Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA II

“ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA KULIT”

Disusun oleh :
Kelompok 4
Nurlika Nuarti (1701119)
Nurul Susianti (1701120)
Putri Rizki Rahmasari (1701122)
Raynaldi Syahputra (1701123)
ReihanKhairiati (1701124)
Rinda Hernis (1701125)
Kelas : S1-4C

Dosen Pengampu :
Adriany Susanti, M.Farm, Apt.

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU


YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur kami ucapkan kepadaTuhan yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah maka makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dan juga kami ucapkan terimakasih atas tugas makalah yang telah diberikan oleh
Ibu Adriany Susanti, M.Farm, Apt. mengenai “Anatomi dan Fisiologi Kulit”.

Makalah ini dibuat selain untuk memenuhi tugas juga untuk menambah ilmu
pengetahuan kami tentang Anatomi dan Fisiologi Manusia II. Kami mohon maaf,
apabila dalam makalah ini terdapat beberapa kesalahan. Makalah ini telah kami
buat dengan sebaik – baiknya, namun sebagai manusia biasa kami tak mungkin
luput dari kesalahan yang ada sekecil apapun itu.

Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya.Terimakasih


kami ucapkan kepada pembaca yang telah membaca makalah ini dan kami
berharap kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki isi makalah ini.

Pekanbaru, 02 Mei 2019

Hormat Kami,

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
Tujuan...................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
2.1 Definisi Kulit..................................................................................................3
2.2 Anatomi Kulit.................................................................................................3
2.3 Susunan Kimia Kulit dan Keratin..................................................................5
2.4 Fisiologi Kulit.................................................................................................5
2.5 Pernapasan Kulit.............................................................................................9
2.6 Mantel Asam Kulit.......................................................................................10
2.7 Mantel Lemak Kulit.....................................................................................10
2.8 Kuku.............................................................................................................11
2.9 Rambut.........................................................................................................11
2.10 Jenis-jenis kulit...........................................................................................13
2.11 Kelainan Pada Kulit Wajah........................................................................16
2.12 Kosmetik Untuk Perawatan Kulit Wajah...................................................21
BAB III..................................................................................................................23
PENUTUP..............................................................................................................23
Kesimpulan.........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit merupakan organ tubuh terbesar yang menutupi permukaa kulit lebih
dari 20.000 cm2 pada orang dewasa dan terletak paling luar (Lachman et al.,
1994). Kulit adalah organ yang paling esential dan vital serta merupakan cermin
kesehatan dan kehidupan. Berat kulit kira-kira 15% berat bedan yang mempunyai
sifat elastis, sensitif, sangat kompleks dan bervariasi pada keadaan iklim, umur,
seks, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh (Djuanda et al., 1999).

Kulit bervariasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya. Kulit yang elastis
dan longgar terdapat pada palpebra, bibir, dan preputium. Sedangkan kulit yang
tebal dan tegang, terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit yang tipis
terdapat pada muka, kulit lembut terdapat pada leher dan badan, sedangkan kulit
dengan rambut kasar terdapat pada kepala (Wastaatmadja, 2011)

Kulit terdiri atas tiga lapisan utama, yakni epidermis, dermis dan subkutan
(hipodermis) tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan
subkutan,subkutan ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel
jaringan lemak. Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga
homeostatis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungai
proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) dan
pembentukan vitamin D (Djuanda,2007)

Klasifikasi atau jenis-jenis kulit pada setiap individu berbdea-beda yang


dipengaruhi oleh faktor genetik, hormonal, lingkungan dan lain-lain. Pada
beberapa kasus terdapat kelainan pada kulit terutama pada wajah yakni, penuaan
dini, jerawat, hiperpigmentasi dan alergi. Pada makalah ini akan dibahas
mengenai anatomi dan fisiologi kulit, jenis-jenis kulit dan kelainan pad akulit
terutama yang biasanya muncul pada daerah kulit wajah serta penangannya.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kulit ?


2. Apa saja yang termasuk kedalam anatomi kulit?
3. Apa saja susunan kimia kulit dan keratin ?
4. Apa saja fungsi dari fisiologi kulit ?
5. Apa yang dimaksud dengan pernapasan kulit ?
6. Apa fungsi dari mantel asam kulit ?
7. Apa fungsi mantel lemak kulit ?
8. Apa yang dimaksud dengan kuku ?
9. Apa yang dimaksud dengan rambut ?
10. Apa saja yang termasuk dalam Jenis-jenis kulit ?
11. Apa saja kosmetik untuk perawatan kulit wajah ?

1.3 Tujuan

1. Untuk memahami dan mengetahui maksud dengan kulit


2. Untuk memahami dan mengetahui yang termasuk kedalam anatomi kulit
3. Untuk memahami dan mengetahui susunan kimia kulit dan keratin
4. Untuk memahami dan mengetahui fungsi dari fisiologi kulit
5. Untuk memahami dan mengetahui maksud dari pernapasan kulit
6. Untuk memahami dan mengetahui fungsi dari mantel asam kulit
7. Untuk memahami dan mengetahui fungsi mantel lemak kulit
8. Untuk memahami dan mengetahui maksud dari kuku
9. Untuk memahami dan mengetahui maksud dari rambut
10. Untuk memahami dan mengetahui apa saja yang termasuk dalam Jenis-
jenis kulit
11. Untuk memahami dan mengetahui Apa saja kosmetik untuk perawatan
kulit wajah

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kulit

Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang
leindungi tubuh dari pengaruh lingkungan hidurp manusia dan merupakan alat
tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu kira-kira 15% dari berat tubuh
dan luas kulit orang dewasa 1,5m2 . Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif,
serta sangan bervariasi pada keadaan iklim,umur, seks, ras dan juga bergantung
pada lokasi tubuh serta memiliki variasi mengenai lembut, tipis dan tebrlamya.
Kulit merupakan orang yang vital dan esential serta merupakan cermin kesehatan
dan kehidupan. (Djuanda, 2007).

