Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses
dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan
pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui
tindakan-tindakan belajar. Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang
sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena
itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan
menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah
soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian
pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan tindakan belajar.
Karena konsentrasinya pada persoalan belajar, yakni persoalan-
persoalan yang senantiasa melekat pada subjek didik, maka konsumen
utama psikologi pendidikan ini pada umumnya adalah pada pendidik.
Mereka memang dituntut untuk menguasai bidang ilmu ini agar mereka,
dalam menjalankan fungsinya, dapat menciptakan kondisi-kondisi yang
memiliki daya dorong yang besar terhadap berlangsungnya tindakan-
tindakan belajar secara efektif.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Psikologi Pendidikan?
2. Runag Lingkup Psikologi Pendidikan?
3. Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan?
2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Psikologi didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha


memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan
juga memahami bagaimana makhluk tersebut berfikir dan berperasaan.

Bruno (1987) membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada
prinsipnya saling berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi (pendidikan)
mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidupan
mental”. ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku”
organisme.

Chaplin (1972) dalam dictionary of Psychology mendefinisikan psikologi


sebagai ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga
penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika
mereaksi arus dan perubahan dalam sekitar dan peristiwa-peristiwa
kemasyarakatan yang mengubah lingkungan.

Pendidikan dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga
menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara
dan memberi akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya, “pendidikan” menurut
KBBI adalah peroses pengubahan sikap dan tata laku sesorang atau kelompok
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraian


dan penelitiannya lebih menekankan pada maslah pertumbuhan dan
perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang sangat erat hubungannya
dalam masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan
belajar.

Arti dari ruang lingkup secara umum adalah batasan. Sedangkan menurut
KBBI ruang lingkup adalah luasnya subjek yang tercakup. Jadi dapat disimpulkan
Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang
3

memiliki batas atau cakupan khusus mempelajari, meneliti, dan membahas


seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan yang meliputi
tingkah laku belajar (oleh siswa), tingkah laku mengajar (oleh guru), dan tingkah
laku belajar mengajar (oleh guru dan siswa yang saling berinteraksi).

Secara umum manfaat dan kegunaan psikologi pendidikan menurut


pendapat Muhibinsyah (2003) bahwa psikologi pendidikan merupakan alat bantu
yang penting bagi penyelenggara pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Psikologi pendidikan dapat dijadikan landasan berpikir dan bertindak
bagi guru, konselor, dan juga tenaga profesional kependidikan laiannya dalam
mengelola proses belajar dan mengajar. Sedangkan proses pembelajaran tersebut
adalah unsur utama dalam pelaksanaan setiap sistem pendidikan.
4

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Pendidikan


1. Pengertian Psikologi
Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari
kata bahasa inggris psycology. kata psycology merupakan dua akar
kata yang bersumber dari kata greek (yunani), yaitu :
a. psyche yang berarti jiwa;
b. logos yang berarti ilmu.
Jadi, secara harfiah psikologi memang berarti ilmu jiwa.
Psikologi lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan organisme
manusia. Dalam hubungan ini, psikologi didefenisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan
cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana
makhluk tersebut berfikir dan berperasaan.
Berikut adalah beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian
psikologi :
a. Bruno (1987) membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian
yang pada prinsipnya saling berhubungan. Pertama, psikologi
adalah studi (pendidikan) mengenai  “ruh”. Kedua, psikologi
adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidupan mental”. Ketiga,
psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku”
organisme.
b. Chaplin (1972) dalam dictionary of Psychology mendefinisikan
psikologi sebagai ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia
dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala
ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan
dalam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang
mengubah lingkungan.1
11 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2003), h. 7.
5

“Psikologi” berasal dari perkataan Yunani “psyche” yang artinya


jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi
(menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang
jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar
belakangnya, atau disebut dengan  ilmu jiwa.

Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu kita harus dapat


membedakan antara nyawa dengan jiwa. Nyawa adalah daya
jasmaniah yang adanya tergantung pada hidup jasmani dan
menimbulkan perbuatan badaniah, yaitu perbuatan yang di timbulkan
oleh proses belajar. Misalnya : insting, refleks, nafsu dan sebagainya.
Jika jasmani mati, maka mati pulalah nyawanya.

Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak,


yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-
perbuatan pribadi (personal behavior) dari hewan tingkat tinggi dan
manusia. Perbutan pribadi ialah perbuatan sebagai hasil proses belajar
yang di mungkinkan oleh keadaan jasmani, rohaniah, sosial dan
lingkungan. Proses belajar  ialah proses untuk meningkatkan
kepribadian (personality) dengan jalan berusaha mendapatkan
pengertian baru, nilai-nilai baru, dan kecakapan baru, sehingga ia dapat
berbuat yang lebih sukses, dalam menghadapi kontradiksi-kontradiksi
dalam hidup. Jadi jiwa mengandung pengertian-pengertian, nilai-nilai
kebudayaan dan kecakapan-kecakapan.2

Pengertian psikologi diatas menunjukkan beragamnya pendapat


para ahli psikologi. Perbedaan tersebut bermuasal pada adanya
perbedaan titik berangkat para ahli dalam mempelajari dan membahas
kehidupan jiwa yang kompleks ini. Dan dari pengertian tersebut paling
tidak dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan

2
Agus Sujanto, Psikologi Umum, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2001), hal.1

2
6

yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, dimana


individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya.3

2. Pengertian Pendidikan
Pendidikan dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me
sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi
latihan.4 Dalam memelihara dan memberi akhlak dan kecerdasan
pikiran. Selanjutnya, “pendidikan” menurut KBBI adalah peroses
pengubahan sikap dan tata laku sesorang atau kelompok dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.5

3. Pengertian Psikologi Pendidikan


Psikologi Pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang
menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Sedangkan menurut  ensiklopedia amerika, Pengertian psikologi
pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran
yang terlibat dengan penemuan – penemuan dan menerapkan prinsip –
prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.6
Berikut pengertian psikologi pendidikan menurut para ahli :

a. Arthur S. Reber (Syah, 1997 / hal. 12)


Definisi Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu
psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan
yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut :

3 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, ( Semarang : Rineka Cipta, 1991), hal.5

4 Muhibbin Syah, Psikologi Psikologi Pendidikan Dengen Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), h. 7

5 Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991. H. 232.

6 Muhibbin Syah, Op. Cit.


7

o Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas


o Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
o Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
o Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut
dengan pendayagunaan ranah kognitif
o Penyenggaraan pendidikan keguruan
b. Barlow (Syah, 1997 / hal. 12)
Definisi Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan
berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian
sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas
seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif.
c. Tardif (Syah, 1997 / hal. 13)
Definisi Psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang
berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku
manusia untuk usaha-usaha kependidikan.
d. Witherington (Buchori dalam Syah, 1997 / hal. 13)
Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses
dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
e. (Borich & Tombari, 1997)
Pengertian Psikologi pendidikan ialah satu disiplin yang
memfokuskan kajiannya kepada pengetahuan teoretikal dan
pengetahuan empirikal mengenai pengajaran dan pembelajaran
dalam bilik darjah
f. (Whiterington, 1982:10)
Pengertian Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis
terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan
yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar.
g. (Banks & Thompson, 1995)
8

Pengertian Psikologi pendidikan adalah Kajian tentang perlakuan


atau tingkah laku manusia dalam proses pengajaran dan
pembelajaran dalam bilik darjah.
h. Psikologi pendidikan Menurut Pandangan Democritus
Democritus, filsuf pertama yang menekankan pentingnya pengaruh
lingkungan dan suasana rumah terhadap perkembangan
kepribadian seseorang sehingga lingkungan dan suasana rumah
perlu dibina sebaik mungkin agar suasananya kondusif
(menguntungkan) bagi perkembangan anak.
i. Psikologi pendidikan Menurut Pandangan Plato dan Aristoteles
Plato dan Aristoteles mengembangkan sistem pendidikan
berdasarkan pada prinsip-prinsip psikologi. Mereka menulis
tentang model-model pendidikan yang diperuntukkan bagi
kelompok masyarakat yang berbeda-beda.
j. Psikologi pendidikan Menurut pandangan John Locke
Menurut Locke, seluruh pengetahuan pada hakikatnya berasal dari
pengalaman. Apa yang kita ketahui melalui pengalamanitu
bukanlah objek atau benda yang hendak kita ketahui itu sendiri,
melainkan hanya kesan-kesan pada pancaindra kita.
Jadi, Pengertian psikologi pendidikan secara singkat adalah ilmu-
ilmu psikologi yang diterapkan dalam dunia pendidikan.
k. Psikologi pendidikan Menurut Pandangan Rousseau
Rousseau (seorang penganut Naturalis), mendasarkan ide-ide
pendidikan pada prinsip-prinsip perkembangan manusia. Oleh
karena itu, memahami prinsip-prinsip perkembangan adalah
penting untuk perlakuan dalam pendidikan

Dari uarian di atas, kita dapat mengetahu pengertian dari psikologi


dan pengertian pendidikan itu sendiri.Sepanjang atau selagi kita masih
berpendapat bahwa psikologi adalah suatu ilmu yang berusaha
menyelidiki semua aspek keperibadian dasar tingkah laku manusia,
9

baik yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah, baik secara teoritis


maupun dengan melihat kegunaannya di dalam praktek, baik secara
individual maupun dalam hubungannya dengan manusia lain atau
lingkungannya, mungkin kita akan mengatakan bahwa ‘psikologi
pendidikan’ itu sebenarnya sudah termasuk di dalam psikologi, dan
tidak perlu dipersoalkan atau dipisahkan menjadi sesuatu disiplin ilmu
tersendiri.7 
Dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari
psikologi yang dalam penguraian dan penelitiannya lebih menekankan
pada maslah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun
mental, yang sangat erat hubungannya dalam masalah pendidikan
terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.8

B. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan


1. Pengertian Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

Arti dari ruang lingkup secara umum adalah batasan.


Sedangkan menurut KBBI ruang lingkup adalah luasnya subjek yang
tercakup. Jadi dapat disimpulkan Ruang Lingkup Psikologi
Pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang memiliki batas atau
cakupan khusus mempelajari, meneliti, dan membahas seluruh tingkah
laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan yang meliputi
tingkah laku belajar (oleh siswa), tingkah laku mengajar (oleh guru),
dan tingkah laku belajar mengajar (oleh guru dan siswa yang saling
berinteraksi).

2. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

7 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 7

8 Ibid, h. 9.
10

Inti persoalan psikologis dalam psikologi pendidikan tanpa


mengabaikan persoalan psikologi guru, terletak pada siswa.
Pendidikan pada hakikatnya adalah pelayanan yang khusus
diperuntukkan bagi siswa. Karena itu, ruang lingkup pokok
bahasan psikologi pendidikan, selain teori-teori psikologi
pendidikan sebagai ilmu, juga berbagai aspek psikologis para siswa
khususnya ketika mereka terlibat dalam proses belajar dan dalam
proses belajar-mengajar.

Secara garis besar, banyak ahli yang membatasi pokok-


pokok bahasan psikologi pendidikan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Pokok bahasan mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori,


prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas perilaku belajar siswa, dan
lain sebagainya.
2. Pokok bahasan mengenai “proses belajar”, yakni tahapan
perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar
siswa.
3. Pokok bahasan mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan
keadaan lingkungan baik bersifat fisik maupun nonfisik yang
berhubungan dengan kegiatan belajar siswa.
Sementara itu, Samuel Smith sebagaimana yang dikutip
Suryabrata (1984), menetapkan 16 topik bahasan yang rinciannya
sebagai berikut:

1. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan (the science of


educational psychology).
2. Hereditas atau karakteristik pembawaan sejak lahir (heredity).
3. Lingkungan yang bersifat fisik (physical structure).
4. Perkembangan siswa (growth).
5. Proses-proses tingkah laku (behavior process).
11

6. Hakikat dan ruang lingkup belajar(nature and scope of


learning).
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (factors that
condition learning).
8. Hukum-hukum dan teori-teori belajar (laws and theoris of
learning).
9. Pengukuran, yakni prinsip-prinsip dasar dan batasan-batasan
pengukuran/evaluasi (measurement: basic principles and
definitions).
10. Transfer belajar, meliputi mata pelajaran (transfer of learning
subject matters).
11. Sudut-sudut pandang praktis mengenai pengukuran (practical
aspects of measurement).
12. Ilmu statistik dasar (element of statistics).
13. Kesehatan rohani (mental hygiene).
14. Pendidikan membentuk watak (character educations).
15. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah
menengah (psychology of secondary school subjects).
16. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah
dasar (psychology of elementary school subjects).
Keenam belas pokok bahasan diatas, konon telah dikupas oleh
hampir semua ahli yang telah diselediki Smith, walaupun porsi
(jumlah bagian/jatah) yang diberikan dalam pengupasan
tersebut tidak sama.9

Selanjutnya Crow mengatakan bahwa yang menjadi ruang


lingkup Ilmu Jiwa Pendidikan adalah :

1. Sampai sejauh mana faktor – faktor pembawaan dan


lingkungan berpengaruh terhadap belajar.
9 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan, (RosdaKarya: Bandung). Hlm.25-26
12

2. Sifat – sifat dari proses belajar.


3. Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar
(learning readiness)
4. Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan – perbedaan
individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar.
5. Perubahan – perubahan jiwa (inne changes) yang terjadi
selama dalam belajar.
6. Hubungan antara prosedur – prosedur mengajar dengan hasil
belajar.
7. Teknik – teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan
dalam belajar.
8. Pengaruh/akibat relative dari pendidikan formal dibandingkan
dengan pengalaman-pengalaman belajar yang incidental dan
innformasi terhadap suatau individu.
9. Nilai/manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bai personil
sekolah.
10. Akibat/pengaruh psikologis (psychological impact)  yang di
timbulkan oleh kondisi – kondisi sosiologis terhadap sikap
para siswa.
Dari rangkaian pokok-pokok bahasan diatas, tampak sangat
jelas bahwa masalah belajar (learning) adalah masalah yang paling
sentral dan vital, (inti dan amat penting) dalam psikologi
pendidikan. Dari seluruh proses pendidikan kegiatan belajar siswa
merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini bermakna bahwa
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak terpulang
kepada proses belajar siswa baik ketika ia berada di dalam kelas
maupun diluar kelas.

Karena psikologi pendidikan merupakan ilmu yang


memusatkan dirinya pada penemuan dan penerapan prinsip-prinsip
dan teknik-teknik psikologi kedalam pendidikan, maka ruang
13

lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik psikologi


yang erat hubungannya dengan pendidikan.

Selanjutnya, walaupun masalah belajar merupakan pokok


bahasan sentral dan vital, tidak berarti masalah-masalah lain tidak
perlu dibahas oleh psikologi pendidikan. Masalah mengajar
(teaching) dan proses belajar mengajar (teaching-learning process)
seperti telah penyusun tekankan sebelum ini, juga dibicarakan
dengan porsi yang cukup besar dan luas dalam psikologi
pendidikan. Betapa pentingnya masalah proses belajar mengajar
tersebut, terbukti dengan banyaknya penelitian yang dilakukan dan
buku-buku psikologi pendidikan yang secara khusus membahas
masalah interaksi instruksional (hubungan bersifat pengajaran
antara guru dan siswa).10

C. Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan


Dalam proses pembelajaran tentunya dibutuhkan sikap saling
memahami antara pendidik dengan peserta didik. Untuk itu dibutuhkan
pemahaman khusus mengenai psikologi dalam pendidikan. Agar
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai
tujuan utama. Dibawah ini beberapa manfaat yang diperoleh dalam
mempelajari Psikologi Pendidikan :

a.   Untuk Mempelajari Situasi Dalam Proses Pembelajaran

Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada


pendidik dan calon pendidik untuk meningkatkan efisiensi proses
pembelajaran pada kondisi yang berbeda-beda seperti di bawah ini:

1)   Memahami Perbedaan Individu (Peserta Didik);

10 Ahmad Mudzakir. Psikologi Pnedidikan, (Pustaka Setia: Bandung). Hlm. 16-17


14

Seorang pendidik harus berhadapan dengan sekelompok siswa di


dalam kelas dengan hati-hati karena karakteristik masing-masing
siswa berbeda-beda. Oleh karena itu, sangat penting untuk
memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut pada berbagai
tingkat pertumbuhan dan perkembangan guna menciptakan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien. Psikologi pendidikan dapat
membantu pendidik dan calon pendidik dalam memahami
perbedaan karakteristik siswa tersebut.

2)  Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di Dalam Kelas;

Pemahaman yang baik tentang ruang kelas yang digunakan dalam


proses pembelajaran sangat membantu pendidik untuk
menyampaikan materi kepada siswa secara efektif. Iklim
pembelajaran yang kondusif harus bisa diciptakan oleh pendidik
sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan efektif. Seorang
pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses
belajar mengajar, pendekatan yang berbeda dalam mengajar untuk
hasil proses belajar mengajar yang lebih baik. Psikologi pendidikan
berperan dalam membantu pendidik agar dapat menciptakan iklim
sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga proses
pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan efektif.

3)  Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran;

Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan


siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu pendidik dalam
menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan
sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan
keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat
perkembangan yang sedang dialami peserta didik.

4) Memberikan Bimbingan kepada Peserta Didik;


15

Seorang pendidik harus memainkan peran yang berbeda di sekolah,


tidak hanya dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga berperan
sebagai pembimbing bagi peserta didik. Bimbingan adalah jenis
bantuan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang mereka
hadapi. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan memungkinkan
pendidik untuk memberikan bimbingan pendidikan dan kejuruan
yang diperlukan untuk siswa pada tingkat usia yang berbeda-beda.

5)  Mengevaluasi Hasil Pembelajaran;

Pendidik harus melakukan dua kegiatan penting di dalam kelas


seperti mengajar dan mengevaluasi. Kegiatan evaluasi membantu
dalam mengukur hasil belajar siswa. Psikologi pendidikan dapat
membantu pendidik dan calon pendidik dalam mengembangkan
evaluasi pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis
evaluasi, pemenuhan prinsip-prinsip evaluasi maupun menentukan
hasil-hasil evaluasi.

b.  Untuk Penerapan Prinsip-prinsip Belajar Mengajar

1)  Menetapkan Tujuan Pembelajaran;

Tujuan pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku yang


dialami siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran.
Psikologi pendidikan membantu pendidik dalam menentukan
bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan
pembelajaran.

2)  Penggunaan Media Pembelajaran;

Pengetahuan tentang psikologi pendidikan diperlukan pendidik


untuk merencanakan dengan tepat media pembelajaran yang akan
digunakan. Misalnya penggunaan media audio-visual, sehingga
dapat memberikan gambaran nyata kepada peserta didik.
16

3)  Penyusunan Jadwal Pelajaran;

Jadwal pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologi


peserta didik. Misalnya mata pelajaran yang dianggap sulit bagi
siswa seperti matematika ditempatkan di awal pelajaran, di mana
kondisi siswa masih segar dan semangat dalam menerima materi
pelajaran.

Menurut Chaplin (1972, dalam Online), untuk membantu


memecahkan masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan yang
meliputi guru, siswa, materi, metode, dalam masalah belajar-
mengajar terdapat beberapa macam-macam kegiatan yang
memerlukan prinsip psikologis, yaitu (a) Seleksi penerimaan siswa
baru; (b) Perencanaan pendidikan; (c) Penyusun kurikulum; (d)
Penelitian kependidikan; (e) Administrasi kependidikan; (f)
Pemilihan materi pelajaran; (g) Interaksi belajar-mengajar; (h)
Pelayanan bimbingan dan konseling; dan (i) Evaluasi belajar.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara


keseluruhan psikologi pendidikan berperan dalam membantu pendidik
untuk merencanakan, mengatur dan mengevaluasi kegiatan belajar
mengajar di sekolah.

Dalam buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan


sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan
pembelajaran, sebagai berikut:

a) Menarik perhatian (gaining attention): Hal yang


menimbulkan minat siswa dengan mengemukakan
sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner
of the objectives): Memberitahukan kemampuan yang
harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti pelajaran.
17

c) Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari


(stimulating recall or prior learning): Merangsang
ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang
menjadi prasyarat untuk mempelajari materi yang baru.
d) Menyampaikan materi pelajaran (presenting the
stimulus): Menyampaikan materi-materi pembelajaran
yang telah direncanakan.
e) Memberikan bimbingan belajar (providing learner
guidance): Memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
membimbing proses/alur berpikir siswa agar memiliki
pemahaman yang lebih baik.
f) Memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting
performance): Siswa diminta untuk menunjukkan apa
yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap
materi.
g) Memberikan balikan (proaviding feedback):
Memberitahu seberapa jauh ketepatan performance
siswa.
h) Menilai hasil belajar (assessing performance):
Memberitahukan tes/tugas untuk mengetahui seberapa
jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran.
i) Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing
retention and transfer). Merangsang kamampuan
mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan
rangkuman, mengadakan review atau mempraktekkan
apa yang telah dipelajari.
c.  Kegunaan psikologi pendidikan di sekolah

Menurut crow and crow (1987), bahwa pendidikan terbagi


atas dua, yaitu pendidikan formal dan pendidikan informal:

1) Pendidikan formal
18

Pendidikan formal adalah pendidikan yang didapat


dari belajar yang mempergunakan program terencana,
biasanya disebut pendidikan sekolah. Nilai kegunaan
prinsip- prinsip psikologis adalah usaha untuk membantu
anak- anak atau orang dewasa mendapat pengalaman-
pengalaman dari pendidikan formal. Guru sebagai seorang
pendidik di sekolah, dan sebagai seorang pendidik perlu
menggunakan hasil- hasil penyelidikan psikologi dalam
tugasnya, sehinggga dapat memahami anak didiknya dan
dapat mencari jalan keluar dalam suatu permasalahan yang
dihadapi peserta didik.

Menurut suryabrata (dalam Rumini, 1993) masalah


tersebut sebagai berikut:

a) Pengaruh pembawaan dan lingkungan atas belajar.


b) teori dan proses belajar.
c) hubungan antara taraf kematangan dengan kesiapan
belajar.
d) perbedaan individu dan pengaruhnya terhadap hasil
pendidikan.
e) perubahan batiniah yang terjadi selama belajar.
f) hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar.
g) teknik evaluasi yang efektif atas kemajuan yang
dicapai anak didik.
h) perbandingan hasil pendidikan formal dan pendidikan
informal atas individu.
i) nilai sikap ilmiah terhadap pendidikan yang dimiliki
para petugas pendidikan (guru).
j) pengaruh kondisi sosial anak didik atas pendidikan
yang diterima.
2) Pendidikan informal
19

Pendidikan informal adalah pendidikan yang


didapatkan dari belajar yang secara relatif kurang atau
tanpa disadari, yang berlangsung bebas menyertai
kehidupan sehari- hari.

d. Kegunaan psikologi pendidikan bagi guru

Sementara itu, sebagaimana yang dikemukakan Chaplin


(1972) menitikberatkan manfaat atau kegunaan mempelajari
psikologi pendidikan untuk memecahkan rnasalah-masalah yang
terdapat dalam dunia pendidikan dngan cara rnenggunakan
metode-metode yang telah disusun secara rapi dan sistematis.
Kemudian Lindgren berpendapat bahwa manfaat mempelajari
psikologi pendidikan ialah untuk membantu para guru dan calon
guru dalam mengembangkan pemaharnan yang lebih baik
rnengenai pendidikan dan prosesnya. Pemecahan berbagai masalah
pendidikan tidak perlu dibedakan apakah masalah-masalah
psikologis itu dan pihak guru, siswa, atau situasi belajar mengajar
yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran.

Secara umum manfaat dan kegunaan psikologi pendidikan


menurut pendapat Muhibinsyah (2003) bahwa psikologi
pendidikan merupakan alat bantu yang penting bagi penyelenggara
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Psikologi
pendidikan dapat dijadikan landasan berpikir dan bertindak bagi
guru, konselor, dan juga tenaga profesional kependidikan laiannya
dalam mengelola proses belajar dan mengajar. Sedangkan proses
pembelajaran tersebut adalah unsur utama dalam pelaksanaan
setiap sistem pendidikan.

Manfaat dan kegunaan psikologi pendidikan juga


membantu untuk memahami karakteristik peserta didik apakah
termasuk anak yang lambat belajar atau yang cepat belajar, dengan
20

mengetahui karakteristik mi guru dapat mendesain pendekatan


belajar untuk anak didik yang berbeda-beda tersebut, sehingga
pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal untuk seluruh
karakteristik anak didik. (Ceca,2011)

Apabila seorang guru tidak mempelajari dan memahami


psikologi pendidikan, maka bukan hanya menghambat proses
pembelajaran. Tetapi juga dapat menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan seperti beberapa contoh kasus di bawah ini :

1) Dalam tahun 2015 ini, terdapat beberapa kasus yang tidak


semestinya dilakukan oleh guru terhadap murid/siswanya.
Kasus-kasus itu terjadi diindikasikan akibat guru yang tidak
menerapkan, memahami dan mempelajari psikologi
pendidikan dengan baik dan menyeluruh. Beberapa kasus
tersebut antara lain seperti dirangkum dari
www.sindonews.com:
2) Kasus guru wanita SDN 7 Matangkuli Aceh Utara, yang
berinisial AN (53) yang melakukan tindak kekerasan terhadap
FN (12) murid kelas 5 SD dengan memukul bagian kepala
siswa tersebut dengan martil/palu. (Agustus, 2015).
3) Seorang guru MTs di Bantul berinisial EN (63) melakukan
aksi pencabulan terhadap belasan anak di bawah umur yang
tinggal di seputaran rumahnya. (Juli, 2015)
4) Seorang guru SDN Pematang Reba, Kabupaten Indragiri Hulu,
Pekanbaru, Riau berinisial Z melakukan pemaksaan untuk
melakukan oral seks kepada 6 muridnya yang berusia antara 8-
9 tahun di perpustakaan sekolah setempat. (Mei, 2015)
5) Seorang guru Bahasa Jerman di SMAN 2 Kota Kefamenanu
Timor Tengah Utara, NTT, memberikan hukuman kepada
seorang murid bernama Melson Aluet (17) karena tidak
mengerjakan PR dengan cara menyuruh membenturkan
21

kepalanya sendiri di meja sebanyak 80 kali. Akibatnya Melson


mengalami gegar otar hingga muntah darah.

Kasus-kasus seperti diatas diharapkan semakin minim


terjadi dalam dunia pendidikan. Guru diharapkan dapat
mempelajari, memahami dan mendalami psikologi pendidikan
dalam dirinya sebagai bagian penting dalam menjalankan
profesinya sebagai pendidik generasi bangsa. Sebab di dalam dunia
pendidikan, untuk mencapai pendidikan yang maksimal dan efektif
bukan hanya terkait pembahasan kurikulum belaka, namun juga
permasalahan psikologis peserta didik dan model pengajaran
pendidiknya juga harus tetap diperhatikan. Oleh karena itu,
psikologi pendidikan menjadi penting untuk dipelajari oleh setiap
pendidik ataupun calon pendidik.

BAB IV
KESIMPULAN

1. Psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraian


dan penelitiannya lebih menekankan pada maslah pertumbuhan dan
perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang sangat erat
hubungannya dalam masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi
proses dan keberhasilan belajar.
22

2. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang


memiliki batas atau cakupan khusus mempelajari, meneliti, dan membahas
seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan yang
meliputi tingkah laku belajar (oleh siswa), tingkah laku mengajar (oleh
guru), dan tingkah laku belajar mengajar (oleh guru dan siswa yang saling
berinteraksi). Secara garis besar, banyak ahli yang membatasi pokok-pokok
bahasan psikologi pendidikan menjadi tiga macam, yaitu belajar, proses
belajar, situasi belajar
3. Beberapa manfaat yang diperoleh dalam mempelajari Psikologi Pendidikan
untuk mempelajari situasi dalam proses pembelajaran, untuk penerapan
prinsip-prinsip belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. Psikologi Umum. Semarang : Rineka Cipta. 1991.


Agus Sujanto. Psikologi Umum. Jakarta : Bumi Aksara. 2001.
Ahmad Mudzakir. Psikologi Pnedidikan. Pustaka Setia: Bandung.
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2003
Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007.
23

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991.

Anda mungkin juga menyukai