Anda di halaman 1dari 7

Nama : Oktaviani Rizka Asih Puspitaningrum / 19122229

Kelas : Extention 4B

Dosen Pengampu : Siti Syaidah, M. PD

Definisi, Ruang Lingkup dan Kontribusi Psikologi Pendidikan dalam Pendidikan

1. Definisi Psikologi Pendidikan

Kata Psikologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “Psychology” merupakan
gabungan dari kata “Psyche” artinya Jiwa dan “Logos” artinya Ilmu. Jika diartikan
secara harfiah Psikologi yaitu Ilmu Kejiwaan. Psikologi sendiri sering dihubungkan
dengan kehidupan manusia, seperti manusia cara mereka melakukan sesuatu,
memahami bagai mana manusia berfikir dan berperasaan serta hubungannya
dengan lingkungannya.

Bruno (1987) membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada
prinsipnya saling berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi (pendidikan)
mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai
“kehidupan mental”. Ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai
“tingkah laku” organisme.

Chaplin (1972) dalam dictionary of Psychology mendefinisikan psikologi sebagai


ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan
terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus
dan perubahan dalam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang
mengubah lingkungan.

Sedangkan pengertian pendidikan yakni, Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu
kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara
dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi akhlak dan kecerdasan
pikiran. Selanjutnya, “pendidikan” menurut KBBI adalah peroses pengubahan
sikap dan tata laku sesorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Psikologi Pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki masalah
psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Sedangkan menurut ensiklopedia
amerika, Pengertian psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam
proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan - penemuan dan menerapkan
prinsip - prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.

2. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

Pada dasarnya ruang lingkup dari psikologi pendidikan yaitu mempelajari semua
tingkah laku manusia yang terlibat dalam suatu proses pendidikan. Manusia yang
yang terlibat dalam proses pendidikan tersebut yaitu pengajar/guru dan murid.
Maka dalam psikologi pendidikan yang dibahas yaitu tingkah laku murid yang
berkaitan dengan proses belajar dan juga tingkah laku proses pembelajaran.

Maksud dari ruang lingkup psikologi pendidikan yaitu tentang apa saja yang
dibahas oleh psikologi pendidikan. Terdapat ruang lingkup yang luas biasanya
membahas selain proses belajar, tapi membahas juga tentang perkembangan,
lingkungan, kesehatan mental, evaluasi belajar, dll. Sedangkan ruang lingkup yang
sempit biasanya hanya melakukan pembahasan pada proses belajar mengajar
saja. Tapi secara umum biasanya psikologi pendidikan selalu melakukan
pembahasan seperti:

a. Hereditas & Lingkungan.

b. Pertumbuhan & Perkembangan.

c. Potensi & Karakteristik tingkah laku murid.

d. Hasil dari proses pendidikan, dan apa pengaruhnya terhadap setiap individu.

e. Higiene Mental & Pendidikan.

f. Mengevaluasi Hasil dari Pendidikan.

Adapun beberapa ruang lingkup psikologi pendidikan yang lebih lengkap, seperti:

a. Pengeahuan ruang lingkup, tujuan mempelajarinya, dan sejarah psikologi


pendidikan.
b. Lingkungan fisik & psikologis.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar.

d. Perkembangan dari murid.

e. Proses tingkah laku individu.

f. Hakekat & ruang lingkup belajar.

g. Hukum & teori-teori belajar.

h. Pengukuran pendidikan.

i. Aspek praktis pengukuran pendidikan.

j. Transfer belajar.

k. Ilmu statistik dasar.

l. Kesehatan mental setiap individu.

m. Pendidikan dalam membentuk kepribadian individu.

n. Kurikulum pendidikan sekolah, dll.

3. Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Pendidikan

Psikologi pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar terhadap


pendidikan, diantaranya terhadap pengembangan kurikulum, sistem
pembelajaran dan sistem penilaian.

a. Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Pengembangan Kurikulum.

Kajian psikologi pendidikan dalam kaitannya dengan pengembangan kurikulum


pendidikan terutama berkenaan dengan pemahaman aspek-aspek perilaku dalam
konteks belajar mengajar. Terlepas dari berbagai aliran psikologi yang mewarnai
pendidikan, pada intinya kajian psikologis ini memberikan perhatian terhadap
bagaimana in put, proses dan out pendidikan dapat berjalan dengan tidak
mengabaikan aspek perilaku dan kepribadian peserta didik.
Secara psikologis, manusia merupakan individu yang unik. Dengan demikian,
kajian psikologis dalam pengembangan kurikulum seyoganya memperhatikan
keunikan yang dimiliki oleh setiap individu, baik ditinjau dari segi tingkat
kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaaan serta karakterisktik-
karakteristik individu lainnya.

Kurikulum pendidikan seyoganya mampu menyediakan kesempatan kepada


setiap individu untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya,
baik dalam hal subject matter maupun metode penyampaiannya.

Secara khusus, dalam konteks pendidikan di Indonesia saat ini, kurikulum yang
dikembangkan saat ini adalah kurikulum berbasis kompetensi, yang pada intinya
menekankan pada upaya pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kebiasaan
berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan
seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan,
dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.

Dengan demikian dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, kajian


psikologis terutama berkenaan dengan aspek-aspek: (1) kemampuan siswa
melakukan sesuatu dalam berbagai konteks; (2) pengalaman belajar siswa; (3)
hasil belajar (learning outcomes), dan (4) standarisasi kemampuan siswa

b. Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem Pembelajaran

Kajian psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang mendasari


sistem pembelajaran. Kita mengenal adanya sejumlah teori dalam pembelajaran,
seperti : teori classical conditioning, connectionism, operant conditioning, gestalt,
teori daya, teori kognitif dan teori-teori pembelajaran lainnya. Terlepas dari
kontroversi yang menyertai kelemahan dari masing masing teori tersebut, pada
kenyataannya teori-teori tersebut telah memberikan sumbangan yang signifikan
dalam proses pembelajaran.
Di samping itu, kajian psikologi pendidikan telah melahirkan pula sejumlah
prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan pembelajaran Nasution (Daeng
Sudirwo,2002) mengetengahkan tiga belas prinsip dalam belajar, yakni :

1. Agar seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan

2. Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya
dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain.

3. Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan berusaha


dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.

4. Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.

5. Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil sambilan.

6. Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.

7. Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek intelektual namun


termasuk pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya.

8. Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.

9. Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-benar


dipahami. Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis.

10. Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang sering


mengejar t.ujuan-tujuan lain.

11. Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan.

12. Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.

13. Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.

3. Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem Penilaian

Penilaiain pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan


guna memahami seberapa jauh tingkat keberhasilan pendidikan. Melaui kajian
psikologis kita dapat memahami perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh
peserta didik setelah mengikuti kegiatan pendidikan atau pembelajaran tertentu.

Di samping itu, kajian psikologis telah memberikan sumbangan nyata dalam


pengukuran potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, terutama
setelah dikembangkannya berbagai tes psikologis, baik untuk mengukur tingkat
kecerdasan, bakat maupun kepribadian individu lainnya.Kita mengenal sejumlah
tes psikologis yang saat ini masih banyak digunakan untuk mengukur potensi
seorang individu, seperti Multiple Aptitude Test (MAT), Differensial Aptitude Tes
(DAT), EPPS dan alat ukur lainnya.

Pemahaman kecerdasan, bakat, minat dan aspek kepribadian lainnya melalui


pengukuran psikologis, memiliki arti penting bagi upaya pengembangan proses
pendidikan individu yang bersangkutan sehingga pada gilirannya dapat dicapai
perkembangan individu yang optimal.

Oleh karena itu, betapa pentingnya penguasaan psikologi pendidikan bagi


kalangan guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya.

Selain itu juga kontribusi Psikologi Pendidikan dalam bidang pendidikan adalah

1. Membantu dalam pengembangan peserta didik meliputi rohaniah, Jasmaniah,


sosial dan emosional.

2. Menggali potensi belajar peserta didik yang meliputi potensi intelegensi,


potensi intelektual dan motivasi pada peserta didik

3. Cara belajar

4. Penyesuaian sosial baik didalam lingkungan keluarga, sekolah maupun pada


masyarakat

Anda mungkin juga menyukai