Anda di halaman 1dari 13

Tugas Mandiri

Psikologi Belajar

Nama : I Nengah Prandika


Nim : 19105028
Kelas : 5G

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2021
RINGKASAN PSIKOLOGI BELAJAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGRTIAN PSIKOLOGI
Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa inggris
psychology. Kata psychology merupakan dua akar kata yang dari bahasa Greek (Yunani), yaitu :
1) psyche yang berarti jiwa. 2) logos berarti ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi memang berarti
ilmu jiwa.
Karna kontak dengan berbagai disiplin itulah, maka timbul bermacam-macam definisi
psikologi yang satu sama lain berbeda, seperti :
1. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life)
2. Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (the science of mind)
3. Psikologi adalah ilmu mengenai prilaku (the science of behavior)

Kesimpulan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas prilaku
terbuka dan tertutup pada manusia, baik secara individu maupun kelompok, dalam hubungannya
dengan lingkungan.

B. PENGERTIAN PENDIDIKAN

Pendidikan berasal dari kata didik lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi
mendidik artinya memelihara dan memberi latihan.

Pengertian pendidikan menurut kamus besar bahasa indonesia ialah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Dalam pengertian yang agak luas pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan
metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara
bertingkah laku rasa sesuai dengan kebutuhan.

Dalam Dictionary of psycchology (1997) pendidikan diartikan sebagai the institutional


procedures which are employed in accomplishing the development of know ledge, habits,
attitudes, etc. Usually the term is applied to formal institution. Jadi, pendidikan berarti tahapan
kegiatan yang bersifat kelembangan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk
menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan
sebagainya.

C. PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori
dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut :

1. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas


2. Pengembangan dan pembaruan kurikulum
3. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
4. Sosialisasi prose-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan
ranah kognitif
5. Penyelenggaraan pendidikan keguruan

Sementara itu tardif (1987) mendefinisikan psikologi pendidikan mirip dengan takrif diatas
dalam arti cenderung menganggapnya semata-mata sebagai ilmu terapan. Baginya psikologi
pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan
tentang prilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan. Ruang lingkupnya meliputi :

1. Context of teaching and learning (situasi atau tempat yang berhubungan dengan
mengajar dan belajar)
2. Process of tesching and learning (tahapan-tahapan dalam mengajar dan belajar)
3. Outcomes of teaching and learning (hasil-hasil yang dicapai oleh proses mengajar dan
belajar)
Selanjutnya, Witherington dalam bukunya Educational Psychology terjemahan M. Buchori
(1978) memberikan definisi psikologi pendidikan sebagai studi sistematis tentang proses-proses
dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia. Oleh karenanya, psikologi
pendidikan mempunyai dua objek riset dan kajian.

1. Siswa, yaitu orang-orang yang sedang belajar, termasuk pendekatan, strategi, faktor
yang mempengaruhi, dan prestasi yang dicapai.
2. Guru, yaitu orang-orang yang berkewajiban atau bertugas mengajar, termasuk metode,
model, strategi dan lain-lain yang berhubungan dengan aktivitas penyajaian materi
pelajaran.

Whitherington (Buchori, 1998) alasan yang dikemukakan adalah psikologi pendidikan


sebagai sebuah sains telah memiliki sendiri hal-hal berikut.

1. Susunan prinsip-prinsip dan kebenaran-kebenaran dasar yang tersendiri.


2. Faktor-faktor yang bersifat objektif dan dapat diperiksa kebenaranya.
3. Teknik-teknik khusus yang berguna untuk melakukan penyelidikan dan risetnya
sendiri.

D. Arti Penting Psikologi Pendidikan

Ada beberapa hal yang penting perlu dikemukakan mengenai kajian psikologi pendidikan
antar lain

1. Psikologi pendidikan adalah pengetahuan kependidikan yang didasarkan atas riset-riset


atau hasil-hasil temuan riset psikologis
2. Hasil-hasil temuan riset psikologi tersebut kemudian dirumuskan sedemikian rupa
sehingga menjadi konsep-konsep, teori dan metode serta strategi yang utuh
3. Konsep,teori, metode dan strategi tersebut kemudian disistematisasikan sedemikian
rupa sehingga menjadi repertoire of resources yakni rangkain sumber yang berisi
pendekatan yang dapat dipilih dan digunakan untuk praktik-praktik kependidikan
khususnya dalam proses belajar mengajar.
Dengan demikian dapat dipastikan bahwa pendekatan psikologi pendidikan adalah
pendekatan ilmiah (scientific approach).
BAB II

PENTINGNYA PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN

1. Pendidikan yang Diharapkan

1) Negara kita berdasarkan Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Pendidikan sebagai tanggung jawab keluarga, masyarakat dan negara, berdasarkan pandangan
hidup bangsa yang menjunjung asas demokrasi. Dalam hubungan itu, maka dalam batas-batas
tertentu demokratisasi di bidang pendidikan diharapkan dapat diakui dan dilaksanakan.
Demokrasi dalam pendidikan sangat diharapkan untuk diterapkan, teristimewa di dalam proses
belajar mengajar di sekolah.

2) Seiring dengan harapan yang pertama di atas, maka pendidikan hendaknya berlangsung secara
psikologis. Hal ini disebabkan karena pendidikan diselenggarakan untuk anak didik. Jadi dalam
pendidikan, perhatian utama ditujukan kepada anak didik. Setiap aspek pelayanan pendidikan
diperuntukkan bagi terwujudnya aktivitasbelajar pads anak didik. Demi terwujudnya aktivitas
belajar yang efektif, ma pendidikan hendaknya psikologis. Pendidikan yang psikologis dalam arti
bahu pendidikan itu berorientasi kepada sifat dan hakikat anak didik sebagai manusia ya
berkembang.

2. Psikologi dalam Pendidikan

Dengan pesatnya perkembangan teknologi dari ilmu pengetahuan, maka perubahan-perubahan


pesat terjadi pula dalam bidang pendidikan. Kurikulum sering dikenal revisi dan pengembangan,
tujuan pendidikan sering mengalami perubahan perumusan, metode belajar mengajar sudah
sering mengalami perubahan dan pengembangan, dan sumber serta fasilitas belajar sering
mengalami penambahan. Bahkan, abad teknologi telah melanda dunia pendidikan berbagai
peralatan teknologi elektronik serta komputer mulai banyak dipergunakan di dalam proses
belajar mengajar di sekolah-sekolah

3. Pokok pokok pembahasan psikologi pendidikan


Sejauh pengamatan penulis terhadap berbagai buku psikologi pendidikan, bahwa psikologi
pendidikan meliputi pokok-pokok pembahasan sebagai berikut:

2) Pengetahuan tentang "psikologi pendidikan”

2) Pentingnya psikologi pendidikan.

2) Hereditas.

2) Lingkungan fisiologis.

2) Pertumbuhan dan perkembangan.

2) Sifat dan hakikat kejiwaan manusia.

2) Proses-proses perilaku.

2) Hakikat dan ruang lingkup belajar.

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

2) Prinsip-prinsip dan teori-teori belajar.

2) Pengukuran dan evaluasi hasil belajar.

2) Transfer belajar/latihan.

2) Teknik-teknik pengukuran dan evaluasi.

2) Statistik dasar.

2) Kesehatan mental.

2) Pendidikan watak.

2) Psikologi pendidikan dalam metodologi mngajaran modern.


BAB III

SIFAT DAN HAKIKAT KEWAJIBAN MANUSIA

Hakikat kejiwaan manusia terwujud dengan adanya kekuatan-kekuatan serta aktivitas. aktivitas
kejiwaan dalam diri manusia, yang semua itu menghasilkan perilaku yang lebih sempuma
daripada makhluk-makhluk lain.

1. Kekuatan-Kekuatan Umum Jiwa Manusia

Mengenai kekuatan-kekuatan jiwa manusia, telah dibahas oleh para tokoh pendidikan dunia
seiak beberapa abad sebelum Masehi. Berikut ini dikemukakan beberapa ungkapan tentang
kekuatan-kekuatan jiwa manusia yang dikemukakan oleh para ahli/tokoh pendidikan dunia.
Berdasarkan observasi dan introspeksi, Plato (428-348 SM) mengungkapkan, bahwa jiwa
manusia terdiri atas tiga kekuatan, yaitu:

1) Akal sebagai kekuatan terpenting dari jiwa manusia. Dikatakan oleh Plato, bahwa akal adalah
bagian jiwa manusia yang merupakan kekuatan untuk menemukan kebenaran dan ke salahan.
Dengan akal, manusia dapat mengarahkan seluruh aktivitas jasmani dan kejiwaannya, sehingga
manusia mampu memperoleh kehidupan yang lebih sejahtera

2.Aktivitas-Aktivitas Kejiwaan

Psikologi mempersoalkan perilaku manusia, baik yang teramati maupun yang tidak teramati.
Segenap perilaku manusia mempunyai latar belakang psikologis. Karena itu secara umum
aktivitas-aktivitas manusia itu dapat dicari hukum psikologis yang mendasarinya. Seperti halnya
para pendidik perlu memahami kekuatan-kekuatan jiwa manusia, maka merekapun perlu
mengetahui hukum-hukum psikologis yang mendasari setiap aktivitas manusia yang dalam hal
ini yaitu anak didik. Hal ini penting, agar para pendidik dapat lebih mengenal hakikat anak didik,
sehingga mereka mampu membimbing dan melayani belajar anak secara lebih tepat dan efektif.
Pada uraian ini hanya akan dikemukakan beberapa aktivitas kejiwaan yang berhubungan dengan
psikologi pendidikan saja
Cara-cara penyajian dunia pengamatan bejumlah sama dengan jumlah alat indra. Orang telah
lazim membedakan lima macam alat indra menurut lima macam modalitas pengamatan, yakni:
penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Bekerjanya masing-masing
modalitas itu menghasilkan sifat-sifat sensoris segala sesuatu yang berbeda-beda. Berikut ini
dikupas secara singkat mengenai masing-masing modalitas persamaan itu.

1. Penglihatan

Ada tiga macam penglihatan, yaitu:

(a) Penglihatan terhadap bentuk


(b) Penglihatan terhadap warna
(c) Penglihatan terhadap dalam

2. Pendengaran

Mendengar atau mendengarkan adalah menangkap atau menerima suara melalui indra
pendengaran. Satu hal yang dirasa penting yaitu pendengaran dalam hubungannya dengan
masalah Gestalt. Gestalt ruang pada penglihatan akan berhubungan dengan Gestalt waktu dalam
pendengaran. Pendengaran terhadap bunyi-bunyian yang bersangkutan. Ini berarti, bahwa apa
yang baru saja didengar atau terdengar tidak akan segera hilang, melainkan masih terngiang dan
masih turut bekerja dalam apa yang didengar atau terdengar pada saat berikutnya. Jadi, apa yang
telah terdengar dan yang baru saja terdengar secara bersama-sama membentuk suatu kesatuan
yang mengatasi sifat keterbatasan dari pada waktu.

3. Perabaan

Per a baan mengandung dua pengertian, yaitu: (1) Perabaan sebagai perbuatan aktif yang juga
mencakup indra kenestesi; dan (2) Perabaan sebagai pengalaman secara pasif yang juga
mencakup beberapa indra untuk sentuh dan tekanan, pengamatan panas, pengamatan dingin,
pengamatan sakit, dan indra vibrasi Perabaan menggunakan fungsi kulit badan. Bagaimanakah
penangkapan suatu objek perabaan sangat dipengaruhi oleh kepekaan pads kulit di bagian-bagian
badan. Ap[abila kita menekankan benda tajam pada setiap bagian kulit kita, maka kita dapat
mengamati perbedaan kepekaan setiap bagian kulit itu dalam menerima rangsang objek
perabaan. Pada kulit kita terdapat dua macam titik kepekaan, yaitu titik tekanan dan titik sakit.
4. Pembauan

Membau/mencium adalah menangkap objek yang berupa baubauan dengan menggunakan


hidung sebagai alas pembau. Kualitas bau-bauan adalah sangat bervariasi. Kita dapat
menyebutkan variasi kualitas bau terdiri dari: hau harum = (misalnya untuk minyak wangi), hau
anyir = (misalnya untuk ikan mentah) bau busuk = (misalnya untuk sampan atau bangkai) bau
enak/gurih,= (misalnya untuk bakaran ikan atau sate), bau sedap = (misalnya untuk masakan),
bau tengik = (misalnya untuk kelapa atau minyak), bau penguk = (misalnya untuk pakaian tak
bersih) bau apek/prengus= (misalnya untuk rambut tak bersih), bau semerbak = ( misalnya untuk
bunga-bungaan) bau sangit= ( misalnya untuk masakan gosong) bau sengak = (misalnya untuk
minuman keras), dan lain-lain.

5. pengecapan

Mengecap adalah menangkap objek yang berupa kualitas rasa benda atau sesuatu dengan
menggunakan lidah sebagai alat pencecap. Mengenai rasa cecapan dari setiap objek pencecapan
adalah bervariasi.

6. Tanggapan

Menurut Johann Frederick Herbart (1776-1841), tanggapan adalah merupakan unsur dasar dari
jiwa manusia. Tanggapan dipandang sebagai kekuatan psikologis yang dapat menolong atau
menimbulkan keseimbangan, ataupun merintangi atau merusak keseimbangan. Tanggapan
diperoleh dari pengindraan dan pengamatan. Tanggapan-tanggapan ada yang berada dalam
kesadaran, dan kebanyakan berada di bawah sadar. Di antara kedua kesadaran terdapat batas
pemisah yang disebut "ambang kesadaran". Tanggapan yang mengendap dibawah kesadaran
dapat muncul kembali ke alam kesadaran yang semula memang berada di ambang kesadaran itu
selalu ada dan muncul secara mekanis.

7. Fantasi

Dengan fantasi, orang dapat memahami atau mengerti sesama manusia. Dengan fantasi, orang
dapat memahami dan menghargai kultur orang lain. Dengan fantasi, orang dapat ke luar dari
ruang dan waktu, sehingga dengan demikian ia dapat memahami hal-hal yang ada dan terjadi di
tempat lain dan di waktu yang lain, misalnya dalam mempelajari ilmu bumi dan sejarah. Fantasi
dapat melepaskan diri dari kesukaran dan permasalahan serta melupakan kegagalan atau kesan-
kesan buruk. Fantasi dapat membantu seseorang dalam mencari keseimbangan batin. Fantasi
memungkinkan seseorang untuk dapat membuat perencanaan untuk dilaksanakan di masa
mendatang.

8. Ingatan

Mengingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan jalan pengecaman secara aktif. Fungsi
ingatan itu sendiri meliputi tiga aktivitas, yaitu:

1) Mencamkan, yaitu menangkap atau menerima kesan-kesan,

1) Menyimpan kesan-kesan.

1) Mereproduksi kesan-kesan.

Sifat-sifat dari ingatan yang baik adalah: cepat, setia, kuat, luas Sifat cepat berlaku untuk
aktivitas mencamkan, sifat-sifat setia, kuat dan luas berlaku dalam hal menyimpan, sedangkan
sifat siap berlaku dalam hal mereproduksi kesankesan. Dengan demikian, kita dapat
menyebutkan adanya berbagai sifat ingatan yang baik. Ingatan dikatakan cepat, apabila dalam
mencamkan kesan-kesan tidak mengalami kesulitan. Ingatan dikatakan setia, apabila kesan yang
telah dicamkan itu tersimpan dengan baik dan stabil. Ingatan dikatakan kuat, apabila kesan-kesan
yang tersimpan bertahan lama. Ingatan dikatakan luas, apabila kesan-kesan yang tersimpan
sangat bervariasi dan banyak jumlahnya. Ingatan dikatakan siap, apabila kesan-kesan yang
tersimpan sewaktu-waktu mudah direproduksikan ke alam kesadaran.

9. Perhatian

Ada orang yang mengatakan, bahwa perhatian adalah aktivitas jiwa. Ini sebenamya kurang tepat,
dan bahkan perhatian itu bukan suatu fungsi. Fungsi yaitu bentuk umum cara berinteraksi dengan
bahan-bahan dalam medan perilaku manusia yang tidak dijabarkan lebih lanjut. Perhatian
bukannya suatu fungsi, melainkan adalah modus suatu fungsi. Hal-hal yang termasuk sebagai
fungsi yaitu pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, dan pikiran. Fungsi memberi kemungkinan
dan perwujudan aktivitas Tadi dikatakan, bahwa perhatian adalah modus dari fungsi. Modus
yaitu cara berposisi dan menggerakkan. Jadi, perhatian cara menggerakkan bentuk umum cara
bergaulnya jiwa dengan bahan-bahan dalam medan perilaku. Dengan fersi lain, pendapat
diartikan due macam, yaitu:

1) Perhatian adalah pemusatan tenaga kekuatan jiwa tertuju kepada sesuatu objek.

2) Perhatian adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai sesuatu aktivitas.

10. Perasaan

Perasaan dapat diartikan sebagai suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam situasi,
dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan atau nilai dalam
diri. Apabila berpikir itu bersifat objektif, maka perasaan itu bersifat subjektif karena lebih
banyak dipengaruhi oleh keadaan diri. Apa yang baik, indah, menarik bagi seseorang belum
tentu baik, indah dan menarik bagi orang lain. Penilaian subjek terhadap sesuatu objek,
membentuk perasaan subjek yang bersangkutan. Karena itu perasaan pada umumnya
bersangkutan dengan fungsi mengenai, artinya perasaan dapat timbul karena mengamati,
menanggap, membayangkan, mengingat, atau memikirkan sesuatu. Di samping itu, perasaan
juga berhubungan dengan keadaan dan peristiwa jasmaniah

11. Kemauan

Kemauan adalah bukan aktivitas ataupun usaha kejiwaan. Kemauan yang juga disebut kekuatan,
kehendak, dapat diartikan sebagai kekuatan untuk memilih dan merealisasi suatu tujuan. Tujuan
ini merupakan pilihan di antara berbagai tujuan yang bertentangan.

Tujuan adalah titik sasaran dari pengarahan yang perspektif atau kondisi akhir dari gerakan yang
mengikuti sesuatu arah. Pemilihan dan realisasi tujuan memerlukan suatu kekuatan yang disebut
kemauan. Kemauan itu bukan keinginan. Orang yang ingin belum tentu mau, dan sebaliknya
orang yang mau belum tentu ingin. Menurut Augustine, kemauan merupakan pengendali dari
keinginan, kemauan tidak selamanya bebas. Kemauan dapat bekerja, baik secara paksaan
maupun dalam bentuk pilihan sendiri. Kemauan yang bebas adalah kemauan yang sesuai dengan
keinginan diri sedangkan kemauan yang terikat adalah kemauan yang ditimbulkan oleh kondisi
kebutuhan yang terbatasi oleh norma sosial ataupun kondisi lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai