Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan
Paliatif
Dosen Pembimbing : Desty Emlyani, M.Kep.
1. Muhammad Fachri
2. Muhammad Septyan Qurahmad
3. Muhammad Syam Addiyat Qodri
4. Ni Luh Putu Sukarni
5. Ni Wayan Suliastini
6. Nining Aryani
KEMENTERIANKESEHATANREPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS KEPERAWATAN
MATARAM
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang MahaEsayang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapatmenyelesaikan tugasmakalah
”KOMUNIKASI PADA PASIEN DAN KELUARGA YANG MENDAPATKAN
PERAWATAN PALIATIF”.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Kami juga menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
isi, maupun dari segi penulisan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan tugasmakalahini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi.....................................................................................................................................ii
BAB I (Pendahuluan)
BAB II (Pembahasan)
A. Konsep Komunikasi..........................................................................................................3
1. Definisi Komunikasi.....................................................................................................3
2. Cara Komunikasi..........................................................................................................3
a. Komunikasi Verbal ………………………………………………………………..3
b. Komunikasi Non Verbal …………………………………………………………..3
3. Prinsip Komunikasi .....................................................................................................4
4. Teknik Komunikasi .....................................................................................................4
5. Hambatan dalam Berkomunikasi .................................................................................6
B. Konsep Komunikasi pada Pasien dan Keluarga yang Mendapat Perawatan Paliatif ……6
A. Kesimpulan ......................................................................................................................15
B. Saran .................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa inggris) berarti meringankan,
dan Palliare (bahasa latin yang berarti menyelubungi)merupakan jenis pelayanan
kesehatan yang berfokus untuk meringankan gejala klien, bukan berarti menyembuhkan.
Perawatan paliatif care adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup
pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, melalui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan,
identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik
fisik, psikososial dan spiritual.
Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban
penderita, terutama yang tak mungkin disembuhkan. Tindakan kuratif yang dimaksud
antara lain menghilangkan nyeri dan keluhan lain, serta mengupayakan perbaikan dalam
aspekpsikologis, sosial dan spiritual. Paliatif care (Perawatan paliatif) adalah pendekatan
yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka dalam menghadapi
masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan-
pencegahan sempurna dan pengobatan rasa sakit, fisik, psikososial, spiritual (Kemenkes
RI Nomor 2015).
Pasien biasanya mengalami rasa depresi yang berat, perasaan marah dan
ketidakberdayaan dan keputusasaan. Dalam fase akhir kehidupannya ini, pasien tersebut
selalu berada disamping perawat. Karena peran perawat yang komprehensif tersebut
pasien senantiasa mendudukan perawat dalam tugas mulia mengantarkan pasien diakhir
hayatnya dan perawat juga dapat bertindak sebagai fasilitator agar pasien tetap
melakukan yang terbaik seoptimal mungkin sesuai dengan kondisinya. Namun peran
spiritual ini sering sekali diabaikan oleh perawat. Padahal aspek spiritual ini sangat
penting terutama untuk pasien terminal yang didiagnosa harapan sembuhnya sangat tipis
dan mendekati sakaratul maut.Oleh karena itu, kami mengangkat judul tentang
komunikasi pada pasien dan keluarga yang mendapat perawatan terminal.
1
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep komunikasi secara umum?
2. Bagaimana konsep komunikasi pada pasien dengan perawatan paliatif ?
3. Bagaimana konsep komunikasi perawat kepada keluarga pasien dengan anggota
keluarga yang menjalani perawatan paliatif ?
C. TUJUAN
1. Untuk mrngrtahui konsep komunikasi secara umum
2. Untuk mrngrtahui komunikasi pada pasien dengan perawatan paliatif
3. Untuk mrngrtahui konsep komunikasi perawat kepada keluarga pasien dengan
anggota keluarga yang menjalani perawatan paliatif
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP KOMUNIKASI
1. DEFINISI KOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu proses ketika seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung
dengan lingkungan orang lain (Stewart,2006)
2. CARA KOMUNIKASI
a. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang menggunakan kata-kata yang
diungkapkan atau ditulis.
Hal yang harus diperhatikan :
Kesederhanaan : Kalimat yang digunakan harus sederhana, mudah
dimengerti,singkat dan jelas.
Kejelasan : Komunikasi bias lebih jelas apabila ada kecocokan dengan apa yang
diungkapkan dan yang diekspresikan oleh wajah serta gerakan tubuh.
Tepat waktu dan relevan ; Perawat harus peka terhadap kebutuhan yang sedang
dirasakan oleh pasien.
b. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang menyangkut ekspresi wajah,
gerakan tubuh, dan sikap tubuh.
Hal yang perlu diperhatikan :
Sikap tubuh dan cara berjalan : Sikap tubuh dan cara berjalan dapat menunjukan
suasana hati dan kondisi fisik seseorang. Sikap tubuh yang tegak, aktif, dan
jalannya mempunyai tujuan menunjukan bahwa orang tersebutu merasa nyaman
dan aman secara fisik maupun emosionalnya.
Ekspresi wajah : Wajah, terutama mata, otot-otot disekitar mata dan mulut dapat
mengekspresikan macam-macam emosi seperti kegemberiaan, kesedihan,
kemarahan, kekecewaan, ketakutan, malu, dan seterusnya.
Gerakan Tangan : Gerakan tangan adalah suatu komunikasi yang penuh arti.
Gerakan tangan bisa mengkomunikasikan macam-macam perasaan.
3. PRINSIP KOMUNIKASI
Prinsip Komunikasi terapeutik (keliat:1996)
a. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati, memahami
dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
b. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya, dan
saling menghargai.
c. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut pasien.
d. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
e. Perawat harus menciptakan suasanan yang memungkinkan pasien memiliki motivasi
untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga tumbuh makin
matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
f. Perawat mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan
mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun masalah.
g. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan
konsistensinya.
h. Memahami arti empati sebagai tindakan yang terapetik.
i. Kejujuran dan komunikasi terbuka.
j. Mampu berperan sebagai role mode agar dapat menunjukan dan menyakinkan orang
lain tentang kesehatan.
k. Altruisme, mendapatkan kepuasaan dengan menolong orang lain secara manusiawi
l. Bertanggung jawab
4. TEKNIK KOMUNIKASI
a. Mendengarkan (Listening)
Mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian akan menunjukan bahwa apa yang
dikatakannya adalah penting.
b. Pertanyaan Terbuka (Broad Opening)
Memberikan inisiatif kepada klien, mendorong klien untuk menyeleksi topic yang
akan dibicarakan.
c. Mengulang (Restarting)
Berguna untuk memvalidasi untuk menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi
perawat untuk mengikuti pembicaraaan.
Penerimaan (Acceptance)
d. Mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukan
ketertarikan dan tidak menilai.
e. Klarifikasi
Merupakan teknik yang digunakan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar
atau klien malu mengemukakan informasi dan perawat mencoba memahami situasi
yang digambarkan klien.
f. Refleksi
Refleksi ini dapat berupa refleksi isi dengan cara memvalidasi apa yang didengar,
refleksi perasaan dengan cara memberi respon pada perasaan klien terhadap isi
pembicaraan agar klien mengetahui dan menerima perasaannya.
g. Asertif
Asertif adalah kemampuan dengan cara menyakinkan dan nyaman mengekspresikan
pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain.
h. Memfokuskan
Teknik untuk menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yang lebih spesifik, lebih
jelas, dan berfokus pada realitas.
i. Membagi persepsi
Teknik dengan cara meminta pendapat klien tentang hal-hal yang dirasakan dan
difikirkan.
j. Identifikasi “tema”
Teknik dengan mencari latar belakang masalah klien yang muncul dan berguan untuk
meningkatkan pengertian dan eksplorasi masalah yang penting.
k. Diam
Teknik yang bertujuan untuk mengorganisir pemikiran, memproses informasi,
menunjukan bahwa perawat bersedia menunggu respon.
l. Informing
Teknik yang menyediakan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih
lanjut.
m. Humor
Teknik yang digunakan utnuk membantu mengurangi ketegangan dan rasa sakit yang
disebabkan oleh stress, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan
dukungan emosional terhadap klien.
n. Saran
Teknik yang bertujuan memberi alternative ide untuk pemecahan masalah.
5. HAMBATAN DALAM PROSES KOMUNIKASI
Macam-macam hambatan dalam komunikasi (Mundakir:2006)
a. Kurangnya penggunaan sumber komunikasi yang tepat
b. Kurangnya perencanaan dalam berkomunikasi
c. Kurangnya pengetahuan
d. Perbedaan persepsi
e. Perbedaan harapan
f. Tidak ada kepercayaan (BHSP)
A. KESIMPULAN
Hubungan perawat – klien yang terapeutik adalah pengalaman belajar bersama
dan pengalaman perbaikan emosi klien.Dalam hal ini perawat memakai dirinya secara
terapeutik dengan menggunakan berbagai teknik komunikasi agar perilaku klien berubah kea
rah yang positif secara optimal. Agar perawat dapat berperan efektif dan terapeutik, ia harus
menganalisa dirinya dari kesadaran diri, klarifikasi nilai, perasaan dan mampu menjadi
model yang bertanggungjawab. Seluruh perilaku dan pesan yang disampaikan perawat
(verbal atau non verbal) hendaknya bertujuan terapeutik untuk klien.
Analisa hubungan intim yang terapeutik perlu dilakukan untuk evaluasi
perkembangan hubungan dan menentukan teknik dan keterampilan yang tepat dalam setiap
tahap untuk mengatasi masalah klien dengan prinsip di sini dan saat ini (here and now).
Rasa aman merupakan hal utama yang harus diberikan pada anak agar anak bebas
mengemukakan perasaannya tanpa kritik dan hukuman.
B. SARAN
Seorang perawat haruslah bisa mengekspresikan perasaan yang sebenarnya secara
spontan. Di samping itu perawat juga harus mampu menghargai klien dengan menerima
klien apa adanya. Menghargai dapat dikomunikasikan melalui duduk bersama klien yang
menangis,minta maaf atas hal yang tidak disukai klien,dan menerima permintaan klien untuk
tidak menanyakan pengalaman tertentu . Memberi alternatif ide untuk pemecahan masalah.
Tepat dipakai pada fase kerja dan tidak tepat pada fase awal hubungan dengan
klien,terutama pada pasien kronis yang klien itu sendiri sudah tidak merasa hidupnya
berguna lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ferrell, B.R. & Coyle, N. (2010). Oxford Textbook of palliative nursing 3nd ed. New York :
Oxford University Press Nugroho, Agung.(2011). Perawatan Paliatif Pasien Hiv /
Aids.
Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC Pendi. 2009.
Kementrian Kesehatan RI.2015. Pedoman Nasional Program Paliatif Kanker.Jakarta :
Kementrian kesehatan RI
Menkes RI. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
812/Menkes/Sk/Vii/2007. Tentang Kebijakan Perawatan Paliatif Menteri Kesehatan
Republik Indonesia. Di akses pada 21 Maret 2018 dari
Purwaningsih, W dan Ina Karlina. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Cetakan II. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Ruben Brent D dan Lea P Stewart.(2006). Communication and Human Behavior. United States:
Allyn and Bacon