2.2 Anatomi Kulit

Menurut Djuanda (2007), pembagian kulit secara garis besar tersusun atas
tiga lapisan utama, yaitu :

1. Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas:
a. Startum korneum
Lapisan tanduk merupakan lapisan terluar yang terdiri dari beberapa
lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protopkasma telah
berubah menjadi keratin. Pada permukaan lapisan ini sel-sel mati terus
menerus mengelupas tanpa terlihat
b. Startum lusidum
Lapisan lusidum terletak tepat di bawah lapisan korneum. Terdiri dari
sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi
protein yang disebut eleidin.
c. Stratum granulosum (lapisan keratohialin)

3
Lapisan granular terdiri dari 2 atau 3 lapis sel gepeng, berisi butir-butri
(granul) keratohialin yang basofilik. Statrum granulosum juga tampak
jelas di telapak tangan dan kaki.
d. Stratum spinosum
Lapisan malphigi atau disebut juga prickle cell layer (lapisan akanta)
merupakan lapisan epidermis yang paling kuat dan tebal. Terdiri dari
beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-
beda akibat adanya mitosis serta sel ini makin dekat ke permukaan
makin gepeng bentuknya. Pad alpisan ini banyak mengandung
glikogen.
e. Stratum germinativum
Lapisan basal merupakan lapisan epidermis paling bawah dan berbatas
dengan dermis. Dalam lapisan basal terdapat melanosit. Melanosit
adalah sel dendritik yang membentuk melanin. Melanin berfungsi
melindungi kulit terhadap sinar matahari.

2. Dermis
Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih
tebal daripada epidermis. Terdiri dari lapisan elastis dan fibrosa padat
dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar
dibagi menjadi dua bagian yakni:
a. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis dan berisi
ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
b. Pars retikulare, yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah
subkutan. Bagian ini terdiri dari serbaut-serabut penunjang seperti
kolagen, elastin. Dan retikulin. Lapisan ini mengandung pembuluh
darah, saraf, rambut, kelenjer keringat, dan kelenjer sebasea.

3. Lapisan subkutan
Lapisan ini merupakan lanjutan dermis, tidak ada garis tegas yang
memisahkan dermis dan subkutan. Terdiri dari jaringan ikat longgar berisi
sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat,besar

4
dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah.
Jaringan subkutan mengandung syaraf, pembuluh darah dan limfe,
kantung rambut, dan di lapisan atas jaringan subkutan terdapat kelenjer
keringat. Fungsi jaringan subkutan adalah penyekat, bantalan terhadap
trauma dan tempat penumpukan energi.

2.3 Susunan Kimia Kulit dan Keratin

Struktur kimia dari sel-sel epidermis manusia memiliki komposisi, yakni


protein 27%, lemak 2% garam mineral 0,5%, ai dan bahan-bahan larut dalam air
70,5%. Protein terpenting ialah albumin, globulin, musin, elastin, kolagen, dan
keratin. Secara kasar 40% dari bahan-bahan yang larut air terdiri dari asam-asam
amino bebas. Sel pada lapisan stratum korneum tersusun oleh keratin yang berasal
dari protein, juga merupakan penyusun utama rambut dan kuku manusia setia
molekul protein tersusun oleh gabungan molekul asamamino senyawa yang
mengandung gugus amino (-NH2) dan gugus karboksi (-COOH) membentuk suatu
gugus amida (-CONH-) (Tranggono dan Latifah,2007).

2.4 Fisiologi Kulit

Kulit mempunyai banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga


homeostatis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi
proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan
pembentukan vitamin D (djuanda,2007).
1. Fungsi Proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai
berikut:
a. Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan
zat kimıa.
b. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan
kulit dan dehidrasi, selain itu juga mencegah masuknya air dari
lingkungan luar tubuh melalui kulit.

5
c. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan
rambut dari kekeringan serta mengandung antibakterisid yang
berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit.
d. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang
berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan
pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas
melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi
genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan
pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.
e. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang
protektif, Yang pertama adalah sel Langerhans, yang
merepresentasikan antigen terhadap mikroba, Kemudian ada sel
fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk
melewati keratin dan sel Langerhans (Martini, 2006).

2. Fungsi Absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-
lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan
karbon dioksida (Djuanda, 2007). Permeabilitas kulit terhadap oksigen,
karbon dioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian
pada Fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap
seperti aseton, CCI4, dan merkuri, Fungsi respirasi. Selain itu beberapa
material toksik dapat diserap seperti aseton, CCI4, dan merkuri, Beberapa
obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, mampu
berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan
(Martini, 2006). Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal
tıipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum,
Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antar sel atau melalui muara
şaluran kelenjar, tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis yang
melalui muara kelenjar (Tortoraelal, , 2006).

6
3. Fungsi Ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar
eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:
a. Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada
folikel rambut dan melepaskan lipid yang dikenal şsebagai sebum
menuju lumen (Harien, 2010), sebum dikeluarkan ketika muskulus
arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum
dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum
tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein,
dan elektrolit. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri,
melumasi dan memproteksi keratin (Tortora et al., 2006).
b. Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400
ml air dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat
tiap hari (Djuanda,2007). Seorang yang bekerja dalam ruangan
mengekskresikan 200 ml keringat tambahan, dan bagi orang yang
aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan
panas, keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan
garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan
protein yaitu amoniak dan urea (Martim, 2006). Terdapat dua jenis
kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar
keringat merokrin.
Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila,
payudara dan pubis, serta aktif pada usia pubertas dan
menghasilkan secret yang kental dan bau yang khas (Djuanda,
2007). Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dan
sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di
sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar keringat
apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan
sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar (Tortora etal.,
2006). Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah

7
telapak tangan dan kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit,
nutrien organik, dan sampah metabolism. Kadar pH-nya berkisar
4,0-6,8 dan fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur
temperatur permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta
melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan
agen asing dan menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil
dengan sifat antibiotik (Djuanda, 2007).

4. Fungsi Persepsi

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan


subkutan (Djuanda, 2007). Terhadap rangsangan panas diperankan oleh
badan-badan Ruffini di dermis dan subkutan. Terhadap dingin diperankan
oleh badan –badan Krause yang terletak di dermis, taktil badan taktil
Meissner terletak di papila dermisberperan terhadap rabaan, demikian pula
badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap
tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik
tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik (Tortora et al.,
2006).

5. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (Termoregulasi)


Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi) melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuatkan
aliran darah di pembuluh kapiler (Djuanda, 2007). Pada saat suhu tinggi,
tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta
memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa
keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan
mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah
(vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.

8
6. Fungsi Pembentukan Vitamin D
Sintests vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7
dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet (Djuanda, 2007).
Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan
kalsitriol, vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan
dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke
dalam pembuluh darah (Tortora et al. 2006). Walaupun tubuh mampu
memproduksi vitamin D sendiri, namun belum memenuhi kebutuhan
tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sistemik masih
tetap diperlukan. Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi
karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah
kulit (Djuanda, 2007).

2.5 Pernapasan Kulit

Kulit juga bernafas (berespirasi) sama halnya dengan jaringan pada


bagian tubuh Iainnya, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida.
Namun, respirasi kulit sangat lemah. Kulit lebih banyak menyerap oksigen yang
diambil dari aliran darah dan hanya sebagian kecil yang diambil langsung dari
lingkungan luar (udara). Begitu pula dengan karbondioksida yang dikeluarkan,
lebih banyak melalui aliran darah dibandingkan dengan yang dihembuskan
langsung ke udara (Tranggono dan Latifah, 2007),

Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit dan pengeluaran CO2 dari


kulit bergantung pada berbagai faktor di luar maupun di dalam kulit, seperti
temperatur udara, komposisi gas di sekitar kulit, kelembaban kecepatan aliran
darah ke kulit, tekanan gas di dalam darah kulit, dilatasi pembuluh darah kulit,
penyakit-penyakit kulit, usia, keadaan vitamin dan hormon di kulit, perubahan
dalam proses metabolisme sel kulit, pemakaian bahan kimia pada kulit dan Iain-
Iain (Tranggono dan Latifah, 2007).

9
2.6 Mantel Asam Kulit

Stratum korneum dilapisi oleh suatu lapisan tipis lembab yang bersifat
asam, yang dinamakan "mantel asam". Tingkat keasamaannya (pH) berbeda antar
tiap peneliti, tetapi pada umumnya berkisar antara 4,5-6,5. Lapisan mantel asam
kulit terbentuk dari kombinasi asam-asam karboksilat organik (asam laktat, asam
pirolidon karboksilat, asam urokanat dan lain-lain) yang membentuk garam
dengan ion-ion natrium, kalium, ammonium serta dari hasil eksresi kelenjar
sebasea, kelenjar keringat dan asam amino dari reruntuhan keratin sel kulit yang
sudah mati di permukaan kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).

 Fungsi Mantel Asam Kulit


Mantel asam kulit memiliki tiga fungsi pokok diantaranya, sebagai
penyangga (buffer) yang berusaha menetralisir bahan kimia yang terlalu
asam atau terlalu alkalis yang masuk ke kulit. membunuh dengan sifatnya
atau setidaknya menekan pertumbuhan mikro organisme yang
membahayakan kulit, dan sifat lembabnya sedikit banyak mencegah
kekeringan kulit. Fungsi mantel asam kulit cukup penting bagi
perlindungan kulit, sehingga ia disebut the first line barrier Of the skin
(Tranggono dan Latifah, 2007).
Bahan-bahan yang membentuk mantel asam ialah bahan-bahan yang tidak
asam tetapi kuat daya desinfektannya. Bahan-bahan tersebut juga memilki
penyangga (biffer) yang kuat, baik terhadap senyawa yang bersifat alkalis
maupun yang bersifat asam. Semakin alkalis atau semakin asam bahan
yang mengenai kulit, semakin sulit menetralisirnya. Kulit dapat menjadi
kering, pecah-pecah, sensitif dan mudah terkena infeksi, Karena itu
hendaklah pH kosmetik diusahakan sama atau sedekat mungkin dengan
pH fisiologis mantel asam yaitu antara 4,5-56. Kosmetik demikian disebut
kosmetik pH balanced (Tranggono dan Latifah, 2007).

2.7 Mantel Lemak Kulit

10
Sebum di permukaan kulit merupakan lapisan lemak yang sebagian besar
berasal dari kelenjar sebasea dan sebagian kecil berasal alas trigliserida. asam-
asam lemak, squalence, wax, kolesterol dan ester-esternya, fosfolipida, dan param
Bahan utama dalam lemak kelenjar sebasea ialah squalenee sedangkan dalam
lemak epidermis ialah kolesterol (Tranggono dan Latifah, 2007).

2.8 Kuku

Kuku adalah suatu bentuk kulit khusus yang dibentuk oleh bagian kulit,
yaitu akar kuku (nailrod) di jari tangan dan kaki. Kuku, utamanya terdiri dari
lapisan corneum (lapisan tanduk) dan berfungsi untuk melindungi jari yang
kulitnya sensitif. Kuku seperti ini hanya didapatkan pada ordo Primata dan
maiusia. Kuku jari tangan turnbuh sekitar 5 cm setahun dan kuku jari kaki lebih
lambat.

Kuku perlu diperhatikan karena ia tumbuh terus. Jika dirawat atau


dipotong secara tidak benar, perturnbuhannya dapat menyebabkan Iuka. Kuku
sering kurang diperhatikan dalam perawatan kulit (terutama kaki) mudah
terinfeksi jamur. Oleh karena itu, kuku perlu mendapat perhatian, tetutama oleh
penderita diabetes atau kencing manis.

2.9 Rambut

Salah satu bagian dai kulit adalah ranbut. Rambut dibedakan dengan bulu
badan karena bentuk, ukuran, dan lokasinya yang khas. Sesuai dengan Iokasinya
dikenal beberapa jenis rambut, yaitu rambut kepala, rarnbut ketiak, dan rambut
pubis (kemaluan). Rambut di bawah hidung lebih dikenal sebagai kumis dan yang
di dagu sebagai janggut. Bulu dada yang tidak jarang lebat dan panjang tetap
dinamakan bulu badan.

Rambut yang dimaksud di sini dipengaruhi oleh jenis kelamin dan hormon
seks yang menyertainya. Rambut kepala pria dan wanita pada dasamya sama,

11
tetapi proses kebotakan lebih banyak mengenai kaum pria. Hal itu diperkirakan
berkaitan dengan hormon testosteron. Itu sebabnya kebotakan pada pria sering
dinamakan ‘male pattern baldness yang memang sering khas. Pada wmita
kebotakan itu lebih ditandai dengan rambut yang jarang.

Kebotakan (alopecia) pada pria sudah bisa terjadi pada usia di 25 tahun.
Akan tetapi, walaupun kebotakan itu berhubungan dengan hormon seks pria, hal
itu bukan berarti bahwa pria botak atau yang lebih cepat botak selalu mempunyai
produksi hormon seks berlebihan. Pada wanita, kebotakan dapat juga disebabkan
oleh perubahan keseimbangan hormonal sesudah menopause.

Seseorang tidak perlu menjadi panik jika melihat rambut sedikit rontok
ketika disisir karena secara periodik rambut mengalarni pergantian dengan yang
baru.

Kumis dan jengot juga berhubungan dengan hormon seks pria.Hal itu
dibuktikan, antara Iain dengan kenyataan bahwa kumis baru tumbuh pada anak
laki-laki sesudah pubertas, sesudah kelenjar yang seks hormon mulai aktif. Kumis
dan jengoti.ni tidak jarang terdapat juga pada wanita. Hal itu dapat diterangkan
melalui kenyataan bahwa pada wanita dan pria sebenarnya terdapat hormon seks
pria dan hormon seks wanita. Pada wanita hormon sex wanita lebih banyak,
begitu juga sebaliknya pada pria. ltu sebabnya pada wanita kumis danjenggot bisa
tumbuh karena mereka juga mempunyai hormon laki-laki.

Selain karena hormon seks, kumis dan jengot juga dipengaruhi oleh faktor
genetik. Ada ras tertentu yang mempunyai kumis dan jenggot lebat, sedangkan
Iainnya sedikit.

Bulu badan juga oleh genetik. Seperti pada binatang, bulu badan itu
berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap serangan udara dingin. ltu sebabnya
bulu badan dapat dijumpai lebih lebat pada ras yang secara tradisional hidup di
wilayah subtropis dan Iebih tipis pada mereka yang berasal dari wilayah tropis.

Ada yang mempunyai rambut keriting menernpel di kepala. Jika


keritingnya dilepas, akan terlihat bahwa rambut itu sebenarnya sama panjang

12
seperti mereka yang mempunyai rambut lurus. Rambut itu menjadi keriting
karena mempunyai bentuk penampang yang oval atau gepeng, makin gepeng
makin keriting. Mereka dengan rambut lurus dan kasar mempunyai rambut
dengan penampang yang bulat.

Warna rambut ditentukan oleh pignen yang dihasilkui dan bersifat genetik.
Seorang anak akan mempunyai warna rambut yang sesuai dengan kemungkinan
yang diturunkan orang tuanya. Rambut yang beruban (grey hair) bukan
disebabkan oleh pignen putih, tetapi oleh ketiadaan atau kekurangan pigmen yang
mewarnai rambut itu.

Rambut yang membentuk alis juga mempunyai bentuk atau pattern yang
bersifat hereditair. Rambut yang membentuk bulu mata biasanya tersusun dalam 2
(dua) baris, tetapi adakalanya tersusun dalam 3 baris. jika ia terdiri dari 3 buis.
lebih besar kemungkinan bulu mata itu menyyenggol bola mata sehingga yang
bersangkutan sering mengalami mata merah dan sakit mata.

2.10 Jenis-jenis kulit

Pada umumnya jenis kulit manusia dapat dikelompokkan menjadi:

1. Kulit Normal

Kulit normal cenderung mudah dirawat. Kelenjar minyak kulit normal


biasanya minyak(sebum) yang dikeluarkan seimbang, tidak berlebihan ataupun
kekurangan. Meskı demıkian,kulit normal tetap harus dirawat agar senantiasa
bersih, kencang, lembut dan segar.Jika tidaksegera dibersihkan, kotoran pada kulit
normal dapat menjadı jerawat. Selain tu kulit yangtidak terawat akan mudah
mengalami penuaan dini seperti keriput dan tampilarnya puntampak lelah. Ciri-
ciri kulit normal adalah kulit lembut, lembab berembun, segar danbercahaya,
halus dan mulus, tanpa jerawat, elastis, serta tidak terlihat minyak yang
berlebihanjuga tidak terlihat kering. Meskipun jika dilihat sepintas tidak
bermasalah, kulit normal tetapharus dijaga dan dirawat dengan baik, karena jika

13
tidak dirawat, kekenyalan dan kelembabankulit normal akan terganggu, terjadi
penumpukan kulit mati dan kotoran dapat menyebabkantimbulnya jerawat.

2. Kulit Berminyak

Kulit berminyak banyak dialami oleh wanita di daerah tropis. Karena


pengaruh hormonal,kulit berminyak biasa dijumpai pada remaja puteri usia sekitar
20 tahunan, meski ada jugapada wanita usia 30-40 tahun yang mengalaminya.
Penyebab kulit berminyak adalah karenakelenjar minyak sangat produktif, hingga
tidak mampu mengontrol jumlah minyak (sebum)yang harus dikeluarkan.
Sebaceaous gland pada kulit berminyak yang biasanya terletak dilapisan demis,
mudah terpicu untuk bekerja lebih aktif. Ciri-ciri kulit berminyak, yaituminyak di
daerah T tampak terlebihan, tekstur kulit tebal dengan pori-pori besar
hinggamudah menyerap kotoran, mudah berjerawat, tampilan wajah berkilat,
riasan wajah seringkalitidak dapat melekat dengan baik dan cepat luntur serta
tidak mudah timbul kerutan.

3. Kuit Kering

Kulit kering memiliki karakteristik yang cukup merepotkan bagi


pemiliknya, karena padaumumnya kulit kering menimbulkan efek yang tidak
segar pada kulit, dan kulitpun cenderung terlihat berkeriput. Kulit kering memiliki
kadar minyak atau sebum yang sangat rendah dancendeug sensitif, sehingga
terlihat parched karena kulit tidak mampu mempertahankankelembabannya. Cıri
dari kulit kering adalah kulit terasa kaku seperti tertarik setelah mencucimuka dan
akan mereda setelah dilapisi dengan krim pelembab.Kondisi kulit dapat
menjadilebih buruk apabıla terkena angin, perubahan cuaca dari dingin ke panas
atau sebaliknya.Garis atau kerutan sekitar pipi, mata dan sekitar bibir dapat
muncul dengan mudah pada wajahyang berkulit kering. Kulit kering memiliki
ciri-ciri yakni, kulit halus tetapi mudah menjadikasar, mudah merekah dan terlihat
kusam karena gangguan proses keratinisasi kulit ari, tidakterlihat minyak
berlebihan di daerah T yang disebabkanolehberkurangnyasekresikelenjarkeringat
dan kelenjar palit atau kelenjar minyak. Ciri lainnya yaitu mudah timbul kerutan
yang disebabkan oleh menurunnya elastisitas kulit dan berkurangnya daya kerut
otot-otot,mudah timbul noda hitam, mudah bersısik, riasan yang dikenakan tidak

14
mudah lunturreaktivitas dan kepekaan dinding pembuluh darah terhadap
rangsangan-rangsangan berkurangsehingga peredaran darah tidak sempurna dan
kulit akan tampak pucat, suram dan lelah.

4. Kulit Sensitif

Diagnosis kulit sensitif didasarkan atas gejala-gejala penambahan warna,


dan reaksi cepatterhadap rangsangan. Kulit sensitif biasanya lebih tipis dari jenis
kulit lain sehingga sangatpeka terhadap hal-hal yang bisa menimbulkon alergi
(allergen). Pembuluh darah kapiler danujung saraf pada kulit sensitif terletak
sangat dekat dengan permukaan kulit. Jika terkenaallergen, reaksinya pun sangat
cepat. Bentuk-bentuk reaksi pada kulit sensitif biasanya berupabercak merah,
gatal, iritasi hingga luka yang jika tidak dirawat secara baik dan benar
akanberdampak serius. Warna kemerahan pada kulit sensitif disebabkan alergen
memacupembuluh darah dan memperbanyak aliran darah ke permukaan kulit.
Berdasarkan sifatnyatadi, perawatan kulit sensitif ditujukan untuk melindungi
kulit serta mengurangi danmenanggulangi ritasi. Kulit sensitif seringkali tidak
dapat diamat secara langsung, diperlukan bantuan dokter kulit atau dermatologi
untukmemeriksanya dalam tes alergiimunologi. Dalam pemeriksaan alergi,
biasanya pasien akan diberi beberapa allergen untukmengetahui kadar sensitivitas
kulit. Kulit sensitif memiliki ciri-ciri, yaitu mudah alergi, cepat bereaksi terhadap
alergen, mudah iritasi dan terluka, tekstur kulit tipis, pembuluh darahkapiler dan
ujung saraf berada sangat dekat dengan permukaan kulit sehingga kulit mudah
terlihat kemerahan.

5. Kulit Kombinasi atau Kulit Campuran

Faktor genetis menyebabkan kulit kombinasi banyak ditemukan di Asia.


Banyak wanitatimur terutama di daerah tropis yang memiliki kulit kombinasi,
seperti: kering-berminyak ataunormal-berminyak. Pada kondisi tertentu kadang
dijumpai kulit sensitif-berminyak. Kulitkombinası terjadijika kadar minyak di
wajah tıdak merata. Pada bagian tertentu kelenjarkeringat sangat aktif sedangkan
daerah lain tidak, karena itu perawatan kulit kombinasimemerlukan perhatian
khusus. Area kulit berminyak dirawat dengan perawatan untuk kulitberminyak
dan di area kulit kering atau normal dirawat sesuai dengan jenis kulit

15
tersebut.Kulit kombinasi atau kulit campuran memiliki ciri-ciri yaitu, kulit di
daerah T berminyaksedangkan di daerah lain tergolong normal atau justru kering
atau juga sebaliknya. Disamping itu tekstur kulit sesuai jenisnya yakni di area
kulit berminyak akan terjadi penebalandan di area normal atau kering akan lebih
tipis.

2.11 Kelainan Pada Kulit Wajah

1. Penuaan Dini

Penuaan dini disebabkan oleh dua faktor yaitu pertama faktor internal,
seperti keturunan,kesehatan dan daya tahan, dan kejiwaan. Faktor internal
merupakan proses alamiah yang tidakmungkin dihindari setiap manusia. Hal ini
dapat juga dipicu oleh stres dan perubahanhormonal, dan faktor ini hanya dapat
dikurangi efeknya, dengan cara perawatan wajah yangtepat, rutin dan lembut,
mengurangi stres serta mencoba hidup santai. Penyebab yang kedua adalah faktor
eksternal yang meliputi:

a) Radikal bebas yaitu molekul ganas yang menggerogoti sel-sel tubuh


termasuk jaringankalogen. Sebagian ahli berpendapat bahwa radikal bebas
terbentuk sebagai efek polusilingkungan, paparan sinar matahari,
pemakaian air yang tercampur bahan kimia, perubahancuaca dan faktor
lain yang mengganggu pertumbuhan normal kalogen. Pencegahan
radikalbebas dapat dilakukan dengan mengatur pola makan, diet yang
mengandung protein tinggidan mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung vitamin seperti buah dan sayurarn. Dengan gizi yang baik,
strukur sel akan membaik hingga proses penuaan dini dapat diperlambat.

b) Sinar matahari. Untuk menghindari pengaruh buruk sinar matahari, hindari


saat sinarmatahari memancarkan sinar ultra violet di titik kulminasi (antara
pukul 10.00-15.00) danselalu mengenakan tabir surya pada wajah dan
bagian tubuh yang terbuka setiap ke luarruangan. Kelembaban udara.
Kelembaban udara yang tinggi dan tidak stabil seperti di alamtropis ini,

16
menjadi penyebab terjadinya penuaan dini, terutama jika kulit tidak
dilindungi dengan baik. Salah satu cara melindungi kelembaban kulit
adalah dengan mengenakanpelembab yang dapat mempertahankan kadar
air dalam kulit. Untuk melindungikelembutan kulit, gunakan pelembab
pada wajah dan body lotion yang sesuai dengan jeniskulit pada seluruh
tubuh terutama yang tidak terlindungi oleh pakaian. Pelembab yang
baikuntuk melembabkan kulit kering dan kulit normal, pilih bahan
pelembab yang mengandunghumektan sebagai pengikat air yaitu asam
alfa-hidroksi (AHA/Alpha-Hidroksi Acid). Sinarmatahari dapat
menimbulkan masalah pada kulit, terutama pada mereka yang suka
mandimatahari atau terkena terpaan langsung sinar matahari secara terus
menerus yangmengakibatkan kulit keriput dan timbul penuaan lebih dini.
Sinar matahari diduga kuatsebagai penyebab kanker kulit. Bila terpaksa
harus melakukan kegiatan di bawah terpaansinar matahari, gunakan topi
pelindung dan oleskan krim pelindung yang mengandung Sun Protection
Factor (SPF) 15.

2. Jerawat

Masalah paling sering terjadi pada kulit berminyak adalah jerawat,


meskipun tidaktertutup kemungkinan timbul pada jenis kulit lain. Pada dasarnya
jerawat disebabkan olehtumbuhnya kotoran dan sel kulit mati yang
mengakibatkan folikel dan pertumbuhan sebumterhambat. Produksi minyak pada
kulit biasanya disalurkan melalui folikel rambut. Kotoranatau sel kulit mati yang
tidak dibersihkan akan menyumbat saluran ini hingga minyak yang keluar akan
bertumpuk dan menjadi komedo. Jika terkena bakteri akne, kemedo akan menjadi
jerawat. Jerawat atau akne adalah suatu penyakit radang yang mengenai susunan
pilosebaseusyaitu kelenjar palit dengan folikel rambutnya. Jerawat sangat umum
terdapat pada anak-anakmasa pubertas dan dianggap fisiologis oleh karena
perubahan hormonal. Timbunan lemak dibawah kulit ini selain membuat kulit
kasar, tidak rata juga tidak enak dipandang mata.Penderita umumnya mempunyai
jenis kulit berminyak. Kulit kasar akan makin menjadi, padakulit yang kurang
memproduksi minyak, seperti mereka yang termasuk kategori berkulitkering.

17
Selain perubahan hormonal, kesalahan memilih kosmetik juga dapat
menyebabkantimbulnya jerawat.

I. Jenis-jenis jerawat :
a. Acne Juvenil
Acne Juvenil muncul pada masa pubertas, di mana akne in biasanya
menyerangremaja usia 14-20 tahun. Penyebabnya adalah masalah
hormonal yang belum stabil dalammemproduksi sebum. Akne juvenile
dirawat dengan menggunakan sabun berpHseimbang atau sabun bayi
transculent.

b. Acne Vulgaris
Acne Vulgaris adalah jenis jerawat yang berbentuk komedo, yang timbul
pada kulitberminyak. Perawatan jerawat ini dengan penguapan hingga
kulit cukup kenyal danlembab. Kemudian jerawat diambil dengan sendok
una olesi dengan krim jerawat atauacne lotion, biarkan semalam baru
dibilas dengan air hangat pada keesokan harinya

c. Acne Rosacea
Acne Rosacea yaitu jerawat yang muncul pada wanita yang berusia 30-40
tahun,tandanya mula-mula jerawat akan tampak kemerahan kemudian
menjadi radang hinggamenimbulkan sisik di lipatan hidung. Perawatan
kulit yang terkena akne jenis inibiasanya dengan penguapan, kompres air
panas atau penyinaran dengan lampu inframerah agar jerawat cepat kering.

d. Acne Nitrosica
Acne Nitrosica merupakan jenis jerawat yang sangat berbahaya karena
akanmenimbulkan lubang atau bopeng. Tahap yang terjadi sudah termasuk
tahap akhir yangmemerlukan penanganan khusus dokter ahli kulit.

II. Penanggulangan jerawat Merurut Wasitaatmadja, (1997) usaha


penanggulangan jerawat dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
a. Pengobatan topikal

18
Pengobatan topikal adalah pergobatan yang menjadi pilihan utama.
Prinsippengobatan topikal adalah mencegah pembentukan komedo,
menekan peradangan danmempercepat penyembuhan lesi jerawat.
Pengobatan topikal diberikan pada kondisijerawat yang ringan, jika
kondisi jerawat semakin parah dapat dikombinasikan
denganpengobatan sistemik. Obat topikal terdiridari bahan
iritan/pengelupas, misalnya sulfur(4-8%), resorsinol (1-5%), asam
salisilat (2-5%), benzoil peroksida (2,5-10%), asamvitamin A (0,025-
0,1%), dan asam azelat (15-20%). Obat lain, misalnya
kortikosteroidtopikal atau suntikan intralesi dapat dipakai untuk
mengurangi radang yang terjadi.
b. Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan untuk penderita jerawat jenis sedang
sampai beratdengan prinsip menekan aktivitas bakteri, menekan reaksi
radang, menekan produksisebum dan mempengaruhi keseimbangan
hormonal. Golongan obat sistemik misalnyapemberian antibiotik
(tetrasiklin, eritromisin dan klindamisin).

3. Gangguan Pigmentasi
Warna kulit manusia ditentukan oleh terbagai faktor, yang terpenting adalah
jumlahpigmen melanin kulit, peredaran darah, tebal tipisnya lapisan tanduk dan
adanya zat-zat warnalain yang bukan melanin yaitu darah dan kalogen. Dalam
keadaan normal, melanin dihasilkansecara teratur oleh sel melanosit. Melanin,
selain memberi warna pada kulit, juga berfungsi melindungi kulit dari terpaan
sinar matahari yang dapat merusak struktur kulit, dan kulitmenjadi gelap. Melanin
sangat berguna melindungi kulit terhadap penyinaran sinar ultraviolet.
Pembentukan pigmen melanin dirangsang oleh sinar ultra violet. Kelainan pada
proses pembentukan pigmen melanin kulit, yaitu:
a. Melanosis
Salah satu penyakit melanosis adalah melasma (chloasma), yaitu adanya
bercak-bercakberwarna coklat kehitaman (hiperpigmentasi) di kulit muka
yang sangat khas seperti didaerah pipi, dahi dan bibir atas. Melasma sering

19
timbul karena kehamilan, pil kontrasepsi,pemakaian kosmetik dan sinar
matahari. Melasma karena kehamilan, dapat menghilangsetelah melahirkan.
Melasma karera kosmetika terjadi karena fotosensitisasi oleh zattertentu
seperti zat pemutih. Zat ini menyebabkan kulit lebih rentan terhadap sinar
ultraviolet sehingga lebih mudah dan cepat membentuk melanin.

Menurut Soepardiman (2010), pengobatan yang dapat diberikan diberikan


antara lainpengobatan topikal menggunakan hidrokinon, asam retinoat
(retinoic acid/tretinoin), asamazeleat (azeleic acid). Pengobatan sistemik
yakni asam askorbat/Vitamin C dan glutation.

Gangguan pigmentasi dapat berupa gangguan fungsi kelenjar minyak


yakni pengeluaranminyak yang berlebihan dan bila terjadi penyumbatan
saluran kelenjar palit dapat terjadimillium atau akne yang dapat meradang,
gangguan pertandukan kulit yakni pada bagian muka terdapat berbagai
macam keratinosis kulit seperti hiperkeratinisasi atau kekolotan.

b.Lentigo

Lentigo yaitu sejenis naevus pigmentosus yang terlihat menyerupai


ephilides, licin berwarna coklat tua. Lentigo tidak akan memudar
walaupun dalam musim dingin, sertadapat pula terjadi di bagian lubuh yang
tertutup pakaian. Pencegahan lentigo yakni denganpenggunaan tabir
surya / Sun Protection Factor (SPF).

c. Vitiligo
Vitiligo adalah gangguan pigmentasi pada kulit yang ditandai dengan
terjadinya bercak-bercak putih karena kehilangan melanin. Kelainan ini
terjadi secara turun-temurun.Bercak ini dapat berukuran besar atau kecil,
berbentuk bulat atau tidak menentu tetapi bila bersatu bisa menjadi lebih
besar.Bercak-bercakini lebih sensitif terhadap sinarmatahari. Vitiligo lebih
banyak terjadi di daerah tropik, terutama pada orang-orangberkulit gelap.
Pengobatan vitiligo dengan kortikosteroid topikal telah digunakan sejaktahun
1950an karena efek anti-inflaması dan imunomodulasinya. Pilihan terapi

20
inibanyak digunakan sebagai pilihan terapi pertama pada bentuk vitiligo yang
terbatasbersama dengan inhibitor kalsineurin topikal. Kortikosteroid topikal
memiliki hasil yangpaling baik yaitu sebesar 75% repigmentasi pada daerah
yang terpapar sinar matahariseperti wajah dan leher.

4. Alergi (Hipersensisitivitas)

Alergi atau hipersensitivitas adalah perubahan kemampuan tubuh yang


didapat dan khasuntuk bereaksı terhadap zat (alergen, antigen) yang menempel
atau masuk ke dalam tubuh. Pada hakekatnya, alergi termasuk kompleks
kekebalan (imunitas) dan bersifat reaksikekebalan (imunologi) khas antara alergen
dengan zat lain (antibodi) yang dibentuk olehtubuh. Daya reaksi imunologi tubuh,
khususnya kulit terhadap zat-zat asing yang berkhasiatsebagai antigen bersifat
amat khas dan berlangsung amat lama.

Pada umumnya reaksi alergi pada kulit menunjukkan gejala kulit terlihat
merah, gatal,bengkak, sesak napas dan pingsan. Reaksi alergi dapat terjadi segera
setelah kontak denganzat tersebut atau beberapa saat setelah kontak dengan zat-za
tersebut. Sebagai langkah pencegahan, hindari penggunaan zat atau bahan yang
dapat menimbulkan alergi. Pengobatanalergi dapat menggunakan obat topikal
seperti mometasone furoate dan pengobatansistemik dengan antihistamin.

2.12 Kosmetik Untuk Perawatan Kulit Wajah

Kemajuan di bidang kosmetik telah banyak menghasilkan berbagai produk


kosmetikuntuk perawatan kulit. Berikut ini merupakan produk kosmetik yang
digunakan untuk perawatanpada kulit wajah, antara lain:

1. Face Cream/Day Cream Face sun block cream (moisturizer), yaitu krim
pelembab yangberfungsi untuk menjaga kelembaban, kehalusan,
kelenturan dan kelembutan kulit wajah. Fleksibilitas lapisan kulit luar
sangat tergantung pada moisturizer. Krim ini dapat digunakansepanjang
hari sebagai fondation untuk melindungi dan mencegah kulit kering dan

21
berkerutkarena sengatan matahari. Krimini juga dapat mencegah
menguapnya air dari permukaankulit.
2. Night cream/Nourishing cream, yaitu pelembab untuk perawatan wajah
pada malam hari.Krim ini kandungan lemak lebih banyak dan berfungsi
sebagai pelicin dan membantumenahan persediaan air

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Kulit adalah lapisan luar dari tubuh yang merupakan jaringan yang
menutupi permukaan tubuh manusia. Pembagian kulit secara garis
besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu epidermis, dermis dan
subkutan. Epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lucidum,
stratum granulosum, stratum spinosum dan startum basale. Lapisan
dermis jauh lebih tebal dari epidermis yang peranan utamanya adalah
pemberi nutrisi pada epidermis. Subkutan berfungsi sebagai penyekat
panas, bantalan terhadap trauma dan tempat penumpukan energi.
2. Kelainan pada kulit terutama wajah diantaranya : penuaan dini yang
dapat di cegah dengan penggunaan krim antiaging, jerawat dengan
penggunaan obat topikal seperti sulfur, resorsinol, antibiotik.
Hiperpigmentasi dengan penggunaan SPF, asam retionoat, hidrokuinon
dan lain-lain.

23
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda A. Hamzah M, A. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke tiga.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Djuanda, A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke lima. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta.

Lachman, L.,dkk. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri. Terjemahan Siti
Suyatmi. Edisi Ketiga. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Martini, F. 2006. Fundamentals of Anatomy & Physiology. Seventh Edition.


Benjamin Cummings. USA.

Soepardiman, L., 2010. Kelainan Rambut: Djuanda, A. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta.

Tranggono, R.I., dan Latifah, F 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan


Kosmetik. PT. Gramedia Pustaka Utama . Jakarta.

Wasiaatmadja. S, M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik.UI Press. Jakarta.

24

Anda mungkin juga menyukai