Anda di halaman 1dari 13

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN I

Teori Komunikasi dan Faktor yang Mempengaruhinya

Disusun Oleh :

Silsa Yahya Yogihaz

No. Bp : 1911311029

Kelas : 2A

Dosen Pembimbing : Dr. Yulastri Arif, S.Kp., M.Kep

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena tanpa berkat dan rahmat-
Nya, mungkin saya tidak mampu menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Terlantun
sholawat dan salam untuk imam besar kita semua Nabi Muhammad SAW. Rasa terima kasih juga
saya ucapkan kepada dosen pembimbing, tak lupa juga ucapan terima kasih saya berikan kepada
teman-teman yang selama ini saling membantu dan mendukung dalam pen gerjaan
makalah ini.

Adapun makalah ini berisi uraian-uraian mengenai "Teori Komunikasi dan


Faktor yang Mempengaruhinya ". Saya menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun
redaksinya. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat menyusun makalah
yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Atas semua kesalahan yang saya lakukan, saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Semoga makalah ini dapat berguna baik bagi penulis maupun pembaca.

Padang, 17 Februari 2020

Silsa Yahya Yogihaz


DAFTAR ISI

Cover............................................................................................................................................i

Kata Pengantar..........................................................................................................................ii

Daftar Isi....................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2 Tujuan....................................................................................................................................1

1.3 Manfaat..................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................2

2.1. Teori Komunikasi .................................................................................................................2

2.2. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi.............................................................................7

BAB III PENUTUP...................................................................................................................12

3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................12

3.2. Saran....................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi dalam aktifitas keperawatan adalah hal yang paling mendasar dan menjadi
alat kerja utama bagi setiap perawat untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan
karena perawat secara terus-menerus selama 24 jam bersama pasien.
Dalam setiap aktifitasnya, perawat menggunakan komunikasi. Komunikasi dalam
bidang keperawatan sekaligus sebagai proses menciptakan hubungan baik antara perawat dan
klien sehingga perawat bisa memahami kebutuhan klien dan menentukan rencana tindakan.
Komunikasi adalah sebuah proses yang sangat kompleks karenanya sangat sulit untuk
mengetahui siapa yang memulai komunikasi, kepada siapa komunikasi ditujukan, dan
dimana komunikasi berawal dan berakhir.
Untuk memahami proses komunikasi yang sedemikian kompleks, diperlukan suatu
instrumen yang membantu menjelaskan proses komunikasi. Instrumen tersebut adalah model
komunikasi. Makalah ini akan mengulas berbagai informasi maupun hal-hal yang berkaitan
dengan teori komunikasi dan faktor yang mempengaruhinya.

1.2 Tujuan
Mampu memahami teori-teori komunikasi serta faktor yang mempengaruhinya.

1.3 Manfaat
Dapat menerapkan teori komunikasi baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
praktik keperawatan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Komunikasi

Dasar teori komunikasi terbagi dua, yaitu teori kontekstual dan general atau umum.
1. Teori Kontekstual

Dalam komunikasi, sebagaimana telah disebutkan diatas, kita mengenal banyak kondisi
dimana komunikator menggunakan media yang berbeda dalam menghadapi berbagai jumlah
komunikan dan disertai tujuan komunikasi yang berbeda pula. Jika komunikasi
menginginkan self disclosure dengan seseorang maka dia perlu menerapkan metode-metode
dalam teori komunikasi interpersonal. Sebaliknya, jika komunikator berkeinginan untuk
menjalankan sebuah sistem kelompok, dengan tujuan yang dicapai bersama maka dia akan
memegang teguh prinsip-prinsip komunikasi kelompok. Teori-teori tersebut disebut Teori
Kontekstual, yang terdiri atas hal-hal berikut ini :

a. Intrapersonal Communication

Yaitu interaksi dengan diri pribadi, sering terjadi ketika kita mempertimbangkan suatu
hal. Intrapersonal communication mungkin terjadi karena setiap manusia memiliki dua
hal yang bertentangan dalam dirinya, yaitu ego dan nurani.

b. Interpersonal Communication

Yaitu pertukaran pesan yang dilakukan dua orang yang sejajar, dan tidak lebih, dimana
tujuan utamanya adalah self disclosure. Pesan yang terdapat dalam komunikasi ini
sifatnya pribadi, dan proses penyampainanya lebh efektif melallui tatap muka secara
langsung, meski dala abad revolusi komunikasi saat ini, teknologi memperbolehkan
terjadinya interpesonal communication melalui telepon atau perbincangan (chatting) di
internet, dll.

c. Group Communications
Yaitu percakapan pesan dalam kelompok manusia yang sejajar dan berjumlah tiga hingga
lima belas orang yang saling terkait dalam jangka waktu yang lama sehingga terjadi
intependensi dan menjadikan mereka memiliki tujuan yang sama.
d. Organizational Communications
Adalah percakapan Pesan dalam organisasi yang terdiri dari kelompok-kelompok
berstruktur yang ditentukan aturan di sana dan mereka melakukan hubungan yang terus-
menerus sesuai tujuan utama sebuah organisasi dan eksistensi
e. Mess Communications

Yaitu proses penyampaian pesan dari sebuah lembaga dengan masyarakat anonim yang
heterogen sehingga pesannya menjadi umum dan sulit satu arah (komunikasi satu arah).
Dalam komunikasi massa tidak terjadi umpan balik dan senantiasa menggunakan
teknologi.

f. Kultural Communications adalah komunikasi pesan antarkebudayaan.

2. General Theory (Teori Umum)

Teori ini merupakan teori yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena komunikasi
(metode penjelasannya). Oleh karena itu, teori ini memberikan analisis suatu teori, yang
terdiri atas teori-teori berikut ini.

a. Teori-teori Fungsional dan struktural.

Ciri dan pemikiran dasar dari teri ini adalah individu yang dipilih oleh struktur
sosial atau sistem sosial dan individu dari struktur sehingga cara pandangnya tergantung
pada di luar sana. Tentang ini membahas tentang struktur sistem sebagai struktur yang
mengerjakan. Dari karakteristik berikut ini adalah sebagai berikut :

1. Mementingkan sinkroni (perubahan dalam kurun waktu tertentu) dari diacrony


(perubahan dalam kurun waktu tertentu) Misalnya, dalam fenomena tertentu
menggunakan dalil-dalil yang jelas dari suatu kaidah. Perubahan yang terjadi melalui
tahapan yang sudah baku.
2. Cenderung memusatkan perhatiannya pada hasil yang tidak diinginkan (konsekuensi
yang tidak diinginkan) dari hasil yang sesuai tujuan. Persetujuan ini tidak
memercayai konsep subjektivitas dan kesadaran. Fokus mereka pada faktor-faktor
yang ada di luar kontrol kesadaran manusia yaitu memikirkan realitas sesuatu yang
objektif dan independen. Oleh karena itu, pengetahuan dapat ditemukan melalui
metode empiris yang cermat.

3. Memisahkan bahasa dan lambang dari revisi dan objek yang disimbolkan dalam
komunikasi. Bahasa khusus alat untuk merepresentasikan apa yang telah ada.

4. Menganut prinsip teori korespondensi kebenaran. Menurut teori ini, bahasa harus
sesuai dengan realitas. Simbol-simbol harus merepresentasikan sesuatu yang akurat.

b. Teori-teori behavioral dan kognitif.

Teori ini berkembang dari ilmu psikologi yang memusatkan pengamatannya pada
diri manusia secara individu. Salah satu konsep berpikirnya adalah model stimulus-
respons (S-R) yang menggambarkan proses informasi antara stimulus dan respons, serta
mengutamakan pemeringkatan variabel. Analisis ini pada dasarnya merupakan suatu
pembaharuan variabel-variabel kognitif yang dianggap penting serta mencari hubungan
antarvariabel.

Menurut pandangan ini, komunikasi dilihat sebagai manifestasi dari proses


berpikir, tingkah laku, dan sikap seseorang. Oleh karena itu, variabel-variabel penentu
memegang peranan penting terhadap kesadaran seseorang termasuk bahasa dan biasanya
bergantung di luar kontrol individu.

Contoh lain dari teori atau model yang termasuk dalam kelompok teori ini adalah
Model Psikologi Comstock tentang efek televisi terhadap individu. Tujuan model ini
adalah untuk menentukan dan membantu memperkirakan efek terhadap tingkah laku
orang per orang dalam kasus tertentu dengan jalan penemuan-teori atau teori-tentang
tentang efek umum di mana efek selama ini dapat ditemukan. Model ini dinamakan
model karena masalah psikologis yang melibatkan masalah mental dan tingkah laku
orang per orang.
Model ini membahas, televisi mengambilnya dianggap sederajat dengan setiap
pengalaman, tindakan, atau pengamatan pribadi yang dapat menarik perhatian terhadap
pemahaman (belajar) maupun tindakan (mendikte). Jadi model ini membahas kasus di
mana televisi tidak hanya membahas tingkah laku yang dipelajari dari sumber-sumber
lain.

c. Teori-teori konvensional dan interaksional.

Teori ini beranggapan agar komunikasi dapat dilakukan, individu-individu yang


diperlukan harus menggunakan aturan-aturan dalam menggunakan lambang-lambang.
Bukan hanya mengatur tentang apa yang harus dilakukan, tetapi juga harus membahas
tentang bagaimana, dengan sopan santun atau sebaliknya, bagaimana harus menyapa, dan
sebagainya. Teori ini berkembang dari aliran Interactionisme Simbolik yang
menunjukkan arti penting dari interaksi dan makna.

Pokok pikiran teori ini adalah

1) Kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, mengatasi,


serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk bahasa dan simbol.
Komunikasi dianggap sebagai alat perekat masyarakat. Struktur sosial dilihat
sebagai produk dari interaksi. Terjadi melalui bahasa bahasa jadi pembentuk
struktur sosial. Pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi.

2) Struktur sosial merupakan produk interaksi, karena bahasa dan simbol


direproduksi, dipelihara dan diubah dalam penggunaannya sehingga fokus
pengamatannya adalah pada bagaimana membuat struktur sosial, serta
menggunakan bahasa direproduksi, dipelihara, serta diubah penggunaannya.

3) Makna dapat diubah-ubah dari waktu ke waktu, dari konteks ke konteks. Sifat
objektif. Menjadi relatif dan temporer. Makna pada dasarnya merupakan
kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh melalui interaksi. Oleh karena itu, makna
dapat berubah dari waktu ke waktu, konteks ke konteks, serta dari kelompok
sosial ke kelompok lain. Dengan demikian, sifat öbjektivitas dari makna relatif
dan temporer.
d. Teori-teori kritis dan interpretif.

Jenis teori ini berkembang dari tradisi sosiologi interpretif, yang dikembangkan
oleh Alfred Schulzt, Paul Ricour dkk, sementara teori pengembangan yang berkembang
dari Max Weber, Marxisme, dan Sekolah Frankfurt. Menafsirkan makna pemahaman
(verstechen), berusaha menjelaskan makna dari suatu tindakan. Karena suatu tindakan
dapat memiliki banyak makna, maka makna tidak dapat dengan mudah diungka dan
inventif.

Teori interpretif yang dimaksudkan artinya dapat lebih dari apa yang diminta oleh
peserta. Jadi interpretasi adalah suatu tindakan kreatif dalam mengungkap kemungkinan-
kemungkinan makna. Implikasi sosial kritis pada saat implementasi memiliki implikasi
ekonomi dan politik, tetapi banyak yang terkait dengan komunikasi dengan saja.
Interpretasi secara resmi merupakan proses aktifdan tatanan komunikasi dalam
masyarakat.

Meskipun demikian, teoritisi kritis biasanya melibatkan komunikasi dan elemen


lainnya dari keseluruhan sistem. Jadi, kritik teori tentang komunikasi perlu kritik tentang
masyarakat keseluruhan. Paguyuban populer di negara-negara Eropa.

Karakteristik umum yang mencirikan teori ini adalah:

1) Sesuai dengan peran Subektivitas yang didasarkan pada Pengalaman individu.

2) Makna merupakan konsep kunci dalam teori-teori ini. Pengalaman memandang


sebagai makna terpusat.

3) Bahasa dilihat sebagai kekuatan yang mengemudikan pengalaman manusia.

Selain karakteristik di atas yang menunjukkan perdebatan, terdapat juga perbedaan


mendasar antara teori-teori interpretif dan teori-teori kritis dalam membahasnya.
Keputusan teori interpretasi menghindari menghindarkan sifat-sifat preskriptif dan
keputusan-keputusan absolut tentang fenomena yang diambil.

Pengamatan menurut teori interpretif, hanya sesuatu yang sementara dan relatif.
Sementara teori-teori kritis lazimnya menggunakan keputusan-keputusan absolut,
preskriptif, dan juga sifatnya politis. Dapat membantah teori interpretasi yang dibahas
untuk memahami pengalaman hidup manusia, atau untuk menginterpretasikan makna-
makna teks. Sementara, teori kritis membahas dengan cara-cara di mana manusia
memperbaiki dan berusaha menciptakan berbagai metode untuk memperbaiki kehidupan
manusia.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

Komunikasi akan bisa terjadi apabila didukung oleh faktor/ unsur-unsur dalam
komunikasi yang meliputi sumber, pesan, media, penerima, efek, serta umpan balik. Faktor-
faktor ini biasa disebut dengan komponen, unsur, atau elemen komunikasi.

A. Sumber/ Pengirim informasi/ Komunikator

Sumber informasi adalah pemrakarsa atau orang yang pertama memulai terjadinya proses
komunikasi. Hal ini disebabkan karena semua peristiwa komunikasi akan melibatkan dan
tergantung dari sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber inilah penentu
keberhasilan sebuah proses komunikasi sehingga diperlukan kiat-kiat tertentu dalam
menyampaikan sebuah informasi. Sumber dapat berasal dari individu, kelompok, maupun
organisasi. Sumber pengirim pesan bisa dikatakan sebagai pusat stimulator.

B. Pesan/ Informasi

Pesan adalah produk utama komunikasi. Pesan berupa lambang-lambang yang menjalankan
ide/gagasan, sikap, perasaan, praktik, atau tindakan. Pesan ini dapat berbentuk kata-kata tertulis,
lisan, gambar, angka, benda, gerakgerik, tingkah laku, dan berbagai tanda-tanda lainnya. Pesan
merupakan segala sesuatu yang akan disampaikan dari pengirim ke penerima pesan. Pesan yang
disampaikan merupakan isi atau intisari dari hal-hal yang akan disampaikan, bisa berupa ilmu
pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, maupun propaganda yang merupakan ide, pendapat,
pikiran, maupun saran dari pengirim pesan.

C. Media

Merupakan sarana yang digunakan oleh komunikator untuk memindahkan pesan dari pihak satu
ke pihak lainnya. Adanya komunikasi antarpribadi, banyak ahli berpendapat bahwa pancaindra
pun merupakan media komunikasi sehingga komunikator dapat bertindak sebagai sumber
sekaligus media.Untuk memaksimalkan pesan diterima sempurna oleh penerima, maka seorang
komunikator harus pandai-pandai memilih media sebagai sarana untuk menyampaikan pesan.

D. Penerima/ Komunikan

Merupakan objek sasaran pesan yang dikirm oleh pengirim pesan. Untuk mencapai keberhasilan
dalam komunikasi, sebaiknya sumber berita harus mengenali penerimam yakni terkait
karakteristik, budaya, teknik/cara penyampaian, tingkat pemahaman, waktu, lingkungan fisik dan
psikologis, dan tingkat kebutuhan penerima.

E. Efek/Pengaruh

Efek merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan
penerima pesan sebelum dan setelah menerima pesan. Efek/pengaruh ini bisa terjadi pada
pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Pengaruh bisa diartikan sebagai hal yang
diinginkan oleh sumber pembawa pesan, yaitu suatu perubahan sikap dan tingkah laku
menjadi lebih baik setelah menerima pesan. Karena perubahan sikap dan tingkah laku
tersebut adalah sasaran/ tujuan akhir dari proses komunikasi.

F. Lingkungan

Merupakan situasi tertentu yang dapat mempengaruhi proses komunikasi mulai dari
sumber yang menyampaikan pesan pada efek atau pengaruh pesan terhadap penerima
pesan. Hal ini dimungkinkan karena situasi-situasi tertentu dapat mengganggu jalannya
penyampaian pesan karena faktor-faktor tertentu, seperti lingkungan sosial budaya, fisik,
psikologis dan dimensi waktu.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran serta penyampaian dan penerimaan berita,
ide, atau informasi dari seseorang ke orang lain. Lebih kompleks komunikasi didefinisikan
sebagai pertukaran keseluruhan perilaku komunikator kepada komunikan baik yang disadari
maupun tidak disadari, ucapan verbal atau tulisan, gerakan, ekspresi wajah, dan semua yang
ada dalam diri komunikator dengan tujuan untuk memengaruhi orang lain.
Untuk memahami proses komunikasi yang sedemikian kompleks, diperlukan suatu
instrumen yang membantu menjelaskan proses komunikasi. Instrumen tersebut adalah teori
komunikasi. Ada dua macam teori yang digunakan yaitu teori konseptual dan teori umum
(general theories).

3.2 Saran
Komunikasi dalam aktifitas keperawatan adalah hal yang paling mendasar dan
menjadi alat kerja utama bagi setiap perawat untuk memberikan pelayanan/asuhan
keperawatan karena perawat secara terus-menerus selama 24 jam bersama pasien. Dalam
setiap aktifitasnya, perawat diharapkan mampu melakukan komunikasi yang baik dan efektif
agar dapat menciptakan hubungan baik antara perawat dan klien sehingga perawat bisa
memahami kebutuhan klien dan menentukan rencana tindakan.
DAFTAR PUSTAKA

Afnuhazi, R. (2015). Komunikasi terapeutik dalam keperawatan jiwa. Yogyakarta: Gosyen


Publishing.

Anjaswarni. (2016). Komunikasi dalam keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Nasir, A., Muhith, A., Sajidin, M., & Mubarak, W.I. (2009). Komunikasi dalam keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Nazir, Abdul., dkk. (2014). Komunikasi dalam Keperawatan : Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.

Mulyana, D. (2007). Komunikasi Efektif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sarfika, Rika., dkk. (2018). Buku Ajar Keperawatan Dasar 2: Komunikasi Terapeutik dalam
Keperawatan. Padang: Andalas University Press.

Anda mungkin juga menyukai