OLEH :
HESTY DORA BR BANGUN
NIM 1801013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya penyusun
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan komunitas pada
kelompok penyakit kronis”. Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan komunitas.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penyusun mengharapakan kritik dan saran demi kesempurnan penyusunan
makalah yang selanjutnya. Akhirnya penyusun berharap semoga isi makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi siapa saja yang memerlukannya di masa yang akan datang.
SIBOLANGIT, 01 juni 2021
Penyusun,
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan intoleren glukosa.
Penyakit ini dapat dikelola dengan menyesuaikan perencanaan makanan , kegiatan
jasmani dan pengobatan yang sesuai dengan konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia
dan perlunya diadakan pendekatan individual bagi edukasi diabetes, yang dikenal dengan
Pentalogi Terapi DM meliputi :
1. Terapi Primer, yang terdiri dari : Penyuluhan Kesehatan, Diet Diabetes, Latihan Fisik.
2. Terapi Sekunder, yang terdiri dari : Obat Hipoglikemi
Ketidakpatuhan ini sebagai masalah medis yang sangat berat, Taylor [ 1991]. La
Greca & Stone [ 1985] menyatakan bahwa mentaati rekomendasi pengobatan yang
dianjurkan dokter merupakan masalah yang sangat penting . Tingkat ketidakpatuhan
terbukti cukup tinggi dalam populasi medis yang kronis.
1
Walaupun pasien DM telah mendapatkan pengobatan , masih banyak pasien tersebut
mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: pengetahuan
yang relatif minim tentang penyakit DM, tidak menjalankan diet dengan baik dan tidak
melakukan latihan fisik secara teratur (Tjokroprawiro,A.,1991).
Dalam meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit DM diperlukan suatu proses
yang berkesinambungan dan sesuai dengan prinsip-prinsip penatalaksanaan DM. Prinsip
tersebut meliputi :
Materi penyuluhan ini meliputi pengaturan diet yang ditekankan pada 3 J : jenis, jadwal
dan jumlah diet yang diberikan kepada pasien DM. Disamping itu materi penyuluhan
difokuskan pada aktifitas fisik secara teratur dan penggunaan obat anti diabetik secara
realistis. Ketiga hal ini merupakan kunci pokok keberhasilan program terapi DM.
Dari uraian diatas , maka perlu diadapak penelitian guna mengetahui faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalankan program terapi, sehingga hasil
penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perawat khususnya dalam menberikan
asuhan keperawatan pada pasien DM.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM
2. Mengetahui masalah-masalah dan diagnosa keperawatan komunitas pada pasien DM
3. Merencanakan asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM
4. Mengidentifikasi pengaruh tingkat pendidikan terhadap kepatuhan pasien DM dalam
menjalankan program terapi.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
2.2 Klasifikasi
1. Diabetes tipe 1
- kerusakan sel β mengarah kepada defisiensi insulin absolut
A. Imun
B. Idiopatik
2. Diabetes tipe 2 (80%)
- defisiensi insulin relatif sampai defek sekresi (tidak tergantung insulinNIIDM)
3. DM kehamilan (Gestational DM)
2.3 Etiologi
a) Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan sel beta
melepas insulin.
3
b) Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen yang
dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula yang
diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.
c) Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang disertai
pembentukan sel – sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel – sel
penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.
d) Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap
insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran sel yang
responsir terhadap insulin.
e)
2.4 Patofisiologi
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah satu efek
utama akibat kurangnya insulin berikut:
Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar
glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yng
parah yang melebihi ambang ginjal normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180
mg/100 ml ), akan timbul glikosuria karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik
yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat.
Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar
bersama urine maka pasien akan mengalami keseimbangan protein negatif dan berat badan
menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan
energi sehingga pasien menjadi cepat telah dan mengantuk yang disebabkan oleh
berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga berkurangnya penggunaan
karbohidrat untuk energi.
4
Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran
basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren.
5
e) Khusus untuk ganggren :
- Ringan atau lokasi bukan daerah ekstremitas dilakukan nekrotomi luas di OK
- Berat dan lokasinya pada ektremitas pertimbangan amputasi
6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 KASUS
Di RT 3 RW 5 kelurahan Sibolangit terdapat penduduk yang menderita diabetes melitus
berjumlah 300 orang, 55 % wanita yaitu sebanyak 180 orang dan 45 % laki-laki sebanyak 120 orang.
Dari jumlah penduduk yang menderita diabetes melitus tersebut sebanyak 150 orang (50 %) usia
dewasa dan 30% usia lansia sebanyak 90 orang, serta 20% ibu hamil sebanyak 60 orang. Dari data
tersebut diketahui Diabetes Melitus dengan tipe IDDM 25% sebanyak 75 orang, NIDDM 35%
sebanyak 105 orang, dan DM dengan gangren 30% sebanyak 90 orang, serta DM gestasional sebanyak
30 orang (10 %). Dari penduduk yang menderita DM sangat sedikit sekali penderita DM yang rutin
memeriksakan kadar gula darahnya. Asuhan keperawatan ini menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang meliputi : pengkajian status kesehatan masyarakat, perumusan diagnosa
keperawatan, dan perencanaan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader
kesehatan, tokoh masyarakat dan pimpinan wilayah tersebut.
3.2PENGKAJIAN
Pengkajian menggunakan pendekatan community as partner meliputi : data inti dan data sub
sistem.
Pemukiman : 4550 m2
1. Data demografi
1) Jumlah penderita hipertensi : 250 orang
2) Jumlah penderita TB Paru : 65 orang
3) Jumlah penderita asma : 20 orang
7
4) Jumlah penderita DM : 300 orang
Berdasarkan kelompok penderita DM
Anak-anak :-
Remaja :-
Dewasa : 150 orang (50 %)
Lansia : 90 orang (30 %)
Ibu hamil : 60 orang (20%)
Berdasarkan agama
Islam : 20 orang (80%)
Kristen : 30 orang (10%)
Hindu : 15 orang (5%)
Budha : 15 orang (5%)
Konghucu :-
Katolik :-
Berdasarakan suku bangsa
Jawa : 210 orang (70%)
Madura : 75 orang (25%)
Sunda : 9 orang (3%)
WNI keturunan : 6 orang (2%)
Jumlah penderita DM gangrene : 90 orang
Status perkawinan
Kawin : 195 orang (65%)
Tidak kawin : 60 orang (20%)
Duda : 30 orang (10%)
Janda : 15 orang (5%)
8
Sungai :-
c. Jamban
Kepemilikan jamban
Memiliki jamban : 80%
Tidak memiliki jamban : 20%
Macam jamban yang dimiliki
Septitank : 75%
Disungai : 25%
Keadaan jamban
Bersih : 45%
Kotor : 55%
d. Keadaan rumah
Tipe rumah
9
Tipe A/permanen : 210 orang (70%)
Tipe B/semipermanen : 75 orang (25%)
tipe C/tidak permanen : 15 orang (5%)
Status rumah
Milik rumah sendiri : 180 orang (60%)
Kontrak : 120 orang (40%)
Lantai rumah
Kepemilikan pekarangan
Memiliki : 240 orang (80%)
Tidak memiliki : 60 orang (20%)
Pemanfaatan pekarangan
Ya : 270 orang (90%)
Tidak : 30 orang (10%)
10
Ceramah agama : 1 kelompok
PKK : 1 kali per bulan
2 Tempat perkumpulan umum
Balai desa : ada (1 buah)
Dukuh : ada (1 buah)
RW : ada (1 buah)
RT : ada (1 buah)
Masjid/Mushola : ada (2 buah)
b) Fasilitas kesehatan
1. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Puskesmas : 150 orang (50%)
Rumah sakit : 50 orang (16,6%)
Para dokter swasta : 25 orang (8,3%)
Praktek kesehatan lain : 75 orang (25%)
2. Kebiasaan check up kesehatan
Rutin tiap bulan : 90 orang (30%)
Jarang : 210 orang (70%)
3. Ekonomi
a. Karekteristik pekerjaan
PNS/ABRI : 60 orang (20%)
Pegawai swasta : 60 orang (20%)
Wiraswasta : 30 orang (10%)
Buruh tani/pabrik :150 orang (50%)
b. Penghasilan rata-rata perbulan
<dari UMR : 150 orang (50%)
UMR – 1.000.000,00 : 90 orang (30%)
>dari UMR : 60 orang (20%)
c. Pengeluaran rata-rata perbulan
<dari UMR : 165 orang (55%)
UMR – 1.000.000,00 : 105 orang (35%)
>dari UMR : 30 orang (10%)
d. Kepemilikan usaha
Toko : 30 orang (10%)
Warung makanan : 15 orang (5%)
UKM : 9 orang (3%)
Tidak punya : 246 orang (82%)
11
4. Keamanan dan transportasi
a. Keamanan
1. Diet makan
Kebiasaan makan makanan manis : 70% ( 210 org )
Kebiasaan makan makanan berlemak : 20% ( 60 org )
Lain-lain :10% ( 30 org )
2. Kepatuhan terhadap diet
Patuh : 25% ( 75 org )
Kadang-kadang : 30% ( 90 org )
Tidak patuh : 45% (135 org )
3. Kebiasaan berolah raga
Sering : 15% (45 org )
Kadang-kadang : 40% (120 org )
Tidak pernah : 45% (135 org )
4. Kebiasaan sehari-hari
Memakai alas kaki
Setiap saat : 60% ( 180 org )
Saat di luar rumah : 30% ( 90 org)
Jarang memakai : 10% ( 30 org )
5. Kebiasaan mencuci kaki sebelum tidur
Sering : 10% ( 30 org )
Kadang-kadang : 15% ( 40 org )
Tidak pernah : 75% ( 225 org )
b. Transportasi
1) Fasilitas transportasi : Jalan raya, angkutan umum, ambulan
2) Alat transportasi yang dimiliki
Sepeda : 90 orang (30%)
Motor : 120 orang (40%)
Mobil : 6 orang (2%)
Lain-lain/ becak : 84 orang (28%)
12
5. Politik dan pemerintahan
a) Struktur organisasi : ada
Terdapat kepala desa dan perangkatnya
Ada organisasi karang taruna
b) Kelompok layanan kepada masyarakat (pkk, karang taruna, panti, posyandu)
c) Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan : ada yaitu puskesmas
d) Kebijakan pemerintah khusus untuk penyakit DM : belum ada
e) Peran serta partai dalam pelayanan kesehatan : belum ada
6. Sistem komunikasi
a. Fasilitas komunikasi yang ada
Radio : 225 orang (75 %)
TV : 165 orang (55 %)
Telepon/handphone : 120 orang (40 %)
Majalah/Koran : 135 orang (45%)
b. Fasilitas komunikasi yang menunjang untuk kelompok DM
Poster tentang diit DM : ada
Pamflet tentang penanganan DM : ada
Leaflet tentang penanganan DM : ada
c. Kegiatan yang menunjang kegiatan DM
Penyuluhan oleh kader dari masyarakat dan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas
: ada tapi jarang
7. Pendidikan
8. Rekreasi
Tempat wisata yang biasanya dikunjungi taman kota dan alun – alun.
Ada program setahun sekali diadakan program wisata bersama kader kesehatan RT 05 RW 03
Kelurahan Margo Rukun.
3.3 Analisa Data
No
Pengelompokan Data Etiologi Masalah
13
Ds :
1. Dari hasil wawancara di dapat tingkat Pengetahuan yang Ketidakpatuhan terhadap
Do :
- data menyebutkan bahwa tingkat
pendidikan SD sebanyak 135 orang
(45%)
- penyuluhan kader dari masyarakat
dan petugas kesehatan dari puskesmas
jarang ada
- kebiasaan masyarakat makan
makanan yang manis sebanyak 210
orang (70%)
Ds:
2 Dari hasil wawancara didapat ketidak Faktor penghasilan Ketidakpatuhan
Do: RW 5 kelurahan
up/bulan
- lulusan SD sebanyak 135 orang
- lulusan SLTP sebanyak 90 orang
- penghasilan < UMR sebanyak 150
orang
- penghasilan UMR-1.000.000
sebanyak 90 orang
- penghasilan > UMR 60 orang
Ds:
3 Dari hasil wawancara didapat jumlah Kurangnya Resiko peningkatan
14
- distribusi penderita DM berdasarkan
tingkat pendidikan formal
SD :45% (135 orang)
SLTP :30% (90 orang)
SLTA :20% (60 orang)
Perguruan tinggi:5%(15 orang)
-sebanyak 210 orang (70%) penderita
DM tidak check up secara rutin
- kebiasaan sehari hari penderita DM
yang setiap saat memakai alas kaki
sebanyak 45 orang (15%),saat dilauar
rumah 75 orang (25%) dan jarang
memakai 180 orang (60%)
15
penghasilan yang rendah
Resiko peningkatan
penderita ganggren di RT
5 RW 3 kelurahan Margo
Rukun berhubungan
3 2 2 7
dengan Kurangnya
pengetahuan penderita
DM tenytang pencegahan
terjadinya luka ganggren
3.5 PERENCANAAN
-
Masyarakat
16
mengetahui
tentang
pentingnya
kepatuahan
pengobatan
17
asuhan
keperawatan
selama 1 minggu
diharapkan semua
masyarakat
penderita DM
dapat patuh dalam
melaksanakan
check up gula
darah
2. Berikan 2. Kelurahan
3) Ketidakpatuhan - Masyarakat penyuluhan Margo Laptop,
masyarakat/penderita DM penderita DM tentang faktor Rukun LCD,
melaksanakan check up mengetahui resiko tentang1. Seluruh materi,
kesehatan di RT 5 RW 3 tentang resiko ketidakpatuhan penderita screen, dan
kelurahan Margo Rukun ketidakpetuhan penderita DM DM di RT 5 leafle
berhubungan dengan faktor untuk tentang check RW 3
penghasilan yang rendah melaksanakan up gula darah kelurahan
ditandai dengan: check up gula sibolangit
darah 1. Seluruh
sebanyak 210 orang jarang
penderita
check up/bulan
DM di RT 5
lulusan SD sebanyak 135
RW 3
orang
kelurahan
lulusan SLTP sebanyak 90
sibolangit
orang
penghasilan < UMR sebanyak
150 orang
penghasilan UMR-1.000.000
sebanyak 90 orang
penghasilan > UMR 60 orang
18
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa. (1999). Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda Juall. (1997). Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih. Jakarta
: EGC
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih. Jakarta : EGC.
19