Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

MENURUT HENDERSON

OLEH

KELOMPOK IV :

1. Agustina Trisnayati (2122040)


2. Detri Karolina Ria (2122024)
3. Dominggus Kanata (2122028)
4. Emanuel Elfando Graza (2122012)
5. Stefania Agustina Rengo (2122020)
6. Kordianus Rana (2122044)
7. Nandita Adam (2122032)
8. Nurhayati kaluku (2122008)
9. Nur’ain Ar Bague (2122004)
10. Rahmawati kamana (2122036)
11. Walburga Adeltrudis (2122016)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

GEMA INSAN AKAGEMIK

MAKASSAR
2022/2023

KATAPENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa, berkat dan rahmatnya hingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “KONSEP DAN PRINSIP
KEBUTUHAN KEBERSIHAN DAN KEPERAWATAN DIRI” dengan terselesaikannya
makalah   ini, berkat dan dukungan dari dosen pembimbing dan teman-teman sekalian.
Kami  telah banyak mengalami kesulitan dalam membuat makalah ini, tetapi semuanya dapat
terselesaikan dengan baik  dan dengan kerja sama yang baik juga.
Demikian kami buat makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua untuk menambah ilmu
dan pengetahuan.Jika ada kesalahan dalam membuat makalah ini penulis mohon maaf sebesar-
besarnya.
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I      :    PENDAHULUAN
                     A.   Latar belakang
                     B.   Tujuan
BAB II    :    MATERI PEMBAHASAN
A.Konsep dan prinsip kebutuhan dasar manusia menurut Henderson
1.  Konsep Kebersihan Perorangan dan Perawatan Diri
a.Anatomi fisiologi kulit
b. hygiene personal
1. pengertian
2. tujuan
3. jenis
4. factor yang mempengaruhi hygiene personal
5. prinsip hygiene personal
6. dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene
7. pengertian lingkungaan rumah sakit
8. area yang mempengaruhi hygiene di trumah sakit
9. berpakaian
10. mempertahankan susu tubuh dalam kisaran normal
11. menjaga tubuh tetap bersih dan melindungi kulit
2.ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
a. Kebersihan perawatan diri
b. Intergitas kulit dan luka
BAB III   :    PENUTUP
a. Kesimpulan                  
b. Kritik dan Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
    A. Latar Belakang
       Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan dan kesehatan.Beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar
dari pada kebutuhan lainnya.Oleh karena itu beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum
kebutuhan lainnya.Kebutuhan dasar manusia seperti makan, air, keamanan dan cinta merupakan
hal yang penting bagi manusia.Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia tersebut dapat
digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia dalam mengaplikasikan
ilmu keperawatan di dunia kesehatan.
       Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana
seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.Praktik personal hygiene
bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari
pertahanan melawan infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu
anggota keluarga untuk melakukakn tindakan itu maka akan menambah tingkat kebutuhan
pasien. (Potter & Perry, 2005).

 B. Tujuan

       Adapun tujuan pembahasan yang terkait di dalam isi makalah ini yaitu :

1.        Menjelasakan konsep kebersihan perorangan dan perawatan diri.

2.        Menyusun pengkajian keperawatan.

3.        Merumuskan dignosa keperawatan.

4.        Menyusun rencana keperawatan.


BAB II

MATERI PEMBAHASAN

  1. Defenisi Konsep dan Prinsip Kebutuhan Kebersihan dan Perawatan Diri
       Perawatan diri (Personal Hygiene) dan lingkungan merupakan bagian dari kehidupan sehari-
hari. Perawatan diri atau kebersihan diri (Personal Hygiene) merupakan perawatan diri sendiri
yang dilakukan  untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun piskologis.
Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi  berbagai faktor, diantaranya budaya, nilai sosial pada
individu atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan
diri.
A . Anatomi Fisiologi Kulit
Definisi Kulit

Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai peranan

dalam homeostatis. Kulit mempunyai fungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai

trauma dan penahan terhadap bakteri, virus, dan jamur. Kehilangan panas dan

penyimpanan panas diatur oleh vasodilatasi atau sekresi kelenjar-kelenjar keringat.

Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis dan jaringan subkutan (Effendi,

1999).

 Epidermis

Epidermis merupakan lapisan terluar kulit, yang terdiri dari :

1. Stratum korneum, yaitu sel yang telah mati, selnya tipis, datar, tidak mempunyai inti sel
dan mengandung zat keratin.
2. Stratum lusidum, yaitu sel bentuk pipih, mempunyai batas tegas, tetapi tidak ada inti.
Lapisan ini terdapat pada telapak kaki. Dalam lapisan ini terlihat seperti pita yang bening,
batas-batas sudah tidak begitu terlihat.
3. Stratum glanulosum, sel ini berisi inti dan glanulosum.
4. Zona germinalis, terletak dibawah lapisan tanduk dan terdiri atas dua lapisan epitel yang
tidak tegas.
5. Sel berduri, yaitu sel dengan fibril halus yang menyambung sel satu dengan yang lainnya,
sehingga setiap sel seakan-akan tampak berduri.
6. Sel basale, sel ini secara terus-menerus memproduksi sel epidermis baru. Sel ini disusun
dengan teratur, berurutan dan rapat sehingga membentuk lapisan pertama atau lapisan
dua sel pertama dari sel basal yang posisinya diatas papilla dermis (Susanto dan Ari,
2013).
 Dermis

Dermis terletak dibawah lapisan epidermis. Dermis merupakan jaringan ikat

longgar dan terdiri atas sel-sel fibrinoplas yang mengeluarkan protein kolagen dan

elastin. Serabut-serabut kolagen dan elastin tersusun secara acak, dan menyebabkan

dermis terenggang dan memiliki daya tahan. Seluruh dermis terdapat pembuluh

darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar

keringat dan sebasea. Pada dermis terdapat sel mast yang berfungsi mengeluarkan

histamin selama cidera atau peradangan dan makrofag yang memililki fungsi

memfagositosis sel-sel mati dan mikroorganisme (Corwin, 2009). Dermis terdiri dari

dua lapisan; lapisan atas yaitu pars papilaris (stratum papilaris), dan bagian bawah

yaitu pars retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar yang tersusun atas serabut-

serabut; serabut kolagen, serabut elastic, dan serabut retikulus (Susanto dan Ari,

2013).

 Subkutan
Subkutan mengikat kulit secara longgar dengan organ-organ yang berada di

bawahnya. Lapisan subkutan mengandung jumlah sel lemak yang beragam,

bergantung pada area tubuh dan nutrisi individu, serta berisi banyak pembuluh darah

dan ujung saraf (Sloane, 1994). Sel lemak berbentuk bulat dengan intinya berdesakan

kepinggir, sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan lemak ini disebut penikulus

adiposus yang tebalnya tidak sama pada setiap tempat dan jumlah antara laki-laki dan

perempuan. Fungsi penikulus adipose adalah sebagai shok breaker atau pegas bila

tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit, isolator panas atau untuk

mempertahankan suhu. Di bawah subkutan terdapat selaput otot dan lapisan

berikutnya yaitu otot (Susanto dan Ari, 2013).

b. Bagian-bagian Kulit

Kulit pada manusia mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari:

1. Hipodermis
Merupakan zona tradisional diantara kulit dan jaringan adipose dibawahnya.
Mengandung lemak demikian juga jaringan ikat putih dan kuning. Kumparan dari
sejumlah gradual sebasea atau porium tergantung vena dan limfatika. Baik saraf
bermealin maupun tidak bermealin ditemukan dalam kulit yang berisi organ akhir dan
banyak serat saraf. Organ ini member respon sensasi panas, dan dingin nyeri
(Susanto dan Ari, 2013).
2. Kelenjar Keringat
Terdiri dari dua jenis kelenjar, yaitu ekrin dan apokrin. Kelenjar keringat
ekrin menghasilkan keringat encer yang keluar melalui duktus kelenjar keringat ke
pori permukaan kulit dan memiliki fungsi sebagai termolegulasi. Kelenjar keringat
apokrin terletak di genitalia eksternal, lipat paha, aksila, dan areola. Kelenjar keringat
apokrin masih belum aktif hingga pubertas, saat kelanjar aktif mulai mengeluatkan
keringat yang lebih pekat dan jika terkena bakteri akan menimbulkan bau khas
(Brooker, 2005).
3. Kelenjar Sebasea

Kelenjar sebasea disebut juga kelenjar holokrin (sel-sel sekretori selama

sekresi sebum. Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum yang biasanya dialirkan ke

folikel rambut. Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-

pecahan sel yang berfungsi sebagai emoliens atau pelembut kulit dan merupakan

suatu barier terhadap evaporasi serta memiliki aktivitas bakterisida (Sloane, 1995).

Appendises (meliputi rambut dan kuku)

 Rambut

Rambut adalah keratin mengeras yang tumbuh dengan kecepatan yang

berbeda di bagian tubuh yang berlainan. Rambut tumbuh sebagai suhu folikel

di sebuah saluran, yang dimulai di bagian dalam lapisan dermis. Setiap folikel

rambut saling berhubungan dalam saluran tersebut dengan sebuah kelenjar

sebasea dan serabut otot polos, ysng disebut otot erector pili. Apabila sel otot

erector pili terangsang oleh saraf simpatis, maka rambut akan berdiri tegak.

Rambut di kepala berfungsi sebagai proteksi untuk menghindari kulit kepala

terbakar sinar matahari.

 Kuku

Kuku merupakan suatu bentuk kulit khusus yang dibentuk oleh bagian

kulit yaitu akar kuku (nail root) yang letaknya di jari tangan dan kaki. Kuku

utamanya terdiri dari lapisan corneum (lapisan tanduk) dan berfungsi untuk

melindungi jari yang kulitnya tergolong sensitive (Corwin, 2009).

c. Fungsi Kulit

Kulit pada manusia mempunyai banyak fungsi yang berguna dalam menjaga
homeostatis tubuh :

1. Fungsi Absorpsi
Kulit tidak dapat menyerap air, tetapi dapat menyerap larut-lipid seperti vitamin
A, D, E, dan K, oksigen, karbondioksida. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh
tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, dan metabolism. Penyerapan dapat berlangsung
melalui celah antar sel atau melalui muara saluran kelenjar, tetapi lebih banyak yang
melalui sel-sel epidermis daripada melalui muara kelenjar (Watson, 2002).
2. Fungsi Ekskresi
Kulit berfungsi sebagai tempat pembuangan suatu cairan yang keluar dari dalam
tubuh dengan perantara 2 kelenjar keringan, yakni kelenjar keringat sebaseae dan kelenjar
keringat (Watson, 2002).
3. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh
Sistem pengaturan suhu dilakukan dengan melebarkan pembuluh darah. Kulit
akan mengeluarkan sejumlah keringat dalam keadaan panas melalui pori-pori, panas
dalam tubuh dibawa keluar bersama keringat. Sebaliknya, jika kondisi udara dingin,
pembuluh darah akan mengecil. Pengecilan pembuluh darah ini bertujuan untuk menahan
panas keluar dari tubuh yang berlebihan. Dengan adanya sistem pengaturan ini, maka
suhu tubuh akan selalu dalam kondisi stabil (Anderson, 1996).
4. Fungsi Pelindung
Kulit dapat melindungi tubuh dari gangguan fisik berupa tekanan dan gangguan
yang bersifat kimiawi. Selain itu, kulit juga dapat melindungi kita dari gangguan biologis
seperti halnya serangan bakteri dan jamur. Kulit juga menjaga tubuh agar tidak
kehilangan banyak cairan dan melindungi tubuh dari sinar UV
(Gibson, 2002).
5. Fungsi Peraba
Pada lapisan dermis terdapat kumpulan saraf yang bisa menangkap

rangsangan beruupa suhu, nyeri dan tekanan. Rangsangan tersebut akan disampaikan

ke otak sebagai pusat informasi sehingga dapat mengetahui apa yang dirasakan

(Gibson, 2002).
Luka bakar merupakan respons kulit dan jaringan subkutan terhadap trauma

suhu/termal. Luka bakar dengan ketebalan parsial merupakan luka bakar yang tidak

merusak epitel ataupun merusak sebagian epitel. Biasanya dapat pulih dengan

penanganan konservatif. Luka bakar dengan ketebalan penuh merusak semua

sumber-sumber pertumbuhan kembali epitel kulit dan membutuhkan eksisi serta

cangkok kulit jika luas (Grace and Borley, 2006).

d. Epidemiologi Luka Bakar

Penanganan dan perawatan luka bakar sampai pada saat ini masih

memerlukan perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan bagi kita. Di

Amerika dilaporkan sekitar 2 sampai 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah

kematian sekitar 5 sampai 6 ribu kematian/tahun. Di Indonesia sendiri hingga kini

belum ada laporan tertulis mengenai jumlah penderita luka bakar maupun jumlah

nagka kematian yang disebabkan karena luka bakar. Di unit luka bakar RSUP Dr.

Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada tahun 1998 dilaporkan sebanyak 107 kasus luka

bakar yang dirawat, dengan angka kematian 37,38%. Di unit luka bakar RSU Dr.

Soetomo, Surabaya jumlah kasus luka bakar pasien rawat selama satu tahun sejumlah

106 kasus atau 48,4% dari seluruh penderita bedah plastik yang dirawat yaitu

sebanyak 219 kasus, jumlah kematian akibat luka bakar sebanyak 28 penderita atau

sekitar 26,41% dari seluruh penderita luka bakar yang dirawat, kematian umumnya

terjadi pada luka bakar dengan luas daerah luka bakar lebih dari 50% atau pada luka

bakar yang disertai cedera pada saluran napas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama

perawatan (Noer, 2006).


e. Etiologi Luka Bakar

Kebanyakan luka bakar terjadi karena kontak dengan api, permukaan yang panas

dan cairan panas.

1. Luka bakar listrik disebabkan adanya objek konduktif yang berinteraksi dengan saluran
listrik atau kabel listrik yang korsleting. Trauma listrik yang serius berasal dari aliran arus
yang melewati jalur organ, otot, dan saraf atau vascular.
2. Luka bakar zat kimia berasal dari kontak dengan asam, basa dan muatan organik yang
menyebabkan gangguan zat kimia dan perubahan fisik area yang terbakar.
3. Sinar matahari yang dapat mengakibatkan luka bakar karena radiasi.
4. Luka bakar akibat zat panas (air panas) paling sering banyak ditemukan, diikuti dengan
luka bakar akibat kontak dengan rokok (Muscary, 2001).

B. Personal Hygiene

1. Pengertian

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang

artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan

(kebersihan diri) adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara

kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahtaraan fisik dan psikis

(Tarwoto & Wartonah, 2006). Personal hygiene merupakan perawatan diri

sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik

maupun psikologis (Aziz, 2006). Definisi–definisi diatas dapat disimpulkan

bahwa personal hygiene merupakan kegiatan atau tindakan membersihkan

seluruh anggota tubuh yang bertujuan untuk memelihara kebersihan dan

kesehatan seseorang (Natalia, 2015).

2. Tujuan Personal Hygiene


Tujuan umum perawatan diri adalah untuk mempertahankan perawatan

diri, baik secara sendiri maupun dengan bantuan, dapat melatih hidup

sehat/bersih dengan cara memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap

kesehatan dan kebersihan, serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan

kebutuhan kesehatan. Membuat rasa nyaman dan relaksasi dapat dilakukan

untuk menghilangkan kelelahan serta mencegah infeksi, mencegah gangguan

sirkulasi darah, dan mempertahankan integritas pada jaringan. (Aziz, 2006).

Menurut (Natalia, 2015) tujuan perawatan personal hygiene antara lain:

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

b. Memelihara kebersihan diri seseorang

c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang

d. Pencegahan penyakit

e. Meningkatkan kepercayaan diri seseorang

f. Menciptakan keindahan

3. Jenis jenis perawatan personal hygiene menurut Perry & Potter (2005)

1. Berdasarkan waktu

a. Perawatan dini hari

Perawatan dini hari merupakan perawatan diri yang dilakukan pada


waktu bangun tidur untuk melakukan tindakan seperti perapian dan pemeriksaan,mempersiapk
an pasien melakukan sarapan dll. 

b. Perawatan pagi hari


Perawatan pagi hari merupakan perawatan dilakukan setelah melakukan pertolongan dalam
memenuhi kebutuhan eliminasi mandi sampai merapikan tempat tidur pasien.

c. Perawatan siang hari

Perawatan siang hari merupkan perawatan yang dilakukan setelah melakukan perawatan diri
yang dapat dilakukan antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan
tempat tidur, serta melakukan pembersihan lingkungan pasien.

d. Perawatan menjelang tidur

Perawatan menjelang tidur merupakan perawatan yang dilakukan pada saatmenjelang tidur
agar pasien dapat tidur beristirahat dengan tenang. Sepertimencuci tangan dan muka
membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.

2. Berdasarkan tempat

a. Perawatan diri pada kulit


Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapatmelindungi tubuh dari
berbagai kuman atau trauma sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam
mempertahankan fungsinya.
Fungsi kulit adalah :
1. Proteksi tubuh

2. Pengaturan temperatur tubuh

3. Pengeluaran pembuangan air

4. Sensasi dari stimulus lingkungan

5. Membantu keseimbangan cairan dan elektrolit


6. Memproduksi dan mengabsorsi vitamin D

Faktor yang mempengaruhi perubahan dan kebutuhan pada kulit :

1 .Umur

2. Jaringan kulit

3. Kondisi atau keadaan lingkungan 

b. Mandi

Mandi bermanfaat untuk menghilangkan atau membersihkan bau badan,keringat, dan sel yang
mati serta merangsang sirkulasi darah dan membuatrasa nyaman. Mandi memandikan pasien
merupakan perawatan hygienis total. Mandi dapat dkategorikan sebagai pembersihan atau
terapeutik. Mandiditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan
total dan memperlukan personal hygiene total.
c. Perawatan diri pada kaki dan kukuPerawatan kaki dan kuku untuk mencegah infeksi, bau
kaki, dan,
cedera jaringan lunak. Integritas kaki dan kuku ibu jari penting untukmempertahankan fungsi
normal kaki sehingga orang dapat berdiri atau berjalan dengan nyaman.
d. Perawatan rambut
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksidan pengatur suhu.
Indikasi perubahan status kesehatan diri juga dapatdilihat dari rambut. Perawatan ini
bermanfaat mencegah infeksi daerahkepala.
e. Perawatan gigi dan mulut
Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus dipertahankankebersihannya. Sebab melalui
organ ini berbagai kuman dapat masuk.
f. Kebersihan mulut dan gigi dijaga dengan
1. Untuk yang masih mempunyai gigi
Menyikat gigi secara teratur sekurang kurangnya dua kali dalam
sehari, pagi hari dan malam sebelum tidur, termasuk bagian gusi dan lidah.Bila ada gigi
berlubang, sebaiknya segera ke puskesmas. Bila tetap adaendapan warna kuning sampai
cokelat, kirim ke puskesmas/dokter gigi
2. Bagi yang menggunakan gigi palsu
Gigi dibersihkan dengan sikat gigi perlahan lahan dibawah air yangmengalir. Bila perlu dapat
digunakan pasti gigi. Pada waktu tidur, gigitiruan/palsu tidak dipakai dan direndam dalam air
bersih.
3. Bagi mereka yang tidak mempunyai gigi sama sekali
Setiap habis makan juga harus menyikat bagian gusi dan lidah untukmembersihkan sisa
makanan yang melekat.
g. Perawatan perineal wanita
Perawatan peineal wanita meliputi genelita eksternal. Prosedur biasanyadilakukan selama
mandi. Perawatan perineal mencegah dan
mengontrol penyebaran infeksi, mencegahkan kerusakan kulit, meningkatkankenyamanan dan
mempertahankan kebersihan.
h. Perawatan perineal pria
Klien pria memerlukan perhatian khusus selama perawatan perineal,khususnya bila ia tidak di
sirkumulasi. Foreskin menyebabkan sekresimengumul dengan mudah di dekitar mahkotapenis
dekat meatus uretral.Kanker penis terjadi lebih sering pada pria yang tidak disirkumsisi
dandiyakini berkaitan kebersihan.
i. Kebutuhan kebersihan lingkungan pasienYang dimaksud disini adalah kebersihan pada tempat
tidur. Melaluikebersihan tempat tidur diharapkan pasien dapat tidur dengan nyaman
tanpagangguan selama tidur sehingga dapat membantu proses penyembuhan.

 4. Faktor- faktor yang mempengaruhi


1. Citra tubuh
 2. Praktik sosial
3. Status sosial ekonomi
4. Pengetahuan dan motivasi kesehatan
5. Variabel budaya
6. Kebiasaan atau pilihan pribadi
7. Kondisi fisik seseorang

Menyusun Pengkajian Keperawatan


Dalam melakukan pengkajian harus menggerakkan semua indera dan tenagauntuk
melakukan pengkajian secara cermat baik melalui wawancara,observasi, pemeriksaan fisik
untuk menggali data yang akurat. (Potter &Perry, 2000)A.
 
A.Riwayat keperawatan

Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana


dan prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene individu 
baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.

B.Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik, kaji personal hygiene individu, mulai dariektremitas atas sampai bawah.

1.Rambut

Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kuantitas), apakah tamapkkusam ? apakah ditemukan
kerontokan ?

2.Kepala
Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanyaketombean, kebotakan, atau
tanda-tanda kemerahan.
 3.Mata
Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, sekret padakelopak mata, kemerahan
atau gatal-gatal pada mata.
4.Hidung
Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, pendarahanhidung, tanda-tanda pilek
yang tidak kunjung sembuh, tanda-tandaalergi atau perubahan pada daya penciuman.

5.Mulut

Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikanadanya lesi, tanda-tanda
radang gusi atau sariawan, kekeringan atau peceh-pecah.

6.Gigi
Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tandakarang gigi, karies, gigi pecah-
pecah, tidak lengkap, atau gigi palsu.

7.Telinga

Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumenatau kotoran pada telinga,
lesi, infeksi, atau perubahan daya pendengaran.

8.Kulit

Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dankebersihannya. Perhatikan adanya


perubahan warna kulit, stria,kulit keriput, lesi, atau pruritus.

9.Kuku tangan dan kaki

Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainanatau luka.

10.Genetalia
Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perineum.Perhatikan pola pertumbuhan
rambut pubis. Pada laki-laki, perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.
Merumuskan Diagnosa Keperawatan
Menurut Nanda (2015), diagnosa keperawatan umum untuk klien untuk masalah perawatan
hygiene adalah pada defisit perawatan diri.
1.Defisit perawatan diri : pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi
kelelahan

2.Defisit perawatan diri : berhubungan dengan hambatan lingkungan,kelemahan dan


kelelahan
3.Defisit perawatan diri : pasien mengatakan rasa gatal pada
bagian punggung ketiak dan paha dan mengatakan tidak memiliki keinginanuntuk merawat diri
sejak sakit pada ulu hatinya dan pusing yangdirasakannya
4.Defisit perawatan diri : perfusi jaringan perifer tidak efektif b/d penurunan badan hb
 
Menyusun Rencana Keperawatan
 
 
5.Prinsip hygiene personal

Prinsip hygiene perorangan atau kebersihan diri dalam penerapannya (Sujarno, 2018)
sebagai berikut :

a. Sumber pencemaran
Tubuh manusia selain sebagai alat yang merupakan sumber cemaran bagi manusia lain
dan lingkungannya termasuk kepada makanan dan minuman.
b. cemaran berasal dari tubuh manusia.
Sumber cemaran yang pada umumnya berasal dari tubuh manusia dan sangat
mengganggu manusia lain dan lingkungannya, antara lain adalah :

1) Hidung

2) Mulut

3) Telinga

4) Isi perut

5) Kulit

Semua sumber cemaran yang berasal dari tubuh manusia harus

selalu dijaga kebersihannya sehingga tidak menimbulkan gangguan

cemaran terhadap manusia lain dan lingkungannya. Menjaga kebersihan

diri dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Mandi secara teratur memakai sabun mandi dengan menggunakan air bersih yang
memenuhi syarat kesehatan dengan cara yang benar.
2. gigi dengan pasta gigi dan sikat gigi. Sebaiknya melakukan gosok gigi setiap selesai
makan, sebelum tidur dan sesudah tidur.
3. Berpakaian yang bersih. Pakaian sebelum dipakai seharusnya diseterika lebih dahulu
dengan tujuan apabila ada kuman atau bakteri akan mati.
4. Membiasakan membersihkan lubang hidung, lubang telinga, sela sela kuku secara rutin
dan teratur sehingga bagian tersebut bersih. Kuku dipotong sehingga tidak menyimpan
kotoran dan mudah dibersihkan.
5. Membuang kotoran pada jamban atau WC yang memenuhi syarat kesehatan. Setelah
buang air besar maupun kecil harus mencuci tangan dengan sabun dan air bersih.
6. Kulit harus dijaga kebersihannya terutama dari bahan bahan kosmetik yang tidak perlu
atau yang dapat menimbulkan cemaran pada makanan atau minuman.

b. Sumber lain selain di atas tersebut dapat pula berasal dari:

1. Luka pada kulit yang sifatnya terbuka seperti koreng.

2. Bisul atau nanah yang sewaktu waktu potensial untuk pecah atau terbuka.

3. Rambut rontok. Kulit dalam keadaan normal mengandung banyak

bakteri penyakit. Sekali kulit terkelupas akibat luka atau teriris maka

bakteri akan masuk kebagian kulit dan terjadilah infeksi.

c. Sumber cemaran akibat perilaku

1. Tangan kotor

Kebersihan tangan sangat penting bagi setiap orang terutama para

penjamah makanan/minuman. Pada umumnya orang sangat enggan

mencuci tangan apabila akan menjamah makanan disebabkan karena

merasa tangannya dalam kondisi masih bersih. Selain itu melakukan

cuci tangan lebih dahulu sebelum menjamah makanan/minuman

maupun peralatannya disebabkan karena merasa butuh waktu lama

untuk mengerjakannya.

2. Batuk, bersin atau percikan ludah

Bersin biasanya datang tanpa disadari. Tetapi pada saat menjelang


bersin sudah dapat diketahui sehingga dapat dilakukan tindakan

pencegahan.

Langkah langkah pencegahannya adalah dengan cara :

a. Segera menjauhi atau menghindar dari makanan/minuman yang ditanganinya.

b. Segera menutup hidung dengan sapu tangan atau tissue.

c. Segera meninggalkan ruangan tempat beradanya

makanan/minuman.

Batuk merupakan indikator bahwa orang tersebut sedang menderita

penyakit sehingga yang bersangkutan harus berobat. Bila penjamah

sakit batuk maka akan terus menerus batuk sehingga dapat mengganggu

pekerjaan dan juga akan dapat menularkan penyakitnya.Ludah merupakan sumber cemaran yang
akan tersebar ke udara sewaktu berbicara atau tertawa. Kebiasaan meludah adalah sesuatu yang
sangat menjijikan terlebih pada waktru meludah dengan mengeluarkan dahak. Bila terpaksa
harus meludah maka meludah pada tempat yang telah disediakan.

3.Menyisir rambut dekat makanan

Rambut adalah bagian atas tubuh yang melindungi kepala dari sengatan

panas matahari atau kotoran dari debu. Karena itu rambut akan cepat

sekali kotor karena debu-debu akan mengendap dipermukaan rambut,

akibatnya rambut penuh kotoran.

4. Perhiasan yang dipakai

Perhiasan yang dipakai oleh penjamah makanan akan menjadi tempat menimbunnya
kotoran akibat debu, kotoran melalui keringat dan sebagainya. Perhiasan akan menjadi sumber
cemaran sehingga tidak perlu dipakai sewaktu mengolah makanan/minuman.

5. Mencicipi makanan dengan cara menjilat alat yang dipergunakan


Kebiasaan orang apabila memasak makanan atau minuman selalu mencicipi untuk
melakukan tes tentang rasa.

2. Sumber karena ketidak tahuan

Pengetahuan merupakan salah satu faktor dari serangkaian perilaku yaitu pengetahuan,
sikap dan perilaku (PSP). Ketidak tahuan dapat terjadi karena :

a. Dari asalnya tidak tahu

b. Belum dipahami dalam penggunaannya

c. Tidak disadari bahayanya

Terjadinya pemakaian bahan makanan yang dapat menimbulkan bahaya tetapi tetap
dipergunakan sebagai akibat untuk tujuan tertentu seperti :

a. Pemakaian bahan palsu.

b. Pemakaian bahan rusak/kualitas rendah.

c. Tidak bisa membedakan bahan makanan dan bukan untuk makanan.

d. Tidak mengetahui pewarna makanan dan bukan untuk makanan.

6. Dampak Personal Hygiene

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene (Tarwoto & Wartonah, 2004)
meliputi:

a. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpelihara kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering

terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut,

infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

 
b.Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa


nyaman, kebutuhan di cintai dan mencintai,kebutuhan harga diri, aktualisasi, dan gangguan
interaksi sosial.

7.Pengertian lingkungan rumah sakit

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan perorangan secara paripurna yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif melalui penyediaan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undang-
undang Republik Indonesia No.44 tahun 2009). Rumah Sakit memiliki peran sangat penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu RS di tuntut untuk dapat
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah di tentukan (Depkes RI,
2007). Menurut Undang Undang RI no 18 tahun 2012 tentang pangan, keamanan pangan adalah
kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis,
kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan mebahayakan kesehatan manusia
serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk
dikonsumsi. Aspek keamanan pangan sangat penting dan perlu diperhatikan sebelum
mengonsumsi makanan. Kelalaian akibat cemaran-cemaran tersebut dapat menyebabkan
keracunan

8.Area yang mempenharuhi hygiene dirumah sakit

Dampak personal hygiene penting untuk kita ketahui. Personal Hygiene atau kebersihan
diri sendiri yaitu suatu kegiatan atau tindakan memelihara kesehatan diri baik secara fisik
maupun kejiwaan.

Menjaga kesehatan personal hygiene menjadi modal utama dalam meningkatkan kesehatan
dalam masyarakat. Sinergitas antar elemen dalam masyarakat akan menciptakan derajat
kesehatan yang tinggi. Perawatan itu menjadi penting karena mencangkup kenyamanan individu,
antar individu, kesehatan dan keamanan.

Ketika individu memiliki kesehatan yang baik, kesehatan itu akan mengantarkan pada kesehatan
dengan skala yang lebih besar. Yaitu kesehatan lingkungan. Selain itu, era pandemi covid-19
menyebabkan kebutuhan masyarakat akan lingkungan yang sehat untuk menunjang sistem
imunitas tubuh meningkat tajam.

9.Berpakaian

Pakaian Rumah Sakit Bisa Timbulkan Trauma pada Pasien.Rumah sakit bisa mendesain
ulang pakaian sehingga pasien dirasa lebih bermartabat.

Mengenakan pakaian rumah sakit menjadi hal umum bagi pasien. Pakaian rumah sakit
juga memudahkan dokter dalam memeriksa pasiennya.

