Anda di halaman 1dari 16

Teknik-Teknik Komunikasi

Terapeutik

Tesha Hestyana Sari


Teknik-teknik komunikasi terapeutik:
1. Bertanya
Teknik yang mendorong klien untuk
mengungkapkan perasaan dan pikirannya
• Pertanyaan fasilitatif dan nonfasilitatif
• Pertanyaan terbuka dan tertutup
• Inappropiate quantity questions
• Inappropiate quality questions
2.Mendengarkan
dengan mendengarkan klien ini akan
menunjukkan pesan non-verbal bahwa perawat
perhatian terhadap kebutuhan dan masalah
klien. Mendengarkan dengan penuh perhatian
merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan
verbal dan non-verbal yang sedang
dikomunikasikan.
3. Mengulang
Mengulang ucapan klien dengan menggunakan
kata-kata sendiri. Dengan mengulang kembali
ucapan klien, perawat memberikan umpan balik
sehingga klien mengetahui bahwa pesannya
dimengerti dan mengharapkan komunikasi
berlanjut.
4. Klarifikasi
Apabila terjadi kesalah pahaman, perawat perlu
menghentikan pembicaraan untuk
mengklarifikasi dengan menyamakan
pengertian, karena informasi sangat penting
dalam memberikan pelayanan keperawatan.
5. Refleksi
Menganjurkan klien untuk mengemukakan dan
menerima ide dan perasaanya sebagai bagian
dari dirinya sendiri.

6. Memfokuskan
Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi
bahan pembicaraan sehingga lebih spesifik dan
dimengerti. Perawat tidak seharusnya memutus
pembicaraan klien ketika menyampaikan
masalah yang penting.
7. Diam
Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan
klien untuk mengorganisir pikirannya. Penggunaan
metode diam memerlukan ketrampilan dan ketetapan
waktu, jika tidak maka akan menimbulkan perasaan
tidak enak. Diam memungkinkan klien untuk
berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisir
pikirannya, dan memproses informasi. Diam terutama
berguna pada saat klien harus mengambil keputusan
8. Memberi Informasi
Tambahan informasi ini memungkinkan
penghayatan yang lebih baik bagi klien terhadap
keadaanya. memberikan tambahan informasi
merupakan pendidikan kesehatan bagi klien juga
dapat menambah rasa percaya klien terhadap
perawat. Apabila ada informasi yang ditutupi oleh
dokter, perawat perlu mengklarifikasi alasannya.
Perawat tidak boleh memberikan nasehat kepada
klien ketika memberikan informasi, tetapi
memfasilitasi klien untuk membuat keputusan
9. Mengubah cara pandang
Memberikan cara pandang lain sehingga klien
tidak melihat sesuatu hal dari aspek negatif saja.

10.Eksplorasi
Bertujuan untuk mencari lebih jauh masalah
yang dialami klien
11. Berbagi persepsi
Meminta pendapat klien tentang pikiran atau
perasaan perawat. Teknik ini dilakukan ketika
terjadi perbedaan antara respon verbal dan
nonverbal klien.
12. Identifikasi Tema
Perawat harus mengidentifikasi isu atau
masalah yang mendasar yang dialami klien yang
muncul berulang kali selama komunikasi
perawat-klien.
13. Humor
Humor dapat menyediakan tempat bagi emosi
untuk distraksi dari perasaan stres dan depresi.
14. Memberi pujian
Memberi pujian merupakan keuntungan
psikologis yang didapat klien saat berinteraksi
dengan perawat.
15. Menyimpulkan
Teknik ini bermanfaat memfokuskan pada topik
yang relevan, menolong perawat dalam
mengulang aspek utama interaksi, membantu
klien merasa perawat memahami pesannya,
membantu klien mengulang informasi dan
menambah koreksi pada informasi.
Teknik komunikasi yang tidak
terapeutik
• Memberi jaminan: menyatakan sesuatu pada
klien yang belum pasti hasilnya dengan maksud
menenangkan klien.

• Memberi penilaian
Teknik ini dianggap kurang tepat karena dapat
mengakibatkan klien merasa perawat
mengabaikan perasaan atau merendahkan
dirinya
• Memberi komentar klise: memberi komentar
yang terlalu umum/ respons yang bersifat
stereotip akan menyebabkan klien ragu atau
bosan.
• Memberi saran : hal ini tidak terapeutik karena
apabila saran tersebut tidak mampu mengatasi
masalah maka klien akan menyalahkan perawat.
• Mengubah pokok pembicaraan
• Defensif: perawat seakan menutupi kekurangan
dan kelemahannya dengan bertahan pada
pendapatnya dan tidak mau berubah.
Referensi:
Stuart, G.W. 2013. Keperawatan Kesehatan
Jiwa: Prinsip dan Praktik (terjemahan), Edisi 1,
Elsevier, Singapore.
Suryani, 2014. Komunikasi Terpeutik: Teori
Dan Praktik, EGC, Jakarta.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai