DALAM PENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan anak-anak
karena memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
masa depan mereka. Namun, pendidikan tidak hanya sebatas pengetahuan
akademik saja, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan psikologis anak.
Psikologi anak sangat penting dalam konteks pendidikan karena
membahas tentang perkembangan fisik, sosial, emosional, dan kognitif
anak-anak. Dengan memahami psikologi anak, para pendidik dapat
membimbing anak-anak dalam menghadapi tantangan yang semakin
kompleks ini dengan cara yang efektif.
Pentingnya memahami psikologi anak dalam konteks pendidikan
semakin ditekankan karena kondisi dunia yang semakin kompleks dan
menuntut. Anak-anak saat ini menghadapi berbagai masalah seperti stres
akademik, tekanan sosial, dan perubahan teknologi yang cepat. Masalah-
Dasar-Dasar Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Zaini Fasya, M.PdI
Dasar-Dasar Pendidikan
proses – proses dalam faktor – faktor yang berhungan dengan
pendidikan manusia.
2. Psikologi Pendidikan menurut Barlow
Menurur Barlow, Psikologi Pendidikan sebagai “ a body
of knowledge grounded in psychological research which provides
a repertoire of resource to aid you in functioning more effectively
in teaching learning process. “ Sebuah pengetahuan berdasarkan
riset psikologis yang menyediakan serangkain sumber – sumber
untuk membantu anda melaksanakan tugas – tugas seorang guru
dalam proses belajar mengajar secara efektif.
3. Teori Behavioristik
Teori ini menjelaskan tentang pengamatan perubahan
tentang tingkah laku yang dipengaruhi peristiwa sekitar.
Teori ini berpandangan bahwa belajar terjadi karena
Operant Conditionin, yaitu jika seseorang belajar dengan baik
maka ia akan mendapat hadiah dan hal itu akan meningkatkan
kualitas belajarnya.
4. Teori Kognitif ( Bruner )
Teori ini mengutamakan bagaimana cara
mengembangkan fungsi kognitif individu sehingga belajar
menjadi maksimal.
Fungsi kognitif penting karena dapat mempengaruhi
perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan dan sebagai
tolak ukur mensukseskan proses pembelajaran.
Beberapa prinsip belajar kognitif yang penting ( roger ), yaitu :
• Manusia memiliki keinginan alamiah dalam belajar,
memiliki rasa ingin tahu alamiah terhadap dirinya, dan
Dasar-Dasar Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Zaini Fasya, M.PdI
Dasar-Dasar Pendidikan
artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi, psikologi adalah ilmu
yang membahas segala sesuatu tentang jiwa, baik gejalanya, proses
terjadinya maupun latar belakang kejadian tersebut.1
Psikologi anak adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari
mengenai perubahan dan pertumbuhan kembang jasmani, perilaku, dan
mental dari manusia yang dimulai semenjak lahir hingga tua. Ilmu
psikologi anak adalah satu pengetahuan yang mempelajari mengenai
fungsi – fungsi sepanjang hidup manusia dengan proses cara berfikir
sehingga dapat mendukung proses berkembangnya seseorang yang terus
bertumbuh dan berkembang.
Pengertian psikologi menurut para ahli
• Linda L Daidoff ( 1991 ), Psikologi perkembangan adalah cabang
psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangan struktur
jasmani, perilaku, dan fungsi mental manusia yang dimulai sejak
terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati.
• M Lenner ( 1976 ), Psikologi perkembangan sebagai pengetahuan
yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi – fungsi psikologis
sepanjang hidup.
• Menurut Kartono, Psikologi anak merupakan suatu ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan periode masa
bayi, masa pemain, masa sekolah, masa remaja, sampai periode adolense
menjelang dewasa.
D. Perkembangan Kognitif
1. Pengertian Perkembangan Kognitif
Dasar-Dasar Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Zaini Fasya, M.PdI
Dasar-Dasar Pendidikan
interpetasikan data yang didapat dari pengalamannya yang setelah itu
mengadaptasikan data tersebut ke dalam khazanah pengetahuan serta
konsepsi yang telah dipunyai lebih dahulu. Struktur kognitif mendasari
pola tingkah laku yang terorganisir ini oleh Piaget diucap selaku“
schemata”. Schemata merupakan perbandingan kualitatif kegiatan mental
serta metode anak mengorganisasikan dan berespons pada hal- hal yang
dialaminya yang jadi identitas khas dari anak pada masing- masing
tahapan perkembangannya. Schemata ini bukan ialah dampak eksistensi
dari otak, namun berhubungan dengan interelasi serta organisasi dari
keahlian mental semacam ingatan, benak, tingkah laku, strategi yang
digunakan anak buat paham lingkungannya( Hitterington& Parke,
1987). Pada teori Piaget butuh diingat kalau anak hadapi tahapan
pertumbuhan kognisi dengan kecepatan bermacam- macam, namun
senantiasa dalam urutan tahapan( Santrock, 2008). Proses kognitif
bersumber pada teoriPiaget terjalin berbentuk sesuatu proses yang selalu
memodifikasi schemata. Maksudnya prinsip- prinsip pengolahan data
serta respons pada pengalaman secara berkesinambungan meningkatkan
schemata yang terdapat jadi lebih mutahir. 2 prinsip bawah terutama
dalam proses ini merupakan organisasi serta menyesuaikan diri(
Woolfolk, 2004). Kedua proses tersebut dibutuhkan dalam rangka
menggapai serta meneguhkan equilibrium.
Organisasi ialah predisposisi buat mengintegrasikan serta
mengoordinasikan struktur raga serta psikologis jadi sesuatu sistem yang
lingkungan. Misalnya, anak mempunyai schemata buat menghirup,
memandang, serta memegang objek. Tiap- tiap schemata mempunyai
wujud respons yang bisa dihasilkan secara terpisah, ialah memandang
bunda, menghirup bunda jari, serta memegang kakinya. Lewat proses
Dasar-Dasar Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Zaini Fasya, M.PdI
Dasar-Dasar Pendidikan
orang hendak melewati 4 tahapan yang sama. Tahapan ini berkaitan
dengan umur, pada Tabel berikut ini.
Dasar-Dasar Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Zaini Fasya, M.PdI
Dasar-Dasar Pendidikan
perhatian pada
isu- isu sosial,
identitas, dll.
Dasar-Dasar Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Zaini Fasya, M.PdI
Dasar-Dasar Pendidikan
Tahap operasional konkrit. Tahap ini dimulai antara usia tujuh
dan sekitar sebelas tahun. Saat ini anak sudah memiliki kemampuan
mengklasifikasikan, namun belum mampu memecahkan masalah abstrak.
Anak berpikir secara operasional dan berpikir logis menggantikan berpikir
intuitif hanya dalam situasi konkrit.
Tahap operasional formal. Tahap ini disebut tahap kognitif
terakhir oleh Piaget dan dimulai sekitar usia sebelas tahun. Pada tahap ini,
anak-anak mulai memikirkan pengalaman selain pengalaman konkret, dan
memikirkannya dengan cara yang lebih abstrak, idealis, dan logis.
Kualitas abstrak dari pemikiran fungsional formal tercermin dalam
pemecahan masalah kata. Selain itu, mereka memiliki kemampuan untuk
mengidealkan dan membayangkan kemungkinan.
Dasar-Dasar Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Zaini Fasya, M.PdI
Dasar-Dasar Pendidikan
terbatas adakalanya ia mengalami kegagalan, dan kegagalan-kegagalan
tersebut menyebabkan anak memiliki perasaan bersalah, dan untuk
sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat. (Kartini
Kartono:2012). Anak usia pra sekolah Cenderung Bersifat Egoentris.
Anak memandang dunia luar dari pandangannya sendiri, sesuai dengan
pengetahuan dan pemahamannya sendiri, dibatasi oleh perasaan dan
pikirannya yang masih sempit. Anak sangat terpengaruh oleh akalnya
yang masih sederhana sehingga tidak mampu menyelami perasaan dan
pikiran orang lain.
Karakteristik lain anak usia pra sekolah adalah jiwa Sosial Yang
Primitif (belum bisa berempati dengan lingkungan sekitar). Anak belum
sadar dan mengerti adanya orang lain dan benda lain di luar dirinya yang
sifatnya berbeda dengan dia. Anak berkeyakinan bahwa orang lain
menghayati dan merasakan suatu peristiwa sama halnya dengan
penghayatannya sendiri. Penghayatan anak terhadap sesuatu dikeluarkan
atau diekspresikan secara bebas, spontan, dan jujur baik dalam mimik,
tingkah laku maupun bahasanya. Anak tidak dapat berbohong atau
bertingkah laku pura-pura. anak mengekspresikannya secara terbuka
(Munandar, 2010).
Anak usia pra sekolah juga memiliki Sikap hidup yang fisiognomis, yaitu
pandangan bahwa apa yang ada di sekitarnya dianggap memiliki jiwa
yang merupakan makhluk hidup yang memiliki jasmani dan rohani
sekaligus, seperti dirinya sendiri. Oleh karena itu anak pada usia ini sering
bercakap- cakap dengan binatang. boneka dan sebagainya (Munandar,
2010). Rasa Ingin Tahu Yang Besar juga menjadi karakteristik anak usia
pra sekolah. Dan Suka Menina segala sesuatu yang di lihat, dengar dan di
rasa kan dan adanya perasaan ingin bersaing
Dasar-Dasar Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Zaini Fasya, M.PdI
Dasar-Dasar Pendidikan
berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak misalnya status sosial
ekonomi keluarga dan sikap serta kebiasaan orang tua (dalam kaitannya
dengan latar belakang pendidikan). Faktor eksternal dapat berupa
lingkungan sekolah. Begitu pula dengan faktor lainnya. Faktor sekolah
yang dapat memicu gangguan emosi dan perilaku pada anak antara lain
hubungan yang kurang harmonis antara anak dengan guru dan hubungan
yang kurang harmonis dengan teman. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan orang tua, karena rata-rata pendidikan mereka yang
tamat SD. Faktor yang mempengaruhi lingkungan rumah adalah
hubungan mereka dengan teman sebaya dan orang dewasa di luar rumah.
Faktor yang mempengaruhi pengalaman sosial awal menentukan perilaku
kepribadian selanjutnya (Rahmawati, 2010). Lawrence (Suyadi 2009)
Perkembangan sosio-emosional anak dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu Keluarga, jenis kelamin, jumlah anak, kematangan, status sosial
ekonomi, pendidikan dan kapasitas mental, emosi dan kecerdasan.
Dasar-Dasar Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Zaini Fasya, M.PdI
adalah perubahan konsep diri antar usia. Antara usia 5 dan 7 tahun,
perubahan terjadi dalam tiga tahapan yang sebenarnya merupakan proses
yang berkesinambungan, seperti tahapan berikut:
a. Pernyataan tentang diri adalah representasi, yang berarti bahwa laporan
anak adalah dimensi yang terpisah. Pikiran seorang anak melompat
dari satu ide ke ide berikutnya tanpa koneksi logis.
b. Tahap pemetaan representasional, anak-anak mulai menghubungkan
satu aspek dari diri mereka dengan yang lain. Namun, hubungan logis
antara bagian-bagian citra dirinya masih diekspresikan dengan cukup
positif dan hitam putih.
c. Tahap sistem representasional terjadi pada usia sekolah, ketika anak
mulai mengintegrasikan karakteristik khusus mereka ke dalam konsep
umum dan multidimensi. Deskripsi diri hitam putih berkurang dan
deskripsi diri menjadi lebih seimbang.
Donald B Helmis dan Jeffrey S Turner (1981:28) memberikan urutan
perkembangan individu yang lengkap, yaitu Masa janin atau sebelum lahir
dari pembuahan sampai lahir, bayi 0-2 tahun, anak 2-4 tahun, balita -5/6
tahun, anak 6-12 tahun, remaja 12-19 tahun, dewasa muda 19- 30 tahun,
Dewasa berusia 30 hingga 65 tahun dan pensiunan berusia 65 tahun ke
atas.
Dasar-Dasar Pendidikan
tidak memahami psikologi anak, mereka mungkin kesulitan memahami
kebutuhan dan peluang anak secara keseluruhan.
b. Ketidakmampuan menyesuaikan gaya mengajar
Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda, sehingga guru
perlu memahami psikologi anak agar dapat menyesuaikan gaya
mengajarnya dengan kebutuhan individual anak.
c. Perilaku Disiplin yang Tidak Efektif
Ketika pendidik tidak memahami psikologi anak, mereka
mungkin menerapkan strategi pendisiplinan yang tidak efektif atau
bahkan berbahaya bagi anak, seperti hukuman fisik atau merendahkan
anak.
d. Kurangnya perawatan psikiatris untuk anak
Pendidikan yang efektif tidak hanya berfokus pada peningkatan
kinerja sekolah, tetapi juga pada kesehatan mental anak. Jika pendidik
tidak memahami psikologi anak, mereka mungkin tidak cukup
memperhatikan kesehatan mental anak.
e. Ketidaktahuan berisiko masalah perilaku dan emosional
Anak-anak sering menghadapi masalah perilaku dan emosional
selama masa pertumbuhan mereka. Jika guru tidak memahami psikologi
anak, mereka mungkin tidak mengenali tanda-tanda masalah ini atau
mungkin tidak dapat memberikan bantuan yang memadai kepada anak.
f. Defisit pendidikan adil
Pendidikan yang setara berarti memberikan semua anak
kesempatan yang sama. Jika pendidik tidak memahami psikologi anak,
mereka mungkin tidak memahami kekurangan dalam pendidikan yang
diberikan kepada anak yang berbeda.
Dasar-Dasar Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Zaini Fasya, M.PdI
Dasar-Dasar Pendidikan
keseluruhan, menyesuaikan gaya mengajar mereka, memperhatikan
kesehatan mental anak dan memastikan pendidikan adil dan inklusif.
F. Strategi Para Pendidik Untuk Memperbaiki Pendidikan Anak
Dengan Memperhatikan Faktor-Faktor Psikologis.
Pendidikan adalah hal yang penting dalam kehidupan setiap
individu. Melalui pendidikan, seseorang dapat memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menghadapi berbagai
tantangan dalam kehidupan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
memastikan bahwa pendidikan yang diterima oleh anak-anak kita adalah
berkualitas dan efektif.
Faktor psikologi sangat mempengaruhi kualitas pendidikan yang
diterima oleh anak-anak. Setiap individu memiliki karakteristik dan
kebutuhan yang berbeda-beda, dan ini dapat mempengaruhi cara mereka
belajar dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,
penting bagi guru dan orang tua untuk memahami faktor psikologi yang
mempengaruhi pembelajaran dan memilih strategi pembelajaran yang
tepat untuk setiap anak. Beberapa strategi pembelajaran yang dapat
diterapkan dengan memperhatikan faktor psikologi antara lain:
1. Memahami kebutuhan dan gaya belajar siswa
Setiap siswa memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang
berbeda. Ada yang lebih mudah memahami materi dengan
membaca teks, ada juga yang lebih mudah memahami materi
dengan mendengarkan penjelasan guru, atau dengan cara
memvisualisasikan materi dalam bentuk gambar atau diagram.
Oleh karena itu, sebagai seorang guru, penting untuk memahami
gaya belajar siswa. Dengan mengetahui preferensi belajar siswa,
guru dapat menyesuaikan metode pengajaran yang sesuai.
Dasar-Dasar Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Zaini Fasya, M.PdI
2Santrock, J.W. Educational Psychology. (New York: McGraw Hill, 2011). 268-
271
Dasar-Dasar Pendidikan
siswa dan memberikan dorongan untuk memperbaiki kinerja
mereka. Dengan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman
dan kondusif, siswa dapat merasa lebih aman dan nyaman untuk
belajar dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Memberikan penguatan positif dan umpan balik konstruktif
Seperti orang tua dan pengasuh, guru juga perlu
memberikan penguatan positif dan umpan balik konstruktif atas
perilaku dan prestasi siswa. Hal ini akan membantu siswa merasa
dihargai dan termotivasi untuk terus belajar.
Menurut Sardiman (2011), umpan balik adalah suatu cara
untuk memberikan informasi mengenai prestasi siswa kepada
siswa itu sendiri, sehingga siswa dapat mengetahui kelebihan dan
kekurangan mereka dan dapat memperbaiki prestasi belajar
mereka. Umpan balik yang diberikan secara tepat dapat
memotivasi siswa untuk belajar lebih baik dan mengembangkan
keterampilan mereka. Dalam prakteknya, guru dapat memberikan
umpan balik kepada siswa secara rutin, baik secara lisan maupun
tertulis, serta memastikan umpan balik yang diberikan mengarah
pada perbaikan kinerja siswa.3
Penguatan positif dan umpan balik konstruktif dapat
membantu meningkatkan motivasi dan kualitas belajar siswa.
Penguatan positif dapat diberikan ketika siswa mencapai tujuan
tertentu, seperti memberikan pujian atau hadiah. Selain itu, umpan
balik konstruktif juga penting untuk membantu siswa
memperbaiki kinerja mereka dan meningkatkan kualitas
Dasar-Dasar Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Zaini Fasya, M.PdI
4 Wong, H. K., & Wong, R. T. The first days of school: How to be an effective
teacher (5th ed.). (California: Harry K. Wong Publications, Inc., 2018)
Dasar-Dasar Pendidikan
Pendekatan pembelajaran yang kolaboratif dan partisipatif
dapat memperkuat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran
dan meningkatkan keterampilan sosial mereka.5 Beberapa teknik
pendekatan pembelajaran yang kolaboratif dan partisipatif adalah
diskusi kelompok, proyek kolaboratif, serta teknologi dan media
yang memfasilitasi keterlibatan siswa.6
G. Simpulan
Psikologi anak dalam pendidikan mempelajari bagaimana anak
belajar, tumbuh, dan berkembang secara psikologis. Pendidikan harus
memperhatikan perbedaan individual, perkembangan fisik, sosial, dan
emosional anak untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
Orangtua dan guru harus memahami prinsip-prinsip dasar psikologi anak
agar dapat memotivasi, memandu, dan membimbing anak dengan tepat.
Komunikasi yang baik, penghargaan, dan dorongan untuk mandiri akan
membantu anak mencapai potensi penuh mereka. Mengenali dan
memahami kebutuhan psikologis anak akan memperkuat ikatan antara
Dasar-Dasar Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Zaini Fasya, M.PdI
anak, keluarga, dan guru, dan menciptakan fondasi yang kokoh bagi masa
depan mereka.
Dasar-Dasar Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Muhibbinsyah. (2001) Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
J, Santrock. (2011) Educational Psychology. New York: McGraw Hill
A, Sardiman. (2011) Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Wong, H. K., et . The first days of school: How to be an effective teacher (5th
ed.). California: Harry K. Wong Publications, Inc.
Johnson, D. W., al.. “Cooperative learning: Improving university instruction by
basing practice on validated theory”. Journal on excellence in college
teaching, (2014)
Jonassen, D. H., & Land, S. M. (Eds.) (2012). Theoretical foundations of learning
environments. New York: Routledge
Dasar-Dasar Pendidikan