Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hiayah-
Nyakepada kita, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Bentuk
Komunikasi Dalam Keperawatan”. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalampenyelesaian makalah ini. Semoga dengan terungkapnya makalah ini kami harap, dapat
membantu dan menambah wawasan bagi para pembaca.Kami menyadari bahwa makalah ini
kurang sempurna. Oleh karena itu, dengan senang hati kami senantiasa menerima kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………..……………………………….…………………..i
BAB I
PENDAHULUAN………………….……………………………….…………………….ii
Latar Belakang………………...…………………………….……………………………iii
Rumusan Masalah……………….………………………………………………………..iv
Tujuan……………………….…………………………………………………………….v
Manfaat ……………………….……………….…………………………………………vi
BAB II
PEMBAHASAN…………………..…….………………………………….……………viii
Definisi komunikasi…………………..…….………………………………………….…ix
Peran Komunikasi……………….………….…………………………...……….……..…xv
Unsur komunikasi…………………….….…….………………………...……….…….…xvi
BAB III
DAFTAR PUSTAKA………………………….………………………………………….xvii
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. Definisi komunikasi.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan disepanjang tindakan
pengobatan dan perawatan klien dikerjakan untuk tujuan menolong dan membantu
klien mencapai kembali kondisi sehat, adaptif, dan positif (Pieter, 2017). Fleischer, et
al., (2009) Menyatakan bahwa komunikasi jenis ini dilakukan untuk tujuan akhir
mendorong (advancing) kesejahteraan fisik dan psikis (the physical and emotional
wellbeing) klien.
Secara harafiah, komunikasi berasal dari Bahasa Latin: COMMUNIS yang berarti
keadaan yang biasa. Dengan kata lain, komunikasi adalah suatu proses di dalam
upaya membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi biasanya selalu
menekankan bagaimana pentingnya sebuah komunikasi antara anggota organisasi
untuk menekan segala kemungkinan kesalah pahaman yang bisa saja
terjadi.Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan
menghantarkan suatu pesan dengan cara yang gampang sehingga orang lain dapat
mengerti dan menerima. (Effendy,2003)
B. Tujuan Komunikasi.
Tujuan untuk melatih perawat dalam berkomunikasi baik dengan keluarga klien atau
juga dengan dokter. Sehingga kita sebagai perawat dapat menyampaikan maksut dan
tujuan dari tindakan yang akan dilakukan.
Komunikasi itu sangat penting dalam setiap pekerja bukan hanya untuk seorang
perawat . Nah kalau dalam komunikasi perawat sendiri sangat vital dan sangat
penting karena kita sebagai perawat dalam memberikan caring dan intervensi sebagai
perawat yang di rumah sakit maupun yang di komunitas dan di keluarga komunikasi
sangat di butuhkan. Dalam memberikan penkes , dukungan spiritual, dukungan psikis
itu melalui komunikasi yang efektif. Sehingga jika komunikasi antara perawat dan
klien tidak terjalin baik akan menimbulkan hubungan tidak saling percaya dan
menghambat proses perawat dalam memberika asuhan keperawatan.
Komunikasi bertujuan mengembangkan pribadi klien lebih ke arah yang postif atau
adaptif. Dengan komunikasi kita belajar bagaimana menerima dan diterima, dan juga
melalui komunikasi diharapkan terjadi perubahan dalam diri klien, misal klien dengan
penyakit kronis pasti dia mengalami perubahan dalam dirinya, baik itu dari citra
tubuh, ataupun harga diri klien rendah, nah dari komunikasi itulah kita bisa
meningkatkan harga diri klien, biar dia tidak merasa rendah dan termotivasi juga.
Lingkungan.
Lingkungan termasuk ke dalam unsur-unsur komunikasi kesehatan yang juga
turut ambil dalam proses komunikasi. Latar atau setting dari terjadinya proses
komunikasi merupakan bentuk dari unsur komunikasi yang bisa saja terjadi
dalam komunikasi kesehatan. Ini juga bisa ikut mempengaruhi apakah
komunikasi yang efektif bisa atau tidak untuk dilakukan.
Gangguan.
Gangguan merupakan unsur yang termasuk dalam hambatan berkomunikasi.
Ini bisa disebut sebagai unsur karena gangguan bisa saja muncul sehingga
pesan yang disampaikan oleh sumber tidak diterima dengan baik. Ada cara-
cara untuk mengatasi hambatan komunikasi ini sehingga pesan bisa tetap
diterima oleh receiver. Teknik komunikasi efektif menjadi salah satu
solusinya.
H. Faktor Komunikasi
Komunikasi merupakan sebuah proses pertukaran informasi/ pesan. Peran
komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia yang pada hakikatnya adalah
mahluk sosial. Manusia tidak hidup sendiri dengan pikirannya sendiri. Seseorang
perlu melakukan interaksi dengan orang lain, mengkomunikasikan isi pikirannya
kepada orang lain. Dalam berkomunikasi, ada banyak faktor yang mempengaruhi
jalannya proses komunikasi itu sendiri. Baik faktor internal maupun faktor eksternal
komunikator. Faktor-faktor ini akan mempengaruhi baik tidaknya, berhasil atau
tidaknya komunikasi yang dilakukan. Berikut ini akan dijelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi komunikasi menurut ahlinya.
Menurut Scoot M Cultip
Kredibilitas
Kredibilitas (credibility) berkaitan dengan hubungan saling percaya antara
komunikator dan komunikan. Komunikator perlu memiliki kredibilitas dimata
komunikan, misalnya dalam hal tingkat keahliannya dalam bidang yang
bersangkutan dengan pesan/ informasi yang disampaikan.
Konteks
Konteks (context) berkaitan dengan situasi dan kondisi dimana komunikasi
berlangsung. Konteks disini terdiri dari aspek yang bersifat fisik (iklim, cuaca);
aspek Psikologis; aspek sosial; dan aspek waktu. Agar komunikasi dapat berjalan
dengan baik, komunikator harus memperhatikan situasi dan kondisi dimana
komunikan berada.
Konten
Konten (content) berkaitan dengan isi pesan yang disampaikan komunikator
kepada komunikan. Isi pesan/ informasi disesuaikan dengan kebutuhan
komunikan, misalnya pesan/ informasi mengenai kesehatan janin diberikan
kepada ibu-ibu, bukan kepada anak remaja. komunikasi yang efektif akan dapat
dicapai jika konten yang disampaikan komunikator mengandung informasi/ pesan
yang berarti/ penting untuk diketahui oleh komunikan.
Kejelasan
Kejelasan (clarity) dari pesan/ informasi yang disampaikan komunikator sangat
penting. Untuk menghindari kesalah pahaman komunikan dalam menangkap isi
pesan/ informasi yang disampaikan komunikator. Kejelasan disini mencapkup
kejelasan isi pesan, kejelasan tujuan yang akan dicapai, kejelasan kata-kata
(verbal) yang digunakan, dan kejelasan bahasa tubuh (non verbal) yang
digunakan.
Kesinambungan dan Konsistensi
Kesinambungan dan konsistensi (continuity and consistency) pesan/ informasi
yang disampaikan diperlukan agar komunikasi berhasil dilakukan. Pesan perlu
disampaikan secara terus menerus dan konsisten. Pesan yang disampaikan
sebelumnya dengan pesan selanjutnya tidak saling bertentangan. Contohnya
informasi mengenai program KB ‘dua anak saja cukup’ dari pemerintah, perlu
disiarkan terus menerus melalui berbagai media, agar pesan tersebut tertanam dan
dapat mempengaruhi prilaku masyarakat.
Kemampuan Komunikan
Kemampuan Komunikan (capability of audience) berkaitan dengan tingkat
pengetahuan, dan kemampuan penerima pesan dalam memahami pesan yang
disampaikan. Komikator harus memperhatikan audiensnya, menggunakan bahasa
(baik verbal maupun non verbal) yang sesuai dan dipahami oleh audiens.
Saluran Distribusi
Saluran distribusi (channels of distribution) berkaitan dengan sarana/ media
penyampaian pesan. Sebaiknya komunikator menggunakan media yang sesuai
dan tepat sasaran. Misalnya dengan menggunakan media yang telah umum
digunakan komunikan. Dengan begitu, komunikan tidak bingung dan komunikasi
dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdad, F.A. (2012). Tingkat pengetahuan perawat tentang komunikasi terapeutik di
unit rawat inap umum RS DR. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Skripsi. Depok: FIK-
UI.Abdalrahim, M.S., Majali, S.A., Stomber, M.W. & Bergbom, I. (2011). The effect
of postoperative pain management program on inproving burses knowledge and
attitudes toward pain. Nurse Education in Practice 11. Page 250 – 255.Agus, R.
(2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi 2. Yogyakarta: Nuha
Medika.Alatas, S.S.S. & Linuwih, S. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan
Mengenai Pedikulasi Kapitis dengan Karakteristik Demografi Santri Pesantren X,
Jakarta Timur. Jurnal Kesehatan. Vol. 1, No. 1, April 2013.Arikunto, S. (2006).
Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka
Cipta.Arikunto, S. (2010). Metodologi Penelitian Ilmu Kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika