Anda di halaman 1dari 3

MEMBAGI PERSEPSI

Stuart G.W.,(1998) menyatakan mebagi persepri ( sharing perception) adalah


meminta kelien tentang hal yang perawat rasakan atau pikirkan. Tekhnik ini
digunakan ketika perawat merasakan atau melihat pada perbedaan antara respon
verbal dan non verbal klien.

Contoh:

Pernyataan klien: ketika perawat masuk keruangan klien dan menyapanya klien
tersenyum kecut dengat ekspresi wajah sedikit tegang.

Respon perawat: “ anda tersenyum tapi saya merasakan anda sedang marah pada
saya.”

Pada pelaksanaan dilapangan, agak sulit melakukan sharing preseption ini


kawatir karena orang yang diajak bicara merasa tersinggung. Terutama kalau
lawan bicaranya adalah atasan atau orang yang lebih tua atau yang dituakan,
karena dalam budaya kita, kita tidak terbiasa untuk terbuka terhadap apa yang kita
pikirkan tentang sikap seseorang

MENGIDENTIPIKASI TEMA

Perawat harus tanggap terhadap cerita yang disampaikan klien dan harus mampu
menangkap tema dari seluruh pembicaraan tersebut. Gunanya adalah untuk
meningkatkan pengertian dan menggali masalah penting ( stuart dan studden,
1998)

Contoh:

“Saya perhatikan sejak awal pertemuan sampai sekarang, kamu banyak bercerita
tentang kekecewaan mu karena cintamu ditolak. Apakah menurut mu ini hal yang
penting yang akan kita diskusikan?”

Teknik ini sangat bermanfaat pada awal tahap kerja untuk memfokuskan
pembicaraan pada masalah yang benar-benar di rasakan klien.

MEMBERIKAN PUJIAN

Seseorang akan cendrung berinteraksi apabila iya merasa iteraksi tersebut


menguntungkan, baik secara psikologis maupun ekonomis ( Rahmat, J., 1996).
Memberikan pujian ( reinforcement) merupakan keuntungan psikologis yang
didapatkan klien ketika berinteraksi dengan perawat. Reinforcement berguna
untuk meningkatkan harga diri dan menguatkan prilaku klien. Renforcement bisa
di ungkapkan dengan kata-kata ataupun melalui isyarat non verbal. Dengan kata-
kata misalnya” saya merasa bangga sekali hari ini karena anda telah mampu
membereskan tempat tidur sendiri dan mandi.” Isyarat non verbal bisa
disampaikan dengan memberikan acungan jempol ketika klien melakuakan
sesuatu yang menurut perawat merupakan perubahan positif

TEKNIK KOMUNIKASI YANG KURANG TEPAT

Perawat sering kali mengembangkan komunikasi yang berorientasi pada tugas


bukan berfokus pada klien. Konsekuensinya perawat membatasi klien untuk
mengungkapkan perasaan dan masalahnya. Hal ini mengakibatkan perawat
mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah klien. Komunikasi yang tidak
efektif juga bisa mengakibatkan tidak puasnya klien terhadap pelayanan
keperawatan. Karena itu perawat perlu memahami teknik komunikasi yang tepat
dalam berkomunikasi dengan klien. Selain memahami teknik-teknik yang tepat,
seorang perawat juga perlu mempelajari teknik komunikasi yang kurang tepat
agar tidak menggunakannya ketika berkomunikasi dengan klien.

Berikut beberapa teknik komunikasi yang kurang tepat:

1. Memberi jaminan
Artinya menyatakan sesuatu pada klien yang belum pasti hasilnya dengan
maksud menenangkan contoh:
Peryataan klien atau keluarga:” suster, kira-kira penyakit seperti ini bisa
sembuh enggak ya:?”
Respon perawat:” jangan khawatir, pasti sembuh.”

Kozier, erb dan oliperi (1991) menyatakan bahwa ketika perawat memberi
jaminan pada klien sebenarnya tindakan tersebut dilakukan untuk menengkan hati
perawat dan bukan memberi ketengan pada klien. Pada contoh diatas apabila telah
beberapa hari ternyata keadaan klien tidak menunjukan adanya perubahan, maka
klien akan menjadi sangat kecewa dan mungkin menjadi tidak percaya lagi pada
perawat

2. Memberikan penilaian
Teknik ini adalah kaitannya dengan kemampuan perawat dalam
memahami dan mengklaripikasi nilai-nilai yang di anutnya. Teknik ini
kurang tepat, karena apabila teknik ini digunakan, dapat mengakibatkan
klien merasa bahwa perawat mengabaikan perasaan klien atau
merendahkan dirinya. Beberapa contoh dari teknik yang salah ini antara
lain:
a. “Masa begitu aja nangis.” Atau” masa begitu aja marah”
b. “ih..... kamu ini jorok deh!”
c. “saya fikir kamu terlalu perasa.”
3. Memberi komentar klise
Memberi komentar klise artinya memberikan komentar itu-itu saja atau
komentar yang terlalu umum. Sebagai contoh, setiap klien melakukan atau
menjawab sesuatu yang tepat, perawat mengatakan” bagus “. Komentar
seperti ini bisa menyebabkan klien bosan dan ragu apakah perawat benar-
benar mendukung yang klien lakukan. Perawat mungkin memberikan
respon streotip pada klien laki-laki” laki-laki tak boleh nangis, harus
tegar”
4. Memberi saran
Memberikan saran pada klien tidak terapeutik karna apabila saran
(advice)nya tidak mampu mengatasi masalah, klien akan menyalahkan
atau memulangkannya pada perawat biasanya tindakan ini dilakukan
perawat dengan cara yang terburu-buru tampa menggali lebih dalam apa
yang menjadi masalah klien yang sesungguhnya karena perawat merasa
bahwa perawat sudah tau memecahkan masalah dihadapi klien
Contoh:
Pernyataan klien:” saya sangat kecewa sekali, suster. Dia sudah
menghianati saya. Dia benar-benar sudah menikah secara diam-diam
dengan perempuan kampung itu.”
Respon perawat:” sebaiknya anda meminta cerai saja pada suami anda.
Pada kondisi diatas, perawat seharusnya tidak bersimpati dan terlalu
tergesa-gesa menyarankan klien untuk bercerai karen aperawat sendiri
belum menggali lebih dalam apa yang sebenarnya yang menjadi masalah
bagi klien
5. Mengubah pokok pembicaraan
Teknik ini tidak tepat karena berorientasi pada perawat. Pada saat
menggali masalah klien, terkadang perawat tertarik pada ungkapan klien
sehingga perawat mengubah topik pembicaraan. Konsekuensinya perawat
gagal menggali masalah klien yang sebenarnya sehingga masalah klien
tidak teratasi misalnya
Pada saat membicarakan tentang aspek positif dalam diri klien, klien
mengatakan bahwa dia bisa memasak dan waktu mahasiswa dulu,
pacarnya sangat suka masak, dan waktu mahasiswa dulu, pacarnya sangat
suka masakanya. Kemudian perawat malah lebih banyak bertanya tentang
pacar klien

Anda mungkin juga menyukai