Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Hadis

“Ajakan kepada kebaikan”

Dosen pengampu: Hj.Khaerun Nisa Nuur, S.S.,M.Pd.I.

Disusun Oleh:

Muhammad Imam Nasir (40400122060)

Anira Citra (40400122061)

Sariani (40400122062)

Kasmaul Mar’ah (40400122063)

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar


Fakultas Adab dan Humaniora
Ilmu Perpustakaan
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya sehingga

makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima

kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkonstribusi dengan sumbangan baik

materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca untuk kedepannya dan memperbaiki bentuk

maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi karena keterbatasan

pegetahuan maupun pengalaman penulis, penulis juga sangat mengharapkan kritik

dan saran dari teman teman demi kesempurnaan makalah ini.

Gowa. Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ..................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH ................................................................. 2
C. TUJUAN .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

1. Ajakan kepada yang ma’ruf nahi munkar ................................... 3

2. Keutamaan mengajak kepada kebaikan........................................ 5

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 8

A. KESIMPULAN ................................................................................ 8

B. SARAN ............................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran merupakan


ciri utama masyarakat orang-orang yang beriman; setiap kali al-Qur'an
memaparkan ayat yang berisi sifat-sifat orang-orang beriman yang benar,
dan menjelaskan risalahnya dalam kehidupan ini, kecuali ada perintah yang
jelