Anda di halaman 1dari 9

KONSEP KOMUNIKASI

TERAPEUTIK
KELOMPOK 2:
AGRA ABILIO
ASTI WINDAWATI
PUTRI NURUL AISHAH
NURUL AFIFAH
SRI RENO
Pengertian Komunikasi Terapeutik

Terapeutik menurut Nasir, Muhith dkk (2009) adalah kata sifat yang dihubungkan
dengan komunikasi terapeutik, seorang perawat melakukan kegiatan dari mulai
pengkajian, menentukan masalah keperawatan, menentukan rencana tindakan,
melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan yang telah direncanakan sampai
pada evaluasi yang semuanya itu bisa dicapai dengan maksimal apabila terjadi
komunikasi yang efektif dan intensif

Komunikasi menurut Budi anna Keliat adalah berhubungan. Hubungan perawat-klien


yang terapeutik tidak mungkin dicapai tanpa komunikasi.
Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat-klien yang
bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien.

Menurut heri purwanto (1994), komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang


direncanakan secara sadar dan bertujuan dan bertujuan dan kegiatannya
difokuskan unutk kesembuhan pasien, dan merupakan komunikasi profesional yang
mengarah pada tujuan untuk menyembuhkan pasien

Menurut istikomah Murwani (2009), komunikasi terapeutik adalah proses penyampaian


pesan, makna dan pemahaman perawat unutk memfasilitasi proses penyembuhan
pasien.
Tujuan komunikasi
terapeutik
Menurut mundakir (2006) yaitu:
1. membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan
pikiran serta dapat mengambil tindakan unutk mengubah situasi yang ada bila
pasien percaya pada hal-hal yang diperlukan
2. mengurangu keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif
dan mempertahankan kekuatan egonya.
3. mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri dalam hal
peningkatan derajat kesehatan.
Mempererat hubungan atau interaksi antara klien dengan terapis (tenaga
kesehatan) secara profesional dalam rangka membantu penyelesaian masalah
klien.
Prinsip dasar komunikasi
terapeutik
1. Komunikasi berorientasi pada proses percepatan kesembuhan
saat perawat berkomunikasi dengan klien, maka semua percakapan berorientasi
bagaimana percakapan ini bisa mendukung pearawat unutk mendapatkan masukan
yang berharga dalam menentukan sikap dan tindakan.

2. Komunikasi terstruktur dan direncanakan


setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari
tingkat kesengajaaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang
tidakdirencanakan ( apasaja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan
dilakukan secara rinci dan detail) sampai pada tindakan komuikasi yang betul-betul
disengaja.

3. Komunikasi terjadi dalam konteks topik, ruang, dan waktu


Saat berkomunikasi perawat harus memilih topik yang dibutuhkan klien sesuai dengan
keluahan yang dirasakan atau masalah klien. Perlu diperhatikan bahwa klien itu unik
karena perbedaannya
Next...
4. Komunikasi memperhatikan kerangka pengalaman klien
Tingkat retensi atas pengetahuan yang diterima peserta komunikasi memberikan
gambaran seberapa jauh pesan yang disampaikan diterima dan ipahami oleh
peserta komuniakasi. Harapan kerangka pengalaman kedua belah pihak memiliki
kemiripan yaitu agar tujuam pemyampaian pesan terlaksana dengan baik.

5. Komunikasi memerlukan keterlibatan maksimal dari klien dan keluarga

6. Keluhan utama sebagai pijakan pertama dalam komunikasi


Keakuratan perawat menentukan sikap dan tindakn pada klien tergantung pada
kenyataan klien atas keluhan yang disampaikan. Keluhan yang sangat dirasakan
(keluhan pertama) merupakan kata-kata yang pertama terucap dari klien,
dengan harapan keluhan itu yang didahulukan.
Tingkat hubungan komunikasi terapeutik

1. Orientasi (orientation)
Pada fase ini hubungan yang terjadi masih dangkal dan komunikasi yang
terjadi bersifat penggalian informasi antara perawat dan pasien. Fase
inidicirikan oleh lima kegiatan pokok yaitu testing, building trush, identification
of problems and goals, clarification of roles dan contract formation

2. Kerja ( working)
Pada fase ini perawat ditintut untuk bekerja keras agar dapat memenuhi tujuan yang
telah ditetapkan pada faseorientasi

3. Penyelesaian (termination)
Pada fase iniperawat mendorong pasien unutk memberikan penilaian atas
tujuan yang telah dicapai, agar tujuan yang tercapai adalah kondisi yang
saling mengunutngkan dan memuaskan.
Daftar pustaka
Nasir , Abdul muhith, dkk. 2009. komunikasi dalam keperawatan
teori dan aplikasi. Jakarta : Salemba Medika
Prabowo, tri. Komunikasi dalam keperawatan. Yogyakarta :
Pustaka baru press
Murwani Anita, istikomah. 2009. komunikasi terapeutik
panduan bagi perawat. Yogyakarta: Fitramaya
Mundakir. 2006. komunikasi keperawatan aplikasi dalam
pelayanan. Yogyakarta : Graha Ilmu
TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai