Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN


LEUKIMIA
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Akademik Dalam
Mata Kuliah Keperawatan Anak

Dosen Pengampu
Dra. Erna Mesra, M. Kes
NIP. 195802081984012001
Disusun Oleh :
Abdurahman Gibran Raffani Naffisa Zahrotud Diniyah
Ana Intan Nurlaila Nurhalimah
Desti Lestari Rika Oktoviani
Dian Sugiharty Rista Agistari
Diaz Aida Utami

Tingkat : 2A D3-Keperawatan
Semester : 4 (Empat)
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
LEUKIMIA

A. Konsep Penyakit Leukemia


1. Pengertian
Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari
sumsum tulang yang ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih secara
tidak teratur dan tidak terkendali dengan manifestasi adanya sel-sel
abnormal dalam darah tepi (Permono dan Ugrasena, 2010). Leukimia
limfoblastik akut merupakan leukemia yang berasal dari sel induk
limfoid dimana terjadi proliferasi monoklonal dan ekspansi progresif
dari progenitor limfosit B dan T yang imatur dalam sumsum tulang
dan beredar secara sistemik. Proliferasi dan akumulasi dari sel
leukemia menyebabkan penekanan dari hematopoesis normal
(Piatkowska dan Styczynski, 2010)
Leukemia adalah penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik
yang ditandai dengan penggantian elemen sumsum tulang normal oleh
sel darah abnormal atau sel leukemik. Hal ini disebabkan oleh
proliferasi tidak terkontrol dari klon sel darah immatur yang berasal
dari sel induk hematopoietik. Sel leukemik tersebut juga ditemukan
dalam darah perifer dan sering menginvasi jaringan retikuloendotelial
seperti limpa, hati dan kelenjar limfe (Wirawan R. 2003).
Leukimia dikenal dengan kanker darah adalah salah satu klasifikasi
dalam penyakit kanker pada darah atau sumsum tulang, ditandai
dengan pertumbuhan secara tak normal atau transformasi maligna dari
sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Hal ini
umumnya terjadi di leukosit atau sel darah putih. Sel normal dalam
sumsum tulang digantikan oleh sel abnormal dan sel ini dapat
ditemukan di darah perifer atau darah tepi. Sel leukimia ini
mempengaruhi sel darah normal serta imunitas penderitanya (Wirawan
R. 2003)
Leukemia diklasifikasikan berdasarkan tipe sel, baik menurut maturitas
sel maupun turunan sel. Berdasarkan maturitas sel, leukemia
dibedakan atas akut dan kronik. Jika sel ganas tersebut sebagian besar
immatur (blast) maka leukemia diklasifikasikan akut, sedangkan jika
yang dominan adalah sel matur makadiklasifikasikan sebagai leukemia
kronik. Berdasarkan turunan sel, leukemia diklasifikasikan atas
leukemia mieloid dan leukemia limfoid. Kelompok leukemia mieloid
meliputi granulositik, monositik, megakriositik dan eritrositik
(Launder TM,2002)
Penyakit akibat terjadinya proliferasi sel leukosit yang abnormal dan
ganas serta sering disertai adanya leukesit jumlah berlebihan yang
dapat menyebabkan terjadinya anemia dan trombositopenia. Leukemia
limpois atau limpositik akut ini merupakan kanker jaringan yang
menghasilkan leukosit yang imanur dan berlebihan sehingga
jumlahnya menyusup kebagian organ seperti sumsum tulang dang
mengganti unsur sel yang normal sehingga mengakibatkan jumlah
eritrosit kurang untuk mencukupi kebutuhan sel sehingga timbul
pendarahan . Leukemia merupakan suatu penyakit klonal, yang bearti
suatu sel kanker abnormal berproliferasi tanpa control, menghasilkan
sekelompok sel-sel anak yang abnormal sehingga menghambat semua
sel-sel lain di sumsum tulang untuk berkembang normal (Hidayat,
2006).
Proliferasi yang tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dan
sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal,
neoplasma akut dan kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam
sumsum tulang dan limfa. Leukemia adalah suatu keganasan pada alat
pembuat sel darah berupa proliferasi patologis sel hemopoetik muda
yang ditandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam
membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh
lain (Arif, 2002)
2. Etiologi
Etiologi terjadinya leukemia belum diketahui hingga saat ini, namun
ada beberapa faktor risiko yang berperan dalam patogenesis leukemia.
Beberapa faktor risiko tersebut antara lain faktor lingkungan seperti
radiasi ion, radiasi non-ion, hidrokarbon, zat-zat kimia, alkohol, rokok
maupun obat-obatan (Belson dkk., 2007). Faktor lain yang diduga
berperan adalah faktor genetik yaitu riwayat keluarga, kelainan gen,
dan translokasi kromosom. Leukemia juga dipengaruhi Human T-cell
Leukemia Virus-1 (HTLV-1), etnis, jenis kelamin, usia, usia ibu saat
melahirkan, serta karakteristik saat lahir seperti berat lahir dan urutan
lahir (Ross dkk., 1994). Pemakaian insektisida selama periode
kehamilan dan masa anak-anak, pestisida, fungisida serta sampo
insektisida juga merupakan faktor risiko terjadinya LLA (Menegaux
dkk., 2006). Gangguan regulasi sitem imun sebagai respon dari infeksi
saat beberapa bulan pertama kehidupan juga dapat menginduksi
terjadinya LLA pada masa anak-anak (Roman dkk., 2007). Beberapa
faktor lain yang juga memengaruhi terjadinya leukemia yaitu medan
magnet, pemakaian marijuana, dan diet (Belson dkk., 2007;
Lanzcowsky, 2011).
3. Manifestasi Klinik
Penderita letih, lemah dengan sakit tulang. Kegagalan sumsum tulang
akan terlihat dengan adanya perdarahan, bruising, panas dan infeksi.
Kadang ditemukan penderita dengan sakit kepala karena infiltrasi sel
leukemia ke otak, dapat tampak seperti tanda stroke. Tanda lain
arthralgia, sesak atau hipoksia karena leukostasis. Hepato-
splenomegali dan limfadenopati sering ada.
Adanya sitopenia akibat infiltrasi sel leukemia akan menyebabkan
kelelahan, pucat, sesak karena anemia, perdarahan karena
trombositopenia, infeksi atau panas karena neutropenia. Menginfiltrasi
organ, sehingga menyebabkan hepatomegali, splenomegali,
limfadenopati dan beberapa kasus menyerang kulit menjadi leukemia
kulit.2
4. Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Penyakit.
Beberapa faktor diyakini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
penyakit leukemia. Faktor-faktor tersebut, yaitu:
1. Penambahan Usia
Penyakit leukemia memang bisa dialami oleh siapapun,
termasuk pada anak-anak. Meski demikian, leukemia lebih
sering ditemukan pada orang lansia, yaitu di atas 65 tahun,
terutama pada jenis leukemia mieloid akut (AML), leukemia
limfositik kronis (CLL), atau leukemia mieloid kronis (CML).
Dengan demikian, risiko penyakit ini bisa semakin meningkat
seiring deng`an pertambahan usia. Adapun pada jenis leukemia
limfoblastik akut (ALL) umumnya ditemukan pada anak-anak
atau yang berusia di bawah 20 tahun.
2. Jenis kelamin
Leukemia lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita.
Dengan demikian, pria bisa lebih berisiko terkena leukemia.
3. Pengobatan kanker sebelumnya
Pengobatan kanker, seperti radioterapi dan kemoterapi, dapat
menyebabkan perubahan atau mutasi DNA, yang kemudian
dapat menjadi penyebab kanker lainnya, seperti leukemia. Jenis
leukemia AML pun umumnya terkait dengan pengobatan
berbagai macam kanker, seperti limfoma, leukemia ALL, dan
jenis kanker ganas lain, seperti kanker payudara dan
kankerovarium.
4. Terpapar radiasi
Seseorang yang terpapar radiasi tingkat tinggi, seperti dari
ledakan bom atom, bekerja di pabrik senjata atom, atau
kecelakaan reaktor nuklir, berisiko tinggi terkena leukemia.
5. Terpapar bahan kimia
Paparan bahan kimia tertentu, seperti benzena, juga bisa
menjadi faktor penyebab penyakit leukemia. Adapun benzena
adalah bahan kimia yang ditemukan dalam bensin atau
digunakan dalam industri kimia, seperti untuk pembuatan
plastik, karet, pewarna, pestisida, obat-obatan, dan deterjen.
Selain benzena, paparan bahan kimia formaldehyde secara
terus menerus juga disebut dapat meningkatkan risiko
seseorang terkena leukemia. Adapun formaldehyde umumnya
ditemukan dalam bahan bangunan dan banyak produk rumah
tangga, seperti sabun, sampo, dan produk pembersih
6. Kebiasaan merokok
Rokok mengandung beragam bahan kimia yang dapat menjadi
penyebab kanker, termasuk leukemia. Para peneliti
memperkirakan, sekitar 20 persen kasus leukemia AML terkait
dengan merokok.
7. Kelainan genetik
Kelainan genetik juga bisa meningkatkan risiko seseorang
terkena penyakit leukemia. Beberapa kelainan atau gangguan
genetik tersebut, yaitu down syndrome, sindrom Klinefelter,
sindrom Schwachman-Diamond, atau beberapa kelainan
genetik yang langka, seperti Fanconi anemia, ataxia-
telangiecstasia, dan sindrom Bloom
8. Kelainan darah
Beberapa kelainan darah lain juga bisa menjadi penyebab
terjadinya leukemia jenis tertentu. Misalnya, salah satu
jenis myeloproliferative disorders, yaitu polycythemia vera,
dapat meningkatkan risiko seseorang terkena leukemia AML.
9. Riwayat keluarga
Sebagian besar leukemia memang bukan penyakit yang dapat
diturunkan dan tidak terkait dengan riwayat keluarga. Namun,
seseorang yang memiliki orangtua, anak, atau saudara kandung
dengan riwayat leukemia CLL, berisiko hingga empat kali lipat
terkena penyakit yang sama. Meski demikian, sebagian besar
penderita leukemia tidak memiliki keluarga dengan penyakit
yang sama.
5. Komplikasi
Leukemia dapat menyebabkan komplikasi jika penanganan tidak
segera dilakukan. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah:
 Perdarahan pada organ tubuh, seperti otak atau paru-paru.
 Tubuh rentan terhadap infeksi.
 Risiko munculnya jenis kanker darah lain, misalnya limfoma.
Komplikasi juga dapat terjadi akibat tindakan pengobatan yang
dilakukan. Berikut ini beberapa komplikasi akibat pengobatan
leukemia:
 Graft versus host disease, yaitu komplikasi dari transplantasi
sumsum tulang.
 Anemia hemolitik.
 Tumor lysis syndrome (sindrom lisis tumor).
 Gangguan fungsi ginjal.
 Infertilitas.
 Sel kanker muncul kembali setelah penderita menjalani
pengobatan
Anak-anak penderita leukemia juga berisiko mengalami komplikasi
akibat pengobatan yang dilakukan. Jenis komplikasi yang dapat terjadi
meliputi gangguan sistem saraf pusat, gangguan tumbuh kembang,
dan katarak
6. Patofisiologi & Pathway
Leukemia adalah jenis ganguan pada sistem hematopoietic yang total
dan terkait dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai
dengan tidak terkendalinya proliferasi dari leukemia dan prosedurnya.
Sejumlah besar sel pertama menggumpal pada tempat asalnya
(granulosit dalm sumsum tulang, limposit disalam limfe node) dan
menyebar ke organ hematopoetik dan berlanjut ke organ yang lebih
besar. Proliferasi dari satu jenis sel sering menggangu produksi normal
sel hematopoetik lainnya dan mengarah ke pengembangan/pembelahan
sel yang cepat dank e sitopenias (penurunan jumlah). Pembelahan dari
sel darah putih mengakibatkan menurunnya immunocompetence
dengan meningkatnya kemungkinan terjaddi infeksi (Long,1996)
Menurut Suriadi, 2001, normalnya sumsum tulang diganti dengan
tumor yang ganas, imaturnya sel blas. Adanya proliferasi sel blast,
produksi eritrosit dan trombosit tergangu sehingga akan menimbulkan
anemia dan trombositopenia, sistem retikuloendotelial akan
terpengaruh dan menyebabkan ganguan sistem pertahann tubuh dan
mudah mengalami infeksi, manifestasi akan tampak pada gambaran
gagalnya sumsum tulang dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat.
Gangguan pada nutrisi dan metabolisme, depresi sumsum tulang yang
akanberdampak pada penurunan leukosit, eritrosit, factor pembekuan
dan peningkatan tekanan jaringan, dan adanya infiltrasi pada ekstra
medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus
Limfe, dan nyeri persendian.
TRIGGER CASES

Seorang anak perempuan berusia 5 tahun sedang dirawat di ruang anak dengan
diagnosa medis Leukemia. Anak tampak lemah, pendiam, pasif, rewel, tidak
kooperatif dan tidak mau ditinggal oleh ibunya. Perawat perlu melakukan
pendekatan komunikasi untuk meminimalkan dampak hospitalisasi.
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN LEUKIMIA

A. PENGKAJIAN
I. Biodata
Nama : An. D
Umur : 5 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke :1
Agama : Islam
Pendidikan : TK
No.CM : 7544221
Diagnosa Medis : Leukimia
Tanggal Pengakajian : 08 Maret 2021
Tanggal Masuk : 07 Maret 2021

II. Identitas Orang Tua


Ayah
Nama : Tn. B
Umur : 30
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Veteran No 01 Babakan, Kota Tangerang

Ibu
Nama : Ny.G
Umur : 25
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Veteran No 01 Babakan, Kota Tangerang

III. Keluhan Utama


Pasien tampak lemah, pendiam, pasif, rewel, tidak kooperatif dan tidak
mau ditinggal oleh ibunya.

IV. Riwayat Kesehatan


1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Seorang pasien dirawat di Ruang anak, dengan keluhan pasien tampak
lemah, pendiam, pasif, rewel, tidak koperatif.
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak nafsu makan, makanan
yang di habiskan hanya ½ porsi dari Diit RS yang disediakan, serta
Berat Badan pasien yang menurun.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu pasien mengatakan bahwa, anak nya pernah di rawat sebelumnya
dan juga sudah pernah menderita ALL prositostatika.
3. Riwayat Kehamilan
Ibu pasien mengatakan bahwa selama hamil An.D tidak mengalami
kelainan dan gizinya sangat cukup.
a. Pola Kebiasaan
Data Pola Aktivitas Sehari-hari

No Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit


1 Nutrisi Makan : 3x sehari Makan : 2x sehari
Porsi Yang Dihabiskan : 1 porsi Porsi Yang Dihabiskan : ½ porsi.
Minum : 8-10 gelas/ hari. Minum : 3-5 gelas/hari
2 BAB 1x sehari, konsistens padat 2x sehari konsistensi sedikit cair
3 BAK 4-6 kali sehari 4-6 kali sehari
Konsistensi kuning jernih. Konsistensi kuning pekat
4 Pola istirahat dan 7-8 jam perhari 5-6 jam perhari
tidur

b. Riwayat Tumbuh Kembang


- Prenatal Care : Selama kehamilan ibu melakukan pemeriksaan
ke puskesmas selama 6x, imunisasi TT Kondisi normal seperti
ibu hamil biasanya
- Natal : Lahir spontan di rumah di bantu oleh paraji, letak kepala
belakang dan bayi dalam keadaan nangis
- Postnatal : Bayi di asuh oleh ibu dan ayah, nenek dan bayi di
kasih asi ekslusif, mulai umur 6 bulan di beri makanan
tambahan
- Imunisasai : riwayat imunisasi tidak lengkap
c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram)
Tidak ada riwayat penyakit turunan dari orang tua maupun pihak
keluarga lain

25thn 30th
n

5thn
Keterangan :

= Perempuan

= Laki laki

V. Data Psikososial :

VI. Riwayat Spiritual : Pasien beragama islam dan dalam kesehariannya


pasien selalu menjalankan sholat 5 waktu dan aktif dalam kegiatan
pengajian di dekat rumah nya. Dan saat sakit klien tidak melakukan
ibadah sholat, namun sering sekali berdoa untuk kesembuhannya.

VII. Pemeriksaan Fisik :


1. Keadaan umum : Pasien tampak terbaring lemas
2. Tingkat kesadaraan : Compos Mentis
3. Tanda-tanda vital
Nadi : 90x permenit
Pernafasan : 18x permenit
Suhu : 38,6 oC
4. Antropometri
TB : 111 cm
BB (sekarang) : 19 kg
BB sebelum sakit : 22 kg
5. Head To Toe
a. Kulit dan kepala di dapatkan data : rambut tampak jarang, kulit
kepala bersih, wajah tampak pucat, kulit tampak kering, kulit
tampak sianosis.
b. Mata di dapatkan data : Mata simetris, konjungtiva anemis, sclera
tidak ikterik, tidak adanya nyeri tekan pada palpebra, replek pupil
baik.
c. Hidung di dapatkan data : Bentuk hidung simetris, lapang
penciuman baik, tidak ada pernafasan cuping hidung , tidak ada
secret , tidak adanya suara nafas tambahan.
d. Mulut di dapatkan data : Lidah bersih, mukosa bibir tampak kering,
gigi lengkap tidak ada caries gigi.
e. Leher di dapatkan data : Leher simetris, produksi suara normal, Sisi
trakea medial dan normal tidak ada pembesaran kelenjar tiroid pada
leher, tidak adanya nyeri tekan pada kelenjar getah bening dan
thyroid, tidak adanya lesi dan benjolan, serta tidak ada keluhan
menelan.
f. Telinga : Bentuk simetris normal, lubang telinga kanan kiri normal,
pendengaran baik
g. Dada di dapatkan data : Bentuk simetris, tidak ada retraksi otot
dada, pengembangan dada simetris, perbandingan saat inspirasi dan
ekspirasi normal serta frekuensi jantung meningkat >20% dari
kondisi istirahat.
h. Abdomen di dapatkan data : Ada purpura, Retraksi epigastrium,
nyeri tekan tidak ada , abdomen tampak datar.
i. Genitalia dan anus di dapatkan data : genital tidak ada kelainan
Anus : Tidak ada kelainan pada anus
k. Kulit dan kuku di dapatkan data : kulit pasien hangat, tampak
kering, turgor kulit menurun, kuku tidak panjang dan tidak tampak
hitam diujung kuku
l. Ekstremitas Atas & Bawah : Pasien tampak lemah, reflek bisep dan
trisep baik, pergerakan normal, tidak terdapat adanya udem atau
plebitis, pasien hanya tertidur di tempat tidur, serta pergerakkan
kurang aktif karena lemas.
VIII. Pemeriksaan Diagnostik/Laboratorium
 Tes darah
 Pemeriksaan EKG : Menunjukkan adanya iskemia.
 Aspirasi sumsum tulang
 Fungsi lumbal
 Tesgenetik

IX. Therapi
Transpalasi sumsum tulang, Radioterapi, Targeted therapy.

B. KLASIFIKASI DATA

Data Subyektif Data Obyektif

 Pasien mengeluhkan mudah lelah  Keadaan umum


 Ibu pasien mengatakan bahwa Tingkat Kesadaran : Compos
anaknya takut/tidak ingin Metis
ditinggal oleh ibunya. GCS : E4 V5 M6
 Ibu pasien mengatakan anaknya Berat Badan : 19 Kg
tidak nafsu makan. Tinggi Badan : 111 cm
 Ibu pasien mengatakan tidak  TTV
adanya mual dan muntah.
N: 90 x/ mnt
 Pasien mengatakan BB nya
menurun. RR: 18 x/ mnt

S: 38,6oC

 Pasien tampak lemah, pucat, pendiam,


pasif, dan rewel.
 Pasien tampak tidak koperatif.
 Kulit tampak sianosis, kulit tampak
kering.
 Mukosa bibir tampak kering.
 Frekunsi jantung tampak meningkat
>20% dari kondisi istirahat.
 Pemeriksaan Diagnostik : EKG ;
Menunjukkan Iskemia.
-

C. ANALISIS DATA

Data Etiologi Masalah


Ds : Virus HTVL Intoleransi Aktivitas
 Pasien mengeluhkan mudah lelah.
 Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya Leukimia Limfositik Akut
takut/tidak ingin ditinggal oleh ibunya.
Proliferasi sel darah putih
Do :
 Keadaan umum Sel normal digantikan dengan
Tingkat Kesadaran :ComposMetis sel kanker
GCS : E4 V5 M6
Berat Badan : 19 Kg Depresi sumsum tulang
Tinggi Badan : 111 cm
 TTV Eritropenia
N: 90 x/ mnt
Hemoglobin
RR: 18 x/ mnt

S: 38,6oC Sirkulasi oksigen dalam


darah
 Pasien tampak lemah, pucat, pendiam,
pasif, dan rewel.
Metabolisme Anaerob
 Pasien tampak tidak koperatif.
 Kulit tampak sianosis, kulit tampak
Penumpukkan asam laktat
kering.
 Mukosa bibir tampak kering.
Kelemahan/ Kelelahan
 Frekunsi jantung tampak meningkat
>20% dari kondisi istirahat.
Intoleransi Aktivitas
 Pemeriksaan EKG : Adanya iskemia.
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan
.
1. Intoleransi Aktivitas b/d kelemahan yang d/d pasien mengeluh mudah lelahl, pasien tampak lemah, pucat, pendiam, pasif, rewel, tidak ingin
ditinggal oleh ibunya, pasien tampak tidak koperatif, kulit tampak sianosis, kulit tampak kering, mukosa bibir tampak kering, serta frekuensi
jantung tampak meningkat >20% dari kondisi istirahat.
Dan adapun keadaan umum pasien ; Tingkat Kesadaran :Compos Metis, GCS : E4 V5 M6. TTV ; N: 90 x/ mnt, RR: 18 x/ mnt, S:
38,6oC. Pemeriksaan Antropometri ; TB : 111 cm, BB : 19 kg.
Dan data penunjang yang didapat dari hasil pemeriksaan diagnostik, yaitu :
 EKG : Menunjukkan adanya iskemia.

dx. Aktual
E. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Kriteria hasil Intervensi


1 Intoleransi Aktivitas b/d Setelah diberikan tindakan keperawatan 1. Observasi TTV
Kelemahan d/d : selama 2x24 jam di harapkan tidak Rasional :
DS : terjadinya ketidak cukupan energi  Mengetahui perkembangan kondisi pasien.
 Pasien mengeluhkan dengan kriteria : 2. Observasi pemeriksaan Atropometri.
mudah lelah.  Tanda-tanda vital dalam batas Rasional :
 Ibu pasien mengatakan normal (5).  Mengetahui pengukuran Antropometri pada pasien.
bahwa anaknya  Kemudahan dalam melakukan 3. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
takut/tidak ingin ditinggal aktivitas membaik (5). kelelahan.
oleh ibunya.  Keluhan lelah menurun (5). Rasional :
 Sianosis (5).  Mengetahui apakah adanya gangguan fungsi tubuh
DO :  Warna kulit (5). pada pasien sehingga menyebabkan pasien menjadi
 Keadaan umum  Frekuensi napas (5). kelelahan.
Tingkat Kesadaran :  EKG Iskemia (5). 4. Monitor kelelahan fisik dan emosional.
ComposMetis Rasional :
GCS : E4 V5 M6  Memantau fisik dan emosional pasien.
Berat Badan : 19 Kg
Tinggi Badan: 111 cm 5. Berikan aktivitas distraksi yang menenagkan
 TTV Rasional :
 Untuk membuat anak dapat berpartisipasi secara aktif
N: 90 x/ mnt
untuk melakukan aktivitas distraksi yang diberikan.
RR: 18 x/ mnt 6. Anjurkan tirah baring
Rasional :
S: 38,6oC
 Meminimalkan fungsi semua sistem organ pasien.
 Pasien tampak lemah, 7. Anjurkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan.
pucat, pendiam, pasif, Rasional :
dan rewel.  Mengurangi tingkat stress atau tekanan yang dialami
 Pasien tampak tidak pasien yang menjadi penyebab pasien menjadi
koperatif. kelelahan.
 Kulit tampak sianosis, 8. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
kulit tampak kering. makanan.
 Mukosa bibir tampak Rasional :
kering.  Memantau status gizi pada pasien.
 Frekunsi jantung tampak
meningkat >20% dari
kondisi istirahat.
 Pemeriksaan EKG :
Adanya iskemia.

F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. dx Tanggal/Jam Diag.Kep. Tindakan keperawatan Paraf


1 Senin, 08 Maret Intoleransi 1. Kaji TTV
2021 Aktivitas Hasil :
09.00  Keadaan umum
Tingkat Kesadaran : ComposMetis
GCS : E4 V5 M6
 TTV

N: 90 x/ mnt

RR: 18 x/ mnt

S: 38,6oC

 Pasien tampak lemah, pucat, pendiam, rewel. Serta tidak


koperatif.
 Kulit tampak kering dan sianosis.
 Mukosa bibir tampak kering.
09.15  Frekuensi jantung >20% dari kondisi istirahat.

2. Kaji Pemeriksaan Antropometri


Hasil :
 Pemeriksaan Antropometri ;
TB : 111 cm
09.20
BB : 19 kg
3. Kaji adanya gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan.
Hasil :

 Adanya iskemia.
 Frekuensi jantung tampak meningkat >20% dari kondisi istirahat.
09.30  Adanya sianosis .

4. Kaji kelelahan fisik dan emosional


Hasil :

 Pasien merasa lelah


 Pasien tampak lemah, pucat, pendiam, pasif, rewel dan tidak
koperatif.
 Pasien tidak ingin ditinggal oleh ibu nya.
09.35
5. Berikan aktivitas distraksi yang menenagkan.
Hasil :

 Pasien sudah sedikit koperatif dalam melakukan aktivitas


09.42 distraksi yang diberikan (2).

6. Anjurkan tirah baring.


Hasil :

 Pasien mengatakan akan terus beristirahat agar kondisinya terus


09.47 membaik.

7. Anjurkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan.


Hasil :

 Pasien dan keluarga mengatakan akan membuat strategi koping


yang baik agar dapat mengurangi tingkat stress pada pasien.
09.57
8. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan.
Hasil :

 Status gizi pasien saat ini kurang baik dikarenakan kurang nya
nafsu makan (3).

1 09 Maret 2021 Intoleransi 1. Kaji TTV


09.00 Aktivitas Hasil :
 Keadaan umum
Tingkat Kesadaran : ComposMetis
GCS : E4 V5 M6
 TTV

N: 90 x/ mnt

RR: 20 x/ mnt

S: 37oC

 Pasien tampak lebih baik dan sudah mulai koperatif.


 Kulit tampak elastis
 Sianosis sudah menurun (4)
09.15  Mukosa bibir tampak lembab (5)

2. Kaji Pemeriksaan Antropometri


Hasil :
 Pemeriksaan Antropometri ;
TB : 111 cm
09.20
BB : 20 kg
3. Kaji adanya gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan.
Hasil :

 Adanya iskemia membaik (4)


 Frekuensi jantung tampak menurun (4)
09.30  Sianosis menurun (4)

4. Kaji kelelahan fisik dan emosional


Hasil :

 Pasien sudah merasa lebih baik (4)


 Pasien tampak koperatif
 Pasien tidak takut jika ditinggal oleh ibu nya (3)
09.35 5. Berikan aktivitas distraksi yang menenagkan.
Hasil :

 Pasien sudah sedikit koperatif dalam melakukan aktivitas


distraksi yang diberikan (4).
09.42
6. Anjurkan tirah baring.
Hasil :

 Pasien mengatakan akan terus beristirahat agar kondisinya terus


membaik.
09.47
7. Anjurkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan.
Hasil :

 Pasien dan keluarga mengatakan akan membuat strategi koping


yang baik agar dapat mengurangi tingkat stress pada pasien.

09.57 8. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan


makanan.
Hasil :
Status gizi pasien saat ini sudah lebih baik (4).
G. EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal/jam Catatan perkembangan


Senin, 08 S :
Maret 2021  Pasien merasa lelah.
 Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak ingin di tinggal.
O:
 Pasien tampak lemah, pucat, pendiam, rewel. Serta tidak koperatif.
 Kulit tampak kering dan sianosis.
 Mukosa bibir tampak kering.
 Frekuensi jantung >20% dari kondisi istirahat
 Adanya iskemia.
 Keadaan umum pasien ;

Tingkat Kesadaran :Compos Metis


GCS : E4 V5 M6.
 TTV :
N: 90x/ mnt
RR: 18x/ mnt
S: 38,6oC.
 Pemeriksaan Antropometri ;
TB : 111 cm
BB : 19 kg
A : Belum teratas
P : Lanjutkan interveni
Selasa , 09-03- S :
2021  Pasien mengatakan kondisi nya sudah lebih baik dari yang kemarin (4)
 Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah tidak takut jika ditinggal ibunya (3)
O:
 Pasien tampak lebih baik dan sudah mulai koperatif.
 Kulit tampak elastis
 Sianosis tampak membaik (4)
 Mukosa bibir tampak lembab (5)
 Frekuensi jantung tampak menurun (4)
 Iskemia tampak membaik (4)
 Keadaan umum pasien ;
Tingkat Kesadaran :Compos Metis
GCS : E4 V5 M6.
 TTV :
N: 90x/ mnt
RR: 20 x/ mnt
S: 37oC.
 Pemeriksaan Antropometri ;
TB : 111 cm
BB : 20 kg
A : Masalah teratas sebagian
P : Lanjutkan interveni
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. 2017. “ Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Definisi dan Indikator


Diagnostik “. Edisi 1. Jakarta ; DPP PPNI

PPNI. 2018. “ Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Definisi dan Tindakan


Keperawatan“. Edisi 1. Jakarta ; DPP PPNI

PPNI. 2019. “ Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan“. Edisi 1. Jakarta ; DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai