Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Psikologi Pendidikan


Secara etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa atau
nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah
psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jika
kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya obyek yang dipelajari,
maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu
yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat
abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung.
Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati
dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, psikologi
kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

B. Macam dan Jenis Pesikologi Pendidikan


Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum (general
phsychology) yang mengkaji perilaku pada umumnya dan psikologi khusus yang
mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus, diantaranya :
 Psikologi Perkembangan; mengkaji perilaku individu yang berada dalam
proses perkembangan mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir hayat.
 Psikologi Kepribadian; mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek –
aspek kepribadiannya.
 Psikologi Klinis; mengkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan
(klinis)
 Psikologi Abnormal; mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal.
 Psikologi Industri; mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia
industri.
 Psikologi Pendidikan; mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan
Disamping jenis – jenis psikologi yang disebutkan di atas, masih terdapat
berbagai jenis psikologi lainnya, bahkan sangat mungkin ke depannya akan
semakin terus berkembang, sejalan dengan perkembangan kehidupan yang
semakin dinamis dan kompleks.

Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah
memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni :
 Ontologis; obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu
yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti
peserta didik, pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat
pendidikan.
 Epistemologis; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil
psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui
berbagai studi longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara
pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.
 Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan
dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

Psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi


yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan
dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori
psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah
tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
Di sinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Penguasaan guru
tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai
guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa
“diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah
pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar
peserta didik”
Pengertian Psikologi Dalam Perspektif Pendidikan – Psikologi Pendidikan
adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam pendidikan,
pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi
sosial dari sekolah sebagai organisasi. Pengertian Psikologi Pendidikan Secara
etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berartijiwa atau nafas hidup,
dan “logos” atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan
ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Psikologi pendidikan berkaitan
dengan bagaimana siswa belajar dan berkembang.

Pengertian Psikologi Pendidikan Menurut para Ahli:


Arthur S. Reber (Syah, 1997 / hal. 12) Definisi Psikologi pendidikan adalah
sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah
kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut :
Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas Pengembangan dan
pembaharuan kurikulum Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan
ranah kognitif Penyenggaraan pendidikan keguruan
Menurut Muhibbin Syah, Definisi psikologi pendidikan adalah sebuah
disiplin psikologi yang terjadi dalam dunia pendidikan. Barlow (Syah, 1997 / hal. 12)
Definisi Psikologi pendidikan adalah .….. a body of knowledge grounded in
psychological research which provides a repertoire of resource to aid you in
functioning more effectively in teaching learning process. Psikologi pendidikan
adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan
serangkaian sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas
seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif.
Tardif (Syah, 1997 / hal. 13) Definisi Psikologi pendidikan adalah sebuah
bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku
manusia untuk usaha-usaha kependidikan.
Witherington (Buchori dalam Syah, 1997 / hal. 13) Psikologi pendidikan
sebagai “ A systematic study of process and factors involved in the education of
human being. Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan
faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
Sementara menurut Ensiklopedia Amerika, psikologi pendidikan adalah ilmu
yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan-
penemuan dan menerapkan prisip-prinsip dan cara untuk meningkatkan keefesien
dalam pendidikan.
Sementara itu menurut Psikologi pendidikan juga merupakan sub disiplin
ilmu psikologi. Psikologi pendidikan dideskripsikan oleh E. L. Thorndike pada tahun
1903 sebagai “”middlemen mediating between the science of psychology and the art
of teaching”. Dalam banyak studi, secara singkat, psikologi pendidikan merupakan
suatu disiplin ilmu yang mengaplikasikan ilmu psikologi dalam dunia belajar dan
guru.
Selain dari pada itu pemahaman Psikologi Pendidikan juga merupakan
gabungan dari dua bidang studi yang berbeda.
1. Pertama adalah psikologi yang mempelajari segala sesuatu tentang pikiran dan
perilaku manusia serta hubungannya dengan manusia. Tentu saja tidak hanya
mempelajari manusia dalam kesendiriannya, melainkan juga mempelajari
manusia dalam hubungannya dengan manusia lain.
2. Kedua adalah pendidikan itu sendiri atau lebih khusus adalah sekolah. Jadi,
sebagai sebuah subdisiplin ilmu sendiri dalam psikologi, psikologi pendidikan
memfokuskan diri pada pemahaman proses pengajaran dan belajar yang
mengambil tempat dalam lingkungan formal.
Psikologi pendidikan berminat pada teori belajar, metode pengajaran, motivasi,
kognitif, emosional, dan perkembangan moral serta hubungan orangtua anak. Selain
itu psikologi pendidikan juga mendalami sub-populasi yaitu anak-anak gifted dan
yang dengan kebutuhan khusus. Ahli lain menambahkan bahwa psikologi pendidikan
berguna dalam penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas, pengembangan dan
pembaruan kurikulum, ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses
dan interaksi proses itu dengan pendayagunaan kognitif dan penyelenggaraan
pendidikan keguruan. Karena berkecimpung di ranah sekolah, istilah psikologi
pendidikan dan psikologi sekolah sering dipertukarkan.
Teoris dan peneliti lebih diidentifikasi sebagai psikolog pendidikan,
sementara praktisi di sekolah lebih diidentifikasi sebagai psikolog sekolah. Psikologi
pendidikan mengambil masalah-masalah yang dialami oleh orang muda dalam
pendidikan yang mencakup masalah kesulitan belajar atau masalah emosi dan sosial.
Mereka mengambil tugas untuk membantu proses belajar anak dan memampukan
guru menjadi lebih sadar akan faktor-faktor social yang berkatinan dengan
pengajaran dan belajar. Psikolog pendidikan biasa bekerja di lingkungan sekolah,
perguruan tinggi dan di lingkungan pendidikan anak, terutama bekerja dengan guru
dan orang tua. Mereka dapat bekerja secara langsung dengan anak (misal memeriksa
perkembangan, memberikan konseling) dan secara tidak langsung (dengan orang tua,
guru dan profesional lainnya).
Karena harus bekerja dengan manusia, psikolog pendidikan haruslah familier
dengan pendekatan-pendekatan tradisional tentang studi perilaku, humanistik,
kognitif dan psikoanalis. Mereka juga harus sadar dengan teori dan riset yang muncul
dari ranah tradisional psikologi seperti perkembangan (Piaget, Erikson, Kohlberg,
Freud), bahasa (Vygotsky dan Chomsky), motivasi (Hull, Lewin, Maslow,
McClelland), testing (intelegensi dan kepribadian) dan interpretasi tesnya.
Psikolog pendidikan juga harus mengikuti perkembangan mendadak dari area
menejemen kelas dan desain instruksional, pengukuran dan penggunaan gaya dan
strategi belajar, penelitian dalam metakognitif, peningkatan aplikasi pendidikan jarak
jauh, dan perluasan dari pengembangan dan aplikasi teknologi untuk tujuan
instruksional. Karena akan bekerja dengan pendidikan, seorang yang mempelajari
materi ini perlu memperhatikan hal-hal berikut.
 Proses perkembangan siswa – proses ini tentu saja harus disadari oleh
individu yang bekerja dalam pendidikan. Perkembangan siswa – terlebih
dalam ranah cipta – dengan segala variasi dan keunikannya merupakan modal
siswa untuk belajar, apapun halnya.
 Cara belajar siswa – dalam hal ini berkaitan pula dengan kesulitan-kesulitan
yang dialami siswa dalam belajar.
 Cara menghubungkan belajar dan mengajar
 Pengambilan keputusan untuk pengelolaan proses belajar mengajar.

