Disusun oleh :
Glennata Apriatama (142012016008)
Felly Santya Triskadinanti
Ayu Lestari
Selvianty Utami
Socie Melly Regina
Dosen Pembimbing
Ns. Putinah, S.Kep., M.Kes
Dalam proses penyelesaian makalah ini, Tim penulis banyak mendapatkan dorongan
serta bimbingan dari semua pihak, karena nya pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung ikut membantu menyusun tugas ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................4
C. TUJUAN MASALAH.....................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................5
A. DEFINISI REWEL..........................................................................................5
B. SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI PADA PASIEN REWEL....................5
C. TEKNIK KOMUNIKASI DALAM MENGATASI PASIEN REWEL........................5
D. KOMUNIKASI TERAPEUTIK YANG DIGUNAKAN PERAWAT PADA PASIEN
REWEL TERUTAMA ANAK.................................................................................6
E. CARA MENGHADAPI PASIEN YANG REWEL................................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................10
A. KESIMPULAN............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan
komunikasi.Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu kajian
ilmu komunikasi adalah komunikasi kesehatan yang merupakan timbal balik antara
tingkah laku manusia masa lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan
penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan
tersebut atau partisipasi profesional dalam program yang bertujuan memperbaiki
derajat kesehatan melaui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan timbal balik
melalui perubahan tingkah laku yang sehat ke arah yang diyakini akan meningkatkan
kesehatan yang lebih baik. Kenyataaanya memang komunikasi secara mutlak
merupakan bagian integral dari kehidupan kita, tidak perlu perawat, yang tugas
sehari-harinya selalu berhubungan dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama
teman, dengan atasan, dokter dan sebagainya. Maka komunikasi sangat penting
sebagai sarana yang sangat efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan peran
dan fungsinya dengan baik,
B. RUMUSAN MASALAH
Apa definisi rewel ?
Bagaimana seikap perawat dalam komunikasi pada pasien rewel ?
Apa teknik komunikasi dalam mengatasi pasien rewel ?
Bagaiman komunikasi terapeutik yang digunakan perawat pada pasien rewel
terutama anak ?
Bagaiman cara menghadapi pasien yang rewel ?
C. TUJUAN MASALAH
Untuk mengetahui definisi rewel
Untuk mengetahui sikap perawat dalam komunikasi pada pasien rewel
Untuk mengetahui teknik komunikasi dalam mengatasi pasien rewel
Untuk mengetahui komunikasi terapeutik yang digunakan perawat pada pasien
rewel terutama anak
Untuk mengetahui cara menghadapi pasien yang rewel
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI REWEL
Rewel memiliki 2 arti. Rewel adalah sebuah homonim karena arti-artinya
memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Rewel memiliki
arti dalam kelas adjektiva atau kata sifat sehingga rewel dapat mengubah kata benda
atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih
spesifik.
1. Perawat berbicara dengan nada suara yang rendah dan lambat agar anak
dapat memahami hal yang dikatakan perawat.
2. Perawat sebaiknya membuat jadwal yang tidak monoton antara terapi
medis dengan hal yang disukai anak (misal: bermain).
3. Perawat diharapkan untuk memperhatikan posisi tubuh ketika berinteraksi
dengan pasien anak agar anak merasa nyaman.
4. Dalam melakukan kontak mata sebaiknya perawat dapat mengaturnya.
Ketika mendapat respons kurang baik maka perawat harus mengurangi
kontak mata, dan saat anak sudah bisa mengontrol perilakunya perawat
kembali melakukan kontak mata pada anak.
5. Ketika berkomunikasi dengan anak diperlukan untuk melakukan sentuhan
agar anak merasa nyaman dan dekat dengan perawat, namun perlu diingat
bahwa perawat harus meminta izin terlebih dahulu.
Saat berkomunikasi dengan anak, secara verbal perawat dapat menggunakan teknik
bercerita dengan bahasa anak agar tertarik untuk mendengarkan dan merasakan tekanannya
dapat terkurangi. Dengan teknik bercerita perawat dapat mengetahui perasaan anak. Selain
menggunakan teknik bercerita, perawat dapat menggunakan cara bermain game tiga
permintaan. Game ini sangat disukai oleh anak, oleh karena itu dengan game tersebut
perawat dapat mengarahkan anak untuk masuk dalam percakapan. Komunikasi pada anak
tak hanya dilakukan secara verbal, namun juga dilakukan komunikasi terapeutik non verbal.
Untuk berkomunikasi secara non verbal perawat dapat menggunakan teknik menulis.
Dengan cara menuis perawat bisa melakukan pendekatan pada anak. Tak hanya itu,
perawat pun bisa menggunakan teknik menggambar. Menggambar merupakan salah satu
cara yang dilakukan anak untuk mengekspresikan perasaannya dan mengungkapkan tentang
dirinya dengan bebas. Selain itu ada teknik lain, yaitu dengan bermain.
Teknik bermain saya rasa merupakan cara terefektif bagi perawat untuk berinteraksi
dengan pasien karena dunia anak adalah bermain. Perawat perlu untuk menjalin hubungan
terapeutik yang baik pada anak. Hubungan yang baik antara perawat dan pasien anak dapat
memperlancar pemberian terapi medis. Selain itu, perawat dapat memberikan pendidikan
kesehatan pada anak agar ia dapat memahami cara meningkatkan kesehatannya. Dalam
komunikasi terapeutik pada anak diperlukan cara dan teknik tertentu agar tujuan dari
komunikasi itu tercapai, yaitu kesembuhan pasien anak.
ROLE PLAY
Pada suatu hari ada pasien baru dengan usia 6 tahun bernama Panzher. Dia menderita
demam thipoid yang ditandai dengan demam tinggi selama beberapa hari. Kemuadian,
Panzher dibawa ke rumah sakit dan diberikan tindakan pengobatan. Lalu, pada suatu pagi
perawat datang ke ruangan panzher dan memberikan obat parasetamol untuk menurunkan
demam panzher. Tetapi, Pazher rewel tidak ingin meminum obat karena pahit. Kemudian
perawat berusaha membujuk Panzher untuk mau minum obat. Dan akhirnya,Panzher pun
mau meminum obatnya.
Ibu pasien : anak saya bernama Panzher dan tanggal lahirnya 9 Mei 1999.
Perawat : Oh,benar bu. Jadi namaadek, adek Panzher. Bagaimana tidur adek Panzher
tadi malam,apa nyenyak ?
Ibu pasien : iya bu perawat : baiklah kalau begitu jadi sekarang jam 9 anak ibu untuk
meminum obat paracetamol yang akan dimasukkan ke dalam mulutnya.
Ibu pasien : baik sus. Tapi anak saya sangat susah minum obat sus.
Perawat : adek panzher.kakak kash obat paracetamol ya.agar demam adek bisa turun.
Ayo dek minum obatnya ya
Perawat : ngak kok dek, adek minum obat biar cepat sembuh dan bisa main lagi
dengan teman-temannya. Nanti kalau adek udah minum obat.kakak kasih makanan
yang enak.
Perawat : ngak kok dek, jadi minum ya obatnya dek,ini minümnya dek.
1. Perawat berbicara dengan nada suara yang rendah dan lambat agar anak
dapat memahami hal yang dikatakan perawat.
2. Perawat sebaiknya membuat jadwal yang tidak monoton antara terapi
medis dengan hal yang disukai anak (misal: bermain).
3. Perawat diharapkan untuk memperhatikan posisi ketika berinteraksi
dengan pasien anak agar anak merasa nyaman.
4. Dalam melakukan kontak mata sebaiknya perawat dapat mengaturnya.
Ketika mendapat respons kurang baik maka perawat harus mengurangi
kontak mata, dan saat anak sudah bisa mengontrol perilakunya perawat
kembali melakukan kontak mata pada anak.
5. Ketika berkomunikasi dengan anak diperlukan untuk melakukan sentuhan
agar anak merasa nyaman dan dekat dengan perawat, namun perlu diingat
bahwa perawat harus meminta izin terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Pieter Herri Zan. 2017. Dasar Dasar Komunikasi Bagi Perawat. Jakarta: PT Kharisma Putra
Utama
https://www.scribd.com/document/500532092/MAKALAH-KOMUNIKASI-
TERAPEUTIK-PASIEN-REWEL