PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Oleh :
Reja Marjana
1705580
DAFTAR PUSTAKA
Irham, Muhammad & Wiyani, Novan Ardy. 2013. Psikologi Pendidikan : Teori dan
Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media Grup
Prawira, Purwa Atmaja. 2016. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Yogyakarta :
Ar-ruz Media Grup.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Prawira, Purwa Atmaja. 2016. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Yogyakarta :
Ar-ruz Media Grup.
Yusuf, Syamsul. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
4. Teori-teori belajar dan contoh aplikasinya.
Dalam buku “Teori Belajar dan Pembelajaran” (Bahrudin & Wahyuni, 2015)
secara garis besar teori-teori belajar terdiri dari behaviorisme, kognitif, konstruktivisme,
serta humanistik.
a. Behavioristik
Beberapa peneliti yang melakukan studi mengenai teori behaviorisrik
diantaranya : Ivan Pavlov, Edward Lee Throndike, Guthrie, Skinner, dan Hull. Dalam
behaviorisme setiap siswa lahir tanpa warisan/pembawaan apa-apa dari orang tuanya
dan belajar adalah kegiatan refleks-refleks jasmanai terhadap stimulus yang ada, serta
tidak ada hubungannya dengan bakat atau kecerdasan (Syah, 2000:115).
Teori Behavioristik mencakup teori-teori :
1) Kenksionisme
2) Pembiasaan Klasik
3) Pembiasaan Perilaku respons
Contoh aplikasinya dapat ditemui pada saat membiasakan suatu kebiasaan
pada anak dengan menerapkan sistem reward dan punishment. Maka, hal itu akan
lebih mudah diingat. Namun, banyak pertentangan mengenai teori ini karena terlalu
mengeneralisasikan perilaku manusia dengan hewan (yang mana pada awalnya
dijadikan objek pengamatan dalam teori behavioristik).
b. Kognitif
Menurut aliran kognitif, setiap siswa lahir dengan bakat dan kemampuan
mental yang menjadi basis kegiatan belajar (Syah, 2000:115). Hal ini dicontohkan
kepandaian seseorang berbeda yang satu denganyang lainnya karena masing-masing
telah membawa bakat/kemampuan bawaan.
Namun karena pertentangannya dengan teori behavioristik, teori ini juga
sering diperdebatkan. Karena bagaimana individu itu berkembang juga bergantung
banyak pada bagaimana proses pendidikan yang dijalani individu itu sendiri
c. Konstruktivisme
Dalam pendekatan konstruktivistik, individu harus secara aktif membangun
pengetahuan dan keterampilannya (Brunner dalam Baharudin & Wahyuni, 2015:163).
Konstruktivisme didasarkan perpaduan antara psikologi kognitif dan sosial.
Konstruktivisme memahami hakikat belajar sebagai kegiatan manusia
membangun atau menciptakan pengetahuan denga ncara mencoba memberi makna
pada pengetahuan sesuai dengan pengalamannya.
Dalam penerapannya, siswa harus dibiasakan memecahkan masalah,
menemukan sesuatu yang berguna dalam dirinya serta berfikir dengan ide-ide agar
pembelajarannya maksimal. Guru perlu memberikan ruang agar siswa dapat
berkembang dengan ide-ide mereka, disamping mengajar dengan cara yang membuat
informasi lebih bermakna.
d. Humanistik
Pendekatan humanistik pada mulanya muncul dari ketidak setujuan terhadap
behavioristik dan psikoanalisis dalam menjelaskan perilaku manusia. Baharudin &
Wahyuni dalam bukunya menyebut, “Aliran humanistik memandang bahwa belajar
bukan sekadar pengembangan kualitas kognitif sajamelainkan juga sebuah proses
yang terjadi dalam individu yang melibatkan seluruh domain yang ada.” (2015:196)
Domain yang dimaksud merupakan : kognitif, apektif, dan psikomotorik.
Sehingga humanistik pada dasarnya menekankan aspek perasaan, komunikasi yang
terbuka dan nilai-nilai yang dimiliki setiap siswa. Humanistik menganggap proses
belajar merupakan bagian dari pengembangan nilai-nilai kemanusiaan.
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin & Wahyuni, Esa Nur. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-
ruzz Media.
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda.
5. Strategi dan manfaat dalam memahami kecerdasan peserta didik.
Memahami kecerdasan peserta didik merupakan hal yang penting bagi seorang
guru. Kecerdasan peserta didik merupakan suaru hal yang variatif. Gardner dengan teori
multiple itelligence, memandang bahwa banyak cara untuk menjadi cerdas disebabkan
setiap orang memiliki dan mengembangkan berbagai macam cara untuk bertahan dan
mengembangkan hidup (Sugihartono dkk. dalam Irham & Wiyani, 2013:53).
Menurutnya setidaknya ada 8 bentuk kecerdasan, antara lain : Kecerdasan
linguistik, matematik-logik, spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan
naturalistik.
Perbedaan tingkat inteligensia bahkan dapat terjadi pada jenis kecerdasan yang
mereka miliki. Hal ini dapat diidentifikasi dengan melakukan beberapa tes. Oleh karena
itu, guru harus dapat menyesuaikan model dan metode pembelajaran untuk mengimbangi
kondisi siswa-siswanya (Irham & Wiyani, 2013 : 55) Hal ini berhubungan erat dengan
strategi pembelajaran yang dipilih. Strategi yang tepat berpengaruh besar dalam proses
belajar.
Strategi itu sendiri merupakan perencanaan, sejumlah langkah yang direkayasa
sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu (Syah, 2000:214). Strategi
mengajar mencakup juga metode mengajar, model pembelajara, media, dan lain
sebagainya.
Implementasi teori Multiple Intelligence, dapat dilakukan dengan peran pendidik
dalam menaruh perhatian terhadap perbedaan dia antara peserta didik dan mencoba
menggunakannya dalam pembelajaran dan pendidikan serta evaluasi yang lebih personal.
Dengan demikian, peserta didik tidak dianggap sebagai blok-blok yang sama atau bahkan
anonim (Ula, 2015:126).
DAFTAR PUSTAKA
Irham, Muhammad & Wiyani, Novan Ardy. 2013. Psikologi Pendidikan : Teori dan Aplikasi
dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media Grup
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda.