Anda di halaman 1dari 17

PSIKOLOGI PEMUSTAKA

“PERPUSTAKAAN DAN PEMUSTAKA DALAM PENDEKATAN


INTERAKSI SOSIAL”

Dosen pengampu: Touku Umar, S.Hum, M.IP

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

NUR’ AISYAH (40400122037)

MUSDALIFA 40400122045)

M. WARIS ARDIANSYAH (40400122050)

ASTRINI DWI UTAMI (40400122052)

INAH MUNAWWARAH WULAN (40400122067)

ADAB DAN HUMANIORA

ILMU PERPUSTAKAAN

2023
A. PERPUSTAKAAN
1. PENGERTIAN PERPUSTAKAAN
Perpustakaan merupakan sebuah institusi yang memiliki peranan
paling penting dalam pelestarian informasi, baik itu pengumpulan,
pengelolaan maupun penyebarluasan informasi sehingga dapat diterima
dan dinikmati oleh pemustaannya. Menurut UU No 43 tahun 2007
tentang perpustakaan menjelaskan bahwasannya perpustakaan
merupakan intitusi pengelola koleksi karya tulis, arya cetak, dan/atau
karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian informasi dan
rekreasi para pemustaka. Menurut Yusuf dan Suhendar perpustakaan
memiliki makna sebagai suatu tempat yang mana didalamnya terdapat
kegiatan menghimpun, mengolah dan menyebarkan (pelayanan) segala
jenis informasi, baik informasi dalam bentuk tercetak maupun yang
terekam kedalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film,
kaset, tape recorder, video komputer, dan lain-lain.
Menurut Sulistyo Basuki definisi Perpustakaan yaitu sebuah instansi
secara ahlinya dengan menggunakan sebuah sistem baku untuk
mengayomi keperluan dalam hal education, research, information, and
recreation untuk user. Ada berbagai macam jenis perpustakaan yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, salah satunya perpustakaan
perguruan tinggi.
Menurut Syihabudin Qalyubi, dkk, pengertian perpustakaan secara
luas (general) yaitu perpustakaan bisa dikatakan suatu institusi yang ada
didalamnya tercakup elemen koleksi atau informasi dalam pengolahan,
penyimpanan, serta pemakai.
Menurut Hafiz Alrosyid Sebuah perpustakaan memiliki manfaat besar
bagi user, salah satu manfaatnya adalah sebagai information source dan
study source jika terdapat perpustakaan tersebut maka akan menyediakan
akuisisi pustaka, sedangkan perpustakaan yang kurang memiliki akuisisi
pustaka yang terbaru pasti ketinggalan masa dan lambat laun akan sedikit
yang mengunjunginya.
Adapun menurut Wiji Suwarno istilah “perpustakaan yaitu satu ruang,
gedung, serta gedung itu sendiri yang dimanfaatkan untuk memyimpan
buku, terbitan, serta lainnya. Biasanya disimpan berdasarkan struktur
tertentu bagi pembaca, tidak diperjual.

Adapun beberapa jenis perpustakaan yaitu:

a. Perpustakaan Nasional adalah lembaga pemerintah non departemen


(LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang
perpustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina,
perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian,
perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan, serta
berkedudukan di ibukota negara.
b. Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi
masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa
membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status
sosial-ekonomi.
c. Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan secara
terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga
masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah, atau
organisasi lain.

2. Layanan di Perpustakaan
Pelayanan didefinisikan sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang
dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya. Pelayanan
merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen (Kotler,
2002: 83). Dengan demikian, jika dalam kenyataannya atau pelayanan
yang diberikan melebihi dari yang diharapkan oleh para pemustaka,
mereka akan merasa sangat puas. Namun, jika pelayanan yang diberikan
perpustakaan sama dengan yang diharapkan mereka akan puas.
Sebaliknya, jika layanan yang diberikan tidak sesuai atau bahkan di
bawah harapannya, maka mereka akan merasa tidak puas atau bahkan
sangat tidak puas.

Terdapat beberapa jenis layanan di perpustakaan antara lain :


a. Layanan orientasi perpustakaan: layanan ini memberikan informasi
tentang koleksi perpustakaan, jasa layanan yang disediakan
perpustakaan dan cara penelusuran informasi secara umum
(information literacy). Biasanya rutin dilakukan oleh perpustakaan
sekolah atau universitas setiap kali tahun ajaran baru, ataupun oleh
perpustakaan umum secara berkala.
b. Layanan sirkulasi atau layanan peminjaman dan pengembalian
bahan koleksi.
c. Layanan Referensi adalah layanan yang bahan pustakanya berupa
koleksi referensi atau koleksi bahan rujukan.
d. Layanan deposit, lebih banyak dilakukan oleh perpustakaan umum
dalam hal ini merupakan koleksi terbitan pemerintah maupun
terbitan lain dari hasil terbitan yang diserahkan ke perpusnas atau
perpusda sebagai pelaksanaan Undang-undang No. 4 tahun 1990
tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam Indonesia.
e. Layanan reserve book atau buku tandon, layanan ini merupakan
kumpulan buku atau bahan pustaka kopi ke satu, koleksi tidak
boleh dipinjam dibawa pulang dan hanya boleh dibaca ditempat.
f. Layanan khusus, merupakan layanan dengan koleksi bahan pustaka
yang khusus, seperti karya ilmiah, skripsi, dan sebagainya untuk
perpustakaan perguruan tinggi.
g. Layanan informasi adalah pemberian layanan informasi tentang apa
saja tidak terlepas dengan bentuk bahan pustaka.
h. Layanan penelusuran pustaka, di mana layanan ini terbagi dua
yaitu:
a) Layanan internet.
b) Layanan fotokopi.

Faktor-faktor Pendukung Layanan Perpustakaan


a. Koleksi atau bahan pustaka
Koleksi atau bahan pustaka merupakan faktor utama dalam
layanan perpustakaan. Bahan pustaka dapat dilihat dari jenis dan
bentuknya. Jenis bahan pustaka, meliputi koleksi : 1) tercetak; 2)
tergambar; 3) terbentuk dan 4) elektronik, seperti : terekam, mikro,
dan web. Adapun bentuk koleksi bahan pustaka dapat berbentuk
(1) lembaran; (2) lipatan; (3) bundelan atau jilidan; (4) rekaman;
(5) dan lain-lain.
b. User atau pemustaka
User atau pemustaka adalah masyarakat yang datang untuk
memanfaatkan koleksi yang ada di perpustakaan. Agar dapat
memberikan layanan yang baik, maka pengelola perpustakaan
harus memperhatikan latar belakang pemustaka yang meliputi:
usia, jenis kelamin, kedudukan atau jabatan, status, pendidikan,
sosial ekonomi, dan sosial budaya.
c. Staf atau pengelola perpustakaan
Staf atau pengelola perpustakaan dalam hal ini perlu dibedakan
antara tenaga fungsional (pustakawan) dengan tenaga administrasi
(non pustakawan). Di samping itu, perlu diperhatikan bahwa
pengelola perpustakaan sebaiknya : (1) Memiliki pendidikan
tentang kepustakawanan; (2) Memiliki ketrampilan pemanfaatan
Teknologi Informasi; (3) Memiliki keterampilan bahasa; (4)
Mengetahui kebutuhan pemakainya; dan (5) memiliki sense of
media.
d. Fasilitas
Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang disediakan oleh
perpustakaan demi memberikan layanan kepada user, yang
meliputi : (1) Gedung atau ruangan; (2) Transportasi; (3) Meubel;
(4) Peralatan komunikasi; (5) Peralatan teknologi informasi; dan
(6) Rambu-rambu perpustakaan.

Sedangkan mengenai kualitas layanan di perpustakaan, ditentukan oleh


hal berikut :

1. ketersediaan informasi: lengkapnya sarana informasi yang disediakan


perpustakaan, seperti koleksi dan jenis sarana informasi yang beragam.
2. kemudahan akses informasi: mudahnya mendapatkan informasi yang
dibutuhkan, seperti tersedianya sarana penelusuran yang baik, contohnya
katalog online (OPAC).
3. keakuratan informasi: indeks dan istilah pada sarana penelusuran
informasi tersebut menggunakan istilah yang tepat dan akurat, sehingga
informasi yang tersaring pun akurat
4. kelengkapan informasi: informasi yang disediakan oleh perpustakaan
lengkap dengan berbagai variasi jenis bahan, ataupun informasinya dari
banyak sumber.
5. kelayakan sumber informasi: koleksi dan sumber informasi yang
disediakan merupakan informasi yang layak untuk dijadikan referensi
(reliable) dan informasinya up to date, misalnya tersedianya buku-buku
edisi terbaru.
6. ketepatan waktu: tidak dibutuhkan waktu yang lama dalam penelusuran
informasi, sehingga informasi ditemukan dengan cepat dan tepat.

B. PEMUSTAKA
1. Pengertian Pemustaka
Berdasar Undang-Undang Perpustakaan 43 Tahun 2007 definisi
pemustaka adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok
orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan
perpustakaan. Sedangkan menurut Suwarno (2009: 80) menyatakan
bahwa user adalah pengguna (pemustaka) fasilitas yang disediakan
perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun fasilitas
lainnya).
Menurut Sulistyo-Basuki (1994: 199), pengguna perpustakaan adalah
orang yang ditemuinya tatkala orang tersebut memerlukan data primer
atau menghendaki penelusuran bibliografi. Sedangkan Sutarno (2008:
145), mendefinisikan pemakai perpustakaan adalah orang atau kelompok
masyarakat yang memakai dan memanfaatkan layanan perpustakaan,
baik anggota maupun bukan anggota.
Sedangkan menurut Suwarno (2009: 80) pemustaka adalah pengguna
fasilitas yang disediakan perpustakaan, baik koleksi maupun buku (bahan
pustaka maupun fasilitas lainnya). Ada berbagai jenis pemustaka seperti
pelajar, mahasiswa, guru, dosen, karyawan dan masyarakat umum,
tergantung dari jenis perpustakaan tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemustaka
adalah pengguna perpustakaan, baik perseorangan maupun kelompok
yang memanfaatkan layanan, fasilitas dan koleksi yang tersedia di
perpustakaan.

2. Hak dan kewajiban pemustaka


Hak dan kewajiban pemustaka wajib diperhatikan oleh tenaga
perpustakaan sehingga akan tercipta kondisi yang harmonis. Tenaga
perpustakaan sebagai pengelola perpustakaan yang wajib melakukan
tugas pelayanan terhadap pemustaka dengan sebaik-baiknya dan
pemustaka sebagai pemakai jasa perpustakaan terpuaskan dan sekaligus
pemustakaikut serta dalam memelihara dan mengembangkan
perpustakaan tersebut. Dengan demikian koleksi, layanan dan fasilitas
perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal dan baik.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007
Tentang Perpustakaan, dalam memperoleh layanan perpustakaan,
pemustaka mempunyai hak dan kewajiban. Hak pemustaka adalah:
a. Memperoleh layanan serta memanfaatkan dan mendayagunakan
fasilitas perpustakaan.
b. Mengusulkan keanggotaan Dewan Perpustakaan.
c. Mendirikan dan/ atau menyelenggarakan perpustakaan.
d. Berperan serta dalam pengawasan dan evaluasi terhadap
penyelenggaraan perpustakaan.

Menurut Achmad (2012: 40) secara umum hak pemustaka adalah:


a. Memperoleh informasi yang berkualitas.
b. Memperoleh layanan perpustakaan dengan cepat, benar dan
nyaman.
c. Meminjam koleksi perpustakaan, memperoleh bimbingan dan
lain-lain sesuai dengan kebutuannya.
d. Memanfaatkan fasilitas perpustakaan
e. Memesan koleksi seperti buku, jurnal atau majalah untuk
dibelikan leh perpustakaan sebagai koleksi baru maupun sebagai
koleksi tambahan.
f. Memberikan masukan kepada tenaga perpustakaan untuk
pengembangan perpustakaan secara menyeluruh.
g. Berperan serta dalam pengawasan pemanfaatan koleksi dan
fasilitas yang ada di perpustakaan

Kewajiban pemustaka menurut UU Nomor 43 Tahun 2007 adalah :


a. Menjaga dan memelihara kelestarian koleksi perpustakaan
b. Menyimpan, merawat, dan melestarikan naskah kuno yang
dimilikinya dan mendaftarkannya ke Perpustakaan Nasional.
c. Menjaga kelestarian dan keselamatan sumberdaya perpustakaan
di lingkungannya.
d. Mendukung upaya penyediaan fasilitas layanan perpustakaan di
lingkungannya.
e. Mematuhi seluruh ketentuan dan peraturan dalam pemanfaatan
fsilitas perpustakaan.
f. Menjaga ketertiban, keamanan, dan kenyamanan lingkungan
perpustakaan.

C. PERPUSTAKAAN DAN PEMUSTAKA DALAM PENDEKATAN


INTERAKSI SOSIAL DI PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN
GOWA
Manusia terlahir sebagai makhluk sosial, kenyataan tersebut
menyebabkan manusia tidak akan dapat hidup normal tanpa kehadiran
manusia yang lain. Hubungan tersebut dapat dikategorikan sebagai
interaksi sosial. Adapun pengertian interaksi sosial menurut para ahli
dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
berkaitan dengan orang perorangan, kelompok perkelompok, maupun
perorangan terhadap perkelompok ataupun sebaliknya.
b. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengertian interaksi sosial
adalah hubungan yang terjadi antara manusia dengan manusia yang lain,
baik secara individu maupun dengan kelompok.
Pada kesempatan ini kelompok kami melakukan kunjungan untuk
melihat interaksi sosial yang terjadi antar perpustakaan dan pemustaka di
perpustakaan umum Gowa. Perpustakaan umum gowa merupakan
perpustakaan yang terletak di jalan Masjid Raya, Sungguminasa.
Perpustakaan umum gowa diresmikan pada November 2022 yang
diresmikan langsung oleh bapak bupati Gowa. Perpustakaan ini terdiri
dari 4 lantai, dimana lantai pertama digunakan sebagai lahan parkir,
lantai kedua adalah lantai utama perpustakaan dengan koleksi bahan
pustaka, layanan keanggotaan dan internet, lantai tiga terdiri dari ruang
baca anak dan teras baca, sedangkan lantai empat adalah rooftop.
Maju dan berkembangnya sebuah perpustakaan juga ditentukan
oleh pemustaka. Perpustakaan yang megah, peralatan yang canggih,
koleksi yang lengkap dan fasilitas yang modern belum mempunyai arti
apa-apa jika belum dimanfaatkan oleh pemustaka. Oleh karena itu, perlu
diusahakan agar perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Usaha yang terpenting dalam hal ini adalah memberikan layanan yang
sangat istimewa kepada pemustaka.
Adapun beberapa pemustaka yang telah kami wawancarai yaitu:
1. Pemustaka yang bernama Mutiah yang telah kami wawancarai
mengatakan petugas yang melayani pemustaka kurang berinteraksi
antara pemustaka sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi
pemustaka, namun tetapi fasilitas yang yang disediakan sangat
memadai seperti layanan internet, tempat yang bersih sehinga
menjadi tolak ukur pemustaka.
2. Pemustaka yang bernama Salsa yang telah kami wawancarai
mengatakan fasilitas perpustakaan lumayan bagus dan memadai,
pustakawan yang ramah dan suka membantu jika pemustaka tidak
bisa menemukan bahan pustaka yang dicari karena menurut
pemustaka bahan pustakanya kurang tertata rapi sehingga sulit
ditemukan serta sedikitnya fasilitas rak sepatu dan loker.
3. Pemustaka yang bernama Fatim yang telah kami wawancarai
mengatakan kurangnya fasilitas rak buku mengakibatkan penataaan
buku kurang rapi dan interaksi pustakawan terhadap pemustaka
tidak terjalin dengan baik sehingga pemustaka merasa enggan
terhadap pustakawan, adapun jam operasional yang kurang
mengakibatkan pemustaka tidak dapat memaksimalkan waktu untuk
memanfaatkan kesempatan berkunjung ke perpustakaan dengan
baik.
4. Pemustaka yang bernama Faizah yang telah kami wawancarai
mengatakan tempatnya yang bagus kadang digunakan oleh
pemustaka sebagai tempat refreshing namun di lantai dua
perpustakaan suhunya cenderung panas karena kurangnya fasilitas
AC di titik tersebut serta kurangnya fasilitas rak buku, sepatu serta
loker juga tidak memadai sehingga perpustakaan itu terlihat kurang
rapi.
5. Pemustaka yang bernama Quizy yang telah kami wawancarai
mengatakan fasilitas di perpustakaan umum gowa telah memadai
diantaranya tersedianya komputer dan meja belajar sehingga
pemustaka mmudah mencari informasi, sifat pustakawan yang
terbuka jika pemustaka bertanya seputar bahan pustaka namun
pustakawan kurang tegas terhadap pemustaka yang menimbulkan
kebisingan sehingga pemustaka yang lain sering terganggu.
6. Pemustaka yang bernama Alif mengatakan tempat atau ruangannya
telah memadai serta buku tertata rapi, namun pustakawan kurang
tanggap jika ada pustakawan yang bertanya mengenai letak bahan
pustaka yang dicari. Kurangnya fasilitas dan rak buku, sepatu serta
loker sehingga sering tas-tas pemustaka itu berserakan di depan
pintu masuk.

Dari hasil wawancara diatas kelompok kami dapat menyimpulkan


bahwa fasilitas yang tersedia sudah cukup memadai dari tersedianya
tempat yang nyaman dan bersih, meja-meja untuk setiap individu
pemustaka, internet yang lancar, komputer-komputer untuk mengakses
online informasi yang dicari serta terdapat teras baca bahkan rooftop
yang digunakan untuk bersantai, namun ada beberapa kekurangan pada
perpustakaan umum Gowa menurut beberapa pemustaka yaitu masih
kurangnya rak buku, loker sehingga mengakibatkan tas-tas pemustaka
berserakan di depan pintu masuk dan rak sepatu serta kurangnya AC di
lantai 2.
Menurut beberapa pemustaka yang telah kami wawancarai ada
beberapa yang berpendapat jika sikap pustakawan terhadap pemustaka
kurang ramah, terkesan cuek terhadap pemustaka bahkan kurang
tanggapnya pustakawan terhadap pemustaka yang sedang kesulitan
dalam mencari bahan pustaka yang dicari, bahkan dari hasil wawancara
kami pemustaka mengatakan pustakawan kurang terhadap pemustaka
yang ribut sehingga pemustaka sering terganggu. Namun sebagian lagi
mengatakan jika sikap pustakawan sangat baik, ramah, dan sangat
tanggap dalam membantu pemustaka yang sedang kesulitan.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad. 2009. Menuju Kepuasan Pemustaka (Towards Library Users


Statisfication). Surabaya: Jurnal Unair.

Alrosyid, Hafiz. 2008. Pengadaan Bahan Pustaka di Perpustakaan Universitas


Muhammadiyah. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Choiriyah, C. 2017. Persepsi pemustaka terhadap pustakawan dalam pelayanan


referensi di perpustakaan universitas islam negeri sunan kalijaga
yogyakarta. Yogyakarta: Publication Library and Information Science.

Himayah, H. 2013. Layanan dan Pelayanan Perpustakaan: Menjawab Tantangan


Era Teknologi Informasi. Gowa: Khizanah al-Hikmah.

Indonesia, P. N. R. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun


2007 Tentang Perpustakaan.

Kotler, P., & Susanto, A. B. 1999. Manajemen pemasaran di indonesia: Analisis,


perencanaan, implementasi dan pengendalian. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.

Latifah, N. 2018. AKUISISI BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SMP N 5


KOTABARU. Surakarta: Jurnal Pustaka Ilmiah.

Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta:Gramedia Pustaka


Utama.

Suwarno, Wiji. 2016. Dasar – Dasar Ilmu Perpustakaan (Sebuah Pendekatan


Praktis). Jogjakarta. Ar – Ruzz Media.
Qalyubi, Syihabuddin, dkk. 2007. Dasar-dasar Ilmu perpustakaan dan Informasi.
Yogyakarta: Jurusan Ilmu dan Informasi Fakultas Adab.
DOKUMENTASI

Gambar 1: Kelompok 1 di depan perpustakaan umum Gowa

Gambar 2: Wawancara bersama pemustaka bernama Fatim

Gambar 3: Wawancara bersama pemustaka bernama Faizah


Gambar 4: Wawancara bersama pemustaka bernama Quizy

Gambar 5: Wawancaara dengan pemustaka bernama Mutiah

Gambar 6: Wawancara dengan pemustaka bernama Alif


Gambar 7 & 8 : Kelompok 1 bersama pustakawan Perpustakaan Umum Gowa

Anda mungkin juga menyukai