LANDASAN TEORI
A. DIABETES MELITUS
1. Definisi Diabetes Melitus
2. Etiologi
a. Etiologi Diabetes Mellitus Tipe IDiabetes tipe I diperkirakan
timbul akibat destruksi otoimun sel-sel beta pulau Langerhansyang
dicetuskan oleh lingkungan. Serangan otoimun dapat timbul setelah
infeksi virusmisalnya gondongan (mumps), rubella,
sitomegalovirus kronik, atau setelah pajanan obat atautoksin
(misalnya golongan nutrosamin yang terdapat pada daging yang
diawetkan.
b. Etiologi Diabetes Mellitus Tipe IIDiabetes mellitus tipe II
tampaknya berkaitan dengan kegemukan.
c. Etiologi Diabetes GestasionalPenyebab diabetes gestasional
dianggap berkaitan dengan peningkatan kebutuhan energi dankadar
estrogen dan hormone pertumbuhan yang terus menerus tinggi
selama kehamilan.
b. Health promotion
Health promotion sehubungan dengan pemberian muatan
informasi kepada masyarakat sehubungan dengan masalah
kesehatan. Dan pada upaya pencegahan DM, tindakan yang dapat
dilakukan adalah :
Pemberian informasi tentang manfaat pemberian ASI eksklsif
kepada masyarakat khususnya kaum perempuan untuk
mencegah terjadinya pemberian susu formula yang terlalu dini
Pemberian informasi akan pentingnya aktivitas olahraga rutin
minimal 15 menit sehari
c. Spesific protection
Spesific protection dilakukan dalam upaya pemberian
perlindungan secara dini kepada masyarakat sehubungan dengan
masalah kesehatan. Pada beberapa penyakit biasanya dilakukan
dalam bentuk pemberian imunisasi namun untuk perkembangan
sekarang, diabetes mellitus dapat dilakukan melalui :
Pemberian penetral radikal bebas seperti nikotinamid
Mengistirahatkan sel-beta melalui pengobatan insulin secara
dini
Penghentian pemberian susu formula pada masa neonatus dan
bayi sejak dini.
d. Early diagnosis and promp treatment
Early diagnosis and prompt treatmen dilakukan sehubungan
dengan upaya pendeteksian secara dini terhadap individu yang
nantinya mengalami DM dimasa mendatang sehingga dapat
dilakukan upaya penanggulangan sedini mungkin untuk mencegah
semakin berkembangnya risiko terhadap timbulnya penyakit
tersebut. Upaya sehubungan dengan early diagnosis pada DM adalah
dengan melakukan :
Melakukan skrining DM di masyarakat
Melakukan survei tentang pola konsumsi makanan di tingkat
keluarga pada kelompok masyarakat
e. Disability limitation
Disability limitation adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
mencegah dampak lebih besar yang diakibatkan oleh DM yang
ditujukan kepada seorang yang telah diangap sebagai penderita DM
karena risiko keterpaparan sangat tinggi. Upaya yang dapat
dilakukan adalah :
Pemberian insulin yang tepat waktu
Penanganan secara komprehensif oleh tenaga ahli medis di
rumah sakit
Perbaikan fasilitas-fasilitas pelayanan yang lebih baik
f. Rehabilitation
Rehabilitation ditujukan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan
kembali pada individu yang telah mengalami sakit. Pada penderita
DM, upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan adalah :
Pengaturan diet makanan sehari-hari yang rendah lemak
dan pengkonsumsian makanan karbohidrat tinggi yang
alami
Pemeriksaan kadar glukosa darah secara teratur dengan
melaksanakan pemeriksaan laboratorium komplit minimal
sekali sebulan
Penghindaran atau penggunaan secara bijaksana terhadap
obat-obat yang diabetagonik
6. Komplikasi
a. Akut
1) Koma hipoglikomi
2) Ketoasidosis
3) Koma hiperosmolar non ketotik.
b. Kronik
1) Makroangiopati mengenai pembuluh darah besar : pembuluh
darah jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.
2) Mikroangipati, mengenai pembuluh darah kecil, retinapati
diabetik, netropati diabetik.
3) Neuropati diabetik.
4) Rentan infeksi : Spt TBC, gingiutis dan ISK.
5) Kaki diabetik
STUDI KASUS TB
METODELOGI STUDI KASUS
1.3 Penelitian
Dalam melakukan ini, keterbatasan peneliti dalam menggali informasi dan
memprobing saat dilakukan wawancara dengan responden terutama dengan
triangulasi dengan keterangan yang diperoleh dari petugas kesehatan.
ANALISIS-TELAAH ASPEK SOSAL BUDAYA
a. Ateriosklirosis d. Artritis
b. Spasmearterikoroner e. Aorta insufisiensa
c. Anemia berat
4. Pemeriksaan Diagnosis
Diagnosis untuk penyakit jantung koroner dapat dilakukan
dengan pemeriksaan fisik, anamnesis. Pemeriksaan USG jantung
dapat dilakukan dengan ekokardiografi. Sistem ekokardiografi dapat
menampilkan, menganalisa dan menangkap hati secara penuh dalam
satu detak jantung. Perkembangan teknologi telah menciptakan alat
baru yaitu Computed tomography (CT) yang sudah lama berperan
penting dalam mendeteksi dini penyakit selama bertahun-tahun.
Semakin berkembangnya teknologi, sehingga dapat menciptakan
generasi baru dengan CT scanner yang dapat melakukan CT
angiografi koroner (CTA) dengan mengurangi dosis radiasi pada
pemeriksaan klinis secara rutin.
Selain dengan CT juga dapat menggunakan tes in vitro di
laboratorium, melalui penggunaan biomarker baru yang tarutama
dalam perawatan darurat dapat mempengaruhi dan mendukung
keputusan klinis. Pada gagal jantung penggunaan natriuretik beredar-
peptida B (BNP) sangat relevan, karena tingkat biomarker ini adalah
indikator yang baik untuk mengetahui sejauh mana fungsi jantung
terganggu. BNP digunakan baik untuk diagnosis awal dan untuk
pemantauan terapi. Pada beberapa pasien, serangan jantung menjadi
penyebab langsung insufisiensi jantung, sehingga deteksi cepat dari
infark miokard sangat penting dalam mencegah bertambah parahnya
kerusakan miokard dan kegagalan jantung selanjutnya. (Ekinci, 2010).
5. Penanggulangan
Mengenai program pemerintah dalam menanggulangi PTM
terutama PJK yang diungkapkan oleh Prof. DR. Agus Purwadianto,
SH, M. Si, S.F(K) yaitu posbindu PTM dan penuatan regulasi.
Posbindu PTM merupakan suatu deteksi dini, monitoring, dan tindak
lanjut PTM termasuk jantung koroner, kemenkes saat ini telah
mengembangkan posbindu PTM dan telah terdapat sebanyak 7225 pos
pembinaan terpadu ptm ( Posbindu PTM ) di seluruh indonesia.
6. Komplikasi
Adapun komplikasi PJK adalah:
a. Disfungsi ventricular
b. Aritmia pasca STEMI
c. Gangguan hemodinamik
d. Ekstrasistol ventrikel
e. Takikardi dan fibrilasi atrium dan ventrikel
f. Syok kardiogenik
g. Gagal jantung kongestif
h. Perikarditis
i. Kematian mendadak (Karikaturijo, 2010).
STUDI KASUS PJK
METODELOGI STUDI KASUS
2. Ekonomi
Kondisi ekonomi masyarakat cenderung mempengaruhi
masyarakat dalam pemilihan pengobatan. Sulitnya akses menuju
puskesmas atau rumah sakit dan sulitnya transportasi menyebabkan
masyarakat kesulitan untuk mengeluarkan biaya transportasi karena
kemampuan ekonomi yang relatif terbatas.
4. Makanan
makanan khas etnik Minahasa yang diduga mengandung asam
lemak jenuh. penduduk etnik Minahasa sehari-hari maupun di acara
makan-makan/pesta yang sering dilakukan oleh etnik ini.
LAPORAN HASIL STUDI KASUS
DAFTAR PUSTAKA