Berpakaian dinilai menunjukkan jati diri, pekerjaan hingga status sosial. Lalu, bagaimana
rasanya seseorang saat memakai pakaian rumah sakit?

Menurut para peneliti di Finlandia, mengenakan pakaian rumah sakit sejatinya tidak perlu dan
bahkan dapat menimbulkan trauma bagi beberapa pasien. Sebuah studi baru-baru ini menemukan
pasien sering diminta mengenakan pakaian rumah sakit bahkan ketika tidak ada alasan medis
bagi mereka untuk memakainya.

Studi itu diungkapkan psikolog konseling Liza Morton dan dosen psikologi University of
Strathclyde Nicola Cogan. Menurut dosen senior bidang psikologi olahraga dan olahraga di
University of Suffolk Emmanouil Georgiadis, pakaian berguna lebih dari sekadar fungsi.

Dilansir di Channel News Asia, meskipun penelitian tentang topik ini masih sedikit,
temuan terbatas sejauh ini menunjukkan pakaian rumah sakit tidak bermartabat dan menambah
rasa tidak berdaya dan kerentanan. Dan ini diperburuk oleh jas putih profesional, otoriter yang
dikenakan dokter, yang selanjutnya dapat meningkatkan ketidakseimbangan kekuatan.

10. Konsep Suhu Tubuh


1. Definisi Suhu Tubuh

Suhu tubuh adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat. Dapat pula
dikatakan sebagai ukuran panas/dinginnya suatu benda.

Sedangkan dalam bidang thermodinamika suhu adalah suatu ukuran

kecenderungan bentuk atau sistem untuk melepaskan tenaga secara spontan (Arif,

2009).

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor

yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu

tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu

tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang

diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur

hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan

mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh

telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut

titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan

pada 37°C (Harold, 2005).

Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan

merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan

suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran

panas sehingga suhu kembali pada titik tetap. Upaya-upaya yang kita dilakukan

untuk menurunkan suhu tubuh yaitu mengenakan pakaian yang tipis, banyak

minum, banyak istirahat, beri kompres, beri obat penurun panas (Harold, 2005).

2. Fisiologi pengaturan suhu tubuh


Hipotalamus yang terletak antara hemisfer serebral, mengontrol suhu

tubuh. Suhu yang nyaman adalah pada saat sistim panas beroperasi. Hipotalamus

merasakan perubahan ringan pada suhu tubuh, hipotalamus anterior mengontrol

pengeluaran panas, dan hipotalamus posterior mengontrol produksi panas. Bila sel

saraf di hipotalamus anterior menjadi panas melebihi set point maka inpuls akan

dikirim untuk menurunkan suhu tubuh

Mekanisme pengeluaran panas termasuk berkeringat, vasodilatasi atau

pelebaran pembuluh darah dan hambatan produksi panas. Darah didistribusi

kembali ke pembuluh darah permukaan untuk meningkatkan pengeluaran panas.

Jika hipotalamus posterior merasakan suhu tubuh lebih rendah dari set point maka

mekanisme konservasi panas bekerja. Vasokonstriksi (penyempitan) pembuluh

darah mengurangi aliran darah kekulit dan extremitas. Kompensasi produksi

panas distimulasi melalui kontraksi otot volunter dan getaran atau menggigil pada

otot. Bila vasokonsriksi tidak efektif dalam pencegahan tambahan pengeluaran

panas, tubuh mulai menggigil. Lesi atau trauma pada hipotalamus atau korda

spinalis yang membawa pesan hipotalamus dapat menyebabkan perubahan yang

serius pada kontrol suhu (Potter,2005).

Seperti banyak fungsi biologis lainnya, suhu tubuh manusia

memperlihatkan irama sirkadian. Mengenai batasan “normal”, terdapat beberapa

pendapat. Umumnya berkisar antara 36,1°C atau lebih rendah pada dini hari

sampai 37,4°C pada sore hari. Atau 36,5+0,7°C (Harold, 2005). Lebih lanjut

dijelaskan, suhu tubuh rata-rata orang sehat 36,8+0,4°C, dengan titik terendah

pada jam 06.00 pagi dan tertinggi pada jam 16.00. Suhu normal maksimum (oral)
pada jam 06.00 adalah 37,2°C dan suhu normal maksimum pada jam 16.00 adalah

37,7°C. Dengan demikian, suhu tubuh >37,2°C pada pagi hari dan >37,7°C pada

sore hari disebut demam. Walaupun tidak ada batasan yang tegas, namun

dikatakan bahwa apabila terdapat variasi suhu tubuh harian yang lebih 1-1,5°C

adalah abnormal. Suhu tubuh dapat diukur melalui rektal, oral atau aksila, dengan

perbedaan kurang lebih 0,5- 0,6°C, serta suhu rektal biasanya lebih tinggi (Harold,

2005).

Nukleus pre-optik pada hipotalamus anterior berfungsi sebagai pusat

pengatur suhu dan bekerja mempertahankan suhu tubuh pada suatu nilai yang

sudah ditentukan, yang disebut hypothalamus thermal set point (Harold, 2005).

Peningkatan suhu tubuh secara abnormal dapat terjadi dalam bentuk pireksia dan

demam. Pada pireksia, mekanisme pengaturan suhu gagal, sehingga produksi

panas melebihi pengeluaran panas. Sebaliknya, pada demam hypothalamic

thermal set point meningkat dan mekanisme pengaturan suhu yang utuh bekerja

meningkatkan suhu tubuh ke suhu tertentu yang baru. Tingginya peningkatan

suhu tubuh tidak dapat dipakai untuk membedakan pireksia dengan demam.

Perbedaan antara demam dan pireksia lebih dari perbedaan teoritis belaka (Harold,

2005).

3. Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh

1.Kecepatan metabolisme basal

Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampakn
jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian
sebelumnya, sangat terkait dengan laju
metabolism (Arif, 2009).

Peningkatan pengeluaran hormon katabolik (stress hormon) yang dimaksud adalah katekolamin,
glukagon dan kortisol.Ketiga hormone ini bekerja secara sinergistik dalam proses
glukoneogenesis dalam hati terutama berasal dari asam amino yang pada akhirnya menaikkan
kadar glukosa darah (hiperglikemia). Faktor lain yang menambah pengeluaran hormon katabolic
utamanya katekolamin ialah dilepaskannya pirogen dapat merubah respon hiperkatabolisme dan
juga merangsang timbulnya panas (Arif, 2009).

2. Sirkulasi cerebral

Pengaruh pireksia terhadap sawar darah otak/ BBB adalah meningkatkan permeabilitas
BBB yang berakiba langsung baik secara partial maupun komplit dalam terjadinya edema
serebral. Selain itu pireksia meningkatkan metabolisme sehingga terjadi lactic acidosis yang
mempercepat kematian neuron (neuronal injury) dan menambah adanya edema serebral (Arif,

2009). Edema serebral (ADO Regional kurang dari 20 ml/ 100 gram/ menit) ini mempengaruhi
tekanan perfusi otak dan menghambat reperfusi adekuat dari otak, dimana kita ketahui edema
serebral memperbesar volume otak dan meningkatkan resistensi serebral. Jika tekanan perfusi
tidak cukup tinggi, aliran darah otak akan menurun karena resistensi serebral meninggi (Arif,

2009).

Apabila edema serebral dapat diberantas dan tekanan perfusi bisa terpelihara pada tingkat
yang cukup tinggi, maka aliran darah otak dapat bertambah.

11. Perawatan Kulit Tubuh Alami yang Bisa Dilakukan di Rumah

Melakukan perawatan kulit tubuh sangat wajib dilakukan setiap orang. Kulit sebagai
lapisan luar tubuh berfungsi melindungi organ-organ tubuh bagian dalam sehingga penting bagi
kamu untuk selalu merawatnya agar tampak sehat selalu. Selain itu, kulit tubuh juga menjadi
salah satu aset penentu kecantikan dan penampilan seseorang yang wajib kamu jaga.
Mengabaikan perawatan kulit tubuh bisa membuat tubuh tampak kusam, lesu, dan kurang sehat.
Oleh karena itu, lakukan perawatan kulit tubuh secara rutin mulai saat ini. Tidak harus dengan
perawatan kulit yang mahal melalui klinik kecantikan.

1. Mandi dan Bersihkan Wajah secara Rutin

Perawatan kulit tubuh alami yang sangat penting dilakukan adalah mandi dan
membersihkan wajah secara rutin. Normalnya, mandi dan membersihkan wajah dilakukan 2 kali
dalam sehari. Gunakan pembersih tubuh dan pembersih wajah yang mampu mengangkat debu
dan kotoran pada kulit secara maksimal. Pilih produk pembersih tubuh dan wajah yang sesuai
dengan jenis kulit kamu. Jika kamu memiliki kulit bersifat sensitif, pastikan produk yang kamu
gunakan memiliki kandungan moisturiser, yang tidak membuat kulit kering setelah mandi. Saat
membersihkan wajah, sebaiknya kamu menggunakan air suhu ruangan.

2. Rutin Melakukan Eksfoliasi Tubuh

Menjaga agar kulit tubuh tetap bersih tak cukup hanya dengan mandi saja. Melakukan
eksfoliasi menggunakan lulur atau produk berformula scrub juga menjadi cara merawat kulit
yang bisa kamu lakukan. Idealnya, eksfoliasi menggunakan lulur dilakukan setiap seminggu
sekali. Kamu bisa meluangkan waktu di akhir pekan yaitu Sabtu atau Minggu untuk melakukan
aktivitas ini. Cara yang satu ini sangat berguna untuk mengangkat sel kulit mati dan
mempercepat regenerasi kulit sehingga membuat kulit tampak lebih cerah dan sehat.

Cara sederhana untuk merawat kulit tubuh secara alami adalah dengan mengonsumsi banyak air
putih. Setidaknya, minum air putih 13 gelas per hari untuk pria dan 9 gelas per hari untuk wanita.
Kamu juga bisa minum air putih 30-60 menit sebelum tidur. Mengonsumsi banyak air putih bisa
membuat kamu terhindar dari dehidrasi dan kekeringan kulit. Selain itu, cara ini juga dapat
mencegah agar kulit tidak kusam dan tetap terjaga kelembapannya.

3. Konsumsi Makanan Bergizi

Tak hanya melakukan perawatan kulit dari luar saja, kamu juga perlu melakukan
perawatan dari dalam. Cara yang bisa kamu lakukan untuk merawat kulit dari dalam adalah
memperbanyak konsumsi makanan bergizi, terutama makanan yang sangat baik untuk menutrisi
kulit. Kamu bisa mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan Omega-3 dan vitamin C, D,
E seperti ikan salmon, makarel, buah beri, alpukat, brokoli, tomat, dan sebagainya. Mulailah
menerapkan pola makan yang sehat, bukan pola makan yang asal kenyang. Pola makan sehat,
artinya kamu makan tepat waktu dan mencukupi nutrisi tubuhmu dengan banyak makan buah
dan sayur. Dengan cara ini, kulitmu akan lebih bersih dan tampak sehat selalu.Untuk
menyempurnakan perawatan kulit tubuh alami, jangan lupa untuk melakukan perawatan yang
lebih intens dengan menggunakan rangkaian produk perawatan kulit. Pilihlah produk perawatan
kulit yang sesuai dengan jenis dan kebutuhan kulitmu. Salah satu produk yang tak boleh
ketinggalan dalam perawatan kulitmu adalah body lotion. Produk body lotion terbukti mampu
mengunci nutrisi dan kelembapan pada kulit. Pilihlah body lotion atau produk perawatan kulit
lainnya yang mengandung bahan-bahan alami sehingga aman digunakan dan dapat membantu
merawat kulit menjadi lebih sehat dan segar.

2. perawatan pemenuhan kebutuhan dasar manusia

a. Kebersihan merupakan perawatan diri sendiri yang dilakuka n untuk mempertahankan


kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006). Kebersiahn adalah
perawatan diri dimana individu mempertahankan kesehatannya, dan dipengaruhi oleh
nilai serta keterampilan (Mosby, 1994 dalam Pratiwi, 2008).
b. Integritas kulit dan luka
 Fungsi kulit

Perlindungan

Lapisan epidermis atau lapisan terkematu merupakan lapisan perlindungan daripada kemasukan
bakteria, ini perlindungan tahap pertama. Lapisan berkematu yang senantiasa gugur,
menyebabkan bakteria sukar membiak dan bertapak tetap pada kulit.

1. Kulit sebagai organ pengatur panas

Kulit adalah organ utama yang berurusan dengan pelepasan panas dari tubuh, dengan
cara:

a. Penguapan: jumlah keringat yang dibuat tergantung dari banyaknya darah yang
mengalir melalui pembuluh dalam kulit
b. Pemancaran: panas dilepas pada udara sekitar
c. Konduksi: panas dialihkan ke benda sentuh
d. Konveksi: udara yang menyentuh permukaan tubuh diganti dengan udara yang
lebih dingin

2. Kulit sebagai indra peraba

Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf didalam kulit, berbeda – beda
menurut ujung saraf yang dirangsang

Tempat penyimpanan air

kulit pada bagian bawah bekerja sebagai tempat penyimpanan air, jaringan adipose dibawah kulit
merupakan tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh

Sintesis vitamin D

Apabila lapsan kulit ini terdedah kepada sinaran ultraungu, sinaran ultraungu ini akan
diserap oleh kulit dan bertindak ke atas prekursor, seterusnya menukarkannya kepada
vitamin D

 Etiologi
Menurut Aziz Alimul (2008) berdasarkan penyebabnya, luka dibagi menjadi dua yaitu:
Luka Mekanik terdiri atas
 Vulnus Scissum atau luka sayat akibat benda tajam. Pinggir luka kelihatan rapi
 Vulnus Contusum, luka memar dikarenakan cedera pada jaringan bawah kulit
akibat benturan benda tumpul.
 Vulnus Caceratum, luka robek akibat terkena mesin atau benda lainnya yang
menyebabkan robeknya jaringan rusak yang dalam.
 Vulnus Punctum, luka tusuk yang kecil di bagian luar ( bagian mulut luka ) , akan
tetapi besar di bagian dalamnya.
Vulnus Seloferandum, luka tembak akibat tembakan peluru, bagian tepi luka
tampak kehitam – hitaman
 Vulnus Morcum, luka gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagian luka
 Vulnus Abrasion, luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak sampai ke
pembuluh darah
Luka Nonmekanik terdiri atas luka akibat zat kimia, termik, radiasi, atau sengatan listrik.
 Jenis dan Tipe Luka
menurut Aziz Alimul (2008) luka terbagi menjadi beberapa macam, yaitu:
Berdasarkan Sifat Kejadian Intendonal Traumas (luka disengaja)
a. Luka terjadi karena proses terapi seperti operasi atau radiasi
b. Luka terjadi karena kesalahan seperti fraktur karena kecelakaan lalu lintas (lika
tidak sengaja)
Luka tidak sengaja dapat berupa:
a. Luka tetutup: jika kulit tidak robek disebut juga dengan luka memar yang terjadi
b. Luka terbuka: jika kulit atau jaringan dibawahnya robek dan kelihatan seperti
luka rasio(lka akibat gesekan), luka Puncture (luka akibat tusukan), hautration
(luka akibat alat perawatan luka).
 Menurut tingkat kontaminasi terhadap luka.
Luka bersih ( clean wounds)
Yaitu luka terinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan dan infeksi pada
sistem pernapasan, pencernaan, gental, dan urinary tidak terjadi
luka bersih kontaminasi (clean contamined wounds)
Merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau
perkemihan dalam kondisi terkontrol, terkontaminasi tidak selalu terjadi
Luka terkontaminasi (countamined wounds)
Termasuk luka terbuka. Fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan
besar dengan teknik aseptic atau kontaminasi dari saluran cerna

luka kotor atau infeksi (dirty or infected wounds)

Yaitu terdapatnya mikoorganisme pada luka


 Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka.Stadium I
Luka suerficial, yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
Stadium II
Luka partial thickness, yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas
dari dermis. Stadium III

Luka full thickness, yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis
jaringan subutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang
mendasarinya.
Stadium IV

Luka full thickness yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya
destruksi atau kerusakan yang luas..

 Berdasarkan waktu penyembuhan luka


a. Luka akut
Luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah
disepakati.
b. Luka kronis
Luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor
eksogendan endogen.
Gambaran Klinis
Reaksi radang menjadi jelas yaitu:
Warna kemerahan karena kapiler melebar (rubor)
Rasa hangat (kalor)
yeri (dolo
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Personal hygiene  adalah ilmu pengetahuan tentang kesehatan pemeliharaan kesehatan.
 Personal hygiene  adalah perawatan diri dengan cara melakukan beberapa fungsi seperti
mandi,toileting ,hygiene tubuh umum, dan berhias. Pemeliharaan hygiene perseorangan
diperlakukan untuk kenyamanan individu,keamanan, dan kesehatan
Pengkajian keperawatan adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dansistematis untuk
dikaji dan dianalisi sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi pasien baik
fisik, mental, usia maupun spiritual dapat ditentukan.Tahapan pengkajian terdiri dari tiga yaitu:
pengumpulan data,analisa data, perumusan masalah,Rencana keperawatan merupakan semua
tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat
ini yang diharapkan dalam hasil yang diharapkan dan merupakan rencana asuhan keperawatan
yang dirumuskan dengan tepat memfasilitasi kontinuitas asuhan perawatan dari
satu perawat keperawat lainnya. komponen keperawatan meliputi: prioritas masalah,rencana
tindakan, dan rencana keperawatan.
3.2 Saran
Demikianlah hasil makalah ini kami buat, semoga pembaca dapat
menerapkan personal hygiene dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan kesehatan
tubuh dan terhindar dari penyakit dan semoga kita sesama perawat dapat menerapkannya
kepada pasien.
 
 

DAFTAR PUSTAKA

Weiss, Gabriel. (2011) .Anatomi Gigi. Jakarta. EGC


Uliyah, Musrifatul. (2004) ./ Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta. EGC

Dingwall, Lindsay. (2013)./ Hygiene Personal . Jakarta. EGC

Medika, Nuha. (2015)./ Buku Saku Personal Hygiene. Yogyakarta

Maghrufi, Ali. (2015 )./ Keperawatan dan Konsep Aplikasi. Jakarta Timur. Trans Info Media


http//www.academia.edu/11156353 /Gangguan-Personal-Hygiene-Revisi.diakses pada tanggal
(30 maret) jam 17.10
http//id.scribd.com/document/357261352/Asuhan-Keperawatan-Pada-Pasien
Dengan-Gangguan-Personal-Hygiene-Kuku-Kaki-dan-Kuku-Tangan.
Diakses pada tanggal (30 maret) jam 13.30

Anda mungkin juga menyukai