TEORI BELAJAR
Teori Behaviorisme
Teori Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan utama dalam psikologi yang
menekankan pada pentingnya perilaku yang dapat diamati dan diukur. Teori ini mengatakan
bahwa perilaku seseorang dapat dipelajari melalui rangsangan eksternal dan respons tertentu
yang dihasilkan.
Beberapa tokoh dari teori ini menyampaikan beberapa konsep, di antaranya Ivan Pavlov yang
memberikan konsep Pembelajaran melalui Asosiasi yang mana menekankan bahwa
pembelajaran terjadi melalui asosiasi stimulus dengan respons. Lalu, Skinner memberikan
konsep Penguatan atau Reinforcement yang mana teori ini berpendapat bahwa penguatan
adalah proses meningkatkan kemungkinan suatu perilaku dapat terjadi kembali di masa
depan.
Selain itu, konsep dari Teori Belajar Behaviorisme juga mencakup konsep Penghukuman atau
Punishment, Generalisasi dan Diskriminasi, serta Modeling.
Teori ini mudah dipahami dan diterapkan serta dikatakan terbukti efektif dalam mengajarkan
keterampilan dasar dan perilaku yang spesifik. Namun, sayangnya teori ini kurang
memperhatikan proses kognitif dan internal belajar serta kurang menekankan pada
pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah.
Teori Kognitif
Teori Kognitif merupakan teori belajar yang menekankan pada peran penting dari proses
mental dalam pembelajaran itu sendiri. Teori Kognitif memusatkan perhatian pada bagaimana
seseorang memproses, mengorganisasikan, dan menggunakan informasi yang didapatnya
untuk memahami sekitar.
Teori ini menekankan pada proses berpikir dan pemahaman dalam belajar, serta memberikan
wawasan tentang bagaimana siswa memproses informasi dan membangun pengetahuan.
Namun, teori ini kurang memperhatikan peran lingkungan dan interaksi sosial dalam belajar,
serta tidak disebutkan mengenai panduan praktis pendidik dalam melakukan pengajaran.
PERKEMBANGAN KOGNITIF
MOTIVASI BELAJAR
Teori Motivasi
Motivasi belajar adalah dorongan atau daya penggerak yang mendorong seseorang untuk
melakukan kegiatan belajar. Maslow menyatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum dapat memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
seperti kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Yang mana menurutnya, motivasi belajar seseorang akan muncul ketika kebutuhan-kebutuhan
dasar mereka telah terpenuhi.
Di sisi lain, Skinner menyatakan bahwa manusia belajar melalui proses penguatan dan
pelemahan. Perilaku yang diperkuat akan cenderung diulang, sedangkan perilaku yang
dilemahkan akan cenderung dihindari.
Lalu, Deci & Ryan juga turut menyatakan bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan psikologis
dasar, yaitu kompetensi, otonomi, dan keterhubungan yang harus terpenuhi dahulu, kemudian
barulah seseorang akan merasa termotivasi untuk melakukan apa pun yang ingin mereka
lakukan, termasuk belajar.
PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembangan sosial adalah proses perubahan dan pertumbuhan yang terjadi dalam
kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain dan beradaptasi dengan norma-
norma sosial. Perkembangan sosial dimulai sejak usia dini dan terus berlangsung sepanjang
hidup.
Erikson menyatakan bahwa perkembangan sosial terjadi dalam delapan tahap, di mana setiap
tahap memiliki krisis yang harus dihadapi dan diatasi. Sedangkan menurut Kohlberg,
individu melewati tiga tahap moralitas, yaitu moralitas pra-konvensional, moralitas
konvensional, dan moralitas pasca-konvensional.
Identitas dan self-concept adalah dua aspek penting dalam perkembangan sosial. Identitas
adalah pemahaman individu tentang siapa dirinya, sedangkan self-concept adalah evaluasi
individu terhadap dirinya sendiri. Pembentukan identitas dan self-concept dipengaruhi oleh
faktor genetika yang berperan dalam menentukan temperamen dan kepribadian individu,
pengalaman, dan budaya.
Keluarga dan teman sebaya memainkan peran penting dalam perkembangan sosial dan
pembelajaran individu. Keluarga adalah lingkungan belajar pertama bagi individu. Orang tua
dan anggota keluarga lainnya mengajari individu tentang nilai-nilai, norma, dan cara-cara
berperilaku yang sesuai dalam masyarakat. Sedangkan Teman Sebaya adalah sumber penting
bagi individu untuk belajar tentang interaksi sosial, kerjasama, dan persahabatan. Mereka
juga dapat memberikan individu rasa memiliki dan belonging.
PERKEMBANGAN EMOSIONAL
Kemampuan untuk mengelola emosi adalah keterampilan penting untuk kesuksesan di
sekolah dan kehidupan. Anak-anak yang dapat mengidentifikasi, memahami, dan
mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang sehat lebih mungkin untuk berhasil secara
akademis dan sosial.
Guru dapat memainkan peran penting dalam membantu anak-anak mengembangkan
keterampilan manajemen emosi dengan menyediakan pengajaran eksplisit dan kesempatan
untuk berlatih.
Teori Perkembangan Emosional
Menurut Freud, tahap-tahap perkembangan psikoseksual memberikan wawasan tentang
bagaimana pengalaman masa kanak-kanak awal dapat membentuk kepribadian dan emosi.
Sedangkan menurut Erikson, tahap-tahap psikososial juga fokus pada perkembangan sosial
dan emosional sepanjang masa hidup.