada (2 buah)
b) Fasilitas kesehatan
1. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
 Puskesmas : 150 orang (50%)
 Rumah sakit : 50 orang (16,6%)
 Para dokter swasta : 25 orang (8,3%)
 Praktek kesehatan lain : 75 orang (25%)
2. Kebiasaan check up kesehatan
 Rutin tiap bulan : 90 orang (30%)
 Jarang : 210 orang (70%)
3. Ekonomi
a. Karekteristik pekerjaan
 PNS/ABRI : 60 orang (20%)
 Pegawai swasta : 60 orang (20%)
 Wiraswasta : 30 orang (10%)
 Buruh tani/pabrik :150 orang (50%)
b. Penghasilan rata-rata perbulan
 <dari UMR : 150 orang (50%)
 UMR – 1.000.000,00 : 90 orang (30%)
 >dari UMR : 60 orang (20%)
c. Pengeluaran rata-rata perbulan
 <dari UMR : 165 orang (55%)
 UMR – 1.000.000,00 : 105 orang (35%)
 >dari UMR : 30 orang (10%)

d. Kepemilikan usaha
 Toko : 30 orang (10%)
 Warung makanan : 15 orang (5%)
 UKM : 9 orang (3%)
 Tidak punya : 246 orang (82%)

4. Keamanan dan transportasi


a. Keamanan
1. Diet makan
 Kebiasaan makan makanan manis : 70% ( 210 org )
 Kebiasaan makan makanan berlemak : 20% ( 60 org )
 Lain-lain :10% ( 30 org )
2. Kepatuhan terhadap diet
 Patuh : 25% ( 75 org )
 Kadang-kadang : 30% ( 90 org )
 Tidak patuh : 45% (135 org )
3. Kebiasaan berolah raga
 Sering : 15% (45 org )
 Kadang-kadang : 40% (120 org )
 Tidak pernah : 45% (135 org )
4. Kebiasaan sehari-hari
 Memakai alas kaki
 Setiap saat : 60% ( 180 org )
 Saat di luar rumah : 30% ( 90 org)
 Jarang memakai : 10% ( 30 org )
5. Kebiasaan mencuci kaki sebelum tidur
 Sering : 10% ( 30 org )
 Kadang-kadang : 15% ( 40 org )
 Tidak pernah : 75% ( 225 org )
b. Transportasi
1) Fasilitas transportasi : Jalan raya, angkutan umum,
ambulan
2) Alat transportasi yang dimiliki
 Sepeda : 90 orang (30%)
 Motor : 120 orang (40%)
 Mobil : 6 orang (2%)
 Lain-lain/ becak : 84 orang (28%)

3) Penggunaan sarana transportasi oleh masyarakat


 Angkutan umum : 165 orang (55%)
 Kendaraan pribadi : 135 orang (45%)

5. Politik dan pemerintahan


a) Struktur organisasi : ada
 Terdapat kepala desa dan perangkatnya
 Ada organisasi karang taruna
b) Kelompok layanan kepada masyarakat (pkk, karang taruna, panti,
posyandu)
c) Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan : ada yaitu
puskesmas
d) Kebijakan pemerintah khusus untuk penyakit DM : belum ada
e) Peran serta partai dalam pelayanan kesehatan : belum ada
6. Sistem komunikasi
a. Fasilitas komunikasi yang ada
 Radio : 225 orang (75 %)
 TV : 165 orang (55 %)
 Telepon/handphone : 120 orang (40 %)
 Majalah/Koran : 135 orang (45%)
b. Fasilitas komunikasi yang menunjang untuk kelompok DM
 Poster tentang diit DM : ada
 Pamflet tentang penanganan DM : ada
 Leaflet tentang penanganan DM : ada
c. Kegiatan yang menunjang kegiatan DM
 Penyuluhan oleh kader dari masyarakat dan oleh petugas
kesehatan dari Puskesmas : ada tapi jarang
7. Pendidikan

Distribusi pendudukan berdasarkan tingkat pendidikan formal

 SD : 135 orang (45%)


 SLTP : 90 orang (30%)
 SLTA : 60 orang (20%)
 Perguruan tinggi : 15 orang (5%)

8. Rekreasi

 Tempat wisata yang biasanya dikunjungi taman kota dan alun – alun.
 Ada program setahun sekali diadakan program wisata bersama kader
kesehatan RT 05 RW 03 Kelurahan Margo Rukun.

3.3 Analisa Data


No
Pengelompokan Data Etiologi Masalah
Ds :
1. Dari hasil wawancara di Pengetahuan Ketidakpatuhan terhadap
dapat tingkat pendidikan yang kurang diet Di RT 3 RW 5
ada 50% warga yang tidak kelurahan Margo Rukun
patuh menjalankan diet
Do :
- data menyebutkan bahwa
tingkat pendidikan SD
sebanyak 135 orang (45%)
- penyuluhan kader dari
masyarakat dan petugas
kesehatan dari puskesmas
jarang ada
- kebiasaan masyarakat
makan makanan yang
manis sebanyak 210 orang
(70%)
Ds:
2 Dari hasil wawancara Faktor Ketidakpatuhan
didapat ketidak patuhan penghasilan masyarakat/penderita
masyarakat untuk yang rendah DM melaksanakan check
melaksanakan check up up kesehatan Di RT 3
kesehatan sebanyak 219 RW 5 kelurahan Margo
orang (70%) Rukun
Do:
- sebanyak 210 orang
jarang check
up/bulan
- lulusan SD sebanyak 135
orang
- lulusan SLTP
sebanyak 90 orang
- penghasilan < UMR
sebanyak 150 orang
- penghasilan UMR-
1.000.000 sebanyak 90
orang
- penghasilan > UMR 60
orang

Ds:
3 Dari hasil wawancara Kurangnya Resiko peningkatan
didapat jumlah penderita pengetahuan penderita ganggren Di
DM 300 orang penderita DM RT 3 RW 5 kelurahan
tentang
Do:
-jumlah penderita DM pencegahan Margo Rukun
dengan ganggren terjadinya luka
sebanyak 30% (90 orang) ganggren
- distribusi penderita DM
berdasarkan tingkat
pendidikan formal
SD :45% (135
orang)
SLTP :30% (90
orang)
SLTA :20% (60
orang)
Perguruan tinggi:5%(15
orang)
-sebanyak 210 orang
(70%) penderita DM tidak
check up secara rutin
- kebiasaan sehari hari
penderita DM yang setiap
saat memakai alas kaki
sebanyak 45 orang
(15%),saat dilauar rumah
75 orang (25%) dan jarang
memakai 180 orang (60%)

3.4 PRIORITAS MASALAH

Karena penyakit DM tipe 2 ini adalah kronis, maka sering sekali


masyarakat/keluarga/ idividunya bosan, putus atas, sehingga sering tidak
patuh dengan pengobatan, maka diagnosa nya yg lazim adalah
1. Individu :
a. Koping individu tidak efektif,
b. Keputusasaan
c. Ketidakberdayaan
d. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
2. Keluarga :
a. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan,
b. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga,
c. Stres pada pemberi asuhan,
d. ketegangan pemberi perawatan, Gangguan kemampuan untuk
pengobatan pada keluarga.
3. Komunitas :
a. resiko terjadinya pengabaian kelompok DM ,
b. Ketidakadekuatan program sistemik untuk menghubungkan keluarga
dengan sumber-sumber di komunitas.

Diagnosa keperawatan Pentingnya Perubahan Penelesaian scor


penyelesaia positif untuk e
n masalah untuk peningkata
1 : rendah penyelesaia n kwalitas
2 : sedang n di hidup
3 : tinggi komunitas 1 : tidak
0 : tidak ada
ada 2 : rendah
1 : rendah 3 : sedang
2 : sedang 4 : tinggi
3 : tinggi
Ketidakpatuhan
terhadap diit di RT 5
RW 3 kelurahan Margo
3 3 3 9
Rukun berhubungan
dengan Pengetahuan
yang kurang
Ketidakpatuhan
masyarakat/penderita
DM melaksanakan
check up kesehatan di
RT 5 RW 3 kelurahan 3 2 1 6
Margo Rukun
berhubungan dengan
faktor penghasilan yang
rendah
Resiko peningkatan
penderita ganggren di
RT 5 RW 3 kelurahan
Margo Rukun
berhubungan dengan 3 2 2 7
Kurangnya pengetahuan
penderita DM tenytang
pencegahan terjadinya
luka ganggren
3.5 PERENCANAAN

Diagnosa keperawatan Tujuan Interven Sasaran Metode


si

1) Ketidakpatuhan o Tujua B1 Ka1 KI


terhadap diet di RT 5 1. n . . E
RW 3 kelurahan Margo jangka ina der Ce
Rukun berhubungan pendek: hubunga kesehatan1. ramah,
dengan Pengetahuan n saling masyaraka tanya
yang kurang ditandai Setelah percaya t dan jawab,
dengan : dilakukan dengan masyaraka diskusi,
o data asuhan masyarak t yang demonstr
menyebutkan bahwa keperawatan at menderita asi.
tingkat pendidikan SD selama 1 1. L DM
sebanyak 135 orang minggu akukan 1. Se
(45%) diharapkan pendidik mua
o penyuluhan kader
penderita an penderita
dari masyarakat dan DM patuh kesehata DM di RT
petugas kesehatan dari tyerhadap n tentang 5 RW 3
Puskesmas jarang ada pengobatan diit kelurahan
terhadap diit untuk margoruk
kebiasaan masyarakaot penderita un
makan makanan yang Tujua DM
manis sebanyak 210 n jangka Semua
orang (70%) panjang: Berikan penderita
penyuluh DM di RT
- an 5 RW 3
Masyarakat tentang kelurahan
mengetahui pentingn margoruk
tentang diit ya un
untuk kepatuha
penderita n
DM pengobat
an
- terhadap
Masyarakat diit bagi
mengetahui penderita
tentang DM
pentingnya
kepatuahan
pengobatan
2) Resiko Setelah 1. B1 Se1l KI
peningkatan penderita dilakukan erikan . uruh . E,
ganggren di RT 5 RW 3 asuhan health penderita demonstr
kelurahan Margo Rukun keperawatan educatio DM di asi, dan
berhubungan dengan dalam waktu n pada RT5 RW demonstr
Kurangnya pengetahuan 1 minggu penderita 3 asi
penderita DM tenytang tidak terjadi DM Kelurahan Ce
pencegahan terjadinya peningkatan tentang 1. Margo ramah,
luka ganggren di tandai penderita cara Rukun tanya
dengan: DM dengan pencega1 Sel jawab,
o jumlah penderita ganggren h. an uruh diskusi
DM dengan ganggren o Tujua terjadiny penderita1. Ti
sebanyak 30% (90 n jangka a luka DM dan ndakan
orang) pendek : gangren, keluarga langsung
distribusi
o dan di RT5 1. Ce
penderita DM - Penderita
penyebab RW 3 ramah,
berdasarkan tingkat DM
terjadiny tanya
pendidikan formal mengetahui
cara a luka jawab,
 SD :45% pencegahan 2. gangrene diskusi
terjadinya A
(135 orang)
 SLTP : luka jarkan Laptop,
ganggren kepada LCD,
30% (90 orang)
 SLTA : penderita materi,
20% (60 orang) - Penderita DM screen,
 Perguruan DM mengerti maupun dan
tinggi:5%(15 cara keluarga leaflet
orang) perawatan nya
luka tentang
sebanyak 210 ganggren perawata
o orang (70%) penderita n luka
DM tidak check up - Penderita 1. gangrene
secara rutin DM B
mengetahui erikan
kebiasaan sehari hari penyebab penyuluh
penderita DM yang terjadinya an
setiap saat memakai alas luka tentang
kaki sebanyak 45 orang ganggren pentingn
(15%),saat dilauar rumah ya check
75 orang (25%) Tujua up gula
o
da n darah
jarang memakai 180 n jangka bagi
orang (60%) panjang: penderita
DM
Setelah 1. L
dilakukan akukan
asuhan Check up
keperawatan gula
selama 1 darah
gratis
minggu pada
diharapkan penderita
semua DM
masyarakat
penderita
DM dapat
patuh dalam
melaksanaka
n check up
gula darah

2. B2. Ke
3) Ketidakpatuhan - Masyarakat erikan lurahan Laptop,
masyarakat/penderita penderita penyuluh Margo LCD,
DM melaksanakan check DM an Rukun materi,
up kesehatan di RT 5 mengetahui tentang 1. Sel screen,
RW 3 kelurahan Margo tentang faktor uruh dan leafle
Rukun berhubungan resiko resiko penderita
dengan faktor ketidakpetuh tentang DM di RT
penghasilan yang rendah an untuk ketidakp 5 RW 3
ditandai dengan: melaksanaka atuhan kelurahan
n check up penderita margo
o sebanyak 210 gula darah DM Rukun
orang jarang check tentang 1. Sel
up/bulan check up uruh
o lulusan SD gula penderita
sebanyak 135 orang darah DM di RT
o lulusan SLTP 5 RW 3
sebanyak 90 orang kelurahan
o penghasilan < margo
UMR sebanyak 150 Rukun
orang
o penghasilan
UMR-1.000.000
sebanyak 90 orang
o penghasilan >
UMR 60 orang
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa.
(1999). Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda Juall. (1997). Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih
bahasa YasminAsih. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry
Hartono, Monica Ester, Yasmin asih. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai