Anda di halaman 1dari 6

NAMA : INDRI VANIA DEWITA

NO BP : 1911313023

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PELAYANAN KESEHATAN DENGAN METODE


REACH DAN SBAR

1. Metode REACH

REACH berarti merengkuh atau meraih. Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam
kehidupan sehari -hari. Komunikasi berperan sangat besar dalam pola hubungan antar manusia
dalam berbagai aspek, termasuk dalam aspek kerja atau pun aspek bisnis. Agar komunikasi
menghasilkan komunikasi yang efektif, maka kita harus bisa memahami prinsip – prinsip
komunikasi. Ada lima komunikasi yang harus dipahami yaitu bisa disingkat dengan REACH
(Respect, Empathy, Audible, Clarity,dan Humble ). Komunikasi efektif itu sebagai berikut :

1. Respect
Rasa hormat dan saling menghargai (respect) merupakan hukum pertama dalam kita
berkomunikasi dengan orang lain. Kita harus ingat bahwa manusia selalu ingin dihargai
dan dianggap penting. Jika kita harus mengkritik atau memarahi seseorang, kita bisa
melakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan seseorang. Jika kita
membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, kita
dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan
efektifitas kinerja kita baik secara individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah
tim.

Contoh :

Perawat : Selamat pagi buk,,masih ingat dengan saya ?? ( sambil trsenyum )


Pasien : Masih sus...( pasien pun tersenyum )
Perawat : Gimana keadaan ibuk saat ini..? apakah sudah mendingan ?
Pasien : Alhamdulillah sus,,sudah mendingan
Perawat : Apa ibuk tadi sudah meminum obat yang sudah saya berikan tadi..?
Pasien : Belum sus,,karna saya ngak bisa minum obat sebelum di cairin sus
Perawat : Owh begitu buk,,,yasudah sini saya bantu ibuk yaa
Sikap menghargai dalam dialog diatas:

1. Perawat sangat ramah kepada pasien


2. Perawat menghargai pasien ketika pasien tidak bisa meminum obat
3. Pasien juga merespon perawat dengan baik.

2.  Empathy (kemampuan mendengar)


Empathy artinya kemampuan seorang komunikator dalam memahami dan
menempatkan dirinya pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain. Salah satu
prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk
mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelm didengarkan atau dimengrti oleh orang
lain. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat
membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun
kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Sikap empati akan memampukan kita untuk
dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan
penerima pesan (receiver) menerimanya.

Contoh :

Perawat : Selamat pagi buk,,,( sambil tersenyum ramah )


Pasien : Pagi juga sus,,( membalas senyum )
Perawat : Perkenalkan nama saya ners indri vania buk,saya yang bertugas untuk merawat
ibuk dari jam 2 siang sampai 10 malam nanti. Ibuk bisa sebutkan nama sama tanggal lahir
ibuk,,?? ( perawat sambil melihat gelang tangan pasien )
Pasien : Buk Nuraini, tangan 20 januari 1967 sus
Perawat : Baik buk, Apa yang ibuk rasakan pada saat ini buk,,,?
Pasien : Saya merasakan pusing sus ( pasien memegang kepalanya)
Perawat : Owh gtu buk,itu karna ibuk kecapean,,sekarang ibuk istirahat dulu yaa
Paien : baik sus,,saya istirahat dulu

Sikap empathy dalam dialog diatas :

1. Perawat mengerti apa yang dirasakan pasien


2. Perawat juga mendengarkan pasien dengan baik
3. Pasien begitupun sebaliknya
4. Pasien juga percaya kepada perawat dan mngerjakan apa yang dianjurkan perawat
3. Audible (dapat didengarkan atatu dimengerti dengan baik)
Audible mengandung arti dapat didengar atau dimengerti dengan baik. Jika empati
berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan
baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
Penyampaian informasi agar mudah diterima dapat menggunakan media yang cocok, sehingga
penerima pesan betul-betul mengerti apa yang disampaikan oleh pemberi informasi atau
komunikator.

Contoh :

Perawat : Bagaimana buk keadaannya..? apakah masih sakit kepalanya.?


Pasien : Alhamdulillah udah mendingan sus,,apakah itu hanya karna saya kelelahan aja
sus..? apa kah tidak ada gangguan lain di kepala saya sus??
Perawat : Tidak buk, ibuk hanya kelelahan saja dan ibuk juga tidak boleh banyak pikiran
dulu, sampai keadaan ibuk benar – benar membaik yaa,,,banyak – banyak istirahat ya buk,,nanti
kalau ada apa – apa ibuk bisa pencet bel yang ada diatas tempat tidur yaa,,saya permisi dulu ya
buk..
Pasien : Baik sus..

Audible yang ada didialog diatas :


1. Pasien dapat menerima pesan dengan baik
2. Pasien memahami apa yang dijelaskan perawat

4. Clarity
Clarity adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi
interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Kesalahan penafsiran dapat menimbulkan
berbagai dampak yang tidak diinginkan. Clarity juga dapat diartikan sebagai keterbukaan dan
tranparansi. Harapannya dengan mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau
disembunyikan), maka dapat menimbulkan rasa percaya (trust) penerima pesan terhadap pemberi
informasi.

Contoh :

Perawat : Bagaimana buk keadaannya..? apakah masih sakit kepalanya.?


Pasien : Alhamdulillah udah mendingan sus,,apakah itu hanya karna saya kelelahan aja
sus..? apa kah tidak ada gangguan lain di kepala saya sus??
Perawat : Tidak buk, ibuk hanya kelelahan saja dan ibuk juga tidak boleh banyak pikiran
dulu, sampai keadaan ibuk benar – benar membaik yaa,,,banyak – banyak istirahat ya buk,,nanti
kalau ada apa – apa ibuk bisa pencet bel yang ada diatas tempat tidur yaa,,saya permisi dulu ya
buk..
Pasien : Baik sus..
Clarity dari dialog diatas :
1. Perawat menjelaskan dengan jelas menyampaikan keadan pasien
2. Pasien juga percaya kepada perawat dan tidak ada kecurigaan

5. Humble (rendah hati)


Humble adalah sikap rendah hati untuk membangun rasa saling menghargai. Prinsip
kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini
merupakan unsur yang terkait dengan prinsip pertama. Untuk membangun rasa menghargai
orang lain biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki.

Contoh :

Perawat : Selamat pagi buk,,,( sambil tersenyum ramah )


Pasien : Pagi juga sus,,( membalas senyum )
Perawat : Perkenalkan nama saya ners indri vania buk,saya yang bertugas untuk merawat
ibuk dari jam 2 siang sampai 10 malam nanti. Ibuk bisa sebutkan nama sama tanggal lahir
ibuk,,?? ( perawat sambil melihat gelang tangan pasien )
Pasien : Buk lolila, 24 april 1987
Perawat : Apa yang ibuk rasakan sekarang,,?
Pasien : Tangan saya luka sus karna jatuh
Perawat : Baik buk, saya bersihin lukanya dulu yaa
Pasien : Apakah sakit sus,,?
Perawat : Iya, sedikit buk
Pasien : Adduuuuuhhh sakit sus,,suster gmna sih, katanya dikit tapi banyak sakitnya
sus,suster pmboong iiiihhh....
Perawat : Sabar yaa buk,,dikit lagi kok ( sambil tersenyum )

Humble dalam dialog diatas :


1. Perawat hanya tersenyum ketika dibilang pembohong
2. Perawat tetap tenang

2.Metode SBAR
Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk petugas
kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien. SBAR adalah metode terstruktur untuk
mengkomunikasikan informasi penting yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan
berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga
dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di
daerah klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk
memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk memberikan rekomendasi. Metode
SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background, Assessment, Recommendation.
Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan oleh semua tenaga kesehatan, diharapkan semua
tenaga kesehatan maka dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri. Diharapkan dokumentasi
catatan perkembangan pasien terintegrasi dengan baik. Sehingga tenaga kesehatan lain dapat
mengetahui perkembangan pasien.

1.    Situation : Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/ dilaporkan?


a.    Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien;
b.    Diagnosa medis;
c.    Apa yang terjadi dengan pasien.

2.    Background : Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan situasi?
a.    Obat saat ini dan alergi;
b.    Tanda-tanda vital terbaru;
c.    Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes sebelumnya untuk
perbandingan;
d.    Riwayat medis;
e.    Temuan klinis terbaru.

3.    Assessment : berbagai hasil penilaian klinis perawat


a.    Apa temuan klinis?;
b.    Apa analisis dan pertimbangan perawat?;
c.    Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?

4.    Recommendation : apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?


a.    Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki masalah?;
b.    Apa solusi yang bisa perawat tawarkan kepada dokter?;
c.    Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?;
d.    Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi?

Adapun contoh komunikasi efektif SBAR antar shift dinas/ serah terima :
1.    Situation (S) :
·      Nama : Ny. I umur 35 tahun, tanggal masuk 5 April 2020 sudah 4 hari perawatan,
·      DPJP  : dr Indriyanti, SpPD, diagnosa medis : Gagal ginjal kronik.
Masalah keperawatan:
1.    Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih
2.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2.    Background (B) :
·      Pasien bedrest total , urine 50 cc/24 jam, balance cairan 1000 cc/ 24 jam.
·      Mual tetap ada selama dirawat, ureum 300 mg/dl.
·      Pasien program HD 2x seminggu Senin dan Kamis.
·      Terpasang infuse NaCl 10 tetes/menit
·      Dokter sudah menjelaskan penyakitnya tentang gagal ginjal kronik
·      Diet : rendah protein 1 gram
3.    Assesment (A) :
·      Kesadaran composmentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 100x/menit, suhu 37 0C, RR 20 x/menit,
oedema pada ekstremitas bawah, tidak sesak napas, urine sedikit, eliminasi faeses baik.
·      Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl
·      Pasien masih mengeluh mual.

4.    Recommendation (R) :
·      Awasi balance cairan
·      Batasi asupan cairan
·      Konsul ke dokter untuk pemasangan dower kateter
·      Pertahankan pemberian pemberian deuritik injeksi furosemit 3 x 1 amp
·      Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien
·      Jaga aseptic dan antiseptic setiap melakukan prosedur

Anda mungkin juga menyukai