Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN II


TENTANG KONSEP HELPING RELATIONSHIP
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Komunikasi dalam Keperawatan II

Dosen : Dewi Eka Putri, S.Kp., M.Kep., Sp.Kep.J

OLEH :
FEBRINA RIZKI YULIONO (1911312030)
KELAS 3A’19

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Hidayah dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Konsep
Helping Relationship” yang dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah wajib mata
kuliah Komunikasi dalam Keperawatan II.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu
dalam pembuatan Makalah ini dan berbagai sumber yang telah penulis pakai sebagai data dan
fakta pada Makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pariaman, 1 September 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam
hidup, manusia selalu bekomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lain. Komunikasi
tidak hanya dalam bentuk verbal tapi manusia juga berkomunikasi secara nonverbal.
Komunikasi dalam kegiatan keperawatan adalah hal yang paling mendasar dan menjadi
alat kerja utama bagi setiap perawat untuk memberikan pelayanan dan asuhan
keperawatan karena perawat selalu berada di sekitar pasien dan berinteraksi dengan
pasien. Dalam setiap kegiatannya, perawat menggunakan komunikasi.
Dalam pelaksanaan komunikasi antara perawat-pasien, semakin baik komunikasi
perawat, maka semakin baik pula asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
karena komunikasi yang baik dapat membangun kepercayaan antara perawat dan pasien.
Seorang perawat harus mahir dalam berkomunikasi karena dengan berkomunikasilah
perawat dapat menjalankan tugasnya sehingga pasien dapat percaya dan puas atas asuhan
keperawatan yang diberikan kepadanya. Dengan keterampilan tersebut perawat juga
dapat meningkatkan citra dirinya di rumah sakit. Salah satu kemampuan komunikasi
terapeutik yang harus dimiliki perawat adalah kemampuan komunikasi dengan metode
helping relationship. Dengan metode helping relationship ini perawat akan membantu
dan mendukung keadaan fisik, psikis dan kesembuhan pasien.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan helping relationship?
2. Apa contoh dari helping relationship?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep helping relationship.
2. Untuk mengetahui contoh dari helping relationship.
D. Manfaat
1. Menambah wawasan terkait komunikasi dalam keperawatan.
2. Menambah pengetahuan tentang helping relationship dan contohnya.
3. Menambah persiapan untuk menjadi perawat yang hebat di masa depan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Helping Relationship


Secara umum, helping relationship merupakan bagian dari konsep komunikasi yang
lebih besar yakni komunikasi terapeutik. Helping relationship merupakan bentuk
hubungan dalam rangka membantu individu lain melalui pendekatan yang profesional.
Hal itulah yang membedakan helping relationship dengan jenis komunikasi lain dalam
konteks komunikasi sosial. Sebagai bagian dari komunikasi terapeutik, helping
relationship merupakan bentuk komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan,
dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto, 1994). Helping
relationship adalah hubungan yang terjadi antara dua atau lebih individu maupun
kelompok yang saling memberikan dan menerima bantuan atau dukungan untuk
memenuhi kebutuhan dasar sepanjang kehidupan. Perawat adalah sebagai helper yang
berperan membantu klien untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia klien. Kunci untuk
mencapai hubungan tersebut adalah tumbuhnya rasa percaya dan penerimaan antara
perawat dan pasien serta keyakinan yang mendasari bahwa perawat peduli dan ingin
membantu pasien.

Menurut Susanti (2010:94) helping relationship memiliki peran penting dalam


memenuhi kebutuhan dasar setiap individu. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan
individu dalam proses pemulihan kesadaran diri sekaligus kebutuhan sosial dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. George dan Christiani dalam Susanti (2010:94)
mengemukakan bahwa helping relationship secara profesional merupakan proses dinamis
dan unik yang dilakukan individu untuk membantu orang lain dengan menggunakan
sumber-sumber internal agar tumbuh ke dalam arahan yang positif. Tujuannya adalah
untuk mengaktualisasikan potensi- potensi pada individu yang dibantu (pasien) dalam
menciptakan kehidupan yang bermakna. Rogers (1961) mengemukakan bahwa maksud
hubungan tersebut adalah untuk peningkatan pertumbuhan, kematangan, fungsi, cara
penanganan kehidupannya dengan memanfaatkan sumber-sumber internal pada pihak
yang diberikan bantuan.
Tujuan hubungan terapeutik diarahkan untuk mencapai kesembuhan klien dan beberapa
dimensi sebagai berikut:

• Realisasi diri, penerimaan diri dan menghargai diri sendiri

• Mengetahui identitas diri dengan jelas dan meningkatkan integritas diri

• Mampu membentuk hubungan yang hangat, mandiri dalam kapasitas memberi dan
menerima kasih sayang

• Meningkatkan fungsi dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai


tujuan yang realistis

Karakteristik yang harus dimiliki untuk menumbuhkan helping relationship menurut


Rogers (1961) (dalam Stuart, 2009)

• Bisakah saya dipercayai, diandalkan dan konsisten dalam bersikap terhadap orang lain?

• Bisakah saya berkomunikasi dengan jelas dan tidak ambigu?

• Bisakah saya menunjukkan sikap positif terhadap orang lain seperti sikap hangat,
caring, menyenangkan, interest, dan respect ?

• Bisakah saya menerima orang lain dengan berbagai karakter?

• Bisakah saya menyampaikan sikap kepada orang lain?, atau dapatkah saya hanya
menerima dia secara kondisional, menerima beberapa aspek perasaan orang lain dan
diam-diam atau secara terbuka tidak menyetujui orang lain?

• Bisakah saya menilai dengan sensitif bahwa tindakan saya tidak dianggap sebagai
ancaman

• Bisakah saya bebas dari ancaman evaluasi eksternal

• Dapatkah saya memahami orang lain yang sedang dalam proses “berubah”, atau apakah
saya akan terikat dengan masa lalunya dan masa lalu saya?
B. Contoh Helping Relationship dalam Praktik Keperawatan
Contoh ini diambil dari penelitian Sheila dkk. (Poltekkes Kemenkes Malang pada
tahun 2019). Dalam penelitian tersebut metode helping relationship diterapkan pada
pasien pra operasi untuk mengurangi kecemasannya. Sebagaimana yang kita ketahui
helping relationship adalah hubungan antar perawat dengan klien dimana hubungan
tersebut membantu klien untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia klien. Pasien pra
operasi sering mengalami peningkatan kecemasan. Kecemasan merupakan gangguan
alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran mendalam
dan berkelanjutan. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau
mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa
emosi yang mengancam tersebut terjadi (Murwani, 2010).
Berdasarkan hasil dari penelitian terdapat perubahan kecemasan pasien pra operasi
dengan pemberian komunikasi terapeutik metode helping relationship di RS Bina Sehat
tahun 2018. Pasien yang diberi komunikasi terapeutik metode helping relationship
merasa lebih tenang dan kecemasan yang yang dirasakannya berkurang dibandingkan
dengan sebelum diberi komunikasi terapeutik metode helping relationship. Komunikasi
merupakan hal yang penting dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien pra
operasi. Komunikasi yang efektif dapat mengurangi kecemasan pra operasi yaitu
komunikasi terapeutik metode helping relationship karena pasien lebih dapat
mengekplorasi perasaaannya, menceritakan ketakutan, kekhawatirannya menghadapi
situasi tersebut.
Komunikasi terapeutik metode helping relationship dapat menurunkan kecemasan
pasien pra operasi , karena pada komunikasi ini perawat harus memiliki sifat empati
bukan simpati karena dengan sifat ini perawat akan mampu merasakan dan memikirkan
permasalahan yang dihadapi pasien sehingga pasien lebih merasa dihargai dan dapat
mengurangi beban pasien. Perawat juga harus memiliki sifat jujur, dan terbuka untuk
menjelaskan bagaimana proses operasi yang akan dijalani pasien agar pasien mengetahui
prosedur operasi dan pasien lebih terbuka menceritakan masalah yang saat ini ia rasakan.
Juga perawat harus bersikap positif kepada pasien agar pasien lebih percaya diri dan
optimis untuk melaksanakan operasi sehingga pasien bisa menerima kondisinya, dan
mampu membuat klien menerima dan tidak takut terhadap nyeri setelah operasi.
Komunikasi Terapeutik metode helping relationship dapat mengurangi tingkat kecemasan
karena pasien merasa bahwa interaksinya dengan perawat merupakan kesempatan untuk
berbagi pengetahuan, perasaan, infomasi dalam rangka mencapai tujuan keperawatan
yang optimal sehingga proses operasi dapat berjalan lancar tanpa adanya kendala (Siti &
Ida, 2012).
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan
orang lain. Contoh helping relationship dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
1. Membantu teman kita saat ada permasalahan dan membantu mereka memahami
keadaannya.
2. Mengurangi rasa kesedihan yang dialami seseorang dengan menghiburnya.
3. Menyemangati orang terdekat kita untuk melakukan hal yang mereka inginkan.
4. Menolong seseorang untuk memenuhi kebutuhan yang ia butuhkan.
5. Menenangkan perasaan seseorang yang dilanda kebingungan dan kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA

Anjaswarni, Tri. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Komunikasi dalam
Keperawatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Sarfika, Rika, Esthika Ariani Maisa, Windy Freska. 2018. Buku Ajar Keperawatan Dasar 2
Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan. Padang: Andalas University Press

Afrilia, AM, Lintang Citra Christiani. 2020. Helping Relationship Antara Perawat dengan Pasien
dalam Penyembuhan Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang. Jurnal
Komunikasi dan Kajian Media. 4 (1): 27-41.

Setianing, Sheila, dkk. 2020. Perubahan Kecemasan Pasien Pra Operasi dengan Pemberian
Komunikasi Terapeutik Metode Helping Relationship. Jurnal Pendidikan Kesehatan. 8 (1): 50-
57

Anda mungkin juga menyukai