Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEKHNIK-TEKHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Terapeutik


Keperawatan Dosen Pengampu : Aida Rusmaiana,S.Kep.Ns.MAN

Disusun oleh:

Nama : 1. Riska Wulandari (202102030019)


2. Salila Salikha Nisa (202102030065)
Kelas : 3C

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN

PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayatnya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu.

Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Ibu.Aida


Rusmaiana.,Skep.Ns.MAN selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi
Terapeutik Keperawatan yang telah membimbing saya dalam mengerjakan tugas
makalah ini.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum


saya ketahui. Maka dari itu saya minta kritik dan saran dari teman-teman.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak mungkin lepas dari
berkomunikasi. Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan
berarti dalam hubungan antar manusia. Salah satu kajian ilmu
komunikasi adalah komunikasi kesehatan yang merupakan timbal
balik antara tingkah laku manusia masa lalu dan masa sekarang dengan
derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada
penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut atau partisipasi
professional dalam program-program yang bertujuan memperbaiki
derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar tentang
hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah
yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik.
Pada profesi keperawatan , komunikasi menjadi lebih bermakna
karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses
keperawatan. Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan
kemampuan khusus dan kepedulian social yang lebih besar.
Seorang perawat penting sekali untuk menguasai kemampuan
komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik jika dikuasai dengan
baik oleh seorang perawat, maka ia akan lebih muda menjalin
hubungan saling percaya dengan pasien. Tak hanya hal itu saja, dengan
kemampuan komunikasi terapeutik yang baik maka perawat dapat
menguasai masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam
pelayanan keperawatan, dan meningkatkan citra perawat.
Komunikasi yang baik dari seorang perawat, khususnya
komunikasi terapeutik, dapat memberikan kepercayaan diri
pasien.dalam hal ini ditekankan bahwa seorang perawat harus mampu
berbicara banyak serta bisa menunjukan kesan low profile pada
pasiennya. Dalam tulisan ini, kami membahas tekhnik-tekhnik
komunikasi terapeutik.

B. Tujuan
Membahas mengenai tekhnik-tekhnik komunikasi terapeutik
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik adalah hubungan interpersonal di mana perawatdan


klien memperoleh pengalaman belajar bersama serta memperbaiki pengalaman
emosional klien yangg negatif (stuart laraia,2000).Sieh A.,Louise K., dan Brenti,
(1997) mengemukakan komunikasi terapeutik sebagai segala bentuk komunikasi
yang dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan pasien atau menghilangkan
distres psikologis. Komunikasi terapeutik ditujukan dengan empati,rasa
percaya,validasi dan perhatian.

Menurut (Stuart dan Sundeen,1998) terdapat dua persyaratan mendasar dalam


melakukankomunikasi yang efektif dan penting untuk dipahami sekaligus
dijadikan pegangan dasar bagi seorang perawat . Sebelum melangkah ke
pemahaman teknik komunikasi terapeutik, yaitu :

1. Komunikasi harus ditujukan guna menjaga harga diri pemberi maupun


penerima pasien
2. Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus didahulukan
sebelum memberikan saran, informasi, maupun masukan.
Dua persyaratan tersebut harus diperhatikan oleh perawat,dalam Teknik
komunikasi terapeutik, yang penting untuk diperhatikan oleh perawat
adalah tingkat pemahaman masing-masing pasien tidak sama. Dengan
demikian,maka dibutuhkan Teknik komunikasi yang berbeda-beda pula.
Maka secara substansial Teknik komunikasi terapeutik hampir serupa,
tetapi dalam pelaksanaanya bisa berbeda-beda.

B. Teknik Komunikasi Terapeutik


Pada pendapat Shives (1994) disebutkan bahwa Teknik komunikasi
terapeutik meliputi :

1. Mendengarkan dengan penuh perhatian

Hal yang dimaksud adalah memberikan perhatian terhadap pesan verbal maupun
non verbal yang datangdari pasien guna menegaskan bahwa, Perawat,
bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya, Adapun melatih keterampilan
mendengarkan dengan penuh keperhatian adalah:
a. Pandang pasien saat bicara
b. Pertahankan kontak mata, sehingga pasien merasa rileks dalam
mengeluarkan segala keluh kesahnya

c. Hindari tindakan yang tidak dibutuhkan


d. Jaga sikap tubuh, misalnya jangan menyilangkan kaki maupun tangan
e. Anggukan kepala saat pasien membicarakan hal penting atau
membutuhkan umpan balik

f. Condongkan tubuh kearah lawan bicara

2. Menunjukkan penerimaan
Penting untuk ditegaskan, menerima bukan berarti menyetujui, Menerima
yang dimaksut adalah bersedia mendengarkan orang Iain tanpa menunjukkan
keraguan maupun tidak setuju. Sebagai perawat, tentu sudah menjadi bentuk
keharusan untuk senantiasa menerima segala bentuk perilaku pasien. Dengan
demikian, seorang perawat dianjurkan untuk menghilangkan ekspresi wajah
maupun gerakkan tubuh yang menunjukan tanda tidak setuju, semisal
mengerutkan kening atau menggeleng kepala.

Adapun beberapa teknik yang bisa dilakukkan oleh seorang perawat dalam
hal ini adalah:
a. Mendengarkan tanpa harus memutus perbincangan.
b. Memberikan umpan balik yang menampakan pengertian

c. Menunjukkan bahwa isyarat badan sesuai dengan komunikasi lisan

d. Menghindari berdebat, mengekspresikan keraguan, maupun mencoba


mengubah pikiran pasien.

3. Memberikan Pertanyaan yang Berkaitan

Tujuan dari seorang perawat dalam mengajukan pertanyaan terhadap


pasien adalah guna memperoleh informasi yang bersifat spesifik. Maka,
akan menjadi lebih baik apabila pertanyaan yang sedang dibicarakan serta
gunakan perkataan dalam konteks sosial budaya yang melatari keberadaan
diri pasien. Sebagai catatan, selama dalam pengkajian, ajukan pertanyakan
yang berurutan.

4. Mengulang Ucapan Pasien Menggunakan Susunan Kata-kata Sendiri

Salah satu cara efektif bagi perawat guna memberikan umpan balik
terhadap pasien. Sehingga, pasien mengetahui bahwa yang disampaikan
perawat dimengerti dan berlanjut. Dalam hal ini perawat berhati-hati
karena daya tangkap pasien berbeda-beda. Mengulang bukan hanya
menyampaikan ulang pembicaraan, namun disertai rangkuman yang
disimpulkan oleh perawat mengenai kondisi pasien.

5. Klarifikasi
Apabila saat melangsungkan komunikasi terjadi kesalahan, penting
bagi seorang perawat untuk menghentikan pembicaraan guna
mengklarifikasi serta menyamakan persepsi. Sebab, keberadaan informasi
sangat penting dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien
Supaya pesan bisa sampai dengan benar, seorang perawat harus
memberikan contoh yang konkret dan mudah dimengerti oleh pasien.

6. Memfokuskan
Komunikasi yang membias justru akan sulit dimengerti,
Memfokuskan tujuan komunikasi merupakan salah satu metode yang
dilakukan guna membatasi pembicaraan, sehingga mudah dimengerti oleh
pasien. Dalam hal ini, seorang perawat tidak boleh memutus pembicaraan
pasien saat menyampaikan keluhannya, terkeculi apabila pembicaraan
tersebut melenceng dari tujuan.

7. Menyampaikan Hasil Observasi


Memberikan umpan balik kepada pasien dengan menyatakan hasil
pengamatanya dalam hasil pengamatan, perawat harus berkomunikasi
dengan jelas dan akurat, sehingga perawat menjadi paham mengenai
kondisi yang diperlukan.

8. Menawarkan Informasi
Setelah menyampaikan hasil observasi, tambahkan dengan
informasi mengenai tips yang bisa membuat pasien percaya diri serta
menumbuhkan kesadaran akan hidup sehat. Pemberian informasi berguna
untuk meningkatkan rasa percaya pasien terhadap perawat. Maka, apabila
terdapat informasi yang ditutupi oleh dokter, perawat harus melakukan
klarifi terhadap alasan yang melatarinya.

9. Diam
Diam merupakan metode guna memberikan ruang atau kesempatan
kepada perawat dan pasien dalam mengorganisasi pikirannya. Metode
membutuhkan ketrampilan dan ketepatan waktu. Diam dapat membuat
pasien berkomunikasi dengan dirinya sendiri dalam mengorganisasi pikiran
dan memproses informasi yang disampaikan perawat. diam sangat berguna
bagi pasien saat harus mengambil keputusan.

10. Meringkas
Meringkas adalah pengulangan ide utama yang sudah dikomunikasikan
secara singkat. Biasanya dilakukan di fase terminasi.

11. Menawarkan Diri


Saat pasien belum siap berkumunikasi secara verbal dengan orang
lain, perawat harus mengambil inisiatif dengan memulai komunikasi yang
bisa mencairkan suasana, seperti menawarkan bantuan. Sehingga pasien
menjadi rileks dalam menghadapi kenyataan yang terjadi, lalu
menceritakan permasalahannya pada perawat.

12. refleksi
Menganjurkan pasien untuk mengemukakan ide dan perasaannya
sebagai bagian dari dirinya sendiri. apabila pasien bertanya mengenai apa
yang harus dikerjakan, perawat bisa menjawabnya dengan berdiskusi
dengan pasien guna menentukan tindakan bersama. Dengan demikian
perawat mencoba menghargai pendapat pasien. Tindakan ini menunjukkan
bahwa pasien memiliki hak untuk mengatur dirinya sendiri, sehingga
memunculkan pikiran bahwa dirinya merupakan manusia yang memiliki
kapasitas dan kemampuan.
13. mengidentifikasi tema

Perawat harus tanggap terhadap cerita yang disampaikan klien dan


harus mampu manangkap tema dari seluruh pembicaraan tersebut.
Gunanya adalah untuk meningkatkan pengertian dan menggali masalah
penting (Stuart & Sadeen dalam Suryani, 2005). Tehnik ini sangat
bermanfaat pada tahap awal kerja untuk memfokuskan pembicaraan pada
awal masalah benar-benar dirasakan klien,

14. Humor
Humor bisa mempunyai beberapa fungsi dalam hubungan
terapeutik.
Florence Nightingale dalam Anonymous (1999) dalam Suryani (2005)
pernah mengatakan suatu pengalaman pahit sangat baik ditangani dengan
humor. Humor dapat meningkatkan kesadaran mental dan kreativitas,
serta menurunkan tekanan darah dan nadi.
Dalam beberapa kondisi berikut humor mungkin bisa dilakukan jika:
a. Pada saat klien mengalami kecemasan ringan sampai sedang, humor
mungkin bisa menurunkan kecemasan klien.
b. Jika relevan dan konsisten dengan sosial budaya klien.
c. Membantu klien mengatasi masalah lebih efektif.

15. memberikan pujian

Memberikan Pujian (reinforcement) merupakan keuntungan


psikologis yang didapatkan klien ketika berinteraksi dengan perawat.
Reinforcemenł berguna untuk meningkatkan harga diri dan menguatkan
perilaku klien (Gerald, D dalam Suryani, 2005). Reniforcement bisa
diungkapkan dengan kata-kata ataupun melalui isyarat nonverbal.

Anda mungkin juga menyukai