Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGUGURAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

Nama : Sri Sulis Tiyana


NIM : 41032121231001
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen : Miftahul Malik, M.Pd

TEORI BELAJAR

Teori Behaviorisme
Teori Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan utama dalam psikologi yang
menekankan pada pentingnya perilaku yang dapat diamati dan diukur. Teori ini mengatakan
bahwa perilaku seseorang dapat dipelajari melalui rangsangan eksternal dan respons tertentu
yang dihasilkan.
Beberapa tokoh dari teori ini menyampaikan beberapa konsep, di antaranya Ivan Pavlov yang
memberikan konsep Pembelajaran melalui Asosiasi yang mana menekankan bahwa
pembelajaran terjadi melalui asosiasi stimulus dengan respons. Lalu, Skinner memberikan
konsep Penguatan atau Reinforcement yang mana teori ini berpendapat bahwa penguatan
adalah proses meningkatkan kemungkinan suatu perilaku dapat terjadi kembali di masa
depan.
Selain itu, konsep dari Teori Belajar Behaviorisme juga mencakup konsep Penghukuman atau
Punishment, Generalisasi dan Diskriminasi, serta Modeling.
Teori ini mudah dipahami dan diterapkan serta dikatakan terbukti efektif dalam mengajarkan
keterampilan dasar dan perilaku yang spesifik. Namun, sayangnya teori ini kurang
memperhatikan proses kognitif dan internal belajar serta kurang menekankan pada
pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah.
Teori Kognitif
Teori Kognitif merupakan teori belajar yang menekankan pada peran penting dari proses
mental dalam pembelajaran itu sendiri. Teori Kognitif memusatkan perhatian pada bagaimana
seseorang memproses, mengorganisasikan, dan menggunakan informasi yang didapatnya
untuk memahami sekitar.
Teori ini menekankan pada proses berpikir dan pemahaman dalam belajar, serta memberikan
wawasan tentang bagaimana siswa memproses informasi dan membangun pengetahuan.
Namun, teori ini kurang memperhatikan peran lingkungan dan interaksi sosial dalam belajar,
serta tidak disebutkan mengenai panduan praktis pendidik dalam melakukan pengajaran.

Konstruktivisme dan Pembelajaran Berbasis Masalah


Teori Konstruktivisme merupakan kerangka konseptual pendidikan yang menekankan pada
peran aktif peserta didik dalam membangun pengetahuan dan pemahaman. Teori ini
menyoroti mengenai proses aktif peserta didik dalam membangun pemahaman mereka
sendiri melalui refleksi, interpretasi, dan pengalaman.
Teori Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada pemecahan masalah sebagai pusat proses belajar. Teori ini diberikan saat
dihadapkan pada situasi kompleks dengan harapan dapat ditemukan solusi yang berdasarkan
pemikiran kritis, kolaborasi, san penerapan pengetahuan yang relevan.
Teori-teori tersebut menekankan pada peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan
mereka sendiri dalam proses kegiatan belajar mengaja. Teori ini juga mendorong siswa untuk
berpikir kritis, kreatif, dan mandiri. Namun, pendekatan ini membutuhkan lebih banyak
waktu dan persiapan dari guru karena siswa mungkin mengalami kesulitan jika mereka tidak
terbiasa dengan pembelajaran yang aktif.

PERKEMBANGAN KOGNITIF

Teori Perkembangan Kognitif Piaget


Teori Perkembangan Kognitif Piaget merupakan teori yang menyoroti mengenai bagaimana
anak-anak membangun pemahaman melalui interaksi dengan lingkungan mereka. Teori ini
memberikan wawasan tentang bagaimana anak-anak dapat memahami sekitar di sepanjang
perkembangan mereka.
Teori ini memberikan gambaran yang komprehensif untuk memahami bagaimana anak-anak
berpikir dan belajar pada tahap yang berbeda dalam perkembangan mereka.
Namun, teori ini mungkin terlalu kaku dan tidak memperhitungkan perbedaan setiap individu
dalam perkembangan kognitif dan kurang memperhatikan peran sosial budaya dalam belajar.

Implikasi untuk Pengajaran dan Pembelajaran


Bagian ini memberikan beberapa implikasi pengajaran dan pembelajaran, seperti penyesuaian
materi pengajaran, penggunaan metode yang sesuai, pengembangan keterampilan kritis,
pembelajaran kolaboratif, memberikan umpan baik yang konstruktif, dan menghormati serta
memahami perbedaan individual.
Bagain ini membantu kita untuk memahami bahwa teori perkembangan kognitif dapat
membantu guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan kondusif bagi semua
siswa. Namun, dalam menerapkan teori-teori ini juga membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan pedagogis yang baik dari guru itu sendiri.

Tahapan Perkembangan Kognitif pada Anak


Tahapan perkembangan kognitif pada anak ini memberikan gambaran dan penjelasan
mengenai pembagian atau rangkaian perkembangan yang mungkin dan dapat terjadi pada
anak berdasarkan rentan usia tertentu. Seperti tahap Sensorimotor pada usia 0-2 tahun, lalu
tahap Praoperasional pada usia 2-7 tahun, Operasional Konkret pada usia 7-11 tahun, dan
Operasional Formal pada usia 11 tahun ke atas.
Bagian ini memberikan pemahaman tentang tahapan perkembangan kognitif dapat membantu
pendidik untuk memilih strategi pengajaran yang sesuai dengan usia dan kemampuan siswa.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap anak berbeda dan berkembang dengan
kecepatannya sendiri. Melalui tahap ini, guru harus bisa fleksibel dan menyesuaikan
pengajaran mereka dengan kebutuhan individu siswa.

PERKEMBANGAN BAHASA DAN KOMUNIKASI

Teori Perkembangan Bahasa


Perkembangan bahasa merupakan proses kompleks yang melibatkan berbagai faktor, baik
internal maupun eksternal. Chomsky berpendapat bahwa kemampuan bahasa merupakan
kemampuan bawaan manusia sejak lahir yang mana telah diprogram dalam otak dan tidak
perlu dipelajari melalui interaksi dengan lingkungan, Namun Skinner mengatakan sebaliknya.
Ia berpendapat bahwa kemampuan bahasa dipelajari melalui interaksi dengan lingkungan
yang mana anak-anak belajar bahasa dengan meniru dan mencontoh orang lain di sekitarnya.
Teori ini menjelaskan dengan sederhana mengenai bagaimana perkembangan bahasa pada
anak. Teori dari Chomsky memberikan wawasan tentang struktur universal bahasa dan
bagaimana anak-anak memperoleh bahasa. Di sisi lain, teori dari Skinner menekankan pada
peran pengkondisian dalam perkembangan bahasa.

Fungsi Bahasa dalam Pembelajaran


Bahasa sendiri memiliki banyak fungsi dalam kehidupan, salah satunya dalam pembelajaran,
yang mana sangat berkaitan erat dengan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan
muridnya. Fungsi bahasa dalam pembelajaran di antaranya :

 Fungsi Komunikasi. Guru dan siswa menggunakan bahasa untuk menyampaikan


informasi, ide, dan gagasan dalam proses pembelajaran.
 Alat Berpikir/Pemrosesan Informasi. Bahasa juga berperan sebagai alat bantu merancang
konsep-konsep baru, menganalisis informasi, dan memecahkan masalah dengan kritis.
 Alat mengembangkan/pengorganisasian pengetahuan
 Alat membangun karakter
 Alat mendukung keterampilan belajar

Stimulasi Bahasa pada Anak


Stimulasi bahasa pada anak merupakan upaya untuk mendorong perkembangan bahasa
mereka secara optimal. Bisa dilakukan dengan berbicara dengan anak, membaca buku,
menyanyikan lagu, bermain permainan bahasa, menyediakan lingkungan yang kaya akan
bahasa, mendengarkan dengan penuh perhatian, memodelkan bahasa yang benar, serta
berinteraksi dengan anak dalam berbagai konteks.

MOTIVASI BELAJAR

Teori Motivasi
Motivasi belajar adalah dorongan atau daya penggerak yang mendorong seseorang untuk
melakukan kegiatan belajar. Maslow menyatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum dapat memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
seperti kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Yang mana menurutnya, motivasi belajar seseorang akan muncul ketika kebutuhan-kebutuhan
dasar mereka telah terpenuhi.
Di sisi lain, Skinner menyatakan bahwa manusia belajar melalui proses penguatan dan
pelemahan. Perilaku yang diperkuat akan cenderung diulang, sedangkan perilaku yang
dilemahkan akan cenderung dihindari.
Lalu, Deci & Ryan juga turut menyatakan bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan psikologis
dasar, yaitu kompetensi, otonomi, dan keterhubungan yang harus terpenuhi dahulu, kemudian
barulah seseorang akan merasa termotivasi untuk melakukan apa pun yang ingin mereka
lakukan, termasuk belajar.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ini meliputi faktor internal, berupa minat
dan bakat, kemampuan dan keyakinan diri, gaya belajar, kebutuhan dan tujuan, serta sikap
dan nilai-nilai. Lalu, ada pula faktor eksternal yang meliputi kualitas pembelajaran, dukungan
dari guru dan orang tua, suasana belajar, lingkungan sosial, dan faktor ekonomi.

Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

 Memenuhi kebutuhan dasar siswa


 Menciptakan lingkungan belajar yang positif
 Membangun hubungan yang baik dengan siswa
 Memberikan pembelajaran yang bermakna
 Melibatkan siswa dalam proses belajar
 Memberikan penghargaan dan penguatan
 Membantu siswa menetapkan tujuan
 Memberikan feedback yang konstruktif

PERKEMBANGAN SOSIAL

Perkembangan sosial adalah proses perubahan dan pertumbuhan yang terjadi dalam
kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain dan beradaptasi dengan norma-
norma sosial. Perkembangan sosial dimulai sejak usia dini dan terus berlangsung sepanjang
hidup.

Teori Perkembangan Sosial

Erikson menyatakan bahwa perkembangan sosial terjadi dalam delapan tahap, di mana setiap
tahap memiliki krisis yang harus dihadapi dan diatasi. Sedangkan menurut Kohlberg,
individu melewati tiga tahap moralitas, yaitu moralitas pra-konvensional, moralitas
konvensional, dan moralitas pasca-konvensional.

Pembentukan Identitas dan Self-Concept

Identitas dan self-concept adalah dua aspek penting dalam perkembangan sosial. Identitas
adalah pemahaman individu tentang siapa dirinya, sedangkan self-concept adalah evaluasi
individu terhadap dirinya sendiri. Pembentukan identitas dan self-concept dipengaruhi oleh
faktor genetika yang berperan dalam menentukan temperamen dan kepribadian individu,
pengalaman, dan budaya.

Pengaruh Keluarga dan Teman Sebaya dalam Pembelajaran

Keluarga dan teman sebaya memainkan peran penting dalam perkembangan sosial dan
pembelajaran individu. Keluarga adalah lingkungan belajar pertama bagi individu. Orang tua
dan anggota keluarga lainnya mengajari individu tentang nilai-nilai, norma, dan cara-cara
berperilaku yang sesuai dalam masyarakat. Sedangkan Teman Sebaya adalah sumber penting
bagi individu untuk belajar tentang interaksi sosial, kerjasama, dan persahabatan. Mereka
juga dapat memberikan individu rasa memiliki dan belonging.

PERKEMBANGAN EMOSIONAL
Kemampuan untuk mengelola emosi adalah keterampilan penting untuk kesuksesan di
sekolah dan kehidupan. Anak-anak yang dapat mengidentifikasi, memahami, dan
mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang sehat lebih mungkin untuk berhasil secara
akademis dan sosial.
Guru dapat memainkan peran penting dalam membantu anak-anak mengembangkan
keterampilan manajemen emosi dengan menyediakan pengajaran eksplisit dan kesempatan
untuk berlatih.
Teori Perkembangan Emosional
Menurut Freud, tahap-tahap perkembangan psikoseksual memberikan wawasan tentang
bagaimana pengalaman masa kanak-kanak awal dapat membentuk kepribadian dan emosi.
Sedangkan menurut Erikson, tahap-tahap psikososial juga fokus pada perkembangan sosial
dan emosional sepanjang masa hidup.

Pengelolaan Emosi dalam Pembelajaran


Kemampuan untuk mengelola emosi adalah keterampilan penting untuk kesuksesan di
sekolah dan kehidupan. Anak-anak yang dapat mengidentifikasi, memahami, dan
mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang sehat lebih mungkin untuk berhasil secara
akademis dan sosial.
Guru dapat memainkan peran penting dalam membantu anak-anak mengembangkan
keterampilan manajemen emosi dengan menyediakan pengajaran eksplisit dan kesempatan
untuk berlatih.

Keterkaitan Antara Emosi dan Motivasi


Emosi memainkan peran penting dalam motivasi. Emosi positif seperti kegembiraan dan
minat dapat mendorong anak-anak untuk belajar dan mengeksplorasi, sedangkan emosi
negatif seperti kecemasan dan kebosanan dapat menghambat pembelajaran.
Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang memotivasi dengan mempromosikan emosi
positif dan memberikan dukungan kepada anak-anak yang mengalami emosi negatif.

Anda mungkin juga menyukai