Disusun Oleh :
No. Bp : 1911311029
Kelas : 2A
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena tanpa berkat dan rahmat-
Nya, mungkin saya tidak mampu menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Terlantun
sholawat dan salam untuk imam besar kita semua Nabi Muhammad SAW. Rasa terima kasih juga
saya ucapkan kepada dosen pembimbing, tak lupa juga ucapan terima kasih saya berikan kepada
teman-teman yang selama ini saling membantu dan mendukung dalam pen gerjaan
makalah ini.
Atas semua kesalahan yang saya lakukan, saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Semoga makalah ini dapat berguna baik bagi penulis maupun pembaca.
Cover............................................................................................................................................i
Kata Pengantar..........................................................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................................1
1.3 Manfaat..................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................2
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................12
3.2. Saran....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mampu memahami teori-teori komunikasi serta faktor yang mempengaruhinya.
1.3 Manfaat
Dapat menerapkan teori komunikasi baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
praktik keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Dasar teori komunikasi terbagi dua, yaitu teori kontekstual dan general atau umum.
1. Teori Kontekstual
Dalam komunikasi, sebagaimana telah disebutkan diatas, kita mengenal banyak kondisi
dimana komunikator menggunakan media yang berbeda dalam menghadapi berbagai jumlah
komunikan dan disertai tujuan komunikasi yang berbeda pula. Jika komunikasi
menginginkan self disclosure dengan seseorang maka dia perlu menerapkan metode-metode
dalam teori komunikasi interpersonal. Sebaliknya, jika komunikator berkeinginan untuk
menjalankan sebuah sistem kelompok, dengan tujuan yang dicapai bersama maka dia akan
memegang teguh prinsip-prinsip komunikasi kelompok. Teori-teori tersebut disebut Teori
Kontekstual, yang terdiri atas hal-hal berikut ini :
a. Intrapersonal Communication
Yaitu interaksi dengan diri pribadi, sering terjadi ketika kita mempertimbangkan suatu
hal. Intrapersonal communication mungkin terjadi karena setiap manusia memiliki dua
hal yang bertentangan dalam dirinya, yaitu ego dan nurani.
b. Interpersonal Communication
Yaitu pertukaran pesan yang dilakukan dua orang yang sejajar, dan tidak lebih, dimana
tujuan utamanya adalah self disclosure. Pesan yang terdapat dalam komunikasi ini
sifatnya pribadi, dan proses penyampainanya lebh efektif melallui tatap muka secara
langsung, meski dala abad revolusi komunikasi saat ini, teknologi memperbolehkan
terjadinya interpesonal communication melalui telepon atau perbincangan (chatting) di
internet, dll.
c. Group Communications
Yaitu percakapan pesan dalam kelompok manusia yang sejajar dan berjumlah tiga hingga
lima belas orang yang saling terkait dalam jangka waktu yang lama sehingga terjadi
intependensi dan menjadikan mereka memiliki tujuan yang sama.
d. Organizational Communications
Adalah percakapan Pesan dalam organisasi yang terdiri dari kelompok-kelompok
berstruktur yang ditentukan aturan di sana dan mereka melakukan hubungan yang terus-
menerus sesuai tujuan utama sebuah organisasi dan eksistensi
e. Mess Communications
Yaitu proses penyampaian pesan dari sebuah lembaga dengan masyarakat anonim yang
heterogen sehingga pesannya menjadi umum dan sulit satu arah (komunikasi satu arah).
Dalam komunikasi massa tidak terjadi umpan balik dan senantiasa menggunakan
teknologi.
Teori ini merupakan teori yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena komunikasi
(metode penjelasannya). Oleh karena itu, teori ini memberikan analisis suatu teori, yang
terdiri atas teori-teori berikut ini.
Ciri dan pemikiran dasar dari teri ini adalah individu yang dipilih oleh struktur
sosial atau sistem sosial dan individu dari struktur sehingga cara pandangnya tergantung
pada di luar sana. Tentang ini membahas tentang struktur sistem sebagai struktur yang
mengerjakan. Dari karakteristik berikut ini adalah sebagai berikut :
3. Memisahkan bahasa dan lambang dari revisi dan objek yang disimbolkan dalam
komunikasi. Bahasa khusus alat untuk merepresentasikan apa yang telah ada.
4. Menganut prinsip teori korespondensi kebenaran. Menurut teori ini, bahasa harus
sesuai dengan realitas. Simbol-simbol harus merepresentasikan sesuatu yang akurat.
Teori ini berkembang dari ilmu psikologi yang memusatkan pengamatannya pada
diri manusia secara individu. Salah satu konsep berpikirnya adalah model stimulus-
respons (S-R) yang menggambarkan proses informasi antara stimulus dan respons, serta
mengutamakan pemeringkatan variabel. Analisis ini pada dasarnya merupakan suatu
pembaharuan variabel-variabel kognitif yang dianggap penting serta mencari hubungan
antarvariabel.
Contoh lain dari teori atau model yang termasuk dalam kelompok teori ini adalah
Model Psikologi Comstock tentang efek televisi terhadap individu. Tujuan model ini
adalah untuk menentukan dan membantu memperkirakan efek terhadap tingkah laku
orang per orang dalam kasus tertentu dengan jalan penemuan-teori atau teori-tentang
tentang efek umum di mana efek selama ini dapat ditemukan. Model ini dinamakan
model karena masalah psikologis yang melibatkan masalah mental dan tingkah laku
orang per orang.
Model ini membahas, televisi mengambilnya dianggap sederajat dengan setiap
pengalaman, tindakan, atau pengamatan pribadi yang dapat menarik perhatian terhadap
pemahaman (belajar) maupun tindakan (mendikte). Jadi model ini membahas kasus di
mana televisi tidak hanya membahas tingkah laku yang dipelajari dari sumber-sumber
lain.
3) Makna dapat diubah-ubah dari waktu ke waktu, dari konteks ke konteks. Sifat
objektif. Menjadi relatif dan temporer. Makna pada dasarnya merupakan
kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh melalui interaksi. Oleh karena itu, makna
dapat berubah dari waktu ke waktu, konteks ke konteks, serta dari kelompok
sosial ke kelompok lain. Dengan demikian, sifat öbjektivitas dari makna relatif
dan temporer.
d. Teori-teori kritis dan interpretif.
Jenis teori ini berkembang dari tradisi sosiologi interpretif, yang dikembangkan
oleh Alfred Schulzt, Paul Ricour dkk, sementara teori pengembangan yang berkembang
dari Max Weber, Marxisme, dan Sekolah Frankfurt. Menafsirkan makna pemahaman
(verstechen), berusaha menjelaskan makna dari suatu tindakan. Karena suatu tindakan
dapat memiliki banyak makna, maka makna tidak dapat dengan mudah diungka dan
inventif.
Teori interpretif yang dimaksudkan artinya dapat lebih dari apa yang diminta oleh
peserta. Jadi interpretasi adalah suatu tindakan kreatif dalam mengungkap kemungkinan-
kemungkinan makna. Implikasi sosial kritis pada saat implementasi memiliki implikasi
ekonomi dan politik, tetapi banyak yang terkait dengan komunikasi dengan saja.
Interpretasi secara resmi merupakan proses aktifdan tatanan komunikasi dalam
masyarakat.
Pengamatan menurut teori interpretif, hanya sesuatu yang sementara dan relatif.
Sementara teori-teori kritis lazimnya menggunakan keputusan-keputusan absolut,
preskriptif, dan juga sifatnya politis. Dapat membantah teori interpretasi yang dibahas
untuk memahami pengalaman hidup manusia, atau untuk menginterpretasikan makna-
makna teks. Sementara, teori kritis membahas dengan cara-cara di mana manusia
memperbaiki dan berusaha menciptakan berbagai metode untuk memperbaiki kehidupan
manusia.
Komunikasi akan bisa terjadi apabila didukung oleh faktor/ unsur-unsur dalam
komunikasi yang meliputi sumber, pesan, media, penerima, efek, serta umpan balik. Faktor-
faktor ini biasa disebut dengan komponen, unsur, atau elemen komunikasi.
Sumber informasi adalah pemrakarsa atau orang yang pertama memulai terjadinya proses
komunikasi. Hal ini disebabkan karena semua peristiwa komunikasi akan melibatkan dan
tergantung dari sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber inilah penentu
keberhasilan sebuah proses komunikasi sehingga diperlukan kiat-kiat tertentu dalam
menyampaikan sebuah informasi. Sumber dapat berasal dari individu, kelompok, maupun
organisasi. Sumber pengirim pesan bisa dikatakan sebagai pusat stimulator.
B. Pesan/ Informasi
Pesan adalah produk utama komunikasi. Pesan berupa lambang-lambang yang menjalankan
ide/gagasan, sikap, perasaan, praktik, atau tindakan. Pesan ini dapat berbentuk kata-kata tertulis,
lisan, gambar, angka, benda, gerakgerik, tingkah laku, dan berbagai tanda-tanda lainnya. Pesan
merupakan segala sesuatu yang akan disampaikan dari pengirim ke penerima pesan. Pesan yang
disampaikan merupakan isi atau intisari dari hal-hal yang akan disampaikan, bisa berupa ilmu
pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, maupun propaganda yang merupakan ide, pendapat,
pikiran, maupun saran dari pengirim pesan.
C. Media
Merupakan sarana yang digunakan oleh komunikator untuk memindahkan pesan dari pihak satu
ke pihak lainnya. Adanya komunikasi antarpribadi, banyak ahli berpendapat bahwa pancaindra
pun merupakan media komunikasi sehingga komunikator dapat bertindak sebagai sumber
sekaligus media.Untuk memaksimalkan pesan diterima sempurna oleh penerima, maka seorang
komunikator harus pandai-pandai memilih media sebagai sarana untuk menyampaikan pesan.
D. Penerima/ Komunikan
Merupakan objek sasaran pesan yang dikirm oleh pengirim pesan. Untuk mencapai keberhasilan
dalam komunikasi, sebaiknya sumber berita harus mengenali penerimam yakni terkait
karakteristik, budaya, teknik/cara penyampaian, tingkat pemahaman, waktu, lingkungan fisik dan
psikologis, dan tingkat kebutuhan penerima.
E. Efek/Pengaruh
Efek merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan
penerima pesan sebelum dan setelah menerima pesan. Efek/pengaruh ini bisa terjadi pada
pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Pengaruh bisa diartikan sebagai hal yang
diinginkan oleh sumber pembawa pesan, yaitu suatu perubahan sikap dan tingkah laku
menjadi lebih baik setelah menerima pesan. Karena perubahan sikap dan tingkah laku
tersebut adalah sasaran/ tujuan akhir dari proses komunikasi.
F. Lingkungan
Merupakan situasi tertentu yang dapat mempengaruhi proses komunikasi mulai dari
sumber yang menyampaikan pesan pada efek atau pengaruh pesan terhadap penerima
pesan. Hal ini dimungkinkan karena situasi-situasi tertentu dapat mengganggu jalannya
penyampaian pesan karena faktor-faktor tertentu, seperti lingkungan sosial budaya, fisik,
psikologis dan dimensi waktu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran serta penyampaian dan penerimaan berita,
ide, atau informasi dari seseorang ke orang lain. Lebih kompleks komunikasi didefinisikan
sebagai pertukaran keseluruhan perilaku komunikator kepada komunikan baik yang disadari
maupun tidak disadari, ucapan verbal atau tulisan, gerakan, ekspresi wajah, dan semua yang
ada dalam diri komunikator dengan tujuan untuk memengaruhi orang lain.
Untuk memahami proses komunikasi yang sedemikian kompleks, diperlukan suatu
instrumen yang membantu menjelaskan proses komunikasi. Instrumen tersebut adalah teori
komunikasi. Ada dua macam teori yang digunakan yaitu teori konseptual dan teori umum
(general theories).
3.2 Saran
Komunikasi dalam aktifitas keperawatan adalah hal yang paling mendasar dan
menjadi alat kerja utama bagi setiap perawat untuk memberikan pelayanan/asuhan
keperawatan karena perawat secara terus-menerus selama 24 jam bersama pasien. Dalam
setiap aktifitasnya, perawat diharapkan mampu melakukan komunikasi yang baik dan efektif
agar dapat menciptakan hubungan baik antara perawat dan klien sehingga perawat bisa
memahami kebutuhan klien dan menentukan rencana tindakan.
DAFTAR PUSTAKA
Nasir, A., Muhith, A., Sajidin, M., & Mubarak, W.I. (2009). Komunikasi dalam keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Nazir, Abdul., dkk. (2014). Komunikasi dalam Keperawatan : Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.
Sarfika, Rika., dkk. (2018). Buku Ajar Keperawatan Dasar 2: Komunikasi Terapeutik dalam
Keperawatan. Padang: Andalas University Press.