Metode yang digunakan dalam psikologi pendidikan adalah:


1. Metode eksperimen
Dalam psikologi pendidikan, metode ini digunakan untuk menguji keabsahan dan
kecermatan kesimpulan yang ditarik dari penelitian dengan menggunakan metode
yang lain.
2. Metode kuisioner
3. Metode studi kasus
Digunakan untuk memperoleh gambaran rinci tentang aspek-aspek psikologi
siswa atau sekelompok siswa. Studi ini biasanya diikuti oleh studi lain yang
berskala lebih besar untuk mencapai generalisasi hasil tes. Mengapa demikian?
Kesimpulan hasil studi kasus dihasilkan dari penelitian terhadap sejumlah kecil
subjek yang tentu saja akan sulit untuk dijadikan sampel dari sebuah populasi
yang besar. Lazimnya, fenomena yang diselidiki dengan metode ini diikuti terus-
menerus dalam kurun waktu tertentu. Bahkan, tak jarang diperlukan waktu
bertahun-tahun untuk menghimpun data.
4. Metode penyelidikan klinis
Hanya digunakan oleh ahli psikologi klinis atau psikiater pada mulanya. Namun,
seiring dengan perkembangan jaman, dimulai oleh Jean Piaget, metode ini
digunakan dalam ranah pendidikan. Sasaran utama penggunaan metode ini adalah
untuk memastikan sebab-sebab kemunculan ketidaknormalan perilaku siswa.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih
psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya
pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar
Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan
beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak bisa
dilepaskan dari psikologi.
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak
orang, diantaranya peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang
tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara
efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut
seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat
menunjukkan perilakunya secara efektif.
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan
pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai
aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan
tugasnya,–terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya–, sehingga
dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat
memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.

B. Saran
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui
pertimbangan pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :
1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru
akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang
dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha
mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan
mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.

2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.


Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru
dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai,
dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis
belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami
siswanya.

3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.


Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga
diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi
pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis
secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh
kehangatan dan keakraban.

4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.


Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang
dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi
dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk
melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa
pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan
mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun
motivator belajar siswanya.

5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.


Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif.
Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai
memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang
kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan
menyenangkan.
6. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk
terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan
menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.

7. Menilai hasil pembelajaran yang adil.


Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam
mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam
teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan
hasil-hasil penilaian.

Anda mungkin juga menyukai