Anda di halaman 1dari 14

LANDASAN PSIKOLOGIS DALAM PROSES BELAJAR

Rahmaini

Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)


Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Medan

e-mail: rahmaini@uinsu.ac.id

Abstract: The true psychological foundation becomes important in terms of the


learning process. Internally, humans as study subjects have varied charac-
teristics and learning speeds. Psychological theories examine the phenomenon,
which is human and learning in the learning process becomes a psychological
phenomenon. Theories of behaviorism, cognitivism, constructivism and
humanism that provide different information for the learning process.
Keyword: Psychology, Learning, Behaviorism, Cognitivism and Constructivism.
Abstrak: Landasan psikologis mutlak menjadi hal yang mendasar dalam hal
proses mengembangkan belajar. Secara internal, manusia sebagai subjek belajar
memiliki karakter dan kecepatan belajar yang bervariasi. Teori-teori psikologi
menelaah fenomena tersebut, sehingga gambaran psikologi manusia dan
kaitannya pada proses belajar menjadi pilar kajian psikologi. Teori beha-
viorisme, kognitivisme, konstruktivisme dan humanisme memberikan pan-
dangan yang berbeda terkait prilaku dan kebutuhan manusia dan kaitannya
kepada proses belajar.
Kata Kunci: Psikologi, Belajar, Behaviorisme, Kognitivisme dan
Konstruktivisme.

PENDAHULUAN perkembangan. Belajar selalu berkenaan


Kajian tentang belajar sampai saat dengan perubahan-perubahan pada diri
ini masih terus berkembang. Perkem- orang yang belajar yang selalu terkait
bangan tersebut mengarah dinamis untuk dengan belajar adalah pengalaman, penga-
mencipatakan proses belajar yang ber- laman yang berbentuk interaksi dengan
makna. Kedinamisan perkembangan pro- orang lain atau lingkungannya.
ses belajar dengan segala yang mengitari- Belajar adalah perubahan tingkah
nya, sangat terkait dengan subjek dalam laku yang relatif menetap sebagai hasil
proses belajar tersebut. Manusia sebagai dari pengalaman. Makna ini sangat erat
subjek belajar adalah individu yang kaitannya dengan aspek kepribadian
dinamis dengan berbagai karakteristik, individu. Perubahan tersebut dapat ber-
akselerasi perkembangan yang bervariasi, kenaan dengan penguasaan dan penam-
dan melesatnya kemampuan fikir manusia bahan pengetahuan, kecakapan, sikap,
yang turut mengubah warna proses nilai, motivasi, kebiasaan, minat, apresiasi
belajar itu sendiri. dan sebagainya. 1
Sesuai dengan pengertian belajar, Jelas bahwa subjek belajar adalah
sejatinya, segala bentuk perkembangan manusia yang memiliki dimensi akan
yang dirasakan oleh manusia sangat hidup yang kompleks. Perpaduan fisik,
didasari dari proses belajar. Bagaimana-
pun bentuk dan proses belajar yang dilalui 1 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan

seseorang akan berkontribusi besar dalam Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm. 154.
172
ITTIHAD, Vol. I, No.2, Juli – Desember 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

