Anda di halaman 1dari 23

Critical Book Report

PSIKOLOGI BELAJAR
(Drs. Syaiful Djmarah,M.Ag.)
(Rineka Cipta/2011/257)

Oleh:
Nama Mahasiswa : Ika Nurhalifah
NIM/Prodi : 4191141015/Pendidikan Biologi

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Pertumbuhan dan perkembangan anak dibahas oleh penulis sebagai permasalahan


yang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas belajar anak. Hasil penelitian pun
membuktikan bahwa pertumbuhan dan perkembangan mempunyai hubungan
dengan aktivitas belajar, setiap fase pertumbuhan dan perkembangan memberikan
andil siap tidaknya anak belajar.peranan motivasi tidak diragukan dalam belajar.
Banyak anak dengan intelegensi yang rendah disebabkan tidak ada motivasi dalam
belajar. Fungsi motivasi yang seharusnya sebagai pendorong, penggerak, dan
pengarah perbuatan belajar tidak diperankan denga baik.
Generasi saat ini adalah generasi yang telah bergeser dari generasi x (1960-1980)
dan generasi y (1980-2000) ke generasi C atau gen-C tahun 2000 hingga sekarang.
Perubahan generasi ini memaksa pendidik untuk memahami dengan terbuka
potensi keunikan generasi C ini. Keunggulan perlu diamati dengan seksama
sekaligus keterbatasannya sehingga dapat dirancang oleh pendidikan yang relavan.
Oleh karena itu, pendidik perlu focus pada kekuatan dan keterbatasan dan
menyiasatinya dengan hal-hal yang tidak produktif yang menjadi kelemahannya.
Para pendidik perlu menerapkan kepemimpinan transparan, tidak anti kritik dan
membangun hubungan yang setara. Mereka perlu dibantu anak menyeimbangkan
antara komunitas online dengan offline sehingga mereka dapat meyambungkan
realitas dan problematika sosial dunia nyata dengan kemahiran mereka
mengkomunikasikan masalah dan mencari solusinya didunia maya dan
mengembalikannya ke bumi.
Perkembangan kebutuhan belajar peserta didik saai ini sudah jauh berbeda
sehingga tidak mencukupi lagijika dilaksanakan dengan pembelajaran yang
konvensional. Saat ini diharapkan pendidik maupun melaksanakan pembelajaran
yang menyenangkan untuk menumbuhkan kegemaran peserta didik belajar. Selain
itu pendidik diharapkan terampil menggunakan teknologi agar proses pembelajaran
menjadi efektif.

TUJUAN

1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah psikologi pendidikan


2. Memahami apa itu psikologi pendidikan
3. Menerapkan model pembelajaran dalam mengajar
4. Dapat memahami konsep belajar
5. Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

MANFAAT

1. Mahasiswa dapat memahami apa itu psikologi pendidikan


2. Mahasiswa dapat mengetahui makna dari psikologi pendidikan
3. Mahasiswa dapat mengetahui model pembelajaran dalam mengajar
4. Mahasiswa daapat mengetahui faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar
BAB II

ISI BUKU

Bab I ( Pengertian Ruang Lingkup,Metode, Dan Manfaat Mempelajari Psikologi Belajar)


A. Pengertian psikologi belajar
Psikologi belajar adalah sebuah fase yang terdiri dua kata, yaitu psikolgi dan belajar. Psikolgi
berasal dari bahasa yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi,
secara harfiah psikologi berarti ilmu atau jiwa.
Menurut Crow, psychology is the study of human behavior and human relationship. Dari
batasan tersebut diatas jelas bahwa yang dipelajari di psikologi adalah tingkah laku manusia,
yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik yang berupa manusia lain (human
relationship) maupun manusia yang bukan seperi hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya.
B. Ruang Lingkup Psikologi Belajar
Sebagai sebuah disiplin ilmu yang merupakan cabang dari psikologi, yang kajiannya
dikhususkan pada masalah belajar, maka psikologi belajar memiliki ruang lingkup di sekitar
masalah saja.
Psikologi belajar memiliki ruang lingkup yang secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 pokok
pembahasan, yaitu masalah belajar,proses belajar, dan situasi belajar.
a. Pokok pembahasan mengenai belajar
 Teori-teori belajar.
 Prinsip-prinsip belajar.
 Hakikat belajar.
 Jenis-jenis belajar.
 Aktivitas-aktivitas belajar.
 Teknik belajar efektif.
 Karekteristik perubahan hasil belajar.
 Manifestasi perilaku belajar
 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
b. Faktor bahasan mengenai proses balajar
Tahapan perbuatan belajar.
Perubahan-perubahan jiwa yang terjadi selama belajar.
Pengaruh pengalaman belajar terhadap perilaku individu.
Pengaruh motivasi terhadap perilaku belajar.
Signifikansi perbedaan individual dalam kecepatan memperoses kesan dan
keterbatasan kapasitas individu dalam belajar.
Masalah proses lupa dan kemampuan individu memproses perolehnya melalui
teransfer belajar.
c. Pokok pembahasan mengenai situasi belajar.
 Suasana dalam keadaan lingkungan fisik.
 Suasana dan keadaan lingkungan non-fisik.
 Suasana dan keadaan lingkunga sosial.
 Suasana dan keadaan lingkungan non-sosial.

C. Metode Psikologi Belajar


Ada beberapa metode riset yang sudah lazim digunakan dalam psikologi yaitu:
1. Metode eksperimen
Maksud dilakukannya eksperimen dalam psikologi adalah untuk “mengetes” keyakinan
atau pendapat tentang tigkah laku manusia dalam situasi atau kondissi tertentu. Dengan
kata lain, eksperimen dilakukan dengan anggapan bahwa semua situasi atau kondisi dapat
dikontrol dengan teliti, yang keadaanya berbeda, dari observasi yang terkontrol.
2. Metode observasi
Metode observasi adalah metode untuk mempelajari gejala kejiwaan yang melalaui
pengamatan dengan sengaja,teliti,dan sistematis.
3. Metode riwayat hidup
Metode riwayat hidup adalah metode untuk menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dengan
jalan mengumpulkan riwayat hidup sebanyak-banyaknya, baik yang ditulis sendiri
maupun yang ditulis orang lain.
4. Metose tes
Tes adalah suatu alat yang didalamnya berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab
atau perintah-perintah yang harus dikerjakan, untuk mendapatkan gambran tentang
kejiwaan seseorang atau kelompok orang.

D. Manfaat mempelajari psikologi pendidikan


 Dapat memperoleh ilmu pengetahuan tentang hakikat siapa anak didik dan bagaimana
cara belajarnya.
 Dapat diperoleh ilmu pengetahuan tentang teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri
individu anak.
 Dapat diperoleh ilmu pengetahuan bahwa setiap anak berbeda sebagai individu dalam
belajar.
 Dapat diperoleh ilmu pengetahuan tentang belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
 Dapat memperoleh ilmu pengetahuan bahwa pembawaan merupakan potensi anak yang
tersedia dan dapat diubah dengan menyediakan lingkungan belajar kreatif didalam kelas.

Bab II (Memahami Konsep Dasar Belajar)


A. Pengertian belajar
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. James O.
Whittaker, misalnya, merumuskan belajar sebgai suatu proses dimana tingkah laku ditimbulkan
atau diubah melalui latihan atas pengalaman. Adapun pendapat dari Drs. Slameto juga
merumuskan pengertian tentang belajar. Meurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Dari beberapa pendapat ahli tentang pengertian belajar yang dikemukakan diatas dapat dipahami
bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dau unsure yaitu, jiwa
dan raga.
B. Hakikat Belajar
Dari sejumlah pengertian belajar yang telah diuraikan, ada kata yang sangat penting untuk
dibahas pada bagian ini, yakni kata “perubahan” atau change. Chage adalah sebuah kata dalam
bahasa inggris yang artinya perubahan.
Ketika kata perubahan dibicarakan dan dipermasalahkan, maka pembicaraan sudah menyangkut
permasalahan mendasar dari masalah belajar. Ada pun formasi kata dan kalimat yang dirangkai
oleh para ahli untuk memberikan pengertian belajar, maka intinya tidak lain adalah masalah
perubahan yang terjadi dalam diri individu yang belajar. Jadi hakikat belajar adalah perubahan
dan tidak setiap perubahan adalah sebagai hasil belajar.

C. Cirri ciri belajar


1. Perubahan yang terjadi secara sadar
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
3. Perubahan dalam belajar bersifat pasif ada aktif
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

D. Teori teori belajar


1. Teori belajar menurut ilmu jiwa daya
Ahli-ahli ilmu jiwa daya mengemukakan suatu teori bahwa jika manusia mempunyai
daya-daya. Daya-daya ini adalah kekuatan yang tersedia. Manusia hanya memanfaatkan
semua daya itu dengan cara melatihnya sehingga ketajamannya dirasakan ketika
dipergunakan untuk sesuatu hal. Daya-daya ini misalnyadaya mengenal, daya mengingat,
daya berfikir, daya fantasi, dan sebagainya.
2. Teori tanggpan
Teori tanggapan adalaah suatu teori belajar yang menentang teori belajar yang
dikemukakan oleh ilmu jiwa. Menurut teori tanggpan Belajar adalah memasukkan
tanggpan sebanyak-banyaknya, berulang-ulang, dan sejelas-jelasnya.
3. Teori belajar menurut ilmu jiwa gestalt
Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian. Sebab
keberadaan bagian itu didahului oleh keseluruhan. Prinsip –prinsip belajar menurut
gestalt:
a. Belajar berdasarkan keseluruhan
b. Belajar adalah suatu proses perkembangan
c. Anak didik sebagai organisme keseluruhan
d. Terjadi transfer
e. Belajar adalah reorganisasi pengalaman
f. Belajar harus dengan insight
g. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan, dan tujuan
h. Belajar berlangsung terus menerus

4. Teori belajar dari R.Gagne


Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan,keterampilan,kebiasaan dan tingkah laku. Gagne mengatakan bahwa segala
sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi 5 katagori yaitu:
1. Keterampilan motoris
2. Informasi ferbal
3. Kemampuan intelektual
4. Strategi kognitif dan sikap

5. Teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi


Teori asosiasi disebut juga teori sarbond. Sarbond singkatan dari stimulus,Respons,dab
Bond. Stimulus berarti rangsangan, respons berarti tanggapan, dan bond berarti
dihubungkan. Rangsangan diciptakan untuk memunculkan tanggapan kemudian
dihubungkan antara keduanya dan terjadillah asosiasi.
Teori asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan
bagian-bagian atau unsure-unsurnya. Penyatu paduan bagian-bagian melahirkan konsep
keseluruhan. Misalnya, sepeda. Dari aliran ilmu jiwa aosiasi ada dua teori yang sangat
terkenal, yaitu teori konektionisme dari thorndike dari Ivan P.Pavlov.
E. Jenis-jenis belajar
Walau belajara dikatakan berubah, namun untuk mendapatkan perubahan itu bermacam-macam
caranya. Setiap perubahan belajar mempunyai ciri-ciri masing-masing. Para ahli dengan melihat
ciri-ciri yang ada didalamnya, mencoba membagi jenis-jenis belajar ini, disebabkan perbedaan
sudut pandang. Oleh karena itu, sampai saat ini belum ada kesempatan dan keseragaman dalam
merumuskannya.
Jenis-jenis belajar yang diuraikan dalam pembahasan berikut ini merupakan penggabungan,oleh
karena itu, jenis-jenis belajar yang diuraikan berikut ini menyangkut masalah belajar arti kata-
kata, belajar kognitif, belajar menghafal, belajar teoritis, belajar kaidah, belajar
konsep/pengertian,belajar keterampilan motorik,dan belajar estetik.untuk lebih jelasnya ikuti
uraian berikut:
1. Belajar arti kata-kata
2. Belajar kognitif
3. Belajar menghafal
4. Belajar teoretis
5. Belajar konsep
6. Belajar kaidah
7. Belajar berfikir
8. Belajar keterampilan motorik
9. Belajar estetis

F. Aktivitas –aktivitas belajar


Beberapa aktivitas belajar,sebagia berikut:
1. Mendengarkan
2. Memandang
3. Meraba,membau, dan mencicipi
4. Manulis dan mencatat
5. Membaca
6. Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi
7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram,dan bagan-bagan
8. Menyusun paper dan kertas kerja
9. Mengigat
10. Berfikir
11. Latihan dan praktek
BAB III(Perkembangan Bahasa Anak)
a. Potensi berbahasa anak
Bila kita mebolak-balik kamus besar bahasa Indonesia akan menemukan kata “poteensi”,
yang berarti kekuatan, kesangguoan dan kemampuan.jika potensi dipahami sebagi
kemampuan maka potensi adalah kekuatan atau kesanggupan yang masih terpendam dalam
diri seseorang.

b. Perolehan bahasa anak


Berdasarkan tahap pemerolehannya, Chaer dan Agustina (2004:81) membagi perolehan
bahasa anak menjadi dua macam, yaitu: bahasa ibu (bahasa pertama) dan bahsa kedua
(ketiga dan seterusnya)

c. Tugas-tugas perkembangan bahasa


Ada 4 perkembangan tugas anak:
1. Pemahaman
2. Pengembangan perbendaharaan kata
3. Penyusunan kata-kata menjadi kalimat
4. Ucapan

d. Perkembangan kemampuan berbahasa anak


Kemampuan berbahasa anak selalu mengalami perkembangan seiring perkembangannya
pada masa-masa tertentu. Dilihat dari segi pembagian fase perkembangan bahasayang
disusun oleh Clara W.Stern maka perkembangan dalam masa bayi termasuk pada fase
pertama yang meliputi stadium purwaka (mengoceh). Meniru suara atau bunyi yang
didengar , tetapi tidak sempurna.

BAB IV (Kemampuan Anak Dalam Belajar Bahasa)

A. Anak dalam proses belajar bahasa


Anak-anak remaja dan orang dewasa yang belajar bahasa asing yang menggunakan unit-
unit bahasa yang telah terbentuk dalam otaknya sejak kecil. Mereka harus melakukan
proses terjemahan dalam otaknya, suatu proses neurofisiologis yang oleh penfield disebut
“belajar secara tidak langsung”. Anak-anak kecil yang belajar dengan cara ini, misalnya
belajar bahasa inggris dari guru yang berbahasa Indonesia juga harus melalui proses
terjemahan ini. Tetapi anak-anak yang belajar bahasa kedua atau ketiga dari guru yang
hanya berbicara bahasa tersebut, dalam konteks ini metode langsung atau “metode ibu”
dapat membentuk unit-unit bahasa kedua dalam otaknya.

B. Prinsip-prinsip belajar bahasa


Prinsip-prinsip belajar bahasa adalah sebagai berikut:
1. Motivasi
2. Pengalaman sendiri
3. Keingintahuan
4. Pemecahan masalah
5. Berfikir analitis-sintesis
6. Perbedaan individual

C. Perbedaan kemampuan anak dalam bahasa belajar


Setiap anak mempunyai perbedaan dari segi kematangan berfikir, kemampuan berbahasa,
maupun tingkat intelegensi. Oleh karena itu, kemampuan anak tidak sama dalam
berbicara, mendengarkan, membaca atupun menulis. Bisa jadi seorang anak pandai
berbicara, bellum tentu pandai menulis. Faktor eksternal anak adalah status sosial
ekonomi keluarga, hubungan keluarga, lingkungan masyarakat, bahasa pertama. Untuk
memudahkan pemahaman, semua faktor-faktor tersebut akan diuraikan satu demi satu
dibawah ini:
1. Umur anak.
2. Kondisi fisik.
3. Kesehatan.
4. Intelegensi.
5. Status sosial ekonomi keuarga.
6. Hubungn keluarga.
7. Kondisi lingkugan.
8. Bahasa pertama.

D. Hubungan kemampuan berbahasa dengan kemampuan berfikir dan belajar.


Dalam berbahasa seorang anak pasti malakukan proses sosialisasi, dalam diri melakukan
konteks dengan yang lain. Seseorang menyampaikan ide dan gagasannya dalam
berbahasa dan menanggapi ide dan gagasan orang lain. Menyampaikan dan mengambil
makna ide dan gagasan itu merupakan proses berfikir yang abstrak. Ketidak ketepatan
menangkap arti bahasa akan berakibat ketidak tepatan dan kekaburan persepsi yang
diperolehnya. Akibat lebih lanjut adalah hasil proses berfikir menjadi tidak tepat benar.
Ketidaktepatan hasil pemrosesan fikir ini diakibatkan kekurang mampuan dalam
berbahasa.

BAB V (Anak Didik Belajar Dan Guru Mendidik)


a. Anak didik dan proses belajar
Anak didik adalah subjek utama dalam pendidikan. Dialah yang belajar setiap saat.
Belajar anak didik tidak mesti harus selalu berinteraksi dengan guru dalam proses
interaksi edukatif. Dia juga biasa belajara mandiri tanpa hatus menerima pelajaran dari
guru disekolah.
b. Setiap anak didik berbeda
Kalau persoalan perbedaan anak didik ini tidak mendapat tempat dalam pendidikan
tradisional, maka dalam pendidikan modern dalam masalah perbedaan individual anak ini
mendapatkan perhatian prioritas. Dengan memperhatikan perbedaan individual anak ini
diharapkan guru jangan lagi mengulang kesalahan-kesalahan dalam menilai anak didik
sebagai pribadi. Kesalahan –kesalahan ini misalnya guru tidak mengindahkan perbedaan
individual dan menunjukkan pelajaran kepada anak-anak yang sedang, terlampau banyak
memperhatikan anak-anak yang bodoh atau yang pandai saja, dan mengambil dirinya
sebagai ukuran bagi kesanggupan anak.

c. Belajar berdasarkan prinsip tertentu


Agar setelah melakukan kegiatan belajar didapatkan hasil yang efekstif dan efesien tentu
saja diperlukan prinsip-prinsip belajar tertentu yang dapat melapangkan jalan kea rah
keberhasilan belajar. Oleh karena itulah, beberapa prinsip belajar berikut ini perlu
ditelaah dengan seksama untuk mendapatkan pengertian yang mendalam sehingga dapat
menerangkan kedaam kegiatan belajar baik di rumah maupun disekolah.
1. Prinsip bertolak dari motivasi
2. Prinsip pemusatan perhatian
3. Prinsip pengambilan perhatian pokok
4. Prinsip pengulangan
5. Prinsip yakin akan kegunaan
6. Prinsip pengendapan
7. Prinsip pengutaraan kembali hasil belajar
8. Prinsip pemanfaatan hasil belajar
9. Prinsip menghindari gangguan
d. Guru sebagai pribadi kunci
Sebagai pribadi yang perlu digugu dan ditiru, tidaklah berlebihan bila anak didik selalu
mengharapkan figure guru yang senantiasa memperhatikan kepentingan mereka. Figur
guru yang selalu memperhatikan kepentingan anak didik biasanya mendapatkan ekstra
perhatian dari anak didik. Anak didik senang dengan sikap dan perilku yang baik yang
diperlihatkan guru.

e. Guru sebagai pengajar dan pendidik


Gruru adalah salah satu unsur manusia dala proses pendidikan. Unsure manusiawi
lainnya adalah anak didik. Guru dari anak didik berada dalam suatu relasi kejiwaan.
Keduanya dalam proses interaksi edukatif dengan tugas dan perananan yang berbeda.
Guru yang mengajar dan mendidik dan anak-anak yang belajar dengan menerima bahan
pelajaran guru dikelas. Guru dan anak didik berada dalam koridor kebaikan. Oleh karena
itu, walaupun mereka berlainan secara fisik dan mental, tetapi mereka seiring dan
setujuan untuk mencapai kebaikan akhlak, kebaikan moral, kebaikan hukum, kebaikan
sosial, dan sebagainya.
f. Prinsif mengajar sebagai pijakan guru
Ada 10 prinsip belajar guru, sebagai berikut:
1. Prinsip perhatian
2. Prinsip aktivitas
3. Prinsip apersepsi
4. Prinsip peragaan
5. Prinsip repetisi
6. Prinsip korelasi
7. Prinsip konsentrasi
8. Prinsip sosialisasi
9. Prinsip individualism
10. Prinsip evaluasi

BAB VI (Pertumbuhan perkembangan anak serta pengaruhnya dalam belajar)

a. Pertumbuhan dan perkembangan anak


Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan “kuantitatif” yang menyangkut tingkatan ukuran dan
struktur biologis. Pertumbuhan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak
yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan dapat juag diartikan prooses transmisi
dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniyah) yang herediter dalam bentuk
proses aktif secara berkesinambungan.

b. Karakteristik anak didik sekolah dasar


Menurut nasution (1993:44) masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang
berlangsung dari usia 6 tahun hingga kira-kira 11 atau 12 tahun. Usia ini mulai ditandai dengan
mulainya anak masuk sekolah dasar, dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang
kelak akan mengubah sikap-sikap dan tungkah lakunya. Para guru mengenal masa ini sebagai
“masa sekolah” oleh Karena pada usia inilah anak untuk pertama kalinnya menerima pendidika
formal.

c. Hubungan perkembangan dengan belajar anak


Proses perkembangan fisik anak berlagsung kurang lebih selama dua decade sejak ia lahir.
Lonjakan perkembangan terjadi pada masa anak menginjak usia remaja antara 12 atau 13 tahun
hingga 21 atau 22 tahun. Pada saat perkembangan berlangsung, beberapa bagian jasmani seperti
kepala dan otak yang pada waktu dalam rahim berkembag tidak seimbang, mulai menunjukan
perkembangan yang cukup berarti hingga bagian-bagian lainnya menjadi matang.

d. Anak dan kehidupan sekolah


Permulaan anak memasuki lingkungan sekolah, maka pada waktu itulah permulaan anak
mengenal sekolah, anak akan mengenal sekolah sebagai tempat berkumpulnya anak-anak dari
berbagai latar belakang kehidupan. Anak yang pada mulanya belum saling mengenal antara satu
dengan yang lainnya, beberapa hari kemudian sudah saling mengenal dalam ruang lingkup
pergaulan yang terbatas. Hanya anak-anak tertentu yang dikenal oleh anak, terutama anak-anak
sekelasnya. Rasa kesendirian mulai menjahui dan berubah menjadi kehidupan sekolah yang
menyenangkan. Begitulah perubahan pergaulan sosial anak di Indonesia.

e. Intelegensi dan keberhasilan anak di sekolah


Intelegensi anak merupakan potensi bawaan yang sering dikaitkan dengan berhasil tidaknya anak
belajar di sekolah. Dengan kata lain, intelegensi dianggap sebagai faktor yang menentukan
berhasil tidaknya anak belajar disekolah.dengan kata lain, intelegensi dianggap sebagai faktor
yang menentukan berhasil tidaknya anak disekolah. Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap
perkembangan intelegensi? Pengaruh perkembangan dalam arti lingkungan terhadap
perkembangan intelegensi cukup besar. Hasil penelitan telah menyimpulkan bahwa bagaimana
peranan belajar terhadap perkembangan intelegensi.

f. Anak berbakat dan intervensi dini


Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demekian, sebetulnya setiap orang pasti
memikili bakat dalam arti potensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai
denga kapasitas masing-masing. Jadi, secara global bakat itu mirip dengan in telegensi. Itulah
sebabnya seorang anak yang berintelegensi sanagt cerdas atau cerdas luar biasa disebut juga
sebagai talented child , yakni anak berbakat.

g. Masa remaja dan perkembangannya


Dalam perkembangan kepribadian seseorang, maka masa remaja mempunyai arti yang khusus,
namun begitu masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas dalam rangakainan proses
perkembnagan seseorang. Secara jelas masa anak daapat dibedakan dari masa remaja dan masa
tua. Masa remaja adalah suatu stadium dalam siklus perkembangan anak. Rentangan usia masa
remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampia 22 tahun
bagi pria.

h. Karakteristik perkembangan sosial remaja


Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa. Pada
jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan
remaja telah cukup luas.perkembangan remaja adalah suatu masa, dimana anak ingin
menentukan jati dirinya dan memilih kawan akrabnya, sering kali anak menemukan jati dirinya
sesuai dengan atau berdasarkan pada situasi kehidupan yang mereka alami. Banyak remaja yang
amat percaya pada kelompok mereka dalam menemukan jati dirinya. Dalam hal ini Erickson
berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang didorong oleh pengaruh sosiokultular. Tidak
seperti pandangan Freud yang mengatakan bahwa kehidupan sosial remaja didorong oleh dan
berorientasi pada kepentingan seksual. Semua perilaku sosial didorong oleh kepentingan seksual.
i. Remaja dan kehidupan sosial
Remaja dan kehidupan sosial merupakan masa yang paling indah dalam pandangan realitas
sosial. Bagi remaja yang beruntung dengan kehidupan orang tua yang berkecukupan masih dapat
belajar disekolah yang lebih tinggi setelah menamatkan pendidikan disekolah dasar atau yang
setingkat.

BAB VII(motivasi belajar)


a. Pengertian motivasi
Mc. Donalt mengemuakakn bahwa motivasi adalah suatu perubahan energy didalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reakssi untuk mencapai tujuan. Perubahan
energy dalam diri seseorang itu terbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena
seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi
yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.

b. Motivasi intrinsic dan eksterinsik


Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dari dua sudut pandang,
yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut “motivasi intrinsik”
dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut “motivasi ekstrinsik”.
1. Motivasi intrinsic
Yang dimaksud motivasi intrinsic adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu.
2. Motivasi ekstrinsik
Motivai ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi interinsik. Motivasi ekstrinsik adalah
motif-motid yang aktif dan berfungsi karena adanya prangsang dari luar.

c. Prinsip-prinsip motivasi belajar


Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti sebagai berikut:
1. Motivasi sebagai dasar penggerak dan mendorong aktivitas belajarr.
2. Motivasi intrinsic lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam belajar.
3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.
4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.
5. Motivasi dapat menumpuk optimisme dalam belajar.
6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.

d. Fungsi motivasi dalam belajar


Ada 3 fungsi motivasi dalam belajar sebagai berikut:
1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan
2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan
3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan
e. Bentuk-brntuk motivasi dalam belajar
Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak
didik dikelas, sebagai berikut:
1. Memberi agka.
2. Hadiah.
3. Kompetisi.
4. Ego-Involment.
5. Memberi ulangan.
6. Mengetahui hasil.
7. Pujian.
8. Hukuman.
9. Hasrat untuk belajar.
10. Minat.
11. Tujuan yang diakui.

f. Upaya meningkatkan motivasi belajar


Menurut De Decce dan Grawford (1974) ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang
berhubungan dengan cara pemeliharaan dangan peningkatan motivasi belajar anak didik yaitu,
guru harus dapat menggairahkan anak didik, memberikan harapan yang realistis, memberikan
insentif, dan mengarahkan perilaku anak didik kearah yang menunjang tercapainya tujuan
pengajaran.
1. Menggairahkan aanaak didik.
2. Memberikan harapan realistis.
3. Memberikan insentif.
4. Mengarahkan perilaku anak didik.

BAB VIII (faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar)


Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu, sebagai berikut:
A. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan bagan dari kehidupan anak didik. Dalam lingkunganlah anak didik
hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Saling
ketergantungan antara lingkungan biotic dan abiotik tidak dapat dihindari.

B. Faktor instrumental
Program disekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Sarana
dan fasilitas tersedia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar berdaya guna dan berhasil guna
bagi kemajuan belajar anak didik di sekolah.
1. Kurikulum
Kurikulum adalah yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan.tanpa
kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat langsung, sebab materi apa yang
harus guru sampaikan dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan
sebelumnya.
2. Program
Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun untuk
dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan disekolah tergantung
dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang.
3. Sarana dan fasilitas
Saran mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai
tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Fasilitas mengajar merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus dimilki oleh
sekolah. Ini kebutuhan guru yang tidak bisa dianggap ringan. Guru harus memiliki
buku pegangan dan buku penunjang agar wawasan gruru tidak sempit.
4. Guru
Guru meruoakan unsure manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak
diperlukan di dalamnya.

C. Kondisi fisiologis
Kondisi fisiologis pada umunya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.
Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlairan belajarnya dari orang yang dalam
keadaan kelelahan.

D. Kondisi psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi
tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas
dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari dalam. Faktor psikologis sebagai faktor
dari dalam tentu saja menentukan intensitas belajar seorang anak. Meski faktor luar yang
mendukung, tetapi faktor psikologis tidak mendukung, maka faktor luar itu akan kurang
signifikan.

BAB IX (lupa dan transfer belajar)


A. Lupa
Lupa merupakan istilah yang sangat popular di masyarakat. Dari hari ke Hari dan bahkan setiap
waktu pasti ada orang-orang tertentu yang lupa akan sesuatu, entah hal ittu tentang pristiwa atau
kejadian dimasa lampau atau sesuatu yang akan dilakukan, mungkin juga sesuatu yang baru saja
dilakukan.beberapa upaya yang harus dilakukan untuk menekan sekecil mungkin lupa setelahh
melakukan aktivitas belajar.
1. Lupa versus hilang
2. Lupa-lupa ingat

Faktor-faktor penyebab lupa yang lain menurut Muhibbin atau represi adalah sebagai berikut:
1. Lupa karena perubahan situasi lingkungan.
2. Lupa karena perubahan sikap dan minat.
3. Lupa karena perubahan saraf otak.
4. Lupa karena kerusakan informasi sebelum masuk ke memori.

B. Transfer belajar
Transfer belajar adalah sebuah frase yang terdiri dari kata yaitu transfer dan belajar. Transfer itu
sendiri adalah kata pungut dari bahasa inggris yaitu “transfer” yang berarti pergantian, serah-
terima, atau pemindahan.
Beberapa teori transfer belajar
1. Teori disiplin formal
Teori ini didasari oleh ilmu jiwa daya. Mennurut teori ilmu jiwa ini tersusun dari
beberapa macam daya. Masing masing daya itu dapat diperbaiki melalui latihan-latihan.
2. Teori komponen-komponen identik
Teori ini mempunyai pendapat yang sama dalam memandang transfer belajar. Menurut
teori ini transfer terjadi, jika antara situasi yang lalu atau hasil belajar yang lalu dengan
situasi yang dihadapi atau bahan pelajaran yang dihadapi terdapat aspek-aspek yang
sama. Dengan kata lain, transfer terjadi hanya bila kedua pristiwa belajar itu terdapat
unsure-unsur yang identik.
3. Teori generalisasi
Teori ini berpendapat bahwa transfer belajar lebih berkaitan dengan kemampuan
seseorang untuk menangkap struktur pokok,pola dan prinsip-prinsip umum.

BAB X (masalah kesulitan belajar)

A. Pengertian kesulitan belajar


Setiap anak didik datang ke sekolah lain kecuali untuk belajar dikelas agar menjadi urang yang
berilmu pengetahuan di kemudian hari. Sebagian waktu yang tersedia harus digunakan oleh
anak didik untuk belajar, tidak mesti disekolah, dirumah pun harus ada waktu digunakan untuk
kepentinga belajar.

Kesulitan belajar yang dirasakan olh anak didik bermacam-macam, yang dapat dikelompokkan
menjadi 4 macam yaitu, sebagai berikut:
1. Dilihat dari jenis kesulitan belajar:
Ada yang berat
Ada yang sedang
2. Dilihat dari mata pelajaran yang dipelajari
Ada yang sebagian mata pelajaran ada yang sifatnya sementara.
3. Dilihat dari sifat kesulitannya:
Adaa yang sifatnya menetap
Ada yang sifatnya sementara
4. Dilihat dari segi faktor penyebabnya:
Ada yang karena faktor inteligensi
Ada yang karena faktor non-inteligensi

B. Beberpa penyebab kesulitan belajar


1. Yang bersifat kognitif. Antara lain seperti, rendahnya kapasitas intelaktual anak didik.
2. Yang bersifat afektif, antara lain seperti, labilnya emosi dan sikap.
3. Yang bersifat psikomotor, antara lain seperti, terganggunya alat indra penglihatan dan
pendengaran.

Sedangkan faktor eksternnya meliputi:

a. Lingkungan keluarga.
b. Lingkungan masyarakat.
c. Lingkungan sekolah.

C. Cara mengenal anak didik yang mengalami kesulitan belajar


Beberapa gejala sebagai indicator adanya kesulitan belajar anak didik, dapat dilihat dari
petunjuk-petunjuk berikut:
1. Menunjukkan prestasi belajar yang rendah, dibawah rata-rata nilai yang dicapai oleh
kelompok anak didik di kelas.
2. Hasil belajaar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
3. Anak didik lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar.
4. Anak didik menunjukkan sikap yang kurang wakar.
5. Anak didik menunjukkan tingkah laku yang tidak seperti biasanya ditunjukkan kepada
oramg lain.
6. Anak didik yang tergolong memiliki IQ tinggi.
7. Anak didik yang selalu menunjukkan prestasi belajar yang tinggi.
BAB III
PEMBAHASAN

KELEBIHAN

Cover: gambar dari buku utama ini sesuai dengan judul dan pembahasan buku,
yaitu dari warna nya menarik pembaca buat membacanya,selain itu desain
gambarnya menarik dan bagus

Daftar isi: dari buku utama daftar isi nya menarik lengkap dan dari daftar isi yang
lengkap kita jugak bias memahami konsepnya sebelum kita kerangkumannya
Isi buku: dari isi buku utama isinya lengkap dan mudah dipahami dan matteri
didalamnya jadi bisa membuat minat pembaca jadi besar buat membaca

KELEMAHAN

Pada buku utama kelemahannya adalah tidak ada glosariumnya dan tidak ada
indeks pada buku itu dan di buku itu banyak menjelaskan pengertian dan bahkan
tidak ada contoh nya sehingga pembaca sulit buat memahami nya dan tidak
memiliki rangkuman.
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN

Setelah saya melakukan critical book report terhadap kedua buku ini, saya
menyimpulkan buku ini layak dibaca sebagai pedoman tentaang psikologi
pendidikan dan dapat menjadi acuan bagi para calon pendidik untuk mengetahui
seperti apa psikologi pendidika itu dan belajar dan bagaimana perkembangannya.

SARAN

Setelah saya melakukan critical book report terhadap kedua buku ini, saya
menyarankan perlunya revisi pada penjelasannya,seperti penambahan contoh
contoh yang jelas, serta perbaikan pada kualitas cover buku yakni pada perekat nya
agar buku dapat semakin maksimal digunakan oleh pembaca atau kaum
pendidik.serta penambahan kesimpulan disetiap bab dan pertambahn daftar
pustaknya
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi,Abu dan Widodo Supriyono.1991.psikologi Belajar.Jakarta: Rineka Cipta.


Chaer,Abdul.2003.psikolinguistik Kajian Teoritis. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharmi,Arikunto,1999.Dasar-dasar evaluasi pendidikaan edisi revisi,Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai