0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
73 tayangan4 halaman
Teknik Komunikasi Terapeutik memberikan 10 teknik komunikasi terapeutik yang efektif untuk perawat gunakan dalam berkomunikasi dengan pasien, termasuk mendengarkan dengan penuh perhatian, menunjukkan penerimaan, menanyakan pertanyaan yang berkaitan, menggunakan pertanyaan terbuka, mengulang ucapan pasien, mengklarifikasi, memfokuskan, menyatakan hasil observasi, menawarkan informasi, dan diam untuk memelihara
Teknik Komunikasi Terapeutik memberikan 10 teknik komunikasi terapeutik yang efektif untuk perawat gunakan dalam berkomunikasi dengan pasien, termasuk mendengarkan dengan penuh perhatian, menunjukkan penerimaan, menanyakan pertanyaan yang berkaitan, menggunakan pertanyaan terbuka, mengulang ucapan pasien, mengklarifikasi, memfokuskan, menyatakan hasil observasi, menawarkan informasi, dan diam untuk memelihara
Teknik Komunikasi Terapeutik memberikan 10 teknik komunikasi terapeutik yang efektif untuk perawat gunakan dalam berkomunikasi dengan pasien, termasuk mendengarkan dengan penuh perhatian, menunjukkan penerimaan, menanyakan pertanyaan yang berkaitan, menggunakan pertanyaan terbuka, mengulang ucapan pasien, mengklarifikasi, memfokuskan, menyatakan hasil observasi, menawarkan informasi, dan diam untuk memelihara
Oleh Ages Setia Rahayu, 1706977866, Mahasiswi Reguler FIK UI 2017
Ages89.asr@gmail.com
Kemampuan komunikasi yang baik sangat perlu dilatih oleh tenaga
kesehatan contohnya perawat. Hal tersebut karena perawat yang lebih sering bersama dan berkomunikasi dengan pasien. Komunikasi yang terdapat dalam keperawatan ialah komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan, disengaja dan merupakan tindakan profesional. Komunikasi terapeutik bertujuan membantu klien mencapai hubungan baik perawat dan klien dan membantu klien memahami tujuan dari tindakan perawatan yang dilakukan (Potter & Perry, 2005). Tentunya, dalam komunikasi terapeutik terdapat berbagai panduan teknik yang baik dan benar agar komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat kepada pasien sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Berikut ini merupakan teknik komunikasi terapeutik menurut Wilson dan
Kneisl (2009) serta Stuart dan Sundeen (2009) antara lain:
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian.
Dalam hal ini perawat berusaha mengerti klien dengan cara mendengarkan apa yang disampaikan klien. Satu satunya orang yang dapat menceritakan kepada perawat tentang perasaan, pikiran dan persepsi klien adalah klien sendiri. Sikap yang dibutuhkan untuk menjadi pendengar yang baik adalah: pandangan saat berbicara, tidak menyilangkan kaki dan tangan, hindari tindakan yang tidak perlu, anggukan kepala jika klien membicarakan hal yang penting atau memerlukan umpan balik, condongkan tubuh kearah lawan bicara. 2. Menunjukkan Penerimaan. Menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain. Namun, menerima tidak berarti menyetujui. Perawat harus dapat melihat ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menyatakan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau menggeleng yang menyatakn tidak percaya. Berikut ini adalah sikap perawat yang menyatakan penerimaan: Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan, memberikan umpan balik verbal yang menyatakan pengertian, memastikan bahwa isyarat non verbal cocok dengan komunikasi verbal, menghindari perdebatan ekspresi keraguan atau usaha untuk mengubah pikiran klien. 3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan. Tujuan perawat memberikan pertanyaan kepada klien adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai apa yang disampaikan klien tersebut. Oleh karena itu, pertanyaan sebaiknya dikaitkan dengan topik pembicaraan dan menggunakan kata-kata yang sesuai dengan konteks sosial budaya klien. Contoh : Perawat: “Tadi anda katakan anda memiliki 2 orang saudara, siapa yang anda rasakan paling dekat dengan anda?” 4. Pertanyaan terbuka (Open- Ended Question). Pertanyaan yang memerlukan jawaban yang luas, sehingga pasien dapat mengemukakan masalahnya, perasaan dengan kata-kata sendiri, atau dapat memberikan informasi yang diperlukan. Contoh: Perawat: “Coba bapak ceritakan apa yang biasanya dilakukan oleh bapak saat sakit perut?” atau “Coba ibu ceritakan tentang riwayat penyakit bapak?” 5. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri. Dengan pengulangan kembali kata-kata klien, perawat menunjukkan umpan balik bahwa ia mengerti pesan klien dan berharap komunikasi dilanjutkan. Contoh : Klien: “ Saya tidak dapat tidur, sepanjang malam saya terjaga.” Perawat: “ Saudara mengalami untuk kesulitan tidur”. 6. Mengklarifikasi. Klarifikasi terjadi saat perawat berusaha untuk memperjelas kata-kata yang kurang jelas yang dikatakan oleh klien. Tujuan dari teknik ini adalah untuk menyamakan pengertian. Contoh: Perawat: “Saya tidak yakin saya mengikuti apa yang anda katakan” atau “apa yang anda maksudkan dengan…..?” 7. Memfokuskan. Metode ini bertujuan untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan mudah di mengerti. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode ini adalah usahakan untuk tidak memutus pembicaraan ketika klien menyampaikan masalah yang penting. Contoh: Perawat: “Hal ini tampaknya lebih penting, mari kita bicarakan lebih dalam lagi” 8. Menyatakan hasil observasi. Perawat harus memberikan pernyataan hasil pengamatannya kepada klien. Dalam hal ini perawat menjabarkan kesan yang ditimbulkan oleh isyarat non verbal klien. Teknik ini sering kali membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa perawat harus bertanya, memfokuskan dan mengklarifikasikan pesan. Observasi dilakukan sedemikian rupa sehingga klien tidak malu atau marah. Contoh: Perawat: “Anda tampak tegang” atau “Anda tampak tidak tenang apabila anda……” 9. Menawarkan informasi. Pemberian tambahan informasi merupakan tindakan penyuluhan kesehatan untuk klien. Perawat tidak seharusnya memberikan nasihat ketika memberikan informasi, karena tujuan dari tindakan ini adalah memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan. Informasi yang tidak ditawarkan kepada klien saat klien membutuhkan akan memunculkan rasa tidak percaya pada diri klien. 10. Diam (memelihara ketenangan). Diam sangat berguna terutama pada saat klien harus mengambil keputusan. Diam akan memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisir pikirannya. Penggunaan teknik ini memerlukan ketepatan waktu, jika tidak akan menimbulkan suasana yang kurang nyaman. Diam juga dapat diartikan sebagai mengerti, atau marah. Diam digunakan pada saat klien perlu mengekspresikan ide tapi tidak tahu bagaimana melakukan atau menyampaikan hal tersebut (Boyd dan Nihart, 1998).
Komunikasi terapeutik bukan hanya salah satu pendukung dalam peroses
keperawatan. Untuk dapat melakukan komunikasi terapeutik secara efektif, baik dan benar membutuhkan banyak frekuensi latihan dan pengasahan keterampilan berkomunikasi sehingga efek terapeutik yang dapat tercapai. Diharapkan sebagai calon perawat nantinya dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh untuk berkomunikasi terapeutik dengan pasien. Hal tersebut karena komunikasi terapeutik bukan hanya bermanfaat bagi pasien tetapi juga berguna bagi diri perawat itu sendiri. Daftar Pustaka
Raven Public Hers. Potter, P. A., and Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4, Volume 1, Alih Bahasa, Asih, Y., dkk. EGC, Jakarta.
Stuart, G.W & Sundeen S.J. (2009). Principles and Practise of Psychiatric Nursing. St. Louis: Mosby Year Book.
Wilson, H. S., & Kneisl, C. R. (2009) Psychiatric Nursing. Addison Wesley.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu