Anda di halaman 1dari 13

Modul 1

PELESTARIAN, MACAM SIFAT BAHAN PUSTAKA, DAN LATAR


BELAKANG SEJARAHNYA

Bahan pustaka adalah salah satu unsur penting dalam sebuah sistem
perpustakaan, sehingga harus dilestarikan mengingat nilainya yang mahal. Bahan
pustaka di sini berupa
terbitan buku, berkala (surat kabar dan majalah), dan bahan audiovisual seperti
audio kaset, video, slide dan sebagainya.
Pelestarian bahan pustaka tidak hanya menyangkut pelestarian dalam
bidang fisik, tetapi juga pelestarian dalam bidang informasi yang terkandung di
dalamnya.
Maksud pelestarian ialah mengusahakan agar bahan pustaka yang kita kerjakan
tidak cepat mengalami kerusakan. Bahan pustaka yang mahal, diusahakan agar
awet, bisa dipakai lebih lama dan bisa menjangkau lebih banyak pembaca
perpustakaan.
Tujuan pelestarian bahan pustaka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. menyelamatkan nilai informasi
3. mengatasi kendala kekurangan ruang
dokumen 4. mempercepat perolehan informas
2. menyelamatkan fisik dokumen

Pelestarian bahan pustaka memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:


1. melindungi 4. pendidikan 7. ekonomi
2. pengawetan 5. kesabaran 8. keindahan
3. kesehatan 6. sosial
Berbagai unsur penting yang perlu diperhatikan dalam pelestarian bahan pustaka
adalah:
1. manajemen 3. laboratorium
2. tenaga yang merawat bahan pustaka 4. dana

SEJARAH BAHAN PUSTAKA DAN CARA PERAWATANNYA


Bahan pustaka terdiri atas berbagai jenis dan bermacam sifat yang
dimilikinya. Dari sejarahnya, manusia menggunakan berbagai medium untuk
merekam hasil karya mereka. Bahan yang dipergunakan sesuai dengan
pengetahuan manusia serta teknologi pada zamannya.
Bahan yang dikenal sebagai medium perekam hasil budaya manusia adalah: (1)
tanah liat, (2) papyrus, (3) kulit kayu, (4) daun tal atau lontar, (5) kayu, (6)
gading, (7) tulang, (8) batu, (9) logam (metal), (10) kulit binatang, (11) pergamen
(parchmental) dan vellum, (12) leather (kulit), (13) kertas, (14) papan, (15) film,
(16) pita magnetik, (17) disket, (18) video disk dan lain-lain. Semua bahan di atas
bisa digolongkan sebagai bahan pustaka.

SEJARAH BAHAN PUSTAKA (LANJUTAN)


Koleksi terbesar perpustakaan
Pustakaan dewasa ini terbuat dari kertas. Sedangkan di masa mendatang
mungkin isi sebuah perpustakaan berupa kumpulan disket, karena teknologi
komputer memungkinkan demikian.
Kertas bisa dibuat dari berbagai serat yaitu:
1. serat binatang
2. serat bahan mineral
3. serat sintetis
4. serat keramik
5. serat tumbuh-tumbuhan.
Kekuatan kertas tergantung dari kekuatan serat sebagai bahan dasarnya.
Bahan pustaka yang lain ialah bahan non-buku yang juga disebut bahan
audiovisual, media teknologi, alat peraga dan sebagainya. Materi bahan non-buku
begitu bervariasi. Karena itu dalam memelihara bahan non-buku diperlukan
berbagai keahlian dan keterampilan khusus. Kita harus memahami apa yang
disebut dengan hardware atau perangkat keras dan software atau perangkat lunak.
Harus kita fahami cara meng-operasikan peralatan, cara memperbaiki kalau ada
kerusakan, dan bisa memeliharanya sehingga bahan-bahan tersebut awet dan
lestari.
Modul 2
JENIS DOKUMEN DAN PELESTARIANNYA

Dokumen merupakan hasil rekaman yang berisi informasi. Dalam


pengertian sehari-hari dokumen diartikan sebagai secarik kertas yang berisi tulisan
atau grafis lainnya. Di PusDokInfo, dokumen diartikan sebagai media yang
memuat atau berisi informasi dalam berbagai format. (Buku, manuskrip,
videotapes, dan file-file dianggap dokumen).
I. Dokumen Nontekstual, Tekstual, Grey Literatyre, dan Pengawasan Bibliografi
A. Jenis Dokumen
Manusia menggunakan berbagai media untuk merekam hasil karya
mereka yang sesuai dengan pengetahuan dan teknologi pada jamannya,
misalnya: tanah liat, papyrus, kulit kayu, daun tul atau lontar, kayu, gading,
tulang, batu, logam, kulit binatang, pergamen (parchment = kertas perkamen),
vellum (naskah yang ditulis pada kulit binatang), leather (kulit binatang, kertas,
papan, film, pita magnetik, disket, video disk. Dari aspek keterbacaan:
dokumen nontekstual atau korporil (disimpan di musem-museum), dan
dokumen literer (disimpan di PusDokInfo).
1. Dokumen Menurut Ketajaman Analisis
 Dokumen Primer, dokumen yang disiapkan oleh pengarangnya, berisi
mengenai penelitian yang dilakukan endiri (misalnya: artikel majalah
ilmiah/jurnal, laporan penelitian, paten, disertasi, makalah lokakarya, dan
kartu informasi.
 Dokumen Sekunder, dokumen yang berisi informasi mengenai dokumen
primer (dokumen yang mengacu ke dokumen primer, karena isinya
merupakan deskripsi dan informasi tentang dokumen primer (misalnya:
bibliografi, katalog, majalah indeks, majalah abstrak dan daftar isi).
 Dokumen Tesier, dokumen yang berisi informasi mengenai dokumen
sekunder (dokumen yang mengumpulkan, menyarikan dan memindahkan
informasi yang semula ada pada dokumen sekunder dan terkadang
dokumen primer yang kemudian diolah sesuai dengan kepentingan
pemakai atau pembaca (misalnya: buku ajar, direktori serta panduan
literature bibliografi dari bibliografi).

2. Dokumen Grey Literature


Grey Literature = literatur kelabu = unconventional literature = non
conventional literature = literatur nonkomersial, jenis dokumen yang sukar atau
tidak mungkin ditemukan di pasaran bahkan perpustakaan (atau perpustakaan
tidak semua memiliki), misalnya: prosiding seminar, laporan penelitian,
disertasi, naskah-naskah kerjasama, kertas kerja pertemuan ilmiah/seminar,
terbitan peerintah. Hal ini dikarenakan jumlah cetakan/terbitannya sangat
terbatas. Untuk bisa mendapatkan grey literature, perpustakaan harus memiliki
hubungan yang baik dengan suatu lembaga/instansi.
Dewasa ini telah diupayakan adanya pengawasan bibliografi terhadap Grey
Literature oleh PDII-LIPI, yaitu dengan menerbitkan bibliografi laporan
penelitian dan disertasi (Indeks Penelitian dan Survei, 1950-1977).

B. Bibliografi sebagai Pengawasan Terbitan (Dokumen)


A.M. Lewis Robinson (1971): bibliografi disusun untuk membantu
pemakai dalam menemukan adanya suatu terbitan atau mengetahui batasan-
batasan dalam pengenalan buku atau dokumen lain yang diperlukannya. Juga,
untuk melengkapi data statistik mengenai kegiatan penerbitan dari kelompok
negara atau suatu negara, sedangkan untuk spesifikasi bibliografi memberikan
informasi kegiatan intelektual dalam suatu cabang ilmu pengetahuan.
Clapp (1955): bibliografi merupakan alat komunikasi informasi yang
cepat dan tepat, yang merupakan gabungan dari catatan terbitan yang pernah
dihasilkan oleh masyarakat dalam berbagai jenis terbitan.
Donald Davinson (1975), bibliografic control:
Pengembangan dan perawatan suatau sistem pencatatan yang
memadai/cukup tentang semua yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan,
tercetak atau terekan yang menambah jumlah pengetahuan dan informasi bagi
masyarakat.
Induk dari catatan tertulis dan yang terbit disajikan untuk tujuan
bibliografi
Organisasi bibliografi adalah suatu penyusunan yang efektif yang dihasilkan
dari penyusunan daftar yang sistematis dari cantatan komunikasi masyarakat
yang disebut bibliografi.

C. Pengawasan Terbitan Secara Nasional


Dari kegiatan Pengawasan Terbitan Secara Nasional muncul istilah
National Bibliographic Control, dengan kelengkapan:
 Buku dan phamplet yang terbit untuk dijual maupun tidak dijual
 Indeks artikel
 Peta dan atlas
 Karya musik
 Audio visual
 Disertasi dan karya akademik yang tidak diterbitkan
 Terbitan pemerintah daerah
 Direktori
Dari masing-masing National Bibliographic Control muncul Universal
Bibliographic Control (UBC), yang merupakan realisasi kerjasama dalam
jaringan informasi yang telah dilaksanakan oleh pustakawan di dunia yang bisa
berfungsi sebagai media pameran buku internasional dan pengawasan terbitan
dunia (Dothy Anderson, 1975).
II. Pelestarian Dokumen
Dokumen, baik secara fisik maupun informasi yang terkandung di
dalamnya, perlu dilestarikan bersama sebagai suatu rekaman budaya atau
sejarah kehidupan bangsa yang menjadi kebanggaan dan acuan dalam
pengembangan bdaya bangsa di masa mendatang. Pemeliharaan dokumen tidak
ditujukan pada dokumen yang sudah tua dan rusak saja, tetapi juga pada bahan
pustaka yang baru.
A. Definisi Pelestarian Dokumen
Konservasi (conservation) dan preservasi (preservation) memiliki nilai
yang sama untuk istilah pemeliharaan dokumen.
John M. Enchols dan Hassan Shadily. Kamus Inggris-Indonesia:
Konservasi berarti: perlindungan, pengawetan.
Preservasi berarti: pemeliharaan, penjagaan, dan pengawetan.
J.M. Dureau dan D.W.G. Clements. The Principles of the Preservation
and Conservation of Library Materials:
 Preservasi: mencakup unsur-unsur pengelolaan keuangan, cara
penyimpanan, tenaga, teknik, dan metode untuk melestarikan informasi dan
bentuk fisik dokumen.
 Konservasi: adalah teknik yang dipakai untuk melindungi bahan pustaka
dan arsip dari kerusakan dan kehancuran.
Konservasi dalam perpustakaan adalah perencanaan program secara
sistematis yang dapat dikembangkan untuk menangani koleksi perpustakaan
agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.
Konservasi dalam museum semua kegiatan dalam usaha melindungi
benda-benda budaya untuk keperntingan masa depan.
Prinsip-prinsip konservasi sesuai dengan Code of Ethics and Guideline
for conservation Pratice (1986):
Preservation of deterioration: tindakan untuk melindungi benda budaya
termasuk bahan pustaka dengan mengendalikan kondisi lingkungan,
melindungi dari faktor perusak lainnya, termasuk salah penanganan.
Preservation: penanganan yang berhubungan langsung dengan benda.
Kerusakan oleh udara lembab, faktor kimiawi, serangga, mikroorganisme harus
dihentikan termasuk untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Consulidation: memperkuat benda yang sudah rapuh dengan jalan memberi
perekat atau bahan penguat.
Restoration: memperbaiki koleksi yang telah rusak dengan jalan menambal,
menyambung, memperbaiki jilidan yang rusak dan mengganti bagian yang
hilang bentuknya mendekati keadaan semula.
Reproduction: membuat ganda dari benda asli, termasuk membuat mikrofilm,
mikrofis, foto repro, fotokopi.
Wendy Smith dari National Library of Australia:
 Preservation: semua kegiatan yang bertujuan memperpanjang umur bahan
pustaka dan informasi yang ada di dalamnya.
 Conservation: kegiatan yang meliputi perawatan, pengawetan dan
perbaikan bahan pustaka oleh konservator yang profesional
 Resoration: kegiatan konservasi yang memperbaiki bahan pustaka yang
rusak agar kondisinya seperti asli.
The American Heritage Dictionary:
 Conservation: kegiatan menjaga supaya tidak hilang, rusak atau disia-
siakan.
 Preservation: kegiatan melindungi kerusakan, resiko dan bahaya lainya,
menjaga agar tetap utuh dan menyiapkan sesuatu untuk melindungi dari
kehancuran.

B. Tujuan Pelestarian Dokumen


Tujuan pelestarian dirumuskan:
1. Menyelamatkan nilai informasi dokumen
2. Menyelamatkan fisik dokumen
3. Mengatasi kendala keterbatasan ruangan
4. Mempercepat perolehan informasi, dokumen yang didigitalisasi sangat
mudah untuk diakses.
Fungsi pelestarian (Martoatmodjo, 1993):
1. Fungsi melindungi: bahan pustaka dilindungi dari serangan serangga,
manusia, jamur, panas matahari, air.
2. Fungsi pengawetan: dokumen menjaid awet dan lebih lama dipakai.
3. Fungsi Kesehatan: dokumen menjadi bersih sehinga pustakawan dan
pemakai menjadi/tetap sehat.
4. Fungsi pendidikan: perpustakaan dan pustakawan belajar bagaimana cara
memakai dan merawat bahan pustaka dan ruang perpustakaan.
5. Funsi kesabaran: perawatan bahan pustaka perlu kesabaran.
6. Fungsi sosial: perawatan bahan pustaka perlu dikerjakan bersama-sama.
7. Fungsi ekonomi: bahan pustaka menjadi awet dan keuangan dapat
dihemat.
8. Fungsi keindahan: penataan dokumen menjadi rapi dan keindahan
perpustakaan akan lebih kelihatan.
Unsur-unsur penting dalam pelestarian bahan pustaka: manajemen,
tenaga, laboratorium/ruangan, dana.

C. Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Dokumen


Secara umum, kerusakan bahan pustaka dikarenakan faktor biologi
(binatang pengerat, serangga, jamur), faktor fisika dan kimia, dan faktor alam
(sinar matahari, banjir, gempa bumi, api dan manusia.
Tiga kelompok faktor penyebab kerusakan bahan pustaka:
1. Karakteristik bahan: bahan mempunyai sifat kimia dan fisika yang tidak
stabil
2. Faktor Lingkungan: bahan pustaka mempunyai daya tahan berbeda
terhadap pengaruh lingkungan.
3. Faktor manusia: merupakan faktor dari luar dalam penanganan dan
penggunaan.
D. Mencegah Kerusakan Dokumen
Pencegahan:
1. Karena faktor lingkungan
 Menjaga suhu udara 20-24o C
 Perlu perlindungan terhadap sinar matahari langsung, atau
dijauhkan dari cendela
 Memasang AC untuk mengurangi/menghindari pencemaran udara
 Memeriksa bahan pustaka secara periodik untuk mencegah
kerusakan dari tumbuhan dan serangga
 Rak sebaiknya terbuat dari bahan anti karat dan anti serangga
 Bahan pustaka yang kena air perlu segera dikeringkan (hindari
penjemuran dengan sinar matahari)
2. Karena faktor manusia: perlu penyadaran dan penyuluhan tentang
penanganan dan penggunaan bahan pustaka, baik pustakawan dan
pengguna.

E. Fumigasi, Deasidifikasi, dan Laminasi


1. Agar bahan pustaka bebas dari penyakit, kuman, serangga, jamur dan
lainnya, maka bahan pustaka perlu diasap dengan bahan kimia (fumigasi).
2. Perlu dilakukan penghilangan keasaman yang disebabkan oleh tinta
3. Perlu pelapisan atau laminasi

F. Perbaikan Dokumen dan Restorasi


Kerusakan kecil ataupun besar perlu perbaikan dengan: menambal,
mengganti sampul menjilid kembali, pengencangkan penjilidan.

G. Penjilidan
Agar bahan pustaka tidak lepas dari strukturnya, maka perlu dijilid,
yagn memerlukan kehati-hatian dan ketelitian.

H. Pelestarian Nilai Informasi


Untuk pelestarian nilai informasi bahan pustaka perlu dilakukan denga
alih bentuk dokumen (ke bentuk mikro atau microfilm). Selain itu dengan
teknologi video, sehingga lebih mudah untuk penyimpanan, pengolahan dan
penemuan kembali misalnya tersipmapn dalam CD-ROM yang mempunyai
kelebihan:
1. merupakan penyimpanan informasi berkapasitas tinggi.
2. memudahkan dan mempercepat penelusuran
3. tahan terhadap gangguan elektromagnetik
4. memudahkan pembuatan katalog
5. mempercepat penerbitan

I. Rencana Pembentukan Bagian Pelestarian Untuk PusDokInfo


Bagian pelestarian bahan pustaka tidak kalah pentingnya dnegan
bagian-bagain lain di perpustakaan. Dengan bagian ini, sewaktu-waktu terjadi
kerusakan akan cepat diperbaiki sehingga dokumen cepat siap di rak.

J. Peran Konservator Dalam pelestarian Dokumen


Konservator memiliki tanggungjawab dalam memperbaiki fisik
dokumen, membantu mengembangkan kebijaksanaan pelsetarian, dan
pengawetan dokumen, serta menentukan standar dan spesifikasi setiap
perbaikan dari segi profesi dan etika. Tugas konservator:
1. memperbaiki dokumen
2. mengadakan tes bahan kimia
3. mengadakan konsultasi kepada yang lebih berpengalaman
4. mengadakan konsultasi dan penelitian dengan ahli subyek
5. merencanakan dan mengorganisir perbaikan
6. mengawasi peralatan dan perlengkapan perbaikan dokumen
7. memberi saran perbakan dan perawatan
8. bekerjasama dengan konservator lain
K. Perencanaan Kesiapan Menghadapi Bencana
Perencanaan diperlukan untuk:
1. memperkecil resiko kerusakan
2. mengurangi rasa panik staf
3. menyediakan strok bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam
keadaan darurat
4. menyusun daftar nama orang dan lembaga yang harus dihubungi jika
dalam keadaan darurat

Perencanaan kesiapan menghadapi bencana harus dituangkan dalam dokumen,


yang berisi:
1. pedoman ringkas tentang prosedur pencegahan, renspon, reaksi dan
pemulihan
2. daftar personil yang bisa dihubungi
3. daftar konsultan dan pemberi jasa
4. daftar peralatan dan penyuplai
5. prosedur perolehan bantuan tenaga, dana, tempat dan peralatan
6. denah perpustakaan
7. asuransi dan penjamin
KESIMPULAN MODUL 1 DAN 2
PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA

OLEH :

NAMA : SURYADI
NIM : 018997411

UNIVERSITAS TERBUKA
2013

Anda mungkin juga menyukai