Disusun oleh :
Kelompok 4
Nurlika Nuarti (1701119)
Nurul Susianti (1701120)
Putri Rizki Rahmasari (1701122)
Raynaldi Syahputra (1701123)
ReihanKhairiati (1701124)
Rinda Hernis (1701125)
Kelas : S1-4C
Dosen Pengampu :
Adriany Susanti, M.Farm, Apt.
Puji syukur kami ucapkan kepadaTuhan yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah maka makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dan juga kami ucapkan terimakasih atas tugas makalah yang telah diberikan oleh
Ibu Adriany Susanti, M.Farm, Apt. mengenai “Anatomi dan Fisiologi Kulit”.
Makalah ini dibuat selain untuk memenuhi tugas juga untuk menambah ilmu
pengetahuan kami tentang Anatomi dan Fisiologi Manusia II. Kami mohon maaf,
apabila dalam makalah ini terdapat beberapa kesalahan. Makalah ini telah kami
buat dengan sebaik – baiknya, namun sebagai manusia biasa kami tak mungkin
luput dari kesalahan yang ada sekecil apapun itu.
Hormat Kami,
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
Tujuan...................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
2.1 Definisi Kulit..................................................................................................3
2.2 Anatomi Kulit.................................................................................................3
2.3 Susunan Kimia Kulit dan Keratin..................................................................5
2.4 Fisiologi Kulit.................................................................................................5
2.5 Pernapasan Kulit.............................................................................................9
2.6 Mantel Asam Kulit.......................................................................................10
2.7 Mantel Lemak Kulit.....................................................................................10
2.8 Kuku.............................................................................................................11
2.9 Rambut.........................................................................................................11
2.10 Jenis-jenis kulit...........................................................................................13
2.11 Kelainan Pada Kulit Wajah........................................................................16
2.12 Kosmetik Untuk Perawatan Kulit Wajah...................................................21
BAB III..................................................................................................................23
PENUTUP..............................................................................................................23
Kesimpulan.........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit merupakan organ tubuh terbesar yang menutupi permukaa kulit lebih
dari 20.000 cm2 pada orang dewasa dan terletak paling luar (Lachman et al.,
1994). Kulit adalah organ yang paling esential dan vital serta merupakan cermin
kesehatan dan kehidupan. Berat kulit kira-kira 15% berat bedan yang mempunyai
sifat elastis, sensitif, sangat kompleks dan bervariasi pada keadaan iklim, umur,
seks, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh (Djuanda et al., 1999).
Kulit bervariasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya. Kulit yang elastis
dan longgar terdapat pada palpebra, bibir, dan preputium. Sedangkan kulit yang
tebal dan tegang, terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit yang tipis
terdapat pada muka, kulit lembut terdapat pada leher dan badan, sedangkan kulit
dengan rambut kasar terdapat pada kepala (Wastaatmadja, 2011)
Kulit terdiri atas tiga lapisan utama, yakni epidermis, dermis dan subkutan
(hipodermis) tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan
subkutan,subkutan ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel
jaringan lemak. Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga
homeostatis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungai
proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) dan
pembentukan vitamin D (Djuanda,2007)
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang
leindungi tubuh dari pengaruh lingkungan hidurp manusia dan merupakan alat
tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu kira-kira 15% dari berat tubuh
dan luas kulit orang dewasa 1,5m2 . Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif,
serta sangan bervariasi pada keadaan iklim,umur, seks, ras dan juga bergantung
pada lokasi tubuh serta memiliki variasi mengenai lembut, tipis dan tebrlamya.
Kulit merupakan orang yang vital dan esential serta merupakan cermin kesehatan
dan kehidupan. (Djuanda, 2007).
Menurut Djuanda (2007), pembagian kulit secara garis besar tersusun atas
tiga lapisan utama, yaitu :
1. Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas:
a. Startum korneum
Lapisan tanduk merupakan lapisan terluar yang terdiri dari beberapa
lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protopkasma telah
berubah menjadi keratin. Pada permukaan lapisan ini sel-sel mati terus
menerus mengelupas tanpa terlihat
b. Startum lusidum
Lapisan lusidum terletak tepat di bawah lapisan korneum. Terdiri dari
sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi
protein yang disebut eleidin.
c. Stratum granulosum (lapisan keratohialin)
3
Lapisan granular terdiri dari 2 atau 3 lapis sel gepeng, berisi butir-butri
(granul) keratohialin yang basofilik. Statrum granulosum juga tampak
jelas di telapak tangan dan kaki.
d. Stratum spinosum
Lapisan malphigi atau disebut juga prickle cell layer (lapisan akanta)
merupakan lapisan epidermis yang paling kuat dan tebal. Terdiri dari
beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-
beda akibat adanya mitosis serta sel ini makin dekat ke permukaan
makin gepeng bentuknya. Pad alpisan ini banyak mengandung
glikogen.
e. Stratum germinativum
Lapisan basal merupakan lapisan epidermis paling bawah dan berbatas
dengan dermis. Dalam lapisan basal terdapat melanosit. Melanosit
adalah sel dendritik yang membentuk melanin. Melanin berfungsi
melindungi kulit terhadap sinar matahari.
2. Dermis
Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih
tebal daripada epidermis. Terdiri dari lapisan elastis dan fibrosa padat
dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar
dibagi menjadi dua bagian yakni:
a. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis dan berisi
ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
b. Pars retikulare, yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah
subkutan. Bagian ini terdiri dari serbaut-serabut penunjang seperti
kolagen, elastin. Dan retikulin. Lapisan ini mengandung pembuluh
darah, saraf, rambut, kelenjer keringat, dan kelenjer sebasea.
3. Lapisan subkutan
Lapisan ini merupakan lanjutan dermis, tidak ada garis tegas yang
memisahkan dermis dan subkutan. Terdiri dari jaringan ikat longgar berisi
sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat,besar
4
dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah.
Jaringan subkutan mengandung syaraf, pembuluh darah dan limfe,
kantung rambut, dan di lapisan atas jaringan subkutan terdapat kelenjer
keringat. Fungsi jaringan subkutan adalah penyekat, bantalan terhadap
trauma dan tempat penumpukan energi.
5
c. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan
rambut dari kekeringan serta mengandung antibakterisid yang
berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit.
d. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang
berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan
pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas
melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi
genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan
pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.
e. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang
protektif, Yang pertama adalah sel Langerhans, yang
merepresentasikan antigen terhadap mikroba, Kemudian ada sel
fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk
melewati keratin dan sel Langerhans (Martini, 2006).
2. Fungsi Absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-
lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan
karbon dioksida (Djuanda, 2007). Permeabilitas kulit terhadap oksigen,
karbon dioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian
pada Fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap
seperti aseton, CCI4, dan merkuri, Fungsi respirasi. Selain itu beberapa
material toksik dapat diserap seperti aseton, CCI4, dan merkuri, Beberapa
obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, mampu
berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan
(Martini, 2006). Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal
tıipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum,
Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antar sel atau melalui muara
şaluran kelenjar, tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis yang
melalui muara kelenjar (Tortoraelal, , 2006).
6
3. Fungsi Ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar
eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:
a. Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada
folikel rambut dan melepaskan lipid yang dikenal şsebagai sebum
menuju lumen (Harien, 2010), sebum dikeluarkan ketika muskulus
arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum
dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum
tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein,
dan elektrolit. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri,
melumasi dan memproteksi keratin (Tortora et al., 2006).
b. Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400
ml air dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat
tiap hari (Djuanda,2007). Seorang yang bekerja dalam ruangan
mengekskresikan 200 ml keringat tambahan, dan bagi orang yang
aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan
panas, keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan
garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan
protein yaitu amoniak dan urea (Martim, 2006). Terdapat dua jenis
kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar
keringat merokrin.
Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila,
payudara dan pubis, serta aktif pada usia pubertas dan
menghasilkan secret yang kental dan bau yang khas (Djuanda,
2007). Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dan
sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di
sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar keringat
apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan
sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar (Tortora etal.,
2006). Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah
7
telapak tangan dan kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit,
nutrien organik, dan sampah metabolism. Kadar pH-nya berkisar
4,0-6,8 dan fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur
temperatur permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta
melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan
agen asing dan menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil
dengan sifat antibiotik (Djuanda, 2007).
4. Fungsi Persepsi
8
6. Fungsi Pembentukan Vitamin D
Sintests vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7
dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet (Djuanda, 2007).
Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan
kalsitriol, vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan
dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke
dalam pembuluh darah (Tortora et al. 2006). Walaupun tubuh mampu
memproduksi vitamin D sendiri, namun belum memenuhi kebutuhan
tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sistemik masih
tetap diperlukan. Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi
karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah
kulit (Djuanda, 2007).
9
2.6 Mantel Asam Kulit
Stratum korneum dilapisi oleh suatu lapisan tipis lembab yang bersifat
asam, yang dinamakan "mantel asam". Tingkat keasamaannya (pH) berbeda antar
tiap peneliti, tetapi pada umumnya berkisar antara 4,5-6,5. Lapisan mantel asam
kulit terbentuk dari kombinasi asam-asam karboksilat organik (asam laktat, asam
pirolidon karboksilat, asam urokanat dan lain-lain) yang membentuk garam
dengan ion-ion natrium, kalium, ammonium serta dari hasil eksresi kelenjar
sebasea, kelenjar keringat dan asam amino dari reruntuhan keratin sel kulit yang
sudah mati di permukaan kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).
10
Sebum di permukaan kulit merupakan lapisan lemak yang sebagian besar
berasal dari kelenjar sebasea dan sebagian kecil berasal alas trigliserida. asam-
asam lemak, squalence, wax, kolesterol dan ester-esternya, fosfolipida, dan param
Bahan utama dalam lemak kelenjar sebasea ialah squalenee sedangkan dalam
lemak epidermis ialah kolesterol (Tranggono dan Latifah, 2007).
2.8 Kuku
Kuku adalah suatu bentuk kulit khusus yang dibentuk oleh bagian kulit,
yaitu akar kuku (nailrod) di jari tangan dan kaki. Kuku, utamanya terdiri dari
lapisan corneum (lapisan tanduk) dan berfungsi untuk melindungi jari yang
kulitnya sensitif. Kuku seperti ini hanya didapatkan pada ordo Primata dan
maiusia. Kuku jari tangan turnbuh sekitar 5 cm setahun dan kuku jari kaki lebih
lambat.
2.9 Rambut
Salah satu bagian dai kulit adalah ranbut. Rambut dibedakan dengan bulu
badan karena bentuk, ukuran, dan lokasinya yang khas. Sesuai dengan Iokasinya
dikenal beberapa jenis rambut, yaitu rambut kepala, rarnbut ketiak, dan rambut
pubis (kemaluan). Rambut di bawah hidung lebih dikenal sebagai kumis dan yang
di dagu sebagai janggut. Bulu dada yang tidak jarang lebat dan panjang tetap
dinamakan bulu badan.
Rambut yang dimaksud di sini dipengaruhi oleh jenis kelamin dan hormon
seks yang menyertainya. Rambut kepala pria dan wanita pada dasamya sama,
11
tetapi proses kebotakan lebih banyak mengenai kaum pria. Hal itu diperkirakan
berkaitan dengan hormon testosteron. Itu sebabnya kebotakan pada pria sering
dinamakan ‘male pattern baldness yang memang sering khas. Pada wmita
kebotakan itu lebih ditandai dengan rambut yang jarang.
Kebotakan (alopecia) pada pria sudah bisa terjadi pada usia di 25 tahun.
Akan tetapi, walaupun kebotakan itu berhubungan dengan hormon seks pria, hal
itu bukan berarti bahwa pria botak atau yang lebih cepat botak selalu mempunyai
produksi hormon seks berlebihan. Pada wanita, kebotakan dapat juga disebabkan
oleh perubahan keseimbangan hormonal sesudah menopause.
Seseorang tidak perlu menjadi panik jika melihat rambut sedikit rontok
ketika disisir karena secara periodik rambut mengalarni pergantian dengan yang
baru.
Kumis dan jengot juga berhubungan dengan hormon seks pria.Hal itu
dibuktikan, antara Iain dengan kenyataan bahwa kumis baru tumbuh pada anak
laki-laki sesudah pubertas, sesudah kelenjar yang seks hormon mulai aktif. Kumis
dan jengoti.ni tidak jarang terdapat juga pada wanita. Hal itu dapat diterangkan
melalui kenyataan bahwa pada wanita dan pria sebenarnya terdapat hormon seks
pria dan hormon seks wanita. Pada wanita hormon sex wanita lebih banyak,
begitu juga sebaliknya pada pria. ltu sebabnya pada wanita kumis danjenggot bisa
tumbuh karena mereka juga mempunyai hormon laki-laki.
Selain karena hormon seks, kumis dan jengot juga dipengaruhi oleh faktor
genetik. Ada ras tertentu yang mempunyai kumis dan jenggot lebat, sedangkan
Iainnya sedikit.
Bulu badan juga oleh genetik. Seperti pada binatang, bulu badan itu
berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap serangan udara dingin. ltu sebabnya
bulu badan dapat dijumpai lebih lebat pada ras yang secara tradisional hidup di
wilayah subtropis dan Iebih tipis pada mereka yang berasal dari wilayah tropis.
12
seperti mereka yang mempunyai rambut lurus. Rambut itu menjadi keriting
karena mempunyai bentuk penampang yang oval atau gepeng, makin gepeng
makin keriting. Mereka dengan rambut lurus dan kasar mempunyai rambut
dengan penampang yang bulat.
Warna rambut ditentukan oleh pignen yang dihasilkui dan bersifat genetik.
Seorang anak akan mempunyai warna rambut yang sesuai dengan kemungkinan
yang diturunkan orang tuanya. Rambut yang beruban (grey hair) bukan
disebabkan oleh pignen putih, tetapi oleh ketiadaan atau kekurangan pigmen yang
mewarnai rambut itu.
Rambut yang membentuk alis juga mempunyai bentuk atau pattern yang
bersifat hereditair. Rambut yang membentuk bulu mata biasanya tersusun dalam 2
(dua) baris, tetapi adakalanya tersusun dalam 3 baris. jika ia terdiri dari 3 buis.
lebih besar kemungkinan bulu mata itu menyyenggol bola mata sehingga yang
bersangkutan sering mengalami mata merah dan sakit mata.
1. Kulit Normal
13
tidak dirawat, kekenyalan dan kelembabankulit normal akan terganggu, terjadi
penumpukan kulit mati dan kotoran dapat menyebabkantimbulnya jerawat.
2. Kulit Berminyak
3. Kuit Kering
14
mudah lunturreaktivitas dan kepekaan dinding pembuluh darah terhadap
rangsangan-rangsangan berkurangsehingga peredaran darah tidak sempurna dan
kulit akan tampak pucat, suram dan lelah.
4. Kulit Sensitif
15
tersebut.Kulit kombinasi atau kulit campuran memiliki ciri-ciri yaitu, kulit di
daerah T berminyaksedangkan di daerah lain tergolong normal atau justru kering
atau juga sebaliknya. Disamping itu tekstur kulit sesuai jenisnya yakni di area
kulit berminyak akan terjadi penebalandan di area normal atau kering akan lebih
tipis.
1. Penuaan Dini
Penuaan dini disebabkan oleh dua faktor yaitu pertama faktor internal,
seperti keturunan,kesehatan dan daya tahan, dan kejiwaan. Faktor internal
merupakan proses alamiah yang tidakmungkin dihindari setiap manusia. Hal ini
dapat juga dipicu oleh stres dan perubahanhormonal, dan faktor ini hanya dapat
dikurangi efeknya, dengan cara perawatan wajah yangtepat, rutin dan lembut,
mengurangi stres serta mencoba hidup santai. Penyebab yang kedua adalah faktor
eksternal yang meliputi:
16
menjadi penyebab terjadinya penuaan dini, terutama jika kulit tidak
dilindungi dengan baik. Salah satu cara melindungi kelembaban kulit
adalah dengan mengenakanpelembab yang dapat mempertahankan kadar
air dalam kulit. Untuk melindungikelembutan kulit, gunakan pelembab
pada wajah dan body lotion yang sesuai dengan jeniskulit pada seluruh
tubuh terutama yang tidak terlindungi oleh pakaian. Pelembab yang
baikuntuk melembabkan kulit kering dan kulit normal, pilih bahan
pelembab yang mengandunghumektan sebagai pengikat air yaitu asam
alfa-hidroksi (AHA/Alpha-Hidroksi Acid). Sinarmatahari dapat
menimbulkan masalah pada kulit, terutama pada mereka yang suka
mandimatahari atau terkena terpaan langsung sinar matahari secara terus
menerus yangmengakibatkan kulit keriput dan timbul penuaan lebih dini.
Sinar matahari diduga kuatsebagai penyebab kanker kulit. Bila terpaksa
harus melakukan kegiatan di bawah terpaansinar matahari, gunakan topi
pelindung dan oleskan krim pelindung yang mengandung Sun Protection
Factor (SPF) 15.
2. Jerawat
17
Selain perubahan hormonal, kesalahan memilih kosmetik juga dapat
menyebabkantimbulnya jerawat.
I. Jenis-jenis jerawat :
a. Acne Juvenil
Acne Juvenil muncul pada masa pubertas, di mana akne in biasanya
menyerangremaja usia 14-20 tahun. Penyebabnya adalah masalah
hormonal yang belum stabil dalammemproduksi sebum. Akne juvenile
dirawat dengan menggunakan sabun berpHseimbang atau sabun bayi
transculent.
b. Acne Vulgaris
Acne Vulgaris adalah jenis jerawat yang berbentuk komedo, yang timbul
pada kulitberminyak. Perawatan jerawat ini dengan penguapan hingga
kulit cukup kenyal danlembab. Kemudian jerawat diambil dengan sendok
una olesi dengan krim jerawat atauacne lotion, biarkan semalam baru
dibilas dengan air hangat pada keesokan harinya
c. Acne Rosacea
Acne Rosacea yaitu jerawat yang muncul pada wanita yang berusia 30-40
tahun,tandanya mula-mula jerawat akan tampak kemerahan kemudian
menjadi radang hinggamenimbulkan sisik di lipatan hidung. Perawatan
kulit yang terkena akne jenis inibiasanya dengan penguapan, kompres air
panas atau penyinaran dengan lampu inframerah agar jerawat cepat kering.
d. Acne Nitrosica
Acne Nitrosica merupakan jenis jerawat yang sangat berbahaya karena
akanmenimbulkan lubang atau bopeng. Tahap yang terjadi sudah termasuk
tahap akhir yangmemerlukan penanganan khusus dokter ahli kulit.
18
Pengobatan topikal adalah pergobatan yang menjadi pilihan utama.
Prinsippengobatan topikal adalah mencegah pembentukan komedo,
menekan peradangan danmempercepat penyembuhan lesi jerawat.
Pengobatan topikal diberikan pada kondisijerawat yang ringan, jika
kondisi jerawat semakin parah dapat dikombinasikan
denganpengobatan sistemik. Obat topikal terdiridari bahan
iritan/pengelupas, misalnya sulfur(4-8%), resorsinol (1-5%), asam
salisilat (2-5%), benzoil peroksida (2,5-10%), asamvitamin A (0,025-
0,1%), dan asam azelat (15-20%). Obat lain, misalnya
kortikosteroidtopikal atau suntikan intralesi dapat dipakai untuk
mengurangi radang yang terjadi.
b. Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan untuk penderita jerawat jenis sedang
sampai beratdengan prinsip menekan aktivitas bakteri, menekan reaksi
radang, menekan produksisebum dan mempengaruhi keseimbangan
hormonal. Golongan obat sistemik misalnyapemberian antibiotik
(tetrasiklin, eritromisin dan klindamisin).
3. Gangguan Pigmentasi
Warna kulit manusia ditentukan oleh terbagai faktor, yang terpenting adalah
jumlahpigmen melanin kulit, peredaran darah, tebal tipisnya lapisan tanduk dan
adanya zat-zat warnalain yang bukan melanin yaitu darah dan kalogen. Dalam
keadaan normal, melanin dihasilkansecara teratur oleh sel melanosit. Melanin,
selain memberi warna pada kulit, juga berfungsi melindungi kulit dari terpaan
sinar matahari yang dapat merusak struktur kulit, dan kulitmenjadi gelap. Melanin
sangat berguna melindungi kulit terhadap penyinaran sinar ultraviolet.
Pembentukan pigmen melanin dirangsang oleh sinar ultra violet. Kelainan pada
proses pembentukan pigmen melanin kulit, yaitu:
a. Melanosis
Salah satu penyakit melanosis adalah melasma (chloasma), yaitu adanya
bercak-bercakberwarna coklat kehitaman (hiperpigmentasi) di kulit muka
yang sangat khas seperti didaerah pipi, dahi dan bibir atas. Melasma sering
19
timbul karena kehamilan, pil kontrasepsi,pemakaian kosmetik dan sinar
matahari. Melasma karena kehamilan, dapat menghilangsetelah melahirkan.
Melasma karera kosmetika terjadi karena fotosensitisasi oleh zattertentu
seperti zat pemutih. Zat ini menyebabkan kulit lebih rentan terhadap sinar
ultraviolet sehingga lebih mudah dan cepat membentuk melanin.
b.Lentigo
c. Vitiligo
Vitiligo adalah gangguan pigmentasi pada kulit yang ditandai dengan
terjadinya bercak-bercak putih karena kehilangan melanin. Kelainan ini
terjadi secara turun-temurun.Bercak ini dapat berukuran besar atau kecil,
berbentuk bulat atau tidak menentu tetapi bila bersatu bisa menjadi lebih
besar.Bercak-bercakini lebih sensitif terhadap sinarmatahari. Vitiligo lebih
banyak terjadi di daerah tropik, terutama pada orang-orangberkulit gelap.
Pengobatan vitiligo dengan kortikosteroid topikal telah digunakan sejaktahun
1950an karena efek anti-inflaması dan imunomodulasinya. Pilihan terapi
20
inibanyak digunakan sebagai pilihan terapi pertama pada bentuk vitiligo yang
terbatasbersama dengan inhibitor kalsineurin topikal. Kortikosteroid topikal
memiliki hasil yangpaling baik yaitu sebesar 75% repigmentasi pada daerah
yang terpapar sinar matahariseperti wajah dan leher.
4. Alergi (Hipersensisitivitas)
Pada umumnya reaksi alergi pada kulit menunjukkan gejala kulit terlihat
merah, gatal,bengkak, sesak napas dan pingsan. Reaksi alergi dapat terjadi segera
setelah kontak denganzat tersebut atau beberapa saat setelah kontak dengan zat-za
tersebut. Sebagai langkah pencegahan, hindari penggunaan zat atau bahan yang
dapat menimbulkan alergi. Pengobatanalergi dapat menggunakan obat topikal
seperti mometasone furoate dan pengobatansistemik dengan antihistamin.
1. Face Cream/Day Cream Face sun block cream (moisturizer), yaitu krim
pelembab yangberfungsi untuk menjaga kelembaban, kehalusan,
kelenturan dan kelembutan kulit wajah. Fleksibilitas lapisan kulit luar
sangat tergantung pada moisturizer. Krim ini dapat digunakansepanjang
hari sebagai fondation untuk melindungi dan mencegah kulit kering dan
21
berkerutkarena sengatan matahari. Krimini juga dapat mencegah
menguapnya air dari permukaankulit.
2. Night cream/Nourishing cream, yaitu pelembab untuk perawatan wajah
pada malam hari.Krim ini kandungan lemak lebih banyak dan berfungsi
sebagai pelicin dan membantumenahan persediaan air
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kulit adalah lapisan luar dari tubuh yang merupakan jaringan yang
menutupi permukaan tubuh manusia. Pembagian kulit secara garis
besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu epidermis, dermis dan
subkutan. Epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lucidum,
stratum granulosum, stratum spinosum dan startum basale. Lapisan
dermis jauh lebih tebal dari epidermis yang peranan utamanya adalah
pemberi nutrisi pada epidermis. Subkutan berfungsi sebagai penyekat
panas, bantalan terhadap trauma dan tempat penumpukan energi.
2. Kelainan pada kulit terutama wajah diantaranya : penuaan dini yang
dapat di cegah dengan penggunaan krim antiaging, jerawat dengan
penggunaan obat topikal seperti sulfur, resorsinol, antibiotik.
Hiperpigmentasi dengan penggunaan SPF, asam retionoat, hidrokuinon
dan lain-lain.
23
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda A. Hamzah M, A. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke tiga.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Djuanda, A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke lima. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta.
Lachman, L.,dkk. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri. Terjemahan Siti
Suyatmi. Edisi Ketiga. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Soepardiman, L., 2010. Kelainan Rambut: Djuanda, A. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta.
24