mental dan prilaku menjadi objek kajian positif dan aktif, sementara, bertujuan dan
para ahli termasuk didalmnya tentang terarah serta mencakup seluruh aspek
belajar. Begitupun pandangan ahli psi- tingkah laku.4
kologi terkait manusia dan belajar. Pan- Berdasarkan penjelasan di atas, jelas
dangan para ahli psikologi terkait dengan bahwa belajar merupakan perubahan
manusia dan konsep belajar serta segala yang menetap dan merupakan hasil dari
yang mengitarinya seiring perjalanan pengalama dan latihan sebagai interaksi
waktu sangat bervariasi dan menunjukkan dengan lingkungan.
ke arah perbaikan dan kompleksnya
pemaknaan belajar yang bermakna. Bila Faktor Faktor yang Mempengaruhi
kita telaah permasalahan belajar, seolah Belajar
kita masuk dalam suatu hutan ilmu Faktor-faktor yang memperngaruhi
pengetahuan. Setiap pohon dalam hutan belajar secara umum terbagi pada dua hal,
tersebut digambarkan sebagai pandangan yaitu faktor dari dalam diri anak dan
psikologis tentang belajar. Baik dari lahir- faktor yang berasal dari luar diri anak.
nya konsep behavior sampai kepada Faktor yang berasal dari diri anak meliputi
konsep humanis menunjukkan bergerakan intelegensi, bakat, minat dan perhatian,
yang dinamis terkait manusia dan belajar. kesehatan, dan cara belajar.5 Faktor yang
Maka dari itu, artikel ini akan membahas berasal dari dalam diri seorang pem-
teori-teori psikologi dan penerapannya belajar sangat dominan dalam perkem-
pada proses belajar yang dapat dijadikan bangan proses belajar, sehingga upaya
pegangan untuk mendesain pembelajaran untuk menjadikan faktor-faktor tersebut
yang efektif. tetap baik menjadi penting.
Intelegensi menjadi faktor utama
HAKIKAT BELAJAR kesiapan anak dalam menerima informasi,
Pengertian Belajar mengolah dan memanggil kembali infor-
Beragam pandangan tentang belajar, masi tersebut. modal dalam pemrosesan
namun semuanya sepakat bahwa konsep informasi inilah yang menjadi modal
belajar bermuara pada adanya perubahan utama dalam belajar. Begitu juga dengan
terhadap tingkah laku seseorang yang bakat, minat, perhatian, kesehatan dan
cenderung menetap.2 cara belajar seorang pembelajar juga
Selanjutnya, perubahan terhadap menjadi kunci penting berhasil tidaknya
tingkah laku seseorang tersebut merupa- proses belajar.
kan hasil dari pengalaman-pengalaman Selanjutnya, faktor-faktor yang ber-
berbentuk interaksi dengan orang lain asal dari diri seorang pembelajar terkait
atau dengan lingkungannya3, yang terjadi dengan belajar meliputi stimulasi belajar,
melalui hubungan rangsangan yang ber- mencakup panjangnya bahan pelajaran,
mula dari proses pengumpulan atau peng- kesulitan bahan pelajaran, berartinya
hafalan suatu fakta dalam bentuk infor- bahan pengajaran, berat ringannya tugas,
masi atau materi pelajaran baik dilaku- dan suasana lingkungan eksternal, metode
kan secara sadar, bersifat fungsional, belajar, mencakup kegiatan berlatih, resis-
tensi dalam belajar, pengenalan tentang
hasil-hasil belajar, bimbingan dalam
2 Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung:
belajar, dan kondisi-kondisi intensif serta
Remaja Rosda Karya, 2002), h. 82; lihat juga
Ahmad Mudzakir dan Joko, Psikologi Pendidikan,
(Jakarta: Pustaka Setia, 2001), h. 34; Mulyono 4 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang
Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 82. hlm. 3-4.
3 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan... 5 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta:

hlm. 155. Rineka Cipta, 2001), hlm. 4.


Rahmaini |173
ITTIHAD, Vol. I, No.2, Juli – Desember 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

faktor individual, mencakup usia krono- capai harus ditetapkan terlebih dahulu,
logis, perbedaan jenis kelamin, pengala- sehingga desain kelas dan lingkungan
mannya sebelumnya, kapasitas mental, belajar akan menyesuaikannya. Maka dari
kondisi kesehatan jasmani, kondisi kese- itu, penerapan behavior dalam belajar
hatan rohani, dan motivasi.6 harus dimulai dari perumusan rumusan
Dari berbagai penjabaran tentang belajar terlebih dahulu.9
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Selanjutnya, setelah tujuan pem-
dapat dikelompokan menjadi dua yaitu belajaran telah ditentukan maka prosedur
faktor internal dan faktor eksternal. pembelajaran yang berisikan berbagai
Faktor internal merupakan faktor yang bentuk intervensi agar tercapai tujuan
timbul dari dalam diri anak didik tersebut akan segera didesain. Penerapan prosedur
sedangkan faktor eksternal faktor yang yang bermuara pada perubahan tingkah
disebabkan oleh stimulus eksternal ter- laku akan disesuaikan tujuan yang telah
hadap anak didik sehingga anak didik ditetapkan. Strategi pembelajaran, alat
tersebut terpengaruh atau terkondisikan pembelajaran dan seluruh lemen pem-
oleh faktor eksternal tersebut. belajaran ditetapkan sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan dan anak hanya
LANDASAN PSIKOLOGIS DAN PENE- mengikuti tanpa diharapkan memberikan
RAPAN TERHADAP BELAJAR masukan terkait lingkungan dan atmosfer
Teori Behaviorisme pembelajaran. Karena itu, peran guru
Behaviorisme meyakini bahwa ling- sangat dominan dalam teori behavior;
kungan sangat berpengaruh pada pem- dimana guru menjadi desainer utama
bentukan perilaku. Dari itu, pengkondisian tercapainya tujuan belajar dan anak hanya
lingkungan menjadi prasyarat untuk mem- pasif.
bentuk sebuah perilaku yang telah di- Selanjutnya, behavior menggunakan
tetapkan. Behavior meyakini bahwa ling- konsep reinforcement dengan tujuan agar
kunganlah yang memberikan efek mutlak perilaku yang menjadi tujuan pem-
terhadap perkembangan peri-laku sese- belajaran dapat menetap lebih lama. Peng-
orang sehingga lebih menyampingkan kondisian pembelajaran yang ditetapkan
peran proses mental dalam berperilaku.7 oleh Skinner secara sederhana kita fahami
Salah seorang tokoh behavior yang adalah bahwa pembelajaran tersebut
membawa konsep behavior dalam pendi- harus mengaitkan pada stimulus, situasi
dikan adalah Skinner. Pengkondisian pem- dan peristiwa sebagai aspek lingkungan
belajaran dengan segala elemen yang yang menjadi dasar pada pelaksanaan
mempengaruhinya akan berdampak signi- teori behaviorisme dalam pendidikan,
fikan terhadap perubahan prilaku sese- serta evaluasi terhadap pembelajaran.
orang dalam belajar sehingga hasil belajar Berdasarkan penjelasan di atas, se-
dapat terukur. Aplikasi behavior dalam tidaknya ada empat hal utama yang wajib
pembelajaran terlihat dari desain kelas ada dalam proses pembelajaran berbasis
dan lingkungan belajar.8 Dalam praktik- behavior: 1) menetapkan tujuan per-
nya, perubahan perilaku yang ingin di- ubahan prilaku, 2) menetapkan prosedur
perubahan tingkah laku, 3) menetapkan
6 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar... hlm. 4. reinforcement yang sesuai, dan 4) melaku-
7 Dale H Schunk, Learning Theories; An kan evaluasi dan revisi.
Educational Perspektif, New York: Pearson
education, Inc, Terjemahan Eva Hamdiah dan
Rahmat Fajar (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h.
156. 9Ahmad Syukri Sitorus, Aplikasi Beha-
8 Margaret E. Gredler, Learning and Instruc- viorisme dalam Pembelajaran Anak Untuk Men-
tion: Teori dan Aplikasi (Jakarta: Kencana, 2011), ciptakan Generasi Berkarakter; Nizhamiyah Vol. VI
hlm. 139. No. 2, 2016, hlm. 60.
174 | Landasan Psikologis Dalam Proses Belajar
ITTIHAD, Vol. I, No.2, Juli – Desember 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat


pada peta konsep berikut:

Rahmaini |175
ITTIHAD, Vol. I, No.2, Juli – Desember 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Tahapa
Pendekatan psikologi yang n 1. Menetapkan tujuan perubahan
HAKIKAT PENERAPAN
berkeyakinan bahwa anak prilaku
DALAM
dapat dibentuk sesuai dengan 2. Menetapkan reinforcement
BELAJAR
apa yang diinginkan oleh orang yang sesuai
yang membentuknya. 3. Menetapkan prosedur
perubahan tingkah laku
4. Melaksanakan prosedur yang
telah ditetapkan dan mencatat
hasil penerapan prosedur
5. Melakukan evaluasi dan
BEHAVIORISME revisi
DAN
BELAJAR
Guru
1. Generalisasi
Pavlov 2. Diskriminasi
3. Extinction
KLASIFIKA
SI Pencipta Kondisi
1. Adjustment Behavior
Watso 2. Mal-adjustment Behavior

Classical
Conditioning
1. Law of Effect
2. Law of Exercise
Thorndike 3. Law of Readiness

1. Reinforcement
Operant Skinner 2. Punishment
Conditioning

176 | Landasan Psikologis Dalam Proses Belajar


ITTIHAD, Vol. I, No.2, Juli – Desember 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Teori Kognitivisme hal tersebut tergambar nyata dalam


Kognitivisme merupakan teori yang kegiatan pembelajaran yang harus sesuai
sangat berbeda dengan behaviorisme. dengan perkembangan berfikir. Proses
Kognitivisme memberikan perhatian berfikir yang dimulai dari hal yang runtut
besar terhadap kemampuan berfikir menjadi warna dalam proses pem-
manusia sebagai modal awal dalam belajaran yang runtut pula agar struktur
belajar, dan inilah yang tidak menjadi berfikir dapat berjalan dengan baik.
perhatian teori behavior. Kognitivisme Selanjutnya, dari sisi prosedur pem-
meyakini bahwa belajar adalah hasil dari belajaran, materi pembelajaran dimulai
usaha individu dalam memaknai dari pengetahuan yang dimiliki oleh siswa
pengalaman-pengalamannya yang ber- sehingga kelanjutan pembelajaran dapat
kaitan dengan dunia di sekitarnya. lebih terkontrol. teori kognitif mengede-
Oleh sebab itu, belajar adalah proses pankan konsep pemecahan masalah agar
yang melibatkan individu secara aktif. lebih mengoptimalkan fungsi otak. Otak
Untuk melakukan hal tersebut, maka akan bekerja dengan baik bila pem-
seluruh kemampuan mental digunakan belajaran lebih menekankan pada kegi-
secara optimal. Hal ini tercermin pada atan pemecahan masalah.
cara berpikir yang digunakan individu Selanjutnya untuk mendukung kegi-
dalam menghadapi situasi tertentu, selan- atan pemecahan masalah, maka materi
jutnya harapan-harapan yang dirasakan pelajaran disajikan sesuai dengan konteks
oleh individu yang bersangkutan mem- yang relevan. Hal ini akan berkontribusi
pengaruhi cara ia belajar. Apa yang pada peningkatan kualitas pemehaman
dipelajari individu sangat tergantung pada anak. Relevansi materi dengan konteks
apa yang telah diketahuinya. Dengan akan melejitkan kualitas berfikir anak
demikian, pengetahuan yang ada dalam yang bermuara pada kemampuannya
schemata atau struktur pengetahuan yang dalam mengembangkan konsep baru,
tersimpan di dalam memori menjadi dasar inilah yang harus dipacu oleh guru.
untuk mempelajari pengetahuan baru.10 Terkait dengan posisi reinforcement,
Teori kognitif menekankan peranan tampak bahwa antara kognitivisme dan
struktur ingatan dan pengetahuan teradap behaviorisme meyakini bahwa reinfor-
proses penerimaan, pemrosesan penyim- cement atau penguatan merupakan hal
panan, pemanggilan kembali informasi, yang penting dalam belajar, akan tetapi,
atau tidak dapat memanggil kembali dari dalam penerapannya berbeda. Behavioris-
pusat memori atau lupa, selanjutnya men- me menggunakan reinforcement sebagai
jelaskan proses pengelolaan informasi. faktor penguat sedangkan kognitivisme
Dengan demikian, bagi kognitivisme bela- menggunakannya sebagai umpan balik.
jar bukan sekedar menjelaskan kegiatan Berdasarkan penjelasan di atas,
yang berkaitan dengan latihan dan setidaknya ada lima hal utama yang wajib
penguatan seperti yang disinggung pada ada dalam proses pembelajaran berbasis
teori behaviorisme. kognitivisme: 1) materi pelajaran disusun
Perhatian yang sangat besar ter- dalam urutan yang logis, 2) materi
hadap struktur ingatan dan pengetahuan, pelajaran dikaitkan dengan pengetahuan
maka teori kognitif erat dengan kegiatan yang telah dimiliki anak, 3) reinforcement
pemrosesan informasi. Sehingga, kegiatan sebagai umpan balik, 4) materi pelajaran
pembelajaran sangat memperhatikan pro- disajikan secara kontekstual yang relevan,
ses dan kegiatan struktur otak. Implikasi dan 5) memberikan kesempatan bagi anak
untuk mengembangakan konsep baru
10 Martini Jamaris, Orientasi Baru dalam yang didapatkannya. Untuk lebih jelasnya
Psikologi Pendidikan (Jakarta: Penamas Murni, dapat dilihat pada peta konsep berikut:
2010), hlm. 155.
Rahmaini |177
ITTIHAD, Vol. I, No.2, Juli – Desember 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Proses Aktif Dan Konstruktif


Yang Melibatkan Asimilasi, Akomodasi,
Kemampuan Kognitif Dari Equilibrium
Belajar merupakan Pemrosesan
PENDEKATAN Kemampuan Awal Sampai Prinsip
proses penerimaan Pengertian Informasi
Tinggi
informasi
Empirik, Matematika,
Jenis Sosial

PIAGET
Pengerti Lingkungan, Interaksi,
1. Penerimaan
Metakog HAKIKA Penerapan Strategi
Informaasi nisis T pada
2. Pengiriman
informasi
3. Pengolahan dan Konsep dan
penyimpanan Proses Pemecahan Kategorisasi
informasi Masalah BRUNE
4. Transformasi KOGNITIVISME DAN
dan
pemanggilan
Tahapan BELAJAR Sistem
kembali berfikir Enactive, Econic,
Symbolic
Pengerti
Penerapan
Tahapan PANDANGAN AHLI pada Disovery Learning,
Kemampuan Intuitive Thinking
1. Pendefenisia
kognitif dalam
memandu n tugas
mempelajari 2. Penentuan
VYGOTSK Tahapan
tugas tujuan dan Derivative, Correlative,
Kemampuan 1. Penyajian Y Kognitif
kompleks, perencanaan AUSEBEL obliterative
kognitif dalam masalah
memantau 3. Melakukan 2. Menentukan
memandu
kemajuan dan taktik dan tujuan dan 1. Alamiah
mempelajari subtujuan
manipulasi strategi 2. Perbandingan
Penerapan pada
tugas 3. Analisis phylogenetic
studi kompleks, means-ends
belajar
3. Sosio-cultural Meaningful Reception
memantau 4. Interakai Sosial Learning, Advance
5. ZPD Organizers
kemajuan dan
manipulasi

178 | Landasan Psikologis Dalam Proses Belajar


ITTIHAD, Vol. I, No.2, Juli – Desember 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Teori Konstruktivisme Keberadaan guru sebagai fasilitator


Sejatinya, konstruktivisme merupa- pembelajaran merupakan keharusan bagi
kan perpaduan antara behaviorisme dan pembelajran dalam konstruktivisme. Guru
kognitivisme. Konstruktivisme meyakini tidak lagi memposisikan dirinya sebagai
bahwa manusia memiliki potensi yang sumber belajar utama dalam kelas,
kompleks untuk mengembangkan sesuatu melainkan guru harus mampu menyedia-
apa yang ingin dikembangkan berdasar- kan, mendesain pembelajaran yang dapat
kan pengalaman yang telah dimilikinya. menumbuhkan keaktifan anak. Interaksi
Berarti, peran lingkungan yang menum- anak terhadap lingkungan dengan segala
buhkan pengalaman berperan dalam teori hal yang mengitarinya akan menjadi
konstruktivisme namun bukan berarti stimulus utama bagi anak anak untuk
mengenyampingkan peran otak, sebab membangun pengetahuannya selain dari
pengetahuan akan berkembang dalam konsep-konsep yang sudah dimilikinya.
struktur pikir. Berdasarkan penjelasan di atas,
Pemahaman terhadap konstruk- setidaknya ada tiga hal utama yang wajib
tivisme akan memberikan warna ter- ada dalam proses pembelajaran berbasis
sendiri terhadap perilaku dan aktivitas kognitivisme, yaitu 1) pembelajaran ber-
khususnya dalam konteks pembelajaran basis praktik langsung, 2) menggunakan
anak usia dini. Jika memahami berbagai metode pembeajaran aktif, dan 3) guru
perspektif konstruktivisme seperti yang sebagai fasilitator.
disampaikan di atas, seolah akan melihat Untuk lebih mendekatkan pama-
dua hal yang memberikan konstribusi bagi haman, dapat dilihat pada peta konsep di
konstruktivisme. Hal tersebut adalah bawah ini:
pengetahuan dan pengalaman. Artinya
dalam membangun pengetahuan anak
haruslah memiliki perbendaharaan pema-
haman akan suatu hal tertentu dan akan
bermakna jika didukung oleh pengalaman
anak.11
Prosedur pembelajaran lebih meng-
arahkan kepada pembelajaran ber-basis
praktik langsung. Hal ini lebih mengarah
pada proses mengajak anak untuk berfikir
dengan menganalisis berbagai fenomena
yang disaksikannya. Maka dari itu,
diharapkan guru menerapkan metode
pembeajaran aktif sehingga anak dapat
melakukan eksplorasi lebih luas.
Selanjutnya, guru berperan sebagai
fasilitator dan pembimbing belajar peserta
didik yang mengarahkan anak untuk dapat
lebih mengeksplorasi lingkungan secara
komprehensif.

11 Ahmad Syukri Sitorus, Optimalisasi


Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia
Dini (Studi Teoretik Konstruktivisme di Taman
Kanak-Kanak); Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia
Dini, (Medan: Perdana Publishing, 2016). Hlm 45.
Rahmaini |179
ITTIHAD, Vol. I, No.2, Juli – Desember 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Prinsip
Pendekatan psikologi yang 1. Belajar berawal dari isu-isu
HAKIKAT PENERAPAN berbasis kegiatan anak
berkeyakinan bahwa anak dapat
membangun pemahaman dan
DALAM 2. Proses belajar yang
pengetahuannya sendiri tentang BELAJAR komprehensif
dunia di sekitarnya melalui 3. Pemahaman akan mental anak
berbagai pengalamannya. 4. Interdisiplin
5. Assesmen bagian dari proses
belajar
6. Kurikulum aktual
7. menghindari penilaian pada tes
terstandar
KONSTRUTIVISME 8. open-ended question
DAN
BELAJAR
Karakterist 1. ZPD
ik 2. Scaffolding
3. Memperhatikan keterampilan
1. Inquiry dan discovery yang belum dikuasai, tidak
Bruner 2. Metode diskusi dapat dikuasai, mungkin
KLASIFIKA 3. Kompleks dikuasai dan dapat dikuasai.
SI Sederhana 4. Pendekatan lingkungan secara
nyata

Peran
Konstruktivisme Guru Fasilitator
Kognitif 1. Asimilasi
2. Akomodasi
4. Equilibrium
Piaget
Mediator

Vygots 1. ZPD
Konstruktivisme ky 2. Scaffolding Motivator
Sosial 3. Bahasa

180 | Landasan Psikologis Dalam Proses Belajar


ITTIHAD, Vol. I, No.2, Juli – Desember 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Teori Humanisme nya. Melalui eksperimen ini ia menemu-


Aliran humanisme dalam pendidikan kan bahwa kebutuhan memiliki hirarki
merupakan aplikasi dari paham kemanu- atau jenjang dan jenjang sebelumnya
siaan yang sangat peduli tentang keter- menjadi pijakan untuk mencapai jenjang
kaitan perkembangan manusia yang berikutnya. Misalnya, apabila seorang
manusiawi dalam pendidikan. Dasar individu dalam waktu yang bersamaan
pendidikan berbasis kemanusiaan di- merasa lapar dan haus maka ia akan
pengaruhi oleh aliran humanisme dalam memnuhi rasa hausnya dulu baru me-
psikologi yang berkembang sejak tahun menuhi rasa laparnya.
1950-an. Aliran psikologi ini timbul Dengan demikian dapat disimpulkan
sebagai reaksi dari kelemahan-kelemahan bahwa rasa haus merupakan kebutuhan
yang ditemukan dalam aliran beha- hidup yang lebih kuat daripada rasa lapar.
vioristik dan psikoanalisis.12 Lebih detail lagi Maslow menyusun kebu-
Pendekatan pendidikan berbasis tuhan hidup kedalam lima lapisan hirarki.
humanisme merupakan pendekatan yang Yang dimulai dari 1) kebutuhan fisiologis,
dibangun berdasarkan teori psikologi 2) kebutuhan rasa aman, 3) kebutuhan
humanismen yang memberikan pene- untuk dicintai dan mencintai, 4) kebu-
kanan pada engembagan individu sebagai tuhan untuk dihargai dan 5) kebutuhan
manusia.teori ini berkembangan dengan aktualisasi diri.13
pesat sehingga melampaui perkembangan
teori psikoanalisis dan teori behaviorisme. Carl Roger
Tokoh dalam teori ini adalah Maslow Roger merupakan salah seorang
dan Roger. Masing-masiing mereka mem- tokoh humanisme yang memandang
berikan penekanan tersendiri terkait manusia sebagai arsitek yang tangguh
dengan teori humanisme. Berikut akan di- dalam membangun dirinya sendiri. Ber-
jelaskan pandangan mereka tentang teori dasarkan pengalamannya sebagai seorang
humanisme: terapis, Roger memandang bahwa pusat
kepribadian alah diri atau self. Oleh sebab
Abraham Maslow itu, seseorang perlu menggali dirinya
Abraham Maslow adalah tokoh sendiri agar dapat mengetahui siapa
pengembang teori humanisme melalui sebenarnya dirinya. Hal tersebut akan
teori hirarki kebutuhan manusia yang membuat menerima dirinya sebagaimana
memberikan pemehaman secara kompre- adanya.
hensif tentang self esteem, yaitu rasa per- Menurut Roger, pengetahuan ten-
caya terhadap diri sendiri dan kemam- tang diri sendiri dan penghargaan ter-
puan untuk menghargai diri sendiri dan hadap diri sendiri dibentuk melalui ber-
cara-cara yang dapat dilakukan dalam bagai pengalaman manusia dalam ber-
meninghkatkan self esteem tersebut. interaksi dengan lingkungannya sejak usia
Maslow adalah seorang humanis yang dini. Dalam melakukan terapi, Roger
memfokuskan perhatiannya kepada kebu- melakukannya melalui tiga dimensi, 1)
tuhan manusia. Menurut Maslow kebu- Acceptence, 2) Empatic Understanding, 3)
tuhan manusia merupakan kebuatuahan Congruence.14
yang berjenjang dan saling mempengaruhi Untuk lebih mendekatkan pama-
dalam rangka aktualisasi diri manusia. haman, dapat dilihat pada peta konsep di
Maslow melakukan penelitiannya bawah ini:
tentang hirarki kebutuhan dengan meng-
gunakan kera sebagai objek eksperimen-
13 Ibid, hlm. 227.
12 Martini Jamaris, Orientasi..., hlm. 225. 14 Ibid, hlm. 231.
Rahmaini |181
ITTIHAD, Vol. I, No.2, Juli – Desember 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Tahapa
n 1. Mengembangkan perasaan
Pendekatan psikologi HAKIKAT PENERAPAN positif terhadap dirinya sendiri
yang memberikan DALAM
penekanan pada
yang diarahkan pada
BELAJAR pengembangan kepribadian
pengembangan
individu sebagai yang positif
manusia 2. Pengembangan perasaan positif
terhadap orang lain yang
diarahkan untuk mengahargai
orang lain
3. Penyediaan sarana dan
prasarana belajar yang dapat
memenuhi kebutuhan siswa

HUMANISME DAN
BELAJAR

Guru

TOKOH
Maslow Sebagai teladan
dan penanam nilai

Roger

182 | Landasan Psikologis Dalam Proses Belajar


ITTIHAD, Vol. I, No.2, Juli – Desember 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

PENUTUP langkah strategis yang perlu diambil


Belajar merupakan kegiatan aktif untuk memaksimalkan pembelajaran.
yang berorientasi pada perubahan yang Setiap teori memiliki kekuatan dan
sifatnya menetap pada diri seorang kelemahan dalam melihat dan merangkai
peserta didik sebagai hasil dari penga- suatu pembelajaran. Sikap bijak dan
laman. Setiap anak memiliki karakteristik cerdas dari pendidik dalam mengadopsi
dan gaya belajar yang berbeda-beda, maka atau memodifikasi teori dalam rangka
dari itu, pemahaman seorang guru dalam mewarnai pembelajaran menjadi suatu
mendesain suatu pembelajaran menjadi keharusan. Seluruh teori belajar yang
sebuah keniscayaan. Teori-teori belajar disajikan dapat digunakan untuk men-
secara umum berisiskan empat teori yaitu didik manusia yang manusiawi yang
teori behaviorisme, teori kognitivisme, beriman dan bertaqwa, bermoral, cerdas
teori konstruktivisme dan teori humanis- dan menjunjung tinggi kesadaran dan
me yang memberi warna tentang bagai- wawasan berbangsa dan bernegara.
mana perkembangan belajar anak dan apa

Rahmaini |183
ITTIHAD, Vol. I, No.2, Juli – Desember 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta,
2003.
Ahmadi, Abu, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
Gredler, Margaret E, Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi, Jakarta: Kencana, 2011.
Jamaris, Martini, Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan, Jakarta: Penamas Murni, 2010.
Mudzakir, Ahmad dan Joko, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pustaka Setia, 2001.
Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002.
Schunk, Dale H, Learning Theories; An Educational Perspektif, New York: Pearson
education, Inc, Terjemahan Eva Hamdiah dan Rahmat Fajar, Jakarta: Pustaka Pelajar,
2012.
Sitorus, Ahmad Syukri, Aplikasi Behaviorisme dalam Pembelajaran Anak Untuk Menciptakan
Generasi Berkarakter; Nizhamiyah Vol. VI No. 2, 2016.
___________________, Optimalisasi Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini (Studi
Teoretik Konstruktivisme di Taman Kanak-Kanak); Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia
Dini, Medan: Perdana Publishing, 2016.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007.

184 | Landasan Psikologis Dalam Proses Belajar

Anda mungkin juga menyukai