0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan5 halaman
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam konteks pendidikan formal. Ruang lingkupnya meliputi proses belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, pengukuran hasil belajar, dan pembentukan kepribadian siswa.
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam konteks pendidikan formal. Ruang lingkupnya meliputi proses belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, pengukuran hasil belajar, dan pembentukan kepribadian siswa.
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam konteks pendidikan formal. Ruang lingkupnya meliputi proses belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, pengukuran hasil belajar, dan pembentukan kepribadian siswa.
1.1 PENGERTIAN PSIKOLOGI (Nikmah Abidah Telaumbanua) Psikologi berasal dari kata bahasa yunani “Psychologi” yang merupakan gabungan “psyche” yang artinya adalah sebuah jiwa, dan “logos “ yang artinya adalah ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi, psikologi adalah ilmu yang membahas segala sesuatu tentang jiwa, baik gejalanya, proses terjadinya, maupun latar belakang kejadian tersebut. Ada banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian psikologi itu sendiri, diantaranya : a) Menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia (Jilid 13, 1990) Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia baik yang dapat di lihat secara langsung, ataupun yang tidak dapat dilihat secara langsung. b) Menurut Dakir, Psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubunganya dengan lingkungannya. c) Menurut Muhibbin Syah, Psikologi adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan, dan sebagainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, keyakinan, perasaan, dan sebagainya. Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik individu dan kelompok dalam hubungannya terhadap lingkungan yang berbentuk dua jenis yaitu tingkah laku terbuka dan tingkah laku tertutup.
1.2 PENGERTIAN PENDIDIKAN
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara. Menurut Prof. H. Mahmud Yunus dan Martinus Jan Langeveld mengatakan pendidikan adalah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita- citanya yang paling tinggi. Agar anak tesebut memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukannya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Selain dari itu Pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri dan bertanggung jawab dan pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan. Menurut H. Horne, Pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi (terwujud) dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia. Setiap negara maju tidak akan pernah terlepas dengan dunia pendidikan. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dapat memajukan dan mengharumkan negaranya. Menurut Heidjrachman dan Husnah (1997:77), Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuaan umum seseorang termasuk di dalam peningkatan penguasaan teori dan keterampilan, memutuskan dan mencari solusi atas persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan di dalam mencapai tujuannya, baik itu persoalan dalam dunia pendidikan ataupun kehidupan sehari-hari. Sedangkan, menurut Notoadmodjo (2003:77), Pendidikan formal dalam suatu organisasi merupakan suatu proses pengembangan kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diartikan bahwa pengertian pendidikan adalah usaha yang dilakukan penuh kesadaran dan terencana (bertahap) dalam meningkatkan potensi diri peserta didik dalam segala aspeknya menuju terbentuknya kepribadian dan akhlakh mulia dengan menggunakan media dan metode pembelajaran yang tepat guna melaksanakan tugas hidupnya sehingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Berdasarkan pengertian pendidikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses belajar mengembangkan potensi diri, menambah pengalaman kemampuan agar menjadi manusia yang berakal, berkarakter, bermoral, bermartabat serta menjadi manusia seutuhnya.
1.3 PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Secara akademis, Psikologi Pendidikan adalah studi tentang orang yang belajar, pembelajaran, dan pengajaran (Reynolds & Miller, 2003). Namun, bagi siswa yang merupakan atau berharap menjadi guru, psikologi pendidikan adalah sesuatu lebih dari itu. Psikologi pendidikan adalah akumulasi pengetahuan, kebijaksanaan, dan teori yang didasarkan pada pengalaman yang mestinya dimiliki setiap guru untuk memecahkan masalah pengajaran sehari‐hari dengan cerdas. Psikologi pendidikan tidak dapat memberitahukan kepada guru apa yang harus dilakukan, tetapi hal itu dapat memberi mereka prinsip untuk digunakan dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan bahasa untuk membahas pengalaman dan pemikiran mereka. Berikut ini terdapat beberapa pengertian psikologi pendidikan menurut para ahli, terdiri atas: 1. Menurut Whiterington Menurut Whiterington “1982”, pengertian psikologi pendidikan adalah suatu studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia. 2. Menurut Sumadi Suryabrata Menurut Sumadi Suryabrata “1984”, pengertian psikologi pendidikan adalah suatu pengetahuan psikologi tentang anak didik dalam situasi pendidikan. 3. Menurut Elliot Dkk Menurut Elliot dkk “1999”, pengertian psikologi pendidikan adalah penerapan teori-teori psikologi untuk mempelajari perkembangan, belajar, motivasi, pengajaran dan permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan. Berdasarkan beberapa defenisi diatas, kami menyimpulkan bahwa Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam tatanan pendidikan yang teratur atau intervensi untuk pembelajaran yang efektif. Dengan kata lain, Psikologi Pendidikan adalah sebuah disiplin ilmu yang menggunakan konsep atau prinsip-prinsisp psikologis dalam memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan.
1.4 RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN (Ridha Lashtree Putri)
Mengingat bahwa Psikologi Pendidikan merupakan ilmu yang memusatkan dirinya pada penemuan dan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik-teknik psikologi kedalam pendidikan, maka ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan. Menurut Sumadi Suryobroto (1987), ruang lingkup ilmu psikologi pendidikan dapat meliputi beberapa hal, antara lain adalah: 1. Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan, 8. Pengukuran pendidikan mulai dari pengertian ruang lingkup, sejarah 9. Hukum dan teori belajar psikologi pendidikan, dan tujuan untuk 10. Transfer belajar mempelajari ilmu tersebut. 11. Aspek praktis pengukuran pendidikan 2. Pembawaan 12. Kesehatan mental 3. Lingkungan fisik dan psikologis 13. Ilmu statistik dasar 4. Proses-proses tingkah laku 14. Pendidikan pembentukan watak atau 5. Perkembangan siswa kepribadian 6. Hakikat dan ruang lingkup belajar 15. Kurikulukum pendidikan sekolah dasar 7. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi 16. Kurikulum pendidikan sekolah menengah belajar Ke enam belas pokok bahasan tersebut dikupas oleh hampir semua ahli. Walaupun proporsi yang diberikan dalam pengupasan itu tidak sama. Psikologi pendidikan dikembangkan dalam rangka tadisi Amerika Serikat. Sejak psikolog pendidikan lahir pada awal abad ini, diperdebatkan dalam kalangan pakar-pakarnya apa sebenarnya sifat dari psikologi pendidikan itu. ada yang berpendapat bahwa psikologi pendidikan ini (educational psychology) hanya menerapkan pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh dari ilmu Psikologi terhadap situasi mengajar dan belajar disekolah, adapula yang memandangnya sebagai cabang Ilmu Psikologi yang mandiri, yang mengembangkan teorinya sendiri berdasarkan prinsip dan hukum yang telah ditentukan, memiliki berbagai metode risetnya sendiri dalam menghadapi beragam persoalan yang khas. Untuk mengkaji secara spesifik dan secara rinci tentang ruang lingkup kajian psikologi pendidikan, maka perlu dilakukan pembahasan secara tersendiri dalam suatu topik khusus. Soerjabrata (1974:6-13) mengemukakan ruang lingkup bidang kajian psikologi pendidikan dilihat dari segi situasi dan proses pendidikan dengan anak didik sebagai pusatnya yaitu: 1. Kajian psikologi tentang siswa dalam situasi pendidikan dalam peninjauan statis. Dalam peninjauan secara statis, kajian psikolog tentang siswa dalam situasi pendidikan mencakup kajian tentang gejala-gejala jiwa atau aktivitas dan tingkah laku yang umum yang terdapat pada manusia umumnya, yaitu perhatian, pengamatan, tanggapan, ingatan, fantasi, berfikir sikap, minat, motivasi, inteligensi, dan sebagainya dan kajian tentang perbedaan-perbedaan individual antar individu-siswa yang mencakup perbedaan dari segi kepribadian, inteligensi, bakat, minat, dan sebagainya. 2. Kajian psikologi tentang siswa dalam situasi pendidikan dalam peninjauan dinamis. Dalam peninjauan secara dinamis, yaitu mencakup kajian psikologi tentang individu siswa dalam proses pendidikan, yakni perubahan tingkah laku dan cara-cara penilaiannya di dalam pendidikan yang mencakup: (1) perubahan perilaku karena pertumbuhan dan perkembangan; atau karena peserta didik mengalami proses pematangan dan pendewasaan, (2) perubahan perilaku karena belajar yang merupakan faktor terpenting dalam proses pendidikan dan pembelajaran, (3) cara-cara mengukur atau mengevaluasi pencapaian karena perubahan-perubahan tersebut, khususnya karena belajar (La Sulo, 1990:16) Crow&Crow juga secara eksplisit mengemukakan psikologi pendidikan sebagai ilmu terapan berusaha untuk menerangkan masalah belajar menurut prinsip-prinsip dan fakta-fakta mengenai perilaku manusia yang telah ditentukan secara ilmiah. Sesuai dengan pendapatnya itu, Crow&Crow mengemukakan bahwa data yang dicoba didapatkan dalam psikologi pendidikan, yang dengan demikian merupakan ruang lingkup psikologi pendidikan, antara lain ialah: 1. Sampai sejauhmana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh terhadap belajar 2. Sifat-sifat dari proses belajar 3. Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar (learning readiness) 4. Signifikasi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar. 5. Perubahan-perubahan jiwa yang terjadi dalam belajar. 6. Hubungan antara prosedur-prosedur mengajar dengan hasil belajar 7. Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar 8. Pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar insidental dan informal terhadap suatu individu 9. Nilai dan manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personil sekolah 10. Akibat dan pengaruh psikologi yang ditimbulkan oleh konsidi-kondisi sosiologis sikap para siswa (Ahmad Fauzi, 2004:14) Dalam membahas tentang ruang lingkup dari psikologi pendidikan, juga dibahas tentang pusat perhatian dari psikologi pendidikan sebagai disiplin ilmu yang merupakan bagian integral dari psikologi umum. Suardiman (1988:6) mengemukakan bahwa ada tiga elemen yang menjadi pusat perhatian dalam pendidikan yang juga menjadi pusat perhatian oleh para ahli psikologi pendidikan dan para guru, yaitu anak didik, proses belajar, dan sekilas" belajar. Ketiga elemen ini saling berkaitan selalu sama lain. Proses pembelajaran sebagai elemen yang menjadi pusat perhatian dari psikologi pendidikan, merupakan elemen penentu keberhasilan proses pendidikan. Tanpa ada interaksi yang timbal balik antara guru sebagai pendidik, dan pengajar dengan peserta didik sebagai objek yang dididik dan diajar tidak mungkin akan terjadi proses ; pembelajaran di kelas atau di tempat belajar tertentu. Melalui proses pembelajaran yang interaktif antara guru dan peserta didik akan terjadi perubahan perilaku kepada peserta didik yang ditandai dengan gejala peserta didik menjadi tahu terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya dari tidak tahu pada waktu sebelum mempelajari materi pelajaran tertentu. Dengan kata lain ruang lingkup dari kajian psikologi pendidikan ialah mencakup semua penerapan prinsip- prinsip psikologis dalam proses pendidikan dan pembelajaran peserta didik diberbagai institusi pendidikan baik lembaga pendidikan formal (sekolah), non formal (masyarakat), in formal (keluarga).
1.5 MANFAAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN (Alya Najah Zulinda)
Pada dasarnya Psikologi Pendidikan (educational psychology) memiliki banyak manfaat bagi dunia pendidikan, Menurut Muhammad dan Wiyani “2013” ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari mempelajari psikologi pendidikan tersebut diantaranya yaitu: 1. Memahami Perbedaan Siswa Pemahaman tenaga pendidik “guru” terhadap masing-masing siswa akan menghasikan interaksi pembelajaran yang tepat sasaran serta pembelajaran yang efektif dan efisien. 2. Terciptanya Suasana Belajar Yang Kondusif Efektifitas kegiatan belajar-mengajar sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif. 3. Strategi Pembelajaran Yang Tepat Dengan mempelajari educationel psychology maka seorang guru dapat mengenal karakter setiap siswanya. Dengan begitu maka akan ditemukan strategi pembelajaran yang tepat sehingga menghasilkan proses belajar-mengajar yang efektif. 4. Memberikan Bimbingan Bagi Siswa Ini berkaitan dengan rasa percaya siswa terhadap guru, dengan adanya rasa percaya murid kepada gurunya maka proses pembelajaran akan lebih efektif dan mudah. 5. Interaksi Yang Tepat Dengan Siswa Ini sangat berkaitan dengan semua prinsip psikologi yang mendasari cara berkomunikasi yang tepat. Cara berkomunikasi yang tepat akan berdampak pada proses belajar-mengajar yang lebih baik. 6. Adanya Evaluasi Pembelajaran Guru yang memiliki psikologi yang baik akan mampu memberikan penilaian atau evaluasi hasil pembelajaran dengan adil tanpa membedakan setiap siswanya. 7. Memotivasi Belajar Tenaga pengajar yang mampu memberikan dukungan, dorongan kepada siswanya akan membuat siswa tersebut belajar lebih giat. Kemampuan tersebut didapatkan dari educationel psychology yang didapatkan oleh guru sehingga mampu memotivasi siswanya. 8. Penetapan Tujuan Pembelajaran Dengan adanya educational psychology maka guru dapat menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diinginkan sebagai hasil pembelajaran, tujuan pembelajaran tersebut menjadi ukuran apakah proses belajar-mengajar berhasil atau tidak. 9. Memakai Media Belajar Yang Tepat Psikologi pendidikan juga dapat membantu dalam menentukan media pembelajaran yang paling tepat untuk siswa, misalnya penggunaan media visual, audio, motorik dan lainnya, sehingga kegiayan belajar-mengajar menjadi lebih menarik dan menyenangkan. 10. Penyusunan Jadwal Pelajaran Kondisi para siswa merupakan salah satu acuan dalam menyusun jadwal pelajaran, bidang studi yang membutuhkan pemikiran yang rumit seperti matematika akan lebih efektif bila berlangsung pada jam-jam awal belajar karena pikiran siswa masih segar dan mudah berkonsentrasi.
1.6 ASPEK-ASPEK YANG MEMPENGARUHI PSIKOLOGI PENDIDIKAN (Anisa Utami)
Syah (1999: 132) menyatakan bahwa aspek psikologis yang mempengaruhi belajar siswa ada tiga macam, yaitu: 1. Faktor Internal Siswa a. Aspek fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Perubahan pola makan-minum dan istirahat akan menimbulkan reaksi tonus yang negatif dan merugikan semangat mental siswa itu sendiri. Kondisi organ-organ khusus siswa, tingkat indera pendengar dan indera penglihat sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan khususnya yang disajikan di kelas. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah mata dan telinga itu seyogyanya selaku guru yang profesional harusnya bekerjasama dengan pihak sekolah untuk memperoleh bantuan pemeriksaan rutin (periodik) dari dinas-dinas kesehatan setempat. Kiat lain adalah dengan menempatkan mereka di deretan bangku terdepan secara bijaksana tanpa harus menyampaikan kekurangan siswa tersebut di depan kelas. Jangan sampai mempengaruhi mental anak tersebut. b. Aspek Psikologis Intelegensi Siswa Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tepat. J.P Chaplin ( Mujib, 2002: 318) merumuskan tiga defenisi kecerdasan, yaitu: 1) Kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif, 2) kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif, yang meliputi empat unsur seperti memahami, berpendapat, mengontrol dan mengkritik, 3) kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat sekali. Sebagai seorang guru yang profesional harus mampu membaca kondisi Inteligensi anak didiknya. Agar tidak terjadi kesenjangan dalam belajar. Anak yang cerdas juga tidak terhalang oleh temannya yang lamban dalam berfikir. Sikap Siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya baik secara positif maupun negatif. Bakat Siswa Secara umum, bakat adalah kemamuan potensional yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dalam perkembangan selanjutnya bakat kemudian diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Sehubungan dengan itu, bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajr bidang-bidang studi tertentu. Oleh karena itu, sangat tidak bijaksana orang tua yang memaksakan anaknya untuk memilih jurusan-jurusan keahlian kehendaknya tanpa mengetahui lebih dulu bakat yang dimiliki oleh anaknya. Ini akan berdampak buruk terhadap kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Setiap pembelajar, tentu memiliki kekhasan tertentu yang berbeda dengan pembelajar lain, oleh karena itu, dalam belajar seorang pembelajar haruslah mengembangkan kekhasan-kekhasan yang dimiliki. Keterampilan personal yag secara khas dimiliki oleh pembelajar. Pembelajar akan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan ciri khas atau karakteristik yang ada padanya Minat Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran Sains akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian karena pemusatan itu akhirnya siswa lebih giat dan akhirnya mendapatkan prestasi yang baik. Guru dalam hal ini seyogyanya membangkitkan minat yang dimiliki oleh anak didiknya. Motivasi Siswa Motivasi adalah keadaan internal seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Motivasi terbagi atas dua macam, yaitu: 1) Motivasi Intrinsik; dan 2) Motivasi Ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Motivasi ekstrinsik adalah hal yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Brown (Imran, 1996: 30) mengemukakan ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar adalah 1) tertarik pada guru, tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh, 2) tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan, 3) mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru, 4) ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas, 5) ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain, 6) tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri, 7) mengingat pelajaran dan mempelajarinya 2. Faktor Eksternal Siswa a. Aspek Keluarga Pendidkan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan. Aspek keluarga terdiri dari: a) Cara Orang Tua Mendidik Anak Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya. b) Suasana Rumah Untuk menjadikan anak belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram. Jika suasana rumah tenang, seorang anak akan betah tinggal di rumah dan anak dapat belajar dengan baik. c) Keadaan Ekonomi Keluarga Keadaan ekonomi keluarga juga sangat mempengaruhi belajar anak. b. Aspek Sekolah Aspek sekolah yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari: a. Metode Mengajar Menurut Slameto (2010:65) Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar diusahakan yang semenarik mungkin. b. Relasi Guru dengan Siswa Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa, dapat menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar. c. Disiplin Kedisiplinan sekolah sangat erat hubungannya dengan kerajinan siswa pergi ke sekolah dan juga belajar. d. Keadaan Gedung Jumlah siswa yang banyak serta karakteristik masing-masing gedung harus memadai dalam setiap kelas. e. Alat Pelajaran Guru perlu mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap agar siswa dapat belajar dan menerima pelajaran dengan baik. c. Aspek Masyarakat Aspek masyarakat terdiri dari: a. Bentuk Kehidupan Masyarakat Kehidupan masyarakat di sekitar juga dapat menpengaruhi belajar anak. Pengaruh tersebut dapat mendorong semangat anak atau siswa belajar lebih giat atau sebaliknya. b. Teman Bergaul Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pengawasan dari orang tua serta pendidik harus cukup bijaksana. Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, dan sebaliknya
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita