Anda di halaman 1dari 23

BAB I RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN

A. Pengertian Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan terdiri dari 2 kata yaitu psikilogi


dan pendidikan. Psikologi berasal dari 2 kata Bahasa
Yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang
berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu
tentang jiwa atau ilmu jiwa.

Adapun mengenai pendidikan, berasal dari kata


“didik” mendapat awalan “me”, sehingga menjadi
“mendidik’’, artinya memelihara dan memberi latihan.
Dalam memelihara dan memberi latihan diperlkan
adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak
dan kecerdasan pikiran (lihat Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1991: 232). Selanjutnya pengertian”
pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
ialah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Menurut beberapa ahli, psikologi pendidikan bisa


diartikan sebagai berikut:

1. Menurut WS.Winkel Sj
1
“Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari pra
syarat-pra syarat (faktor-faktor) bagi pelajar di sekolah,
berbagai jenis belajar dan fase-fase dalam semua proses
belajar”.

2. Menurut Richard E. Mayer

“Psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang


membahas mengenai pemahaman bagaimana
lingkungan belajar dan karakteristik pelajar berinteraksi
dalam menghasilkan pertumbuhan kognitif dalam diri
pelajar”.

3. Menurut Lester. D. Crow dan Alice Crow

“Psikologi pendidikan merupakan suatu ilmu yang


berusaha menjelaskan masalah-masalah belajar yang
dialami individu dari sejak lahir sampai berusia lanjut,
terutama terutama yang menyangkut kondisi-kondisi
yang mempengaruhu belajar”.

B. Sejarah Psikologi Pendidikan

Para ahli psikologi memandang bahwa Johann Friedrich


Herbart adalah bapak psikologi pendidikan. Herbart
dilahirkan di Oldenburg, Jerman pada 4 Mei 1776. Ia
adalah dosen filsafat di Gottingen dan ketua jurusan
filsafat di Konisberg. Sebelum meninggal pada tanggal 14
2
Agustus 1841, pada tahun 1980-an, namanya diabadikan
sebagai nama aliran Herbatianisme, salah satu aliran
dalam ilmu psikologi. Konsep utama aliran ini adalah
apperceptive mass ‘apersepsi’ yang diartikan sebagai
pegetahuan yang telah dimiliki oleh individu. Dalam arti,
ketika belajar memahami sesuatu, seseorang individu
akan menghubungkan antara pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Aliran ini
merupakan pendahulu bagi aliran psikoanalisis Freud
dan berpengaruh besar terhadap psikologi
eksperimental Wundt. Karya-karya Herbart lainnya
antara lain: buku Pedagogics dan buku Application of
Psychology to the Science of Education.

C. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

Berdasarkan ilmu psikologi, psikologi pendidikan


membahas hal-hal berikut ini.

1. Pertumbuhan dan perkembangan

2. Hereditas dan lingkungan

3. Potensial serta karakteristik tingkah laku

4. Hasil proses Pendidikan serta pengaruhnya di dalam


individu yang memiliki sifat personal dan social

5. Higiene mental dan Pendidikan


3
6. Evaluasi hasil Pendidikan

Sedangkan menurut Soerjabrata (1974) ruang


lingkup psikologi pendidikan ada di dalam peninjauan
yang dilakukan secara statis yaitu kajian psikologi
tentang siswa yang ada di dalam dunia pendidikan yang
mana mencakup gejala jiwa serta tingkah laku umum.
Sedangkan untuk peninjauan secara dinamis, psikologi
pendidikan mencakup mengenai individu siswa di dalam
proses Pendidikan terutama pada perubahan tingkah
laku.

D. Objek atau Cakupan Psikologi Pendidikan


dan Metode Psikologi Pendidikan

1. Objek/Cakupan Psikologi Pendidikan

Objek kajian psikologi tanpa masalah psikologi guru


terletak pada peserta didik. Karena hakikat pendidikan
adalah pelayanan khusus bagi peserta didik. Menurut
Glover dan Ronning bahwa objek kajian psikologi
mencakup topik-topik tentang pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik, hereditas dan lingkungan,
perbedaan individu peserta didik, potensi dan
karakteristik perilaku peserta didik, pengukuran.

Menurut Syaodih Sukma dinata dalam Syaiful Sagala


mengatakan bahwa kajian psikologi pendidikan adalah
4
interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik, dengan
dukungan sarana dan fasilitas tertentu yang berlangsung
dalam lingkungan tertentu.

Pengetahuan tentang psikologis peserta didik menjadi


hal yang sangat penting dalam pendidikan. Karena itu,
pengetahuan tentang psikologi pendidikan seharusnya
menjadi kebutuhan bagi para guru, bahkan bagi setiap
orang yang menyadari dirinya sebagai pendidik

Inti persoalan psikologis dalam psikologi pendidikan,


tanpa mengabaikan persoalan psikologi guru, terletak
pada siswa. Pendidikan pada hakikatnya adalah
pelayanan yang khusus diperuntukkan bagi siswa. Oleh
karena itu, ruang lingkup pokok bahasan psikologi
pendidikan, selain teori-teori psikologi pendidikan
sebagai ilmu, juga berbagai aspek psikologis para siswa
khususnya ketika mereka terlibat dalam proses belajar
dan proses mengajar-belajar.

2. Metode Psikologi Pendidikan

Pada umumnya, para ahli psikologi pendidikan


melakukan riset psikologi dibidang pendidikan dengan
memanfaatkan beberapa metode penelitian tertentu
seperti:

5
a. Metode Eksperimen

Pada asasnya, metode eksperimen merupakan


serangkaian percobaan yang dilakukan eksperimenter di
dalam sebuah laboratorium atau ruangan tertentu
lainnya. Tekhnik pelaksanaanya disesuaikan dengan data
yang diangkat, misalnya data pendengaran siswa,
penglihatan siswa, dan gerak mata siswa ketika sedang
membaca. Metode Kuesioner

Metode kuesioner (questionnaire) lazim juga disebut


metode surat-menyurat “mail survey” karena
pelaksanaan penyebaran dan pengembaliannya sering
dikirimkan ke dan dari responden melalui jasa pos.

b. Metode Studi Khusus

Studi khusus (case study) ialah sebuah metode penelitian


yang digunakan untuk memperoleh gambaran yang rinci
mengenai aspek-aspek psikologis seorang siswa atau
sekelompok siswa tertentu. Metode ini, selain dipakai
oleh para peneliti psikologi pendidikan, juga sering
dipakai oleh peneliti ilmu-ilmu social lainnyakarena lebih
memungkinkan peneliti investigasi dan penafsiran yang
luas dan mendalam.

c. Metode Penyelidikan Klinis

6
Sebelumnya perlu dicatat bahwa metode penyelidikan
klinis pada umumnya hanya diberlakukan untuk
menyelidiki anak atau siswa yang mengalami
penyimpangan perilaku (maladaptive
behavior/behaviorisme). Oleh karenanya, penggunaan
sarana dan cara yang dikaitkan dengan metode tersebut
selalu memperhatikan batas-batas kesanggupan siswa.
Sama halnya dengan metode eksperimen yang dilakukan
dalam laboratorium, metode klinis juga mementingkan
intensitas dan ketelitian yang sungguh-sungguh.

d. Metode Observasi Naturalistik

Metode observasi naturalistic (naturalistic observation)


adalah sejenis observasi yang dilakukan secara alamiah.
Dalam hal ini, peneliti berada diluar objek yang diteliti
atau tidak menampakkan diri sebagai orang yang
melakukan penelitian.

E. Manfaat Psikologi Pendidikan

Terdapat beberapa manfaat mempelajari psikologi


pendidikan menurut Muhammad dan Wiyani (2013),
yaitu:

1. Memahami perbedaan siswa

7
Masing masing siswa memiliki kemampuan dan potensi
yang berbeda beda. Sebagai guru, perlu untuk
memahami perbedaan perbedaan karakteristik setiap
siswa, tahap tumbuh kembangnya, serta tipe
perilakunya. Pemahaman tersebut dapat menghasilkan
interaksi pembelajaran yang sesuai dan pembelajaran
yang efektif serta efisien.

2. Menciptakan iklim belajar yang kondusif di kelas

Kemampuan guru menciptakan iklim belajar yang


kondusif meningkatkan efektifitas kegiatan belajar
mengajar dalam kelas. Pengetahuan tentang prinsip-
prinsip dasar pendekatan dan interaksi yang
menyenangkan kepada siswa sesuai dengan masing
masing karakteristik siswa, akan memberikan iklim
belajar yang kondusif dan proses pembelajaran yang
efektif.

3. Memilih strategi pembelajaran yang tepat

Mempelajari psikologi untuk mengenal karakteristik


masing masing siswa dan mengenal
metode pembelajaran yang disukai, akan memberikan
kemampuan untuk memilih strategi pembelajaran yang
tepat di dalam kelas. Strategi pembelajaran yang sudah
tepat, akan memberikan situasi efektif belajar mengajar.

8
4. Memberikan bimbingan pada siswa

Psikologi memberikan kemampuan kepada guru untuk


menjadi seorang pembimbing bagi siswanya dengan
pendekatan emosional dari hati ke hati untuk
mendapatkan kepercayaan siswa. Ketika siswa sudah
memberikan rasa percayanya kepada guru, maka
proses membantu penyelesaian masalah untuk
proses pembelajaran yang efektif akan dapat dilakukan
dengan mudah.

5. Berinteraksi dengan tepat dengan siswa

Prinsip-prinsip psikologi mendasari cara berkomunikasi


yang tepat dalam pembelajaran. Komunikasi dengan
siswa dinyatakan dengan menempatkan diri sesuai
tahapan tumbuh kembang siswa. Sehingga dapat
memberikan suatu interaksi yang menyenangkan.
Penyesuaian dengan tahapan tumbuh kembang siswa
menciptakan pemahaman pengajar dari sudut siswa dan
mengetahui keinginan atau proses pembelajaran yang
disukai dan juga karakter masing masing siswa.

6. Memberikan evaluasi hasil pembelajaran

Evaluasi hasil pembelajaran bisa berupa nilaiujian


secara inteligensi, nilai sikap, dan nilai keaktifan
mengikuti kegiatan sekolah. Ketiga hal tersebut
9
menentukan kualitas perbaikan tingkah laku siswa
menjadi lebih baik.

7. Memotivasi Belajar

Bekal psikologi pendidikan untuk pengajar agar pengajar


mampu memberikan dukungan, dorongan
atau motivasi untuk siswanya dalam
semangat belajar yang lebih tinggi. Psikologi pendidikan
mengajarkan tentang memahami masing masing
karakteristik siswa dan memberikan motivasi sesuai
dengan karakter tersebut agar lebih efektif
mempengaruhi semangat belajar siswa. Pemberian
dukungan positif kepada siswa menghasilkan semangat
belajar yang meningkat.

8. Menetapkan tujuan pembelajaran

Psikologi pendidikan membantu pegajar untuk


menentukan tujuan pembelajaran terhadap
perubahan perilaku seperti apa yang diinginkan sebagai
hasil pembelajaran. Tujuan pembelajaran ditetapkan
pada setiap materi yang akan diberikan. Oleh karena itu,
tujuan pembelajaran dijadikan patokan kesesuaian hasil
pembelajaran apakah nantinya dianggap berhasil atau
tidak.

9. Penggunaan Media Pembelajaran Yang Tepat


10
Pengetahuan psikologi juga bermanfaat untuk
menentukan media pembelajaran yang tepat untuk
siswa, misalnya media audio, visual, motorik, dan lain
sebagainya sebagai aktivitas pembelajaran yang
menyenangkan. media pembelajaran juga disesuaikan
dengan materi belajar yang akan disampaikan. Siswa
terkadang lebih tertarik dengan proses pembelajaran
yang menggunakan komponen audiovisual dalam proses
pemahaman materi dan lebih efisien dalam
pengembangan imajinasi siswa.

10. Penyusunan jadwal pelajaran yang sesuai butuh


pemikiran lebih rumit seperti matematika akan
lebih baik jika diletakkan pada

Penyusunan jadwal pelajaran juga disesuaikan dengan


kondisi siswa, seperti pelajaran yang
jam belajar pertama, saat pikiran siswa masih segar dan
konsentrasinya masih maksimal. Jika mata pelajaran
seperti matematika diletakkan pada akhir kelas, maka
hal itu tidak akan efektif. Siswa sudah lelah, daya
tangkapnya menurun, konsentrasi menurun,
dan pembelajaran menjadi tidak efektif .

11
BAB II

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

1. Pengertian Psikologi

Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “ Psyche” dan


“ ology”. Secara etimologis “Psyche” berarti jiwa, roh,
sukma atau nafas hidup. Dan “ology” berarti ilmu
pengetahuan atau studi. Jadi Psikologi secara etimologis
berarti ilmu tentang jiwa, ilmu tentang roh, atau sukma
tau ilmu tentang nafas hidup.

Ada beberapa keberatan tentang penggunaan istilah


ilmu jiwa atau menartikan psikologi sebagai ilmiu
tentang jiwa, yaitu ;

1) Keberatan pertama adalah apabila kita


menggunakan istilah ilmu jiwa lalu timbul
pertanyaaan pertama apakah jiwa sama
halnya kita mengunakan istilah ilmu bumi
dan ilmu alam lalu timbul pertanyaan
pakah bumi atau alam itu. Jawabannya
mungkin tidak terlalu sulit karena dapat
diamati secara langsung, diraba, dilihat
dan sebagainya. Tetapu untuk memeberi
12
jawaban apakah jiwa itu sungguh sulit
karena jiwa tidak dapat diamati secara
langsung, tidak dapat diraba, tidak
diketahui bentuk dan warnanya.

2) Dalam prngguanaan istilah jiwa bahwa


jiwa merupakan sebagian daripada
manusia, salah satu aspek hidup pada
kehidupan individu sebab disamping jiwa
ada badan. Oleh karena itu berpendapat
bahwa yang dipelajari oleh psikologi
bukan hanya jiwanya tetapi juga individu
merupakan kesatuan jasmani rohani yang
tidak dapat dibagi atau dipecah.

Lingkungan mempunyai dua pengertian, yaitu :

 Lingkungan dalam pengertian unwelt.


Umwelt merupakan lingkungan sekitar
individu, yaitu segala sesuatu yang berada
di sekitar individu.

 Lingkungan dalam pengertian umgebung.


Umgebung merupakan lingkungan yang
berarti terhadap individu. Lingkungan ini
bermacam-macam antara lain :

13
1) Lingkungan alam atau natural
environment merupakan lingkungannnya
yang terdiri atas benda-benda atau factor-
faktor alamiah seperti : alat-alat yang kita
pakai, baju, rumah , kendaraan, makanan,
air, dsb.

2) Lingkungan social merupakan lingkungan


yang berupa hubungan dengan individu
yang lain, hubungan antara manusia
seperti manusia seperti kelompok-
kelompok keluarga, sekolah, organisasi.

3) Lingkungan budaya atau lingkungan


kulturil merupakn lingkungan yang
berhubungan dengan hasil kreasi manusia
seperti bahasa, kesenian, adat istiadat
dsb.

4) Lingkungan spiritual merupakan


lingkungan yang berhubungan dengan
bagaimana seharusnya manusia
berhubungan denagn penciiptanya (Tuhan
), lingkungan yang berhubungan dengan
keimanan, keyakinan dan kepercayaan
kepada yang gaib.

14
5) Lingkungan ekonomi merupakan
lingkungan yang berhubungan dengan
pengaturan kesejahteraan hidup materiil
manusia.

Secara definitive psikologi merupakan ilmu pengetahuan


yang mempelajari kegiatan atau tingkah laku dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Yang di perkuat oleh
ahli seperti Woodworth dan Marquis, Crow dan Crow,
Sartain, Benhard dan Bernhard, dan Ernest Hilgart.
Mneurut definisi mereka ternyata bahwa studi psikologi
tidak hanya terbatas pada manusia tetapi juga pada
binatang namun bukanlah tujuan akhir malinkan untuk
memahami kegiatan individu manusia.

2. Kegiatan individu dapat dikelompokkan dalam


beberapa jenis kegaiatan sebagai berikut :

a. Kegiatan motoris atau motoric activity.


Meliputi kegiatan dalam gerakan atau
perbuatan jasmania misalnya, berjalan ,
memukul, melambaikan tangan,
mengedipkan mata. Kegiatan itu ada yang
disadari karena merupak perintah dari
pusat saraf otak, dan ada juga tidak
disadri karena tidak diperintah oleh otak
dan merupak kegiatan reflex.
15
b. Kegiatan kognitif. Merupakn kegiatan
yang berhubungan dengan pengenalan
dunia luar. Contohnya mengamati,
mendengar, mencium, mengingat,
menghayal dsb.

c. Kegiatan konatif. Merupakan kegiatan


yang berhubungan dengan motif untuk
mencapai tujuan. Contohnya keinigin,
cita-cita, tujuan hidup dsb.

d. Kagiatan afektif merupakan keiatan yang


menyatakan emosi atau perasaaan
tertentu, misalnya bersedih, bergembira,
marah , menyayangi dsb.

e. Kegiatan yang disadari dan tidak disadari.


Kegiatan yang tidak disadari misalnya
salah tulis, salah ucap, salah baca, dsb.
Kegiatan yang disadari misalnya belajar,
dsb.

3. Kegiatan manusia menjadi objek ilmu


pengetahuan

Kegiatan manusia bukan hanya dipelajari dalam psikologi


tetapi juga dalam antropologi, sosiologi,sejarah,
phisiologi, dsb.
16
 Antropologi fisik memepelajari sifat-sifat
alamiah dari kelompok besar ras di dunia.

 Antropologi budaya memepelajari


kebudayaan manusia dan pengaruhnya
terhadap kepribadian manusia.

 Sejarah mempelajari kegiatan manusia


dari zaman lampau, sekarang dan masa
akan datang.

 Phisiologi mempelajari organ-organ tubuh


manusia sebagai suatu organisme.

4. Psikologi sebagai ilmu pengetahuan

Syarat ilmu pengetahuan antara lain :

1. Mempunyai objek formil, yaitu kagiatan


dan objek materilnya sama dengan objek
materil ilmu social lainnya.

2. Metode ilmiah yang digunakan psikologi


yaitu :

a) Meode eksperimen

b) Metode perkembangan
17
c) Metode studi kasus

3. Sistematika percabanagn psikologi :

a) Psikologi teoritis, yaitu :

Psikologi umum

Psikologi khusus (psikologi


perkembangan, social, abnormal
komparatif, diferensial, kepribadian)

b) Psikologi praktis, psikologi yang


mempelajari tingkah laku individu
di dalam bidang kehidupan
tertentu.

2. Terminologi, yaitu menggunakan istilah


seperti molekul, kohesi, adhesi,
dsb.Demikian pula psikologi meempunyai
istilahseperti intelegensi, minat, motivasi
frustasi, konflik, dsb.

3. Applied, yaiu penerapan psikologi dalam


berbagai kehidupan.

5. Tujuan mempelajari psikologi

18
Dapat membantu seseorang agar dapat lebih memahami
indinidu baik individu yang lain maupun individu diri
sendiri

6. Aplikasi psikologi

Beberapa aplikasi psikologi dalam berbagai bidang :

1. Dalam bidang pendidikan. Bidang masalah


aplikasi psikologi dalam pendidikan antara
lain :

 Masalah perkembangan dan


pertumbuhan

 Masalah belajar

 Masalah kesehatan mental

 Masalah penilaian dan pengukuran

2. Dalam bidang guidance dan counseling,


ada beberapa jenis guidance :

 Psykological guidance, yaitu bantuan


terhadap individu yang mangalami
gangguan mental dan emosional.

19
 Family dan marriage guidance, yaitu
bimbingan khusus melayani atau
membantu menghadapi kesulitan dalam
kehidupan keluarga atau perkawinan.

 Educational guidance counseling, yaitu


bimbingan untuk murid yang mengalami
kesulitan dengan fungsinya sebagai murid
di sekolah.

 Vocational, yaitu bimbingan yang melayani


atau membantu individu yang mengalami
ksulitan dalam pekerjaan atau jabatan.

3. Dalam bidang industry/perusahaan,


meliputi 3 hal yaitu :

 Kepemimpinan perusahaan,
mengusahakan kelancaran perusahaan
menyeleksi pegawai menentukan
barbagai bakat, memeberikan latihan
khusus untuk meningkatkan skill dan
pengetahuan pegawai, dsb.

 Penyuluhan pegawai, yaitu membantu


memecahkan masalah yang dihadapi
pegawai, memahami kemajuan dan
memeperbaiaki ketrampilan atau skillnya.
20
 Human engineering, yaitu pegawai yang
membutuhkan bantuan dalam usaha
mmeperoleh penyesuain dengan alata-
alat atau mesin baru, perubahaan dalam
tata kerja, manajeman, administrasi,dsb.

4. Dalam bidang klinis (pengobatan, yaitu


digunakan dalam usaha penyembuhan
atau pengobatan individu-individu yang
menderita gangguan atau sakit mental.er

1.Persoalan-persoalan pokok psychology

Persoalan-persoalan yang timbul dalam psychology


adalah apakah yang sebenarnya hendak diketahui oleh
psychology dari kegiatan atau tingkah laku individu
tersebut.

Apakah yang hendak ditemukan ? atau tentang apa dari


tingkah laku individu yang dipelajari oleh psychology ?
dengan singkat, apakah parsoalan-persoalan pokok
dalam psychology dalam mempelajari tingkah laku
individu

21
Secara sederhana, persoalan-persoalan pokok dari
psychology dapat dirumuskan dalam tiga buah
pertanyaan saya yaitu : what (apa), why (mengapa), dan
how (bagaimana) tentang tingkah laku individu. “what
(apa) yang diperbuat individu” kegitan-kegiatan apa saja
yang dicapainya ? “why (mengapa) individu berbuat
demikian ? “how (bagaimana) individu berbuat ?. artinya
proses apakah yang dilalui dalam mencapai hasil-hasil
tertentu ? dengan perkataan lain, persoalan psychology
adalah goal (what) apa yang dituju dan apa yang
diperbuat, motive (why) yaitu alas an yang langsung
menyebabkan individu berbuat dan raute (how) atau
cara melakukan tindakan dalam mencapai tujuan
tersebut.

Sebagai contoh misalnya : seorang anak yang baru


pulang dari sekolah minta makan kepada ibunya karena
lapar. Ibunya menyajikan makanan diatas meja makan
lengkap dengan lauk pauknya. Setelah memilih-milih
makanan yang disukainya, makanlah sianak dengan
lahapnya. Dalam persoalan what, why, dan how dari
tingkah laku anak tersebut, dapat dirumuskan kira-kira
sebagai berikut : “ apakah yang diperbuat oleh anak itu ?
“ (what ). Ia sedang makan, siang untuk mengenyangkan
perutnya yang sedang lapar. “ mengapa ia berbuat
demikian ?”(why) karena terdorong rasa laparnya.
22
“bagaimana ia berbuat ?’(how). Ia minta makan kepada
ibunya, setelah makan terhidang ia duduk dikursi,
kemudian mengambil makanan yang disukainya dan
makan dengan lahapnya sampai perutnya merasa
kenyang.

23

Anda mungkin juga menyukai