Anda di halaman 1dari 4

Tehnik-tehnik komunikasi terapiotik

Oleh : Ansar, Nim : 20010002 : Prodi S1 Keperawatan Stikes Husada Mandiri Poso

Menurut Uripni dkk (2002), teknik yang dilakukan dalam pelaksanaan komunikasi terapeutik, adalah sebagai
berikut: 

1. Mendengar dengan penuh perhatian: Hal ini perawat harus mendengarkan masalah yang disampaikan oleh
klien untuk mengetahui perasaan, pikiran dan persepsi klien itu sendiri. Sikap yang dibutuhkan untuk
menjadi pendengar yang baik adalah menatap matanya saat berbicara, tidak menyilangkan kaki dan tangan,
hindari gerakan yang tidak perlu dan condongkan tubuh kearah lawan bicara.
2. Menunjukkan penerimaan: Mendukung dan menerima dengan tingkah laku yang menunjukkan
ketertarikan dan tidak menilai. Menerima bukan berarti menyetujui. Menerima berarti mendengarkan orang
lain tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan. 
3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan: Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi
yang spesifik mengenai masalah yang telah disampaikan oleh klien. Oleh sebab itu, sebaiknya pertanyaan
yang diajukan berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi oleh klien. 
4. Mengulang ucapan klien dengan kata-kata sendiri: Melalui pengulangan kembali kata-kata klien, seorang
perawat memberikan umpan balik bahwa perawat mengerti pesan klien dan berharap komunikasi
dilanjutkan. 
5. Mengklarifikasi: Klarifikasi terjadi pada saat perawat menjelaskan dalam kata-kata mengenai ide atau
pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klien. Tujuan dari teknik ini untuk menyamakan pengertian. 
6. Memfokuskan: Tujuan dari memfokuskan untuk membatasi pembicaraan sehingga pembicaraan menjadi
lebih spesifik dan dimengerti. Hal yang perlu diperhatikan adalah tidak memutuskan pembicaraan ketika
klien menyampaikan masalah yang sedang dihadapi.

Dalam menangggapi pesan yang disampaikan klien, perawat dapat menggunakan berbagai teknik komunikasi
terapeutik  sebagai berikut (stuart dan sundeen, 1987;124)

1. mendengarkan (listening)

Merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan mendengr perawat mengetahui perasaan klien, member
kesempata lebih banyak pada klien untuk bicara. Perawat harus menjadi pendengar yang aktif dengan tetap keritis
dan korektif bila apa yang di sampaikan klien perlu diluruskan. Tujuan teknik ini adalah menjaga kestabilan emosi
atau psikologis klien.

2. pertanyaan terbuka ( broad opening)

Teknik ini memberikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya sesaui kehendak klien tanpa
membatasi
3. mengulang (restarting)

Mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien. Gunanya untuk menguatkan ungkapan klien dan member
indikasi perawat mengikuti pembicaraan klien.

4. klarifikasi

Dilakukan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar atau klien berhenti karena malu mengemukakan
informasi, informasi yang diperoleh tidak lengkap atau mengemukakannya berpindah-pindah.

5. refleksi

Refleksi merupakan reaksi perawat klien selama berlangsungnya komunikasi. Refleksi ini dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu refleksi ini, bertujuan memvalidasi apa yang didengar. Klarifiksai ide yang diekspresikan klien
dengan pengertian perawat, dan refleksi perasaan, yang bertujuan member respon pada perasaan klien terhadap isi
pembicaraan agar klien mengetahui dan menerima perasaannya.

Teknik refleksi ini berguna untuk :

a. mengetahui dan menerima ide dan perasaan

b. mengoreksi

c. member keterangan lebih jelas.

Kerugian dari teknik ini adalah:

a. mengulang terlalu sering tema yang sama

b. dapat menimbulkan marah, iritasi dan frustasi.

6. memfokuskan

Membantu klien bicara pada topic yang telah dipilih dan yang penting serta menjaga pembicaraan tetap
menuju tujuan yang lebih spesifik, lebih jelas dan berfokus pada relitas.

7. membagi persepsi

Meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan dan pikirkan. Dengan cara ini perawat dapat
memina umpan balik dan member informasi.

8. identifikasi tema

Mengidentifikasi latar belakang masalah yang di alami klien yang muncul selama percakapan. Gunany untuk
meningkatkan pengertian dan mengeksplorasi masalah yang penting.
9. diam (silence)

Cara yang sukar, biasanya dilakukan setelah mengajukan pertanyaan. Tujuan untuk member kesempatan
berfikir dan memotivasi klien untuk bicara. Pada klien yang menarik diri, teknik diam berate perawat menerima
klien

10. informing

Teknik ini bertujuan member informasi dan fakta untuk pendidikan kesehatan bag kien, misalnya perawat
menjelaskan penyebab panas yang dialami kien.

11. saran

Memberi alternative ide untuk pemecahan masalah. Tepat di pakai pada fase dan tidak tepat pada fase awal
hubungan.

Jadi kesimpulan dari tehnik-tehnik komunikasi terapiotik itu agar Supaya komukasia yang kita lakukan dapat

mencapai tujuan yang di harapkan, seorang perawat harus menguasai tehnik-tehnik komunikasi agar komunikasi

terapiotik dan menggunakannya secara efektif pada saat berinterakasi dengan klien.
DAFTAR PUSTAKA

Uripni, C.L., dkk. 2002. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC

Stuart dan sunden. 1987. Hubungna terapiotik perawatn – klien. EGC buku kedokteran: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai