Anda di halaman 1dari 4

Faishal Dzaky Affianto

1900710
Pendidikan Bisnis 2019 B

A. Pengertian
Landasan Psikologi pendidikan adalah
kajian tentang dasar-dasar psikologis yang
dapat menjadi landasan teori maupun praktek
pendidikan.Hal ini membuktikan bahwa
pendidikan adalah suatu kegiatan yang
menyangkut interaksi kejiwaan antara
pendidik dan peserta didik dalam suasana
nilai-nilai budaya suatu masyarakat yang
didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan. Hal
ini mendukung proses kegiatan pendidikan
yang melibatkan proses interaksi psikofisik
dalam Sosio kultural yang antropologis
filosofis normatif. Pendidikan juga selalu
melibatkan aspek kejiwaan, kebudayaan,
kemasyarakatan, norma-norma &
kemanusiaan. Aspek tersebut tidak akan bisa
dipisahkan. Karena prosesnya merupakan
kesatuan nilai yang integrated. Namun, dalam
kajian secara khusus ini, dalam menganalisis
dasar-dasar psikologis apa yang dapat
dijadikan landasan teori dan praktek dalam pendidikan.

B. Situasi Pergaulan Pendidikan


Pergaulan pendidikan adalah hubungan antara dua pihak yang mempunyai maksud
yang disengaja untuk mempengaruhi anak didik, sehingga anak didik tersebut berkembang
menuju kedewasaan. Proses pendidikan ini tidak bisa langsung menghasilkan kondisi
kedewasaan, karena proses kedewasaan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus-
menerus tanpa putus-putusnya. Oleh karena itu, pendidik harus bersikap sabar untuk dapat
menunggu tercapainya hasil pendidikannya, sehingga perubahan pada anak didik yang kita
harapkan cepat dewasa, tidak akan segera dapat kita saksikan. Proses pendidikan ini
berlangsung antara pendidik dan anak pendidik dalam berbentuk pergaulan, baik secara
langsung maupun tidak secara langsung (telepon, Radio, televisi, dan internet). Tidak setia
pergaulan mempunyai sifat pendidikan, sebagai contoh yang konkrit adalah menyuruh
anak membeli rokok atau minuman keras.

C. Beberapa Dimensi Proses Pendidikan


Proses pendidikan dapat berlangsung dalam berbagai jenis dimensi perilaku, dan
menyangkut aspek kognitif yang sebagian besar dilakukan di sekolah, sedangkan afektif
dan religius, dan kepribadian yang utuh dan kata hati, lebih banyak dilakukan di keluarga.
Adapun keterampilan, yang lebih banyak melibatkan aspek fisik, baik keterampilan
tangan, kaki, tubuh, dan gabungan dari seluruh koordinasi tubuh.

D. Tugas-Tugas Pokok Perkembangan


Tugas perkembangan adalah tugas yang terdapat pada suatu tahap kehidupan
seseorang, yang akan membawa individu kepada kebahagiaan dan keberhasilan dalam
tugas-tugas pengembangan berikutnya, yaitu apabila tahap kehidupan tersebut dijalani
dengan berhasil. Sedangkan kegagalan dalam melaksanakan tugas perkembangan, akan
mengakibatkan kehidupan tidak bahagia pada individu, dan kesukaran-kesukaran lain
dalam hidupnya kelak. Berikut tahap tahap pengembangan menurut Erickson yang
diadopsi oleh Sikun Pribadi :
1. The sense of Trust(kemampuan mempercayai),
2. The sense of autonomy (kemampuan berdiri sendiri),
3. The sense of inisiative (kemampuan berprakarsa),
4. The sense of accomplishment (kemampuan menyelesaikan tugas),
5. The sense of identity (kemampuan meyakini identitasnya),
6. Tahap kedewasaan, ada tiga tahap periode ini yang dimulai dari tahap keakraban,
kemampuan mengurus, dan tahap keutuhan kepribadian.

E. Pemahaman terhadap Perkembangan Pribadi Anak


Pemahaman terhadap perkembangan pribadi anak, tidak hanya dengan observasi dan
eksperimen tanda tetapi juga dapat dilakukan dengan introspeksi dan empati, yaitu
kemampuan dapat menempatkan diri dalam pribadi anak, sehingga dunia kejiwaan anak
bukan saja dapat dipahami, melainkan dapat direvisi. Pemahaman dunia anak, bukan
hanya sebagai makhluk biologis, melainkan sebagai makhluk religius dan spiritual.
Pemahaman terhadap dunia dan, adalah dalam rangka upaya mengembangkan potensi
anak agar memahami kemampuan dirinya, serta mencapai kedewasaan. Secara umum,
perkembangan kehidupan anak dapat dibagi ke dalam periodisasi sebagai berikut:
1. Anak bayi (0 - 1 tahun)
2. Kanak kanak (1 - 5 tahun)
3. Anak sekolah (6 - 12 tahun)
4. Remaja (12 - 18 tahun)

F. Beberapa Teori Belajar dalam Pendidikan


Pemahaman terhadap teori-teori belajar dari sudut pendekatan psikologis, merupakan
upaya mengenali realitas kondisi objektif terhadap anak yang sedang mengalami proses
belajar dalam rangka proses pertumbuhan dan perkembangan menuju kedewasaan nya.
Pendekatan dari suatu teori tertentu bukanlah merupakan kebenaran yang diyakini sebagai
satu-satunya pendekatan, tetapi merupakan asumsi yang perlu dipertimbangkan dalam
pelaksanaannya, berkaitan dengan berbagai aspek dan efek yang mungkin akan
menimbulkan dampak tertentu. berikut teori-teori belajar dalam pendidikan:

1. Teori Psikologi Kognitif (Kognitivisme)


Proses belajar pada manusia melibatkan proses pengenalan yang bersifat kognitif.
Perkembangan kognisi seseorang mengalami tahap-tahap perkembangan sesuai dengan
bertambahnya usia individu. pengaruh teori belajar kognitif terhadap pendidikan adalah
sebagai individualisasi, motivasi, metodologi, tujuan kurikuler, bentuk pengelolaan
kelas, efektifitas pengajaran, Partisipasi siswa, kegiatan belajar, dan tujuan umum
pendidikan.
2. Teori Psikologi Humanistik
Menurut aliran humanisme bahwa perilaku manusia itu ditentukan oleh dirinya
sendiri, oleh faktor internal, Dan bukan oleh kondisi lingkungan ataupun
pengetahuannya. aliran humanisme juga menolak proses belajar yang mekanis, karena
belajar merupakan fungsi keseluruhan pribadi yang lebih baik belajar tidak akan terjadi
bila faktor intelektual dan emosional tidak terlibat di dalamnya. aliran ini juga meyakini
bahwa motivasi belajar harus datang dari dalam diri. belajar akan bermakna, manakala
melibatkan pengalaman langsung, berpikir dan merasa, atas kehendaknya sendiri dan
melibatkan seluruh pribadi diri sendiri.
3. Teori Belajar Behavioristik
Aliran ini memandang bahwa perilaku manusia adalah hasil pembentukan melalui
kondisi lingkungan. Tujuan pendidikan menurut aliran ini adalah berorientasi pada
pengembangan kompetensi, penguasaan secara tuntas terhadap apa-apa yang dipelajari.
Tujuan pendidikan ini adalah bersifat eksternal, yaitu dirumuskan dan ditentukan
berdasarkan pengaruh lingkungan, baik yang sifatnya sosiokultural maupun lingkungan
fisik.

G. Jenis-Jenis Upaya Pendidikan


Upaya pendidikan adalah suatu cara usaha pendidikan untuk membimbing anak
mencapai kedewasaan nya. Cara usaha itu dapat berbentuk pendidikan atau situasi yang
dengan sengaja diadakan untuk mendidik anak. Upaya pendidikan berbeda artinya dengan
faktor pendidikan. Pada faktor pendidikan, adalah suatu pengaruh yang tidak dengan
sengaja diadakan oleh pendidik, tetapi Walaupun demikian dapat mempunyai pengaruh
terhadap apt-get yang sama dengan upaya yang dengan sengaja diadakan oleh pendidik.
Upaya pendidikan dapat berupa perintah, yaitu perkataan yang bermaksud menyuruh
melakukan sesuatu; suruhan; aba-aba; komando. Larangan, yaitu perintah atau aturan yang
melarang suatu perbuatan; sesuatu yang terlarang karena kekecualian. Ajakan, yaitu
anjuran atau permintaan supaya berbuat. Saran, pendapat, usul, anjuran, cita-cita yang
dikemukakan untuk dipertimbangkan. Dorongan, digunakan; anjuran yang keras. Setiap
upaya pendidikan dilaksanakan berhubungan dengan empat hal, yaitu untuk mencapai
suatu tujuan pendidikan, dapat dilakukan dengan membatasi tujuan pendidikan; B
dihubungkan dengan siapa yang mempergunakan upaya itu; dihubungkan dengan cara
atau bentuk upaya yang dipergunakan; dan bagaimana efeknya terhadap anak.

Anda mungkin juga menyukai