Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu unsur paling penting dalam kehidupan manusia.

Pendidikan merupakan proses pendewasaan diri manusia itu sendiri serta selain itu pendidikan juga merupakan proses pembentukan pribadi dan karakter manusia. Kemudian, pada satu fokus yang lebih khusus yaitu pendidikan formal, manusia diberikan dasar-dasar pengetahuan sebagai pegangan dalam menjalani hidup dan menghadapi kenyataan hidup dimana didalam pendidikan formal dalam hal ini adalah sekolah menjadi suatu jenjang yang mungkin memang sudah selayaknya dilalui dalam proses kehidupan manusia. Kemudian dalam pendidikan sekolah itu, manusia juga selain melatih kedewasaan juga mengasah intelektualitasnya dan kompetensinya dalam tanggung jawab dan kesadaran. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervise. Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program itu. Oleh karena itu, supervise haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Setelah kita mengetahui hal tersebut diatas, maka kita perlu mengetahui latar Belakang Perlunya Supervisi, pengertian, tujuan, fungsi, dan juga peranan supervise tersebut. Dalam makalah yang singkat ini akan dipaparkan tentang hal tersebut.

BAB II PEMBAHASAN A. Latar Belakang Perlunya Supervisi Supervisi pendidikan itu perlu menurut Swearingen dilihat dari latar belakang sebagai berikut (19 : 28) : 1. Latar belakang kultural 2. Latar belakang filosofis 3. Latar belakang psikologis 4. Latar belakang sosial 5. Latar belakang sosiologis 6. Latar belakang pertumbuhan jabatan1 1. Latar Belakang Kultural Kebudayaan kita pada saat ini sedang mengalamai suatu perubahan dan percampuran antara faktor-faktor intern dan ekstern. Perubahan ini disebabkan oleh hasil budi manusia yang semakin maju. Hasil bahan-bahan budaya yang makin kompleks, sangat mempengaruhi sikap dan tindakan manusia. Sekolah sebagai salah satu pusat kebudayaan, bertugas dan bertanggungjawab menyeleksi unsur-unsur negatip dari pengaruh kebudayaan modern dan mengambil sari pati unsur-unsur positip berdasarkan norma-norma yang berlaku pada masa kini. Lebih penting lagi setelah harus dilihat sebagai pusat pengembangan kebudayaan, yang mengembangkan kreatifitas dan kemampuan nalar siswa. Unsur-unsur yang berbeda-beda sangat mempengaruhi lapangan gerak pendidikan dan pengajaran. Sekolah bertugas mengkoordinir semua usaha dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan. 2. Latar Belakang Filosofis Bedasarkan pandangan dan penafsiran bahwa pengalaman adalah hasil interaksi antara organisme dan keadaan sekitar , sedangkan fungsi organism itu sendiri, maupun pengalaman dapat dipengaruhi, maka hal itu berarti bahwa pada manusia ada potensipotensi yang menghasilkan sesuatu pada setiap situasi. Nampak dengan jelas daya kreasi dan dinamika manusia, sehingga dengan demikian setiap pengalaman itu bersifat
1

Piet. A. Sahertian, Prinsip & Tehnik Supervisi pendidikan. Surabaya: Usana Offset Printing, 1981. Hal. 4

potensial kreatif, mau tidak mau dibutuhan daya koordinasi dan penyusunan rencanarencana untuk mengatur interaksi manusia. Di sini nampak salah satu dasar pemikiran filosofis tentang perlunya supervise didalam mengatur dan mengkoordinir pendidikan dan pengajaran. Huxley seorang zoologist pernah menerangkan perkembangan alam semesta dan khususnya manusia telah diberikan dengan kemampuan-kemampuan intelek, kesadaran dan kecakapan untuk mengumpulkan pengalaman (19 : 31). Gardner Murphy seorang ahli ilmu jiwa didalam menerangkan tentang manusia, berpendapat bahwa manusia itu memiliki tiga cirri hakiki yang menentukan sebagai pribadi yaitu: a. Pembawaan biologis b. Pengaruh kebudayaan, yang diperkaya dengan hasil pemikiran manusia c. Hasrat untuk mengetahui, memecahkan suatu masalah (19 : 32). Manusia mempunyai kemampuan untuk mengatur dan mengembangkan potensi hidupnya. Semua usaha untuk memperluas dan mengkoordinir faktor-faktor yang mempengaruhi proses pendidikan itu merupakan fungsi utama dari supervise pendidikan. 3. Latar Belakang Psikologis Dasar psikologis dari supervise terletak didalam pengalaman manusia. Pengalaman sering diartikan sebagai kegiatan mencoba melaksanakan, yaitu usaha untuk memperkembangkan arti dari pristiwa atau situasi sehingga dapatlah mengetahui cara pemecahan masalah yang timbul sekarang dan masa yang akan datang. Salah satu pandangan psikologi modern di dalam pendidikan ialah pentingnya dorongan-dorongan emosionil bagi anak waktu belajar, baik secara konkrit maupun hanya merpakan lambing dalam kata-kata persetujuan misalnya senyum, member hormat, tertawa, member semangat baru. Hal ini tidak saja dibutuhkan oleh anak, tetapi juga oleh dewasa sekalipun tidak berlebih-lebihan. Usaha untuk memperkembangkan dorongandorongan bagi orang dewasa yang sedang belajar adalah salah satu fungsi supervisi. Dalam ilmu jiwa orang beraksi terhadap situasi tergantung dari hasil pengamatannya tentang situasi itu. Pengamatan terhadap sesuatu situasi bergantung kepada bermacam-macam faktor misalnya pengamatan, tujuan, emosi yang dialami oleh

setiap individu. Sifat dari pengamatan itu kerapkali digunakan didalam membantu menganalisa persoalan-persoalan belajar di kelas. Di sini letak perlunya supervisi. 4. Latar Belakang Sosial Kita hidup dalam suatu masyarakat demokratis, berarti tata kehidupan juga demokratis. Dalam masyarakat demokratis orang saling menghargai pendapat orang lain, saling menolong orang lain untuk bekerja dengan penuh rasa aman. Dalam suasana aman orang boleh berfikir secara kreatif dan bertanggung jawab. Dalam situasi demokratis, tugas seorang pemimpin ialah membantu, mendorong dan menstimulir tiap anggota kelompok untuk bekrjasama. Mackenzie menyarankan enam fungsi kepemimpinan yang demokratis. Fungsi tersebut diatas dapat diartikan sebagai berikut: a. Tiap sumbangan menuju kesatuan (melalui pemberian arti, maka kelompok ingin menerima atau bertindak atas dasar tersebut). b. Penuh pemikiran yang mantap c. Membantu dalam memperkembangkan keterampilan-keterampilan baru. d. Menolong memperlengkapi kepercayaan pada diri sendiri dan rasa aman. e. Menolong menentukan batasan-batasan kebebasan (autonomy) dan saling bertindak (interaction). f. Berani untuk menggunakan cara pendekatan yang bersifat percobaan. (19 : 36). Seorang supervisor biasanya adalah seorang status leader oleh kedudukannya dan oleh karena itu ia memikul tanggung jawab untuk merealisasi potensi-potensi dalam memecahkan setiap problema dengan cara mengikut sertakan pendapat orang lain. Jelaslah bahwa supervisi itu bersumber pada dasar kehidupan sosial, dimana masyarakat demokratis, pemimpin juga demokratis. Masyarakat demokratis mestinya tiap orang mempunyai kesempatan dan kemampuan untuk menstimulir usaha-usaha yang kreatif menuju kearah perbaikan, mengkoordinir tiap usaha, bekerja dengan comitmen pada tiap kelompok. Disinilah letak fungsi supervisi pendidikan. 5. Latar Belakang Sosiologis Perkembangan seseorang tidak saja berdasarkan apa yang dibawa sejak lahir, tetapi bergantung juga kepada perlengkapan phyisik, perkembangan pribadi melalui
4

kondisi-kondisi social. Dengan perkataan lain keberadaan manusia dikembangkan melalui belajar, bagaimana pribadinya dalam interaksi dalam perkembangan kebudayaan, keluarga, kelompok bermain, sekolah dan lingkungan daerah pengaruh, struktur sosialekonomis dimana anak itu berada. Bossard dan Ball mengatakan: pribadi manusia adalah produk dari kontak sosial dan komunikasi dan hal itu harus langsung dipelajari secara ilmiah, latar belakang situasi dari tiap-tiap tindakan yang merupakan response terhadap situai tersebut. (19 : 30). Karena pribadi itu berkembang dalam situasi di mana pengaruh faktor-faktor intern dan ekstern, maka sekolah bertugas agar mencegah kemungkinan-kemungkinan relatif dari pengaruh perkembangan masyarakat, tetapi dilain pihak harus dapat menstimulir anak-anak untuk berbuat secara positip. Dalam hal ini supervisi dapat memberikan sumbangan yang positip. Selain itu dalam proses kehidupan, maka sekolah dan masyarakat bersama-sama menaruh perhatian khusus terhadap perkembangan intelek, emosi dan sebagainya dari anak-anak 6. Latar Belakang Pertumbuhan Jabatan Membantu pertumbuhan jabatan guru, merupakan suatu tugas supervisor yang penting. Guru-guru memerlukan pengetahuan dalam menganalisa situasi belajar, menerapkan prinsip-prinsip psikologi modern dalam pelajaran, pengetahuan dasar research, pengetahuan tentang cara-cara bekerjasama. Pendek kata mereka membutuhkan pertumbuhan dalam jabatan mereka (professional growth). Seorang supervisor dapat menggunakan penemuan-penemuan baru,

menyumbangkan pengetahuan untuk memperkembangkan tanggung jawab dari setiap guru dan kesadaran dalam menggunakan setiap kesempatan untuk belajar. Membina rasa tanggung jawab dan kemampuan untuk menggunakan waktu dan energi dalam memperkembangkan jabatan guru, merupakan salah satu kebutuhan bagi supervisi pendidikan. B. Pengertian Supervisi 1. Dilihat dari sudut etimologi Dilihat dari sudut etimologi supervisi berasal dari kata super dan vision yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis supervisi berarti penglihatan dari atas pengertian seperti itu merupakan arti kiasan yang
5

menggambarkan suatu posisi yang melihat berkedudukan lebih tinggi daripada yang dilihat.2 Istilah melihat dalam hubungannya dengan masalah supervisi searti menilik, mengontrol, mengawasi.
2. Dilihat dari sudut semantik

dengan

Pengertian supervisi dilihat dari sudut semantik tidak dapat dilepaskan dari perkembangan waktu ke waktu istilah itu digunakan dalam memberikan memberikan pengrtian supervisi dari sudut semantik ini akan ditinjau dari dua zaman, yaitu zaman penjajahan dan zaman kemerdekaan.3 a. Zaman penjajahan Sejak polirik etis dilancarkan oleh Van Deventer dkk, pemerintah Hindia Belanda mendirikan lembaga pendidikan di Indonesia. Pendidikan itu secara historis berlangsung sampai dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia dicetuskan, walaupun sudah didiran lembaga pendidikan yang merupakan hasil politik etis, namun sifat pendidikan di Indonesia belum etis. b. Zaman kemerdekaan Zaman kemerdekaan membentuk jiwa merdeka. Secara psikologis jiwa merdeka adalah jiwa yang dapat berkembang secara maksimal dan integral. Perkembangan jiwa secara maksimal artinya perkembangan sampai batas puncak yang ditentukan oleh faktor kodrati. Oleh karena itu pengertian supervisi pendidikan adalah bantuan yang diberikan supervisor kepada guru (bawahan) agar ia mengalami pertumbuhan secara maksimal dan integral baik profesi maupun pribadinya. Dalam Dictionory of Education, Good Carter member pengertian sebagai berikut (terjemahan bebas): supervisi adalah usaha petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir,

2 3

Subari, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, Surabaya: Bumi Aksara, 1994. Hal.1 Ibid. hal. 2

menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan method mengajar dan evaluasi pengajaran.4 Menurut Boardman et antara lain: Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern. Boardman. Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern (3 : 5).5 Masih ada tinjauan lain yang melihat tugas supervisi sebagai suatu proses penilaian terus-menerus. Pendapat demikian dapat dilihat dalam rumusan supervisi seperti yang dikemukakan oleh Mc. Nerney: supervisi adalah prosedur member arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran (16 : 1). Suatu tujuan lain yang melihat supervisi dari sudut proses sosial seperti yang dikemukakan oleh H. Burton dan Lee J. Bruceckner. superisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (5 : 11). Kimball Wiles mengatakan: supervisi adalah bantuan dalam perkembangan dari belajar mengajar yang baik.6 C. Tujuan Supervisi

4 5

Piet. A. Sahertian, Prinsip & Tehnik Supervisi pendidikan. Surabaya: Usana Offset Printing, 1981. Hal. 18 Ibid. hal 19 6 Ibid. hal. 21

Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam

melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar . Tujuan supervisi ialah memperkembangkan situasi belajar mengajar yang baik. Usaha kearah perbaikan belajar dan mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal.7 Secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari supervisi pendidikan, yaitu: 1. Membantu guru-guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan 2. Membantu guru-guru dalam membimbing pengalaman belajar murid-murid. 3. Membantu guru-guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar. 4. Membantu guru-guru dalam menggunakan methode-methode dan alat-alat pengajaran modern. 5. Membantu guru-guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid-murid. 6. Membantu guru-guru dalam hal menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri 7. Membantu guru-guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru-guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka. 8. Membantu guru-guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya. 9. Membantu guru-guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber masyarakat dan seterusnya. 10. Membantu guru-guru agar waktu dan tenaga guru terarahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.8 Supervisi pendidikan diarahkan kepada pembinaan guru yang senantiasa dibina, diartikan, diberi jalan keluar, sehingga apabila ada beban berat tidak dirasakan sendirian. Dengan demikian rasa ketidak sendirian itu akan berpengaruh terhadap peningkatan prestsi kerja.
7 8

Ibid.hal 23. Ibid. hal 24

Tugas pokok supervisor adalah menolong guru agar mampu melihat persoalan yang dihadapi. Jika guru telah dapat melihat persoalan yang dihadapi, langkah berikutnya yang harus diambil supervisor adalah menolong para guru agar dapat memecahkan problema yang mereka hadapi. Guru yang dapat berdiri sendiri, guru yang dapat atau mampu mengarahkan dirinya sendiri ini merupakan tujuan supervisi sesungguhnya.9 D. Fungsi Supervisi Ada bermacam-macam tanggapan tentang fungsi supervisi sesuai dengan definisi yang telah dikemukakan, namun ada satu general agreement bahwa peranan utama dari superivisi adalah ditujukan kepada perbaikan pengajaran. Franseth Jane, berkeyakinan bahwa supervisi akan dapat memberi bantuan terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga kualitas kehidupan akan diperbaiki oleh karenanya (8 : 1442). Sebagaimana Franseth Jane, demikian juga Ayer, Fred E. menganggap fungsi supervisi untuk memelihara program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan (8 : 1442).10 Makin jauh pembahasan tentang supervisi makin nampak bahwa kunci supervisi bukan hanya membicarakan perda guru-guru, menurut T.H. Briggs (4:2) juga merupakan alat untuk mengkoordinir, menstimulir, dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru. Disini nampak dengan jelas implikasi perubahan-perubahan masyarakat yang membawa konsekuensi dalam cara mengatur langkah-langkah perbaikan pengajaran. Perubahan masyarakat menentukan demensi-demensi baru terhadap fungsi supervisi. Hal itu jelas dalam suatu analisa fungsi supervisi menurut Swearingen (19 : 242) sebagai berikut: 1. Mengkoordinir semua usaha sekolah; 2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah; 3. Memperluas pengalaman guru-guru; 4. Menstimulir usaha-usaha yang kreatif ; 5. Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus-menerus; 6. Menganalisa situsi belajar dan mengajar;

10

Subari, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, Surabaya: Bumi Aksara, 1994. Hal. 5-7 Piet. A. Sahertian, Prinsip & Tehnik Supervisi pendidikan. Surabaya: Usana Offset Printing, 1981. Hal. 24-25

7. Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staff; 8. Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru;11 E. Peranan Supervisi Seorang supervisor dapat dilihat tugas yang dikerjakannya. Suatu tugas yang dilaksanakan memberi status dan fungsi pada seseorang. Dalam berfungsi, nampak peranan seseorang. Seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai sepurvisor nampak dengan jelas peranannya. Sesuai dengan pengertian hakiki dari supervisi itu sendiri, maka peranan supervisor ialah memberi support (supporting) membantu (assisting) dan mengikut sertakan (sharing).12 Peranan seorang supervisor ialah menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga guru-guru merasa aman dan bebas, dalam mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan penuh tanggung jawab. Suasana yang demikian hanya dapat terjadi bila kepemimpinan dari supervisor itu bercorak demokratis bukan otokratis atau laissez faire. Kebanyakan guru seolah-olah mengalami kelumpuhan tanpa inisiatip dan daya kreatip karena supervisor dalam meletakkan interaksi dan interelasi, yang bersifat mematikan kemungkinankemungkinan perkmbangan ini. Briggs mengemukakan empat jenis supervisi dilihat dari sikap kerja seorang supervisor (4 : 20 24). 1. Supervisi yang bersifat korektip (corrective supervision) 2. Supervisi yang bersifat preventip (preventive supervision) 3. Supervisi yang bersifat konstruktip (constructive supervision) 4. Supervisi yang bersifat kreatip (creative supervision) Keempat jenis supervisi yang tersebut diatas dapat mendorong setiap supervisor untuk merubah sikap kita masing-masing. 1. Supervisi yang Bersifat Korektifp

11 12

Ibid. hal. 26 Ibid, ha. 31

10

Menurut pendapat Briggs, memang sangat mudah untuk mengoreksi kesalahankesalahan orang lain, tetapi melihat segi-segi positip dalam hubungan dengan hal-hal yang baik. Sebagai supervisor perlu menyadari mencari kesalahan orang lain sangat bertentangan dengan prinsip dan tujuan supervisi itu sendiri. Perbuatan ini akan menimbulkan akibat bahwa baik guru maupun supervisor akan merasa tidak puas. Selain itu guru itu tidak merasa berubah dan bertumbuh, malahan ia akan bersikap menentang atau acuh tak acuh. 2. Supervisi yang Bersifat Preventip Supervisor bertugas untuk mengemukakan kesulitan-kesulitan yang mungkin akan dihadapi oleh guru pada masa depan. Gunanya untuk memperkecil sedapat mungkin efek-efek yang mungkin terjadi dan sekaligus menolong guru mempersiapkan diri bila mereka menghadapi kesulitan. Supervisi yang sifatnya mencegah kesulitan yang dihadapi berusaha memupuk kepercayaan pada diri sendiri, untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih memuaskan. Preventip Supervisor wajib menolong seorang guru untuk menjaga kesetiaan dalam dirinya sendiri, kebenaran susilalah, kemampuan untuk bertumbuh sebab guru patut merasa bahwa supervisornya telah melihat hasil dan percaya pada guru-guru

tersebut sanggup melanjutkan tugas-tugas secara baik. Dengan demikian mereka merasa siap untuk menghadapi situasi baru dan lebih optimis melihat masa depan berdasarkan tugas yang diterimanya dan lebih memberi harapan didalam pertumbhannya. 3. Supervisi yang bersifat Konstruktif Supervisi bukanlah suatu penemuan kesalahan juga bukan hanya usaha perbaikan kesalahan. Lebih baik supervisi diarahkan kepada tugas-tugas yang bersifat konstruktip. Supervisi yang bersifat konstruktip pada hakikatnya erat sekali hubungannya dengan pengertian pendidikan yang sesengguhnya. Permulaan yang terbaik bagi supervisor ialah ia sendiri meninjau segala masalah dari segi pendidikan. Construktive supervisor lebih baik menggantikan praktik-praktik kesalahan yang tak berguna bagi usaha-usaha membangun yang lebih baik. 4. Supervisi yang bersifat Kreatip
11

Pebedaan antara supervisi yang kreatip dengan supervisi yang konstruksip hanya terletak dalam aksentuasinya yaitu kebebasan dan yang lebih besar. Kebebasan menghasilkan suatu ide. Pendek kata creative supervision guru-guru diberi kebebasan dalam batas-batas keterikatan untuk mengembangkan daya kreasi dan daya karya, sehingga tugas supervisi hanya memberi rangsang untuk menimbulkan daya kreatip guru-guru. Namun demikian selalu dipelihara kerjasama yang erat dan harmonis maka kerjasama didalam melaksanakan tugas harus selalu dipupuk.13

13

Ibid. hal. 32-37.

12

BAB III KESIMPULAN Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan dalam supervisi adalah bantuan kepada guru. Supervisi pendidikan berfungsi untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang suatu situasi pendidikan, Penilaian (evaluation) lebih menekankan pada aspek daripada negative, Perbaikan (improvement) dapat mengatahui bagaimana situasi pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi belajar mengajarnya., Pembinaan berupa bimbingan (guidance) kea rah pembinaan diri yang disupervisi Tujuan akhir dari supervisi pendidikan adalah meningkatkan professional guru dan karyawan sekolah guna menunjang akuntabilitas siswa dalam belajar, sehingga siswa benarbenar menjadi manusia yang berilmu, berbudi dan kreatif dalam segala hal. Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam

melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar . Tujuan supervisi ialah memperkembangkan situasi belajar mengajar yang baik. Usaha kearah perbaikan belajar dan mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal Peranan seorang supervisor ialah menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga guru-guru merasa aman dan bebas, dalam mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan penuh tanggung jawab. Suasana yang demikian hanya dapat terjadi bila kepemimpinan dari supervisor itu bercorak demokratis bukan otokratis atau laissez faire. Kebanyakan guru seolah-olah mengalami kelumpuhan tanpa inisiatip dan daya kreatip karena supervisor dalam meletakkan interaksi dan interelasi, yang bersifat mematikan kemungkinankemungkinan perkmbangan ini.

13

DAFTAR PUSTAKA Briggs Th. H. Improving instruction New York, The Mac Millan Company, 1938. Burton W.H. dan Lee J. Bruckner supervision New York, Applenten Century Croff, Inc. 1955. Mc. Nerney Ch. T, Company 1951. Sahertian Piet. A., 1981, Prinsip & Tehnik Supervisi pendidikan. Surabaya: Usana Offset Printing,. Subari, 1994, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, Surabaya: Bumi Aksara. Swearingen in Supervision for Better School, New York Printice Hall, Englewood Cliffs, 1961. Wiles Kimball, Supervision for Better Schools, New York : Prentice Hall Inc., Englewood Cliffts, 1995. Educational Supervision New York, Mc. Graw Hill Book

14

Anda mungkin juga menyukai