Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

“Kulit dan Anatominya”

Dosen Pengampu : Dr. Melva Silitonga, MS

KELOMPOK 3:

ANGELA E.A. NADEAK (4193141015)

NASROH NURHIDAYAH (4193341027)

PUTRI MAY V. BANJARNAHOR (4193341030)

FERDI S. SIHOMBING (4191141018)

JURUSAN BIOLOGI

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah Anatomi Fisiologi Manusia mengenai kulit dan
anatominya

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami baik
dalam segi materi maupun dukungan. Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini
masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca agar kami bisa melakukan yang lebih baik lagi dikesempatan yang akan datang.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi bagi kita semua.

Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Pengertian Kulit.......................................................................................................................3
B. Mekanisme Fungsi Kulit.........................................................................................................3
C. Pigment Melanin Dalam Kulit Manusia Fisiologi.................................................................7
D. Lapisan Kulit...........................................................................................................................8
BAB III...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
A. Kesimpulan............................................................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem integumen merupakan system terluar yang membungkus tubuh manusia.
System ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya termasuk kuku, rambut, kelenjar
(keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus. System integument terdiri dari
organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini system organ yang luar biasa melindungi
struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak toko dan
menghasilkan vitamin dan hormone. Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang
termasuk kedalam system integumen. Rambut adalah organ seperti benang yang
tumbuh dikulit terutama. Kulit melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat
saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Kulit terstruktur menjadi tiga lapisan:
epidermis, dermis, dan jaringan lemak subkutan. Epidermis, lapisan terluar kulit,
dibagi lagi menjadi stratum korneum, stratum lucidum, stratum granulosum, dan
stratum basale. Stratum korneum mengandung corneocytes, yang merupakan
keratinosit yang berdiferensiasi akhir. Sel-sel ini secara terus menerus diisi ulang oleh
keratinosit yang terlokalisasi di stratum basale. Stratum lucidum adalah lapisan
keratinosit mati yang tipis dan bening. Alih-alih keratin, keratinosit di stratum
lucidum mengandung eleidin, protein intraseluler bening, yang membuat lapisan ini
tampak transparan. Stratum granulosum adalah lapisan tipis antara stratum lucidum
dan stratum basale. Keratinosit di stratum granulosum mengandungsistein dan butiran
kayahistidin, yang mengikat filamen keratin. Stratum basale mengandungbasal
keratinosit, sel imun seperti sel Langerhans dan sel T, dan melanosit yang
menyediakan pigmentasi pada kulit. Di bawah epidermis adalah dermis, yang
selanjutnya dikategorikan menjadipapiler dan retikuler sub-lapisan. Pada manusia,
dermis papiler membentuk ekstensi yang menjangkau epidermis dan mengandung
kapiler yang memfasilitasi pengangkutan nutrisi. Dermis retikuler mengandung
pelengkap kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebaceous, dan kelenjar keringat.
Dermis retikuler secara signifikan lebih tebal daripada dermis papiler karena
konsentrasi serat kolagen dan retikuler yang padat yaitu terjalin di dalam lapisan ini.
Kedua lapisan dermal menampung fibroblas, miofibroblas, dan sel imun seperti
makrofag, limfosit, dan sel mast. Fibroblast mensintesis matriks ekstraseluler yang

1
terdiri dari kolagen, proteoglikan, dan serat elastis yang memberikan integritas
struktural dari dermis

B. Rumusan masalah
1. Apa saja bagian –bagian kulit?
2. Apa saja fungsi dari kulit?
3. Bagaimana struktur anatomi kulit ?

C. Tujuan
1. Memaparkan bagian-bagian kulit dan fungsinya
2. Menjelaskan fungsi kulit
3. Menjelaskan struktur anatomi kulit yang dibagi menjadi 2 yaitu epidermis dan dermis

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kulit
Kulit merupakan organ yang paling luas permukaannya yang mau ke seluruh bagian
luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia. Kulit
merupakan indikator bagi seseorang untuk memperoleh kesan umum dengan melihat
perubahan yang terjadi pada kulit misalnya menjadi pucat kekuning-kuningan
kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat memperlihatkan adanya kelainan yang
terjadi pada tubuh atau gangguan kulit karena penyakit tertentu.
B. Mekanisme Fungsi Kulit
Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba, dan menjamin kelangsungan
hidup. Kulit pun menyokong penampilan dan kepribadian seseorang. Dengan
demikian kulit pada manusia mempunyai peranan yang sangat penting, selain fungsi
utama yang menjamin kelangsungan hidup juga mempunyai arti lain yaitu estetik, ras,
indikator sistemik, dan sarana komunikasi non-verbal antara individu satu dengan
yang lain. Fungsi utama kulit ialah proteksi, arbsobsi, ekskresi, persepsi, pengaturan
suhu tubuh (ter-moregulasi), pembentukan pigmen, pembentukan vitamin D, dan
keratinisasi.
1. Fungsi Proteksi (Melindungi)
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanik
misalnya terhadap gesekan tarikan gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan
iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar
ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya
bantalan lemak, tebalan lapisan kulit dan serabut serabut jaringan penunjang
berperan sebagai pelindung terhadap perubahan fisis. Melanosit turut berperan
dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning atau
pengobatan dengan asam asetil. proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena
sifat stratum corneum yang impermeabel terhadap berbagai zat kimia dan air. di
samping itu, terdapat lapisan keasamaan kulit yang melindungi kontak zat kimia
dengan kulit. Lapisan keasamaan kulit terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan
sebum yang menyebabkan keasaman kulit antara PH 5 sampai 6,5. ini merupakan
perlindungan terhadap infeksi jamur dan sel-sel kulit yang telah mati melepaskan
diri secara teratur.

3
2. Fungsi Absorpsi (Menyerap)
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan
yang mudah menguap lebih mudah diserap begitu juga yang larut dalam lemak.
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi
tebal tipisnya kulit dehidrasi kelembaban dan metabolisme penyerapan dapat
berlangsung melalui celah di antara sel menembus sel-sel epidermis atau melalui
saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.
3. Fungsi Kulit Sebagai Pengatur Panas (Termo regulasi)
Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan hal ini
karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur
panas medula oblongata suhu normal dalam tubuh yaitu suhu visceral 36-37, 5
derajat untuk suhu kulit lebih rendah pengendalian persarafan dan vasomotorik
dari arteri akutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi
panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi
penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah
mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat dibatasi dan panas
suhu tubuh tidak dikeluarkan). kulit melakukan peran ini dengan cara
mengeluarkan keringat, kontraksi otot dan pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan
pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup
baik. Tonus vaskuler dipengaruhi oleh saraf simpatik atau asetilkolin . Pada bayi
dinding pembuluh darah belum terbentuk sempurna sehingga terjadi ekstravasasi
cairan karena itu kulit bayi tampak lebih edematosa karena lebih banyak
mengandung air dan Natrium.
4. Fungsi Ekskresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl urea, asam urat dan amonia . Kelenjar
lemak pada fetus atas pengaruh hormon androgen dari ibunya memproduksi
sebum untuk melindungi kulitnya terhadap cairan amnion, pada waktu lahir
dijumpai sebagai vernicaseosa. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk
melindungi kulit karena lapisan atau bahan berminyak yang melindungi kulit ini
menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering produksi
kelenjar lemak dan keras menyebabkan keasamaan pada kulit
5. Fungsi Persepsi

4
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan-badan ruffini di dermis dan subkutis.
Terhadap dingin diperankan oleh badan Krause yang terletak di dermis. Badan
taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan demikian
pula badan Merkel Ranvier yang tertetak di epidermis. Sedangkan terhadap
tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik
tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotic

6. Fungsi Pembentukan Pigmen


Sel pembentuk pigmen atau melanosit terletak pada lapisan basal dan sel ini
berasal dari rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10 : 1.
Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen (melanosomes)
menentukan warna kulit ras maupun individu. Pada pulasan H.E. Sel ini jernih
berbentuk bulat dan merupakan sel dendrit, disebut pula sebagai clear cell.
Melanosom dibentuk oleh alat Golgi dengan bantuan enzim tirosinase, ion Cu
dan O2. Pajanan terhadap Sinar matahari mempengaruhi produksi melanosom.
Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan ke lapisan
kulit dibawahnya dibawa oleh sel melanofag (melanofor). Warna kulit tidak
sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit, melainkan juga oleh tebal tipisnya
kulit, reduksi Hb, oksi Hb, dan karoten. Melanosit membentuk warna kulit enzim
melanosum dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase dan O2 terhadap
sinar matahari mempengaruhi melanosum. pigmen disebar ke epidermis selalu
tangan-tangan dendrit sedangkan lapisan di bawahnya dibawa oleh melanofag.
Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh
tebal tipisnya kulit terhadap sisi Hb dan karoten.
7. Fungsi Keratinisasi
Lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama yaitu keratinosit, sel
Langerhans, melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan
pembelahan. Sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuk
menjadi sel spinosum makin ke atas sel ini semakin gepeng dan bergerak pula
menjadi sel granulosum. Matoltsy berpendapat mungkin keratinosit melulai
proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk. Semakin lama intinya
menghilang dan keratinosit ini menjadi zat tanduk dan amorf. Proses ini
berlangsung terus-menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintasis dan

5
degenerasi menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kira-kira 14 sampai 21 hari
dan memberikan perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis-fisiologik.
8. Fungsi Pembentukan Vitamin D
Paparan sinar matahari yang mengandung sinar UVB pada kulit akan
mengawali sintesis vitamin D ketika panas tubuh mengubah previtamin D yaitu
7-dehidrokolesterol yang tersebar di seluruh tubuh menjadi bentuk akhir yang
lebih
aktif.
Vitamin D yang berasal dari dalam tubuh akan berada di kapiler kulit lebih
lama dibandingkan dengan vitamin D yang berasal dari makanan dan suplemen.
Terpapar sinar matahari 5-30 menit setiap 2-3 kali perminggu sangat cukup untuk
memenuhi kebutuhan vitamin D tubuh. Waktu yang baik untuk berjemur di
bawah
sinar matahari yaitu mulai pukul 11.00-14.00 ketika sinar UVB memuncak dan
relative stabil yakni 1-2 MED/jam. Ketika sinar UVB memuncak waktu untuk
berjemur dapat semakin singkat.Kebutuhan vitamin D pada tubuh dapat dipenuhi
sebesar 80-100% oleh vitamin D yang disintesis pada kulit ketika terpapar sinar
matahari secara langsung. Untuk menjaga kadar vitamin D dalam tubuh tetap
tercukupi, minimal 20% permukaan kulit harus terpapar sinar matahari secara
langsung tanpa terhalang pakaian atau tabir surya.
Pembentukan vitamin D dengan mengubah dehidroksi kolesterol dengan
pertolongan sinar matahari tidak cukup dengan hanya dari proses tersebut,namun
pemberian vitamin D sistematik masih tetap diperlukan.
9. Kulit sebagai sistem imun
Dalam menjalankan fungsi perlindungan tersebut, kulit diperkuat dengan sel
sel yang membentuk suatu kompleks yang disebut dengan sistem imunitas kulit.
Sistem imunitas kulit terletak dilapisan luar kulit (epidermis) dan lapisan dalam
kulit (dermis).
Sel langerhans merupakan sel utama dalam imunitas kulit. Sementara sel
imunitas lainnya yaitu ada sel dendritik dermis, makrofag, dan beberapa sel T
dan sel B. Sel langerhans merupakan sel dendritik yang dapat dijumpai pada
lapisan epidermis terutama pada stratum epithelium squamous. LC berperan
sebagai antigen presenting cell (APC) yang dapat mengenali benda asing dengan
prosesusnya yang panjang berbentuk seperti dendrit pada sel syaraf yang

6
fungsinya untuk menangkap antigen. LC yang menangkap antigen kemudian
akan bermigrasi ke nodus limfatikus untuk bertemu dengan sel T guna memacu
timbulnya respon imun perolehan. Hal ini menunjukkan LC sebagai barrier awal
yang berperan respon bawaan yang melawan pathogen yang masuk dan
menginduksi respon perolehan.
LC merupakan dendritik sel yang terdapat pada epidermis, sedangkan
dendritik sel yang terdapat di dermis dikenal dengan nama dermal DC (dDC). LC
seperti halnya sel-sel dendritik di dermis dapat teraktivasi oleh infeksi oleh
beberapa bakteri yang kan menginduksi imun perolehan yang akan
mengeleminasi patogen.
Sel langerhans (LC) merupakan bagian dari respon imun bawaan yang terletak
di epidermis yang berperan penting sebagai pertahanan pertama dalam
menghadapi pathogen yang dilengkapi dengan ekspresi molekul sebagai PRRs
seperti TLR, C-type lectin Langerin yang merupakan reseptor yang penting
dalam pengenalan dan mengikat pathogen yang nantinya akan diproses sehingga
LC dapat berperan sebagai APC yang akan mempresentasikan antigen (peptid)
kepada sel-sel imun perolehan yaitu limfosit T di nodus limfatikus perifer baik
sebagai aktivasi maupun supresi dari sel T.
C. Pigment Melanin Dalam Kulit Manusia Fisiologi

(sumber : wikipedia)
Pigmentasi rasial memiliki kandungan melanin yang tinggi yang dapat
melindungi kulit dari kerusakan kulit akibat radiasi ultraviolet (UV) melalui sifat
penyaringan optik dan kimiawi. Melanin dapat menyerap sinar UV, mengais radikal
bebas yang dihasilkan di dalam sitoplasma, dan melindungi inang dari berbagai jenis
radiasi pengion serta menentukan warna kulit saat digabungkan dengan pigmen lain.

7
Pada manusia, variasi warna kulit terjadi pada tingkat fungsi unit melanin
epidermal. Pada dasarnya, warna kulit ditentukan oleh kepadatan melanosit, jumlah,
ukuran, dan penyebaran melanosom yang ditransfer ke keratinosit epidermal, sifat
pigmen dan laju degradasinya. Melanosit ada di berbagai jaringan di tubuh. Mereka
terlokalisasi di kulit di antarmuka dermal-epidermal, di matriks rambut, di epitel
pigmen retinal mata, saluran uveal, stria vascularis telinga, daerah vestibular telinga
bagian dalam, leptomeninges, danmem lendir bran. Pada kulit normal, melanosit
terletak di lapisan epi dermal dan dendritnya diproyeksikan ke dalam epi dermis
tempat mereka mentransfer melanosom ke keratinosit. Kira-kira setiap sel kesepuluh
di lapisan basal adalah melanosit. Satu melanosit dikaitkan dengan sekitar 30 ~ 40
keratinosit di sekitarnya melalui sarangnya. Seluruh unit disebut sebagai "unit
epidermal mela nin". Kepadatan melanosit epidermal bervariasi di berbagai tempat di
tubuh. Ada sekitar 2.000 melanosit epidermal per milimeter persegi di kulit kepala
dan lengan bawah dan sekitar 1.000 di bagian tubuh lainnya. Individu akan
mengalami perubahan warna kulit yang nyata selama hidup mereka.
Warna kulit normal manusia ditentukan oleh empat macam pigmen, yaitu:
karoten, melanin, hemoglobin teroksidasi dan hemoglobin tereduksi. Melanosit
merupakan sel khusus pada epidermis yang membentuk melanin. Vitamin C berperan
mengubah melanin bentuk teroksidasi menjadi melanin bentuk tereduksi yang
berwarna lebih pucat, serta mencegah pembentukan dengan menghambat
pembentukan dopa menjadi dopa kuinon. Dengan demikian kulit menjadi lebih cerah
baik pada kulit normal maupun yang dengan gangguan pigmentasi (hiperpigmentasi).

D. Lapisan Kulit
Struktur kulit manusia terdiri dari lapisan epidermis, dermis, dan hipodermis serta
anatomi kulit lainnya yang memiliki fungsi masing-masing. 

8
(sumber : wikipedia)

a. Epidermis (Kulit Ari)

Lapisan paling luar terdiri atas lapisan epitel gepeng. Unsur utamanya adalah
sel-sel tanduk atau keratinosit dan sel melanosit. Lapisan epidermis tumbuh terus
karena lapisan sel induk yang berada di lapisan bawah bermitosis terus-menerus
sedangkan lapisan paling luar epidermis akan terkelupas atau gugur. Epidermis dibina
oleh sel-sel epidermis terutama serat serat kolagen dan sedikit serat elastis.

Kulit ari terdiri atas beberapa lapisan sel. Sel-sel ini berbeda dalam beberapa
tingkat pembelahan sel secara mitosis. Lapisan permukaan dianggap sebagai akhir
keaktifan sel yang terdiri atas 5 lapis, yaitu:

 Stratum corneum

Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel tanduk atau keratin nasi,
gepeng,keriting dan tidak berinti. Sitoplasmanya diisi dengan serat keratin makin
keluar letak sel makin gepeng seperti sisik lalu terkelupas dari tubuh. Sel yang
terkelupas akan digantikan oleh sel yang lain.

 Stratum lucidum

Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang sangat gepeng dan bening.
Membran yang mengatasi sel-sel tersebut sulit terlihat sehingga lapisannya secara
keseluruhan seperti kesatuan yang bening.

9
 Stratum granulosum

Lapisan ini terdiri atas dua sampai tiga lapis sel polygonal yang agak gepeng
dengan inti di tengah dan sitoplasma nya berisi butiran atau granula keratohialin atau
gabungan keratin dengan hialin. Lapisan ini menghalangi masuknya benda
asing,kuman dan bahan kimia masuk ke dalam tubuh

 Stratum spinosum

Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel berbentuk kubus dan polygonal inti
terdapat di tengah dan sitoplasmanya berisi berkas-berkas serat yang terpaut pada
desmosom atau jembatan sel. seluruh sel terikat rapat lewat serat-serat tersebut
sehingga secara keseluruhan lapisan sel-sel nya berduri. Lapisan ini untuk menahan
gesekan dari tekanan dari luar, tebal dan terdapat di daerah tubuh yang banyak
bersentuhan atau menahan beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal telapak kaki

 Stratum malpighi

Lapisan ini merupakan unsur-unsur lapisan taju yang mempunyai susunan kimia
yang khas. Inti bagian basal lapis taju mengandung kolesterol dan asam asam amino.
Stratum malpighi merupakan lapisan di dalam dari epidermis yang berbatasan dengan
dermis dibawahnya dan terdiri atas selapis sel berbentuk kubus atau batang.

b. Dermis (kulit jangat)

Batas dermis yang sukar ditentukan karena menyatu dengan lapisan subkutis atau
hipodermis, ketebalannya antara 0,5 sampai 3 mm, beberapa kali lebih tebal dari
epidermis dan dibentuk dari komponen jaringan pengikat. Derivat epidermis terdiri atas
bulu, kelenjar minyak, kelenjar lendir, dan kelenjar keringat yang membenam jauh ke
dalam dermis. Kulit jangat bersifat ulet dan elastis yang berguna untuk melindungi
bagian yang lebih dalam. Pada pembatasan antar kulit ari dan kulit jangat terdapat
tonjolan-tonjolan kulit kedalam kulit ari yang disebut papila kulit jangat. Kulit jangat
terdiri atas serat serat kolagen dan serabut serabut elastis serta serabut serabut retikulin.
serat-serat ini bernama pembuluh darah dan pembuluh getah bening membentuk
anyaman anyaman yang memberikan pendarahan bentuk kulit.

Lapisan dermis terdiri atas 2 bagian ,yaitu:

 Lapisan papila
10
Lapisan ini mengandung lekuk-lekuk papila sehingga stratum malpighi juga ikut
melekuk. Lapisan ini mengandung lapisan pengikat longgar yang membentuk lapisan
bunga karang disebut lapisan stratumspongeosum. Lapisan papila terdiri atas serat
kolagen halus elastin dan retikuler yang tersusun membentuk jaringan halus yang
terdapat di bawah epidermis. Lapisan ini memegang peranan penting dalam peremajaan
dan penggandaan unsur-unsur kulit. Serat retulin dermis membentuk alas dari serabut
yang menyisip ke dalam membran basal di bawah epidermis.

Pada umumnya papil patil kulit jangat sangat rendah tetapi pada telapak kaki dan
telapak tangan papil tinggi, tebal dan banyak sehingga tampak berhimpitan membentuk
rigi-rigi yang menonjol di permukaan kulit ari dan membentuk pola sidik jari tangan dan
jari kaki. Setiap papildibentuk oleh nyaman serabut halus yang mengandung serabut
elastin. Pada bagian ini terlihat lengkung-lengkung kapiler dan ujung-ujung saraf perasa.

 Lapisan Retikulosa

Lapisan ini mengandung jaringan pengikat rapat dan serat kolagen. Sebagian besar
Lapisan ini tersusun bergelombang, mengandung sedikit serat retikulin dan banyak serat
elastin. Sesuai dengan arah jalan serat-serat tersebut terbentuklah garis ketegangan kulit.

Bahan dasar dermis merupakan bahan matrik amorf yang membenam pada serat
kolagen dan elastin. Turunan kulitglikosaminoglikans utama kulit adalah asam
hialuronat dan dermatan sulfat dengan perbandingan yang beragam di berbagai tempat
bahan dasar ini bersifat sangat hidrofilik. Lapisan ini terdiri atas anyaman Jaringan ikat
yang lebih tebal dan didalamnya ditemukan sel-sel fibrosa, sel histiosit, pembuluh
darah,pembuluh getah bening, saraf,kandung rambut,kelenjar sebasea, kelenjar keringat,
sel lemak dan kelenjar otot penegak rambut

c. Hipodermis (Lapisan Bawah kulit)

Hipodermis terdiri atas jaringan pengikat longgar komponennya serat longgar,


elastis dan sel lemak. Sel-sel lemak membentuk jaringan lemak pada lapisan adiposa yang
terdapat susunan lapisan hutan untuk membentuk mobilitas kulit di atasnya. jika terdapat
lobulus lemak yang merata hipodermis membentuk bantal lemak disebut panikulus
adiposus. pada daerah perut Lapisan ini dapat mencapai ketebalan 3 cm sedangkan pada
kelopak mata, penis dan skrotum lapisan subkutan tidak mengandung lemak. Bagian
superficial hipodermis mengandung kelenjar keringat dan folikel rambut. Dalam lapisan

11
hipodermis terdapat anyaman pembuluh arteri pembuluh vena dan anyaman saraf yang
berjalan sejajar dengan permukaan kulit di bawah dermis. Lapisan ini mempunyai
ketebalan bervariasi dan mengikat kulit secara longgar terhadap jaringan dibawah

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kulit merupakan bagian tubuh atau indera manusia yang sangat sensitif mudah terluka
dan mudah merasakan rasa sensitifitas. Kulit manusia terdiri dari epidermis dan dermis. Kulit
berfungsi sebagai alat transportasi tempat bermuaranya kelenjar keringat yang keluar
(kelenjar sudorifera ) yang terletak pada lapisan dermis.

B. Saran

Makalah ini tentunya belum sempurna baik dari segi bahasa, penulisan dna lainnya, maka
kami harapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan makalah ini kedepannya.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca

12
DAFTAR PUSTAKA

Çelik, A., Yaman, H., Turan, S., Kara, A., Kara, F., Zhu, B., Qu, X., Tao, Y., Zhu, Z.,
Dhokia, V., Nassehi, A., Newman, S. T., Zheng, L., Neville, A., Gledhill, A., Johnston,
D., Zhang, H., Xu, J. J., Wang, G., … Dutta, D. (2018). KULIT DAN ANATOMI.
Journal of Materials Processing Technology, 1(1), 1–8.
http://dx.doi.org/10.1016/j.cirp.2016.06.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.powtec.201
6.12.055%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.ijfatigue.2019.02.006%0Ahttps://doi.org/10.1016
/j.matlet.2019.04.024%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.matlet.2019.127252%0Ahttp://dx.doi
.org/10.1016

Do,Lam.2008.Mechanism Of Skin Pigmentation.Biotechnology and Bioprocess


Engineering.13: 383-395

Flannisa,Riskita.2019.Vitamin D sebagai Pencegahan Penyakit Degeneratif hingga


Keganasan: Tinjauan Pustaka.Jurnal Medula vol. 9 No 3

Irawan,Vidya.2015.Sel Langerhans Sebagai Bagian Dari Respon Imun Bawaan.jurnal


Universitas Gajah Mada.Hal 1-10

Kalangi, S. J. R. (2014). Histofisiologi Kulit. Jurnal Biomedik (Jbm), 5(3), 12–20.


https://doi.org/10.35790/jbm.5.3.2013.4344

Nguyen, V Alan dan Athena M Soulika.2019. The Dynamics of the Skin's Immune System.
International Journal of Molecular Sciences.

Sunanta,Ns.2019.Anatomi Fisiologi Manusia.Yogyakarta:Thema Publishing.

13
14

Anda mungkin juga menyukai