Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dina Lusiana

NPM : 2314060069
Tugas individu

1. Kerjakan tugas dengan ketentuan spasi 1,15, ukuran huruf times new 12!
2. Berilink google ketika jawwaban dari google, biasakan di kembangkan lagi dengan
kalimat sendiri!
3. Kumpulkan hari jumat sebelum jam 18.00!
4. Bila ketahuan saling tukar jawaban maka TIDAK DI NILAI
5. Jangan lupa ttd di siakad hari jumat

SOAL
1. Psikologi pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi. Jelaskan subdisiplin
psikologi yang berkaitan dengan masalah kependidikan !
2. Usia pendidikan pada manusia mungkin sama tuanya dengan usia keberadaan
manusia itu sendiri. Artinya, usaha pendidikan telah dimulai sejak manusia pertama
kali ada, Kendati masih dalam bentuk yang sederhana. Sebutkan macam – macam
teori pendidikan dan penerapannya!
3. Aktivitas belajar adalah kegiatan siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan
fisik sampai kegiatan psikis. Jelaskan pernyataan tersebut!
4. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak
sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Bagi kamu yang
sedang tidak bersemangat ataupun sedang bersedih, kata motivasi mungkin saja bisa
membuatmu kembali bangkit. Sebutkan contoh motivasi internal dan eksternal !
5. Kematangan Intelektual Kemampuan seseorang untuk berpikir secara rasional dan
bertingkah secara efektif dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan merupakan
indikasi kematangan intelektual. Jelaskan pengaruh kematangan intelektual dan
readines!

Jawaban langsung di bawah ini

1. Psikologi pendidikan adalah subdisiplin yang berfokus pada masalah-masalah


kependidikan. Menurut beberapa ahli, psikologi pendidikan bukanlah psikologi itu
sendiri, tetapi merupakan subdisiplin yang berkaitan dengan teori dan masalah
kependidikan. Psikologi pendidikan tidak memiliki teori, konsep, dan metode sendiri,
tetapi menggunakan hasil-hasil riset dari psikologi-psikologi lain yang diangkat menjadi
teori, konsep, dan metode psikologi pendidikan.
Dalam beberapa pandangan, psikologi pendidikan dianggap sebagai subdisiplin ilmu
psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan, termasuk sosialisasi
proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah
kognitif. Ini menunjukkan bahwa psikologi pendidikan memiliki peran penting dalam
memahami dan mengatasi tantangan dalam proses pendidikan, serta dalam
meningkatkan efektivitas dan efisiensi metode pendidikan.
(sumber: https://www.ilmuwanpsikologi.com/2021/08/psikologi-pendidikan-
educational.html )
2. Teori pendidikan adalah kerangka konseptual yang menjelaskan bagaimana proses
pendidikan terjadi dan bagaimana pendidikan dapat diimplementasikan untuk mencapai
tujuan.
Berikut macam-macam teori pendidikan dan penerapannya:
a) Teori Behaviorisme: teori ini berfokus pada perilaku dan pembelajaran melalui
interaksi dengan lingkungan. Pendidikan dianggap sebagai proses pembentukan
perilaku melalui pengendalian lingkungan. Sebagai contoh penerapannya, yaitu
penggunaan teknik pembelajaran berbasis perilaku, seperti pembelajaran melalui
permainan atau penggunaan rewards dan penalties.
b) Teori Konstruktivisme: teori ini menekankan pada pengalaman dan pemahaman
invidu. Pendidikan dianggap sebagai proses di mana individu membangun
pengetahuan dan pemahaman melalui pengalaman. Sebagai contoh
penerapannya, yaitu menggunakan pembelajaran berbasis proyek, di mana siswa
mengembangkan solusi untuk masalah nyata melalui proyek-proyek yang
struktur.
c) Teori Kognitif: teori ini berfokus pada proses pemahaman dan pemikiran.
Pendidikan dianggap sebagai proses di mana individu mengembangkan
kemampuan berfikir dan memahami informasi. Sebagai contoh penerapannya,
yaitu menggunakan metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir
kritis dan analitis, seperti diskusi kelompok atau studi kasus.
d) Teori Pembelajaran Sosial: teori ini menekankan pada pengaruh lingkungan
sosial dan budaya terhadap pembelajaran. Pendidikan dianggap sebagai proses di
mana individu belajar dari orang lain dan lingkungan mereka. Sebagai contoh
penerapannya, yaitu menggunakan metode pembelajaran yang mempromosikan
kerja sama dan komunikasi antar siswa, seperti proyek kelompok atau diskusi
kelas.
e) Teori Pendidikan Ekologis: teori ini menekankan pada bagaimana lingkungan
sosial dan budaya mempengaruhi pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai
proses yang dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti struktur sosial dan
ekonomi. Sebagai contoh penerapannya, yaitu pengembangan kurikulum yang
mencerminkan nilai-nilai dan tujuan sosial masyarakat, serta penggunaan metode
pembelajaran yang relevan dengan konteks budaya dan sosial.
Setiap teori memiliki pendekatan dan penerapan yang berbeda, dan dalam
praktiknya, banyak pendidik menggunakan pendekatan yang kombinasi dari
beberapa teori ini untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif.
(sumber: https://umsu.ac.id/teori-belajar-dan-penerapannya-dalam-pembelajaran/ )

3. Pada pernyataan tersebut menekankan pada aspek komprehensif dari aktivitas belajar,
yang mencakup berbagai jenis kegiatan yang terjadi selama proses belajar. Aktivitas
belajar tidak terbatas pada kegiatan akademis atau intelektual saja, tetapi juga mencakup
aspek fisik dan psikis yang penting dalam proses pembelajaran.
 Kegiatan fisik, ini mencakup aktivitas fisik yang diperlukan untuk
mempertahankan kesehatan fisik siswa, seperti olahraga, yoga, atau kegiatan lain
yang membantu meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraan emosional.
Aktivitas fisik juga dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan kemampuan
siswa untuk belajar.
 Kegiatan psikis, ini mencakup berbagai aspek psikologis yang terlibat dalam
proses belajar, seperti motivasi, kognisi, emosi, dan sosial. Motivasi adalah
faktor kunci dalam proses belajar, mempengaruhi seberapa tinggi siswa
bersemangat untuk belajar dan mencapai tujuan pendidikan. Kognisi mencakup
proses pemikiran dan pemahaman, yang penting untuk memahami materi dan
konsep yang diajarkan. Emosi mempengaruhi bagaimana siswa merespons dan
menyerap informasi, serta bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain
dalam lingkungan belajar. Sosial mencakup interaksi siswa dengan guru dan
teman sebaya, yang dapat mempengaruhi lingkungan belajar dan motivasi siswa.
Pernyataan ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan aspek fisik dan psikis
dalam proses belajar, karena keduanya memiliki peran penting dalam pembentukan
pembelajaran yang efektif. Pendidik dan kepala sekolah harus memperhatikan
kebutuhan fisik dan psikis siswa untuk menciptakan lingkungan belajar yang
mendukung dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
(sumber: https://repository.uin-suska.ac.id/12511/7/7.%20BAB%20II_2018233PAI
%29.pdf )

4. Motivasi adalah dorongan yang mempengaruhi perilaku seseorang untuk mencapai


tujuan tertentu, baik itu secara sadar maupun tidak sadar. Motivasi dapat berasal dari
dalam diri seseorang (motivasi internal) atau dari luar (motivasi eksternal.
 Motivasi internal adalah dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk
mencapai sesuatu tanpa dipengaruhi oleh imbalan dari luar. Contoh motivasi
internal adalah kesadaran diri untuk berbuat sesuatu, seperti berpartisipasi dalam
perlombaan karena ingin menikmati aktivitasnya, belajar hal baru karena
menganggapnya sebagai sesuatu yang menarik, atau menghabiskan waktu
bersama orang lain karena ingin menikmati waktu kebersamaan dengan mereka.
 Motivasi eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar dan dipengaruhi oleh
imbalan atau pengaruh dari luar. Contoh motivasi eksternal adalah kesempatan
untuk mendapatkan cuti, mengikuti program rekreasi perusahaan, atau
mendapatkan imbalan pekerjaan.
(sumber: https://kumparan.com/ragam-info/4-contoh-motivasi-dan-jenisnya-dalam-
kehidupan-sehari-hari-21A53lB3oT5/4 & https://www.alodokter.com/mengenal-
motivasi-intrinsik-dan-ekstrinsik )

5. Kematangan intelektual dan readiness (kesediaan) memiliki pengaruh yang signifikan


terhadap kemampuan seseorang untuk berpikir secara rasional dan bertingkah secara
efektif dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Kematangan intelektual merujuk
pada kemampuan seseorang untuk berpikir secara kritis, memecahkan masalah, dan
membuat keputusan yang efektif. Sementara itu, readiness adalah kesiapan atau
kesediaan seseorang untuk belajar dan mengambil tindakan tertentu. Kematangan
intelektual mempengaruhi readiness dengan cara meningkatkan kemampuan seseorang
untuk memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Orang yang memiliki
kematangan intelektual tinggi cenderung lebih cepat dan tepat dalam memahami unsur-
unsur dalam situasi, melihat hubungan antar unsur, menarik kesimpulan, dan mengambil
keputusan atau tindakan yang tepat. Ini menunjukkan bahwa kematangan intelektual
mempengaruhi readiness dengan cara meningkatkan kemampuan seseorang untuk
belajar dan mengadaptasi diri dengan lingkungan. Readiness sendiri terbentuk dari
beberapa faktor, termasuk perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis, motivasi, dan
kemampuan untuk oto-kritik. Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis mencakup
pertumbuhan terhadap perlengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya, alat-alat
indra, dan kapasitas intelektual. Motivasi mencakup kebutuhan, minat, dan tujuan
tertentu individu untuk mempertahankan dan mengembangkan diri. Kemampuan untuk
oto-kritik memungkinkan seseorang untuk belajar dari kesalahan dan meningkatkan
kualitas pembelajaran mereka. (sumber:
https://gprtm007.blogspot.com/2012/11/intelegensi-kematangan-dan-readiness.html )

Anda mungkin juga menyukai