Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN REWEL”

Disusun oleh :
Glennata Apriatama (142012016008)
Felly Santya Triskadinanti
Ayu Lestari
Selvianty Utami
Socie Melly Regina

Dosen Pembimbing
Ns. Putinah, S.Kep., M.Kes

STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
KATA PENGANTAR
Segala ucap syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya beserta segala kemudahan. Sehingga tim penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN REWEL” dengan sebaik mungkin
dan Insya Allah bermanfaat bagi semua pembaca.

Dalam proses penyelesaian makalah ini, Tim penulis banyak mendapatkan dorongan
serta bimbingan dari semua pihak, karena nya pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung ikut membantu menyusun tugas ini.

Dengan selesainya makalah sebagai salah satu tugas “ Komunikasi Dalam


Keperawatan” ini, tim penulis menyadari bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan, Tak
ada gading yang tak retak oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan untuk makalah yang lebih baik kedepannya. Dan akhirnya dengan penuh harapan
semoga karya kecil ini bermanfaaf juga menambah wawasan bagi pembaca. Amin
yarabbal’Alamin.

Palembang, 31 Oktober 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................4
C. TUJUAN MASALAH.....................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................5
A. DEFINISI REWEL..........................................................................................5
B. SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI PADA PASIEN REWEL....................5
C. TEKNIK KOMUNIKASI DALAM MENGATASI PASIEN REWEL........................5
D. KOMUNIKASI TERAPEUTIK YANG DIGUNAKAN PERAWAT PADA PASIEN
REWEL TERUTAMA ANAK.................................................................................6
E. CARA MENGHADAPI PASIEN YANG REWEL................................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................10
A. KESIMPULAN............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan
komunikasi.Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu kajian
ilmu komunikasi adalah komunikasi kesehatan yang merupakan timbal balik antara
tingkah laku manusia masa lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan
penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan
tersebut atau partisipasi profesional dalam program yang bertujuan memperbaiki
derajat kesehatan melaui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan timbal balik
melalui perubahan tingkah laku yang sehat ke arah yang diyakini akan meningkatkan
kesehatan yang lebih baik. Kenyataaanya memang komunikasi secara mutlak
merupakan bagian integral dari kehidupan kita, tidak perlu perawat, yang tugas
sehari-harinya selalu berhubungan dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama
teman, dengan atasan, dokter dan sebagainya. Maka komunikasi sangat penting
sebagai sarana yang sangat efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan peran
dan fungsinya dengan baik,

B. RUMUSAN MASALAH
 Apa definisi rewel ?
 Bagaimana seikap perawat dalam komunikasi pada pasien rewel ?
 Apa teknik komunikasi dalam mengatasi pasien rewel ?
 Bagaiman komunikasi terapeutik yang digunakan perawat pada pasien rewel
terutama anak ?
 Bagaiman cara menghadapi pasien yang rewel ?

C. TUJUAN MASALAH
 Untuk mengetahui definisi rewel
 Untuk mengetahui sikap perawat dalam komunikasi pada pasien rewel
 Untuk mengetahui teknik komunikasi dalam mengatasi pasien rewel
 Untuk mengetahui komunikasi terapeutik yang digunakan perawat pada pasien
rewel terutama anak
 Untuk mengetahui cara menghadapi pasien yang rewel
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI REWEL
Rewel memiliki 2 arti. Rewel adalah sebuah homonim karena arti-artinya
memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Rewel memiliki
arti dalam kelas adjektiva atau kata sifat sehingga rewel dapat mengubah kata benda
atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih
spesifik.

B. SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI PADA PASIEN REWEL


1. Sikap Menerima Perawat
Untuk membangun dan mempertahankan hubungan perawat dan komunikasi
dengan pasien adalah adanya sikap penerimaan yang bersifat positif dari seorang
perawat.
2. Perawat harus mampu memberikan perhatian periodik
Menumbuhkan sikap partisipasi,dimana pasien dapat merasakan keterlibatan
secara aktif,
3. Perawat harus mampu jadi pendengar yang baik
Komunikasi berarti ada proses untuk saling memahami dan berbagi informasi
dimana sikap dan kemampuan mendengarkan memainkan peran penting dalam
komunikasi. dengan demikian, dalam berkomunikasi memungkinkan kemampuan
untuk mendengarkan apa dan bagaimana keadaan pasien, sehingga perawat dapat
memahami sepenuhnya emosi dan pikiran pasien yang sedang berbicara.
4. Ketika diperlukan suatu penjelasan atau petunjuk tertentu pada pasien rewel. maka
perawat harus menggunakan bahasa (kata-kata) yang singkat, mudah, sederhana,
langsung. perawat sebaiknya terus menumbuhkan motivasi dan semangat pasien
untuk mengikuti tindakan tindakan.

C. TEKNIK KOMUNIKASI DALAM MENGATASI PASIEN REWEL


Rumah sakit harus memiliki sistem yang baik dalam menangani klien yang
rewel. Harus ada kebijakan menaungi proses merespon rewel yang kemudian
pelaksanaannya akan nyata dalam bentuk Standar Prosedur Operasional (SPO).
Sebagai kesimpulan,
maka langkah-langkah yang dilakukan dalam hal manajemen klien rewel
yaitu:

1. Mendorong dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang baik dan


sesuai, prosedur-prosedur yang diperlukan dan proses untuk mengetahui
dan merespon kerewelan pasien.
2. Setiap kebijakan yang dibuat harus disesuaikan dengan regulasi dan
standar yang berlaku mengenai tingkah laku klien.
3. Pastikan bahwa respons tertulis yang disampaikan menggunakan bahasa
yang jelas dan mudah dipahami, termasuk didalamnya informasi mengenai
tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah.
4. Edukasi semua staf, terutama yang berhubungan langsung dengan pasien,
cara menghadapi tingkah laku klien, dan tekankan kepada staf untuk
berkomunikasi secara lembut dan menunjukkan empati kepada klien.
5. perform untuk mengimplementasikan program pendampingan pasien bila
belum ada di rumah sakit.

D. KOMUNIKASI TERAPEUTIK YANG DIGUNAKAN PERAWAT PADA PASIEN


REWEL TERUTAMA ANAK
Komunikasi yang dilakukan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
pada anak berbeda dengan orang dewasa. Need cara yang berbeda dalam menerapkan
komunikasi terapeutik pada pasien anak. Cara-cara tersebut di antaranya adalah:

1. Perawat berbicara dengan nada suara yang rendah dan lambat agar anak
dapat memahami hal yang dikatakan perawat.
2. Perawat sebaiknya membuat jadwal yang tidak monoton antara terapi
medis dengan hal yang disukai anak (misal: bermain).
3. Perawat diharapkan untuk memperhatikan posisi tubuh ketika berinteraksi
dengan pasien anak agar anak merasa nyaman.
4. Dalam melakukan kontak mata sebaiknya perawat dapat mengaturnya.
Ketika mendapat respons kurang baik maka perawat harus mengurangi
kontak mata, dan saat anak sudah bisa mengontrol perilakunya perawat
kembali melakukan kontak mata pada anak.
5. Ketika berkomunikasi dengan anak diperlukan untuk melakukan sentuhan
agar anak merasa nyaman dan dekat dengan perawat, namun perlu diingat
bahwa perawat harus meminta izin terlebih dahulu.

Saat berkomunikasi dengan anak, secara verbal perawat dapat menggunakan teknik
bercerita dengan bahasa anak agar tertarik untuk mendengarkan dan merasakan tekanannya
dapat terkurangi. Dengan teknik bercerita perawat dapat mengetahui perasaan anak. Selain
menggunakan teknik bercerita, perawat dapat menggunakan cara bermain game tiga
permintaan. Game ini sangat disukai oleh anak, oleh karena itu dengan game tersebut
perawat dapat mengarahkan anak untuk masuk dalam percakapan. Komunikasi pada anak
tak hanya dilakukan secara verbal, namun juga dilakukan komunikasi terapeutik non verbal.
Untuk berkomunikasi secara non verbal perawat dapat menggunakan teknik menulis.

Dengan cara menuis perawat bisa melakukan pendekatan pada anak. Tak hanya itu,
perawat pun bisa menggunakan teknik menggambar. Menggambar merupakan salah satu
cara yang dilakukan anak untuk mengekspresikan perasaannya dan mengungkapkan tentang
dirinya dengan bebas. Selain itu ada teknik lain, yaitu dengan bermain.

Teknik bermain saya rasa merupakan cara terefektif bagi perawat untuk berinteraksi
dengan pasien karena dunia anak adalah bermain. Perawat perlu untuk menjalin hubungan
terapeutik yang baik pada anak. Hubungan yang baik antara perawat dan pasien anak dapat
memperlancar pemberian terapi medis. Selain itu, perawat dapat memberikan pendidikan
kesehatan pada anak agar ia dapat memahami cara meningkatkan kesehatannya. Dalam
komunikasi terapeutik pada anak diperlukan cara dan teknik tertentu agar tujuan dari
komunikasi itu tercapai, yaitu kesembuhan pasien anak.

E. CARA MENGHADAPI PASIEN YANG REWEL


1. Komunikasikan dengan Jelas
Ketika kita menghadapi klien yang sulit, seringkali para klien tersebut
memiliki gagasan yang terbentuk sebelu tentang apa yang mereka harapkan,
namun mereka tidak selalu dapat mengomunikasikan harapan tersebut kepada
Anda. Untuk beberapa alasan ketika Anda menjadi pemilik bisnis atau berperan
sebagai pihak penyedia jasa, mereka mengira Anda bisa tiba-tiba membaca apa
yang ada di pikiran mereka.
2. Kerjakan dengan benar.
kadang-kadang tindakan kita sendirilah yang jadi penyebab rewelnya klien.
Jika Anda mengacaukan sesuatu, perbaiki kesalahan tersebut. Jängan kami-pura
tidak ada masalah dan begitu saja. Mengabaikan masalah yang ada tidak akan
hilang begitu saja.
3. Bersikap tegas.
Bila Anda sudah melakukan tugas Anda sesuai perjanjian yang telah
disepakati sebelumnya namun klien masih berlaku tidak masuk akal, maka Anda
boleh tegas. Menyenangkan klien tidak ada salahnya, namun jangan sampai ia
jadi menindas Anda. Jadi perlakukan klien sebaik mungkin tanpa membuat Anda
pada akhirnya.
4. Tetap Profesional.
Jika Anda menemui klien yang memulai percak apan dengan bahasa yang
kurang baik, ucapan yang menyenangkan, dan senang menyerang. Anda, tetaplah
profesional. Jangan pikirkan gaya komunikasi mereka karena hanya akan
menimbulkan konflik baru dalam bisnis Anda.
5. Bemegoisasi untuk win win solution.
Saat bemegoisasi dengan klien, coba pahami apa keinginannya dan usahakan
agar Anda dan klien dapat menemukan solusi yang sama-sama menguntungkan.
Karena bila mengecewakan mengecewakan klien, maka nama baik bisnis Anda
bisa jadi dipertaruhkan.

ROLE PLAY
Pada suatu hari ada pasien baru dengan usia 6 tahun bernama Panzher. Dia menderita
demam thipoid yang ditandai dengan demam tinggi selama beberapa hari. Kemuadian,
Panzher dibawa ke rumah sakit dan diberikan tindakan pengobatan. Lalu, pada suatu pagi
perawat datang ke ruangan panzher dan memberikan obat parasetamol untuk menurunkan
demam panzher. Tetapi, Pazher rewel tidak ingin meminum obat karena pahit. Kemudian
perawat berusaha membujuk Panzher untuk mau minum obat. Dan akhirnya,Panzher pun
mau meminum obatnya.

Perawat : Assalamu'alaikum bu. Selamat pagi bu.

Ibu pasien : Wa'alaikumsalam,selamat pagi sus.


Perawat : Bu,perkenalkan nama saya Indah, perawat yang akan merawat anak ibu dari
jam 8 sampai jam 2 siang nanti, demi keselamatan pasien di rumah sakit, bolehkah
saya tahu siapa nama anak ibu dan tanggal lahirnya bu ?

Ibu pasien : anak saya bernama Panzher dan tanggal lahirnya 9 Mei 1999.

Perawat : Oh,benar bu. Jadi namaadek, adek Panzher. Bagaimana tidur adek Panzher
tadi malam,apa nyenyak ?

Pasien : kurang nyenyak kak. Karna badan ku tidak enakkan kak.

Perawat : jadi anak ibu masih demam ?

Ibu pasien : iya bu perawat : baiklah kalau begitu jadi sekarang jam 9 anak ibu untuk
meminum obat paracetamol yang akan dimasukkan ke dalam mulutnya.

Ibu pasien : baik sus. Tapi anak saya sangat susah minum obat sus.

Perawat : saya akan coba membujuknya bu.

Ibu pasien : baik sus.

Perawat : adek panzher.kakak kash obat paracetamol ya.agar demam adek bisa turun.
Ayo dek minum obatnya ya

Pasien : ngk mau.. ngk mau kak. pahit pahit kak...

Perawat : ngak kok dek, adek minum obat biar cepat sembuh dan bisa main lagi
dengan teman-temannya. Nanti kalau adek udah minum obat.kakak kasih makanan
yang enak.

Pasien : tapi pahit kak

Perawat : ngak kok dek, jadi minum ya obatnya dek,ini minümnya dek.

Pasien : iya kak (sambil mengambil obat dan meminumnya).


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Komunikasi yang digunakan perawat pada perawatan pasien terutama anak.
Komunikasi yang dilakukan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada
anak berbeda dengan orang dewasa. Need cara yang berbeda dalam menerapkan
komunikasi terapeutik pada pasien anak. Cara-cara tersebut di antaranya adalah:

1. Perawat berbicara dengan nada suara yang rendah dan lambat agar anak
dapat memahami hal yang dikatakan perawat.
2. Perawat sebaiknya membuat jadwal yang tidak monoton antara terapi
medis dengan hal yang disukai anak (misal: bermain).
3. Perawat diharapkan untuk memperhatikan posisi ketika berinteraksi
dengan pasien anak agar anak merasa nyaman.
4. Dalam melakukan kontak mata sebaiknya perawat dapat mengaturnya.
Ketika mendapat respons kurang baik maka perawat harus mengurangi
kontak mata, dan saat anak sudah bisa mengontrol perilakunya perawat
kembali melakukan kontak mata pada anak.
5. Ketika berkomunikasi dengan anak diperlukan untuk melakukan sentuhan
agar anak merasa nyaman dan dekat dengan perawat, namun perlu diingat
bahwa perawat harus meminta izin terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Pieter Herri Zan. 2017. Dasar Dasar Komunikasi Bagi Perawat. Jakarta: PT Kharisma Putra
Utama
https://www.scribd.com/document/500532092/MAKALAH-KOMUNIKASI-
TERAPEUTIK-PASIEN-REWEL

Anda mungkin juga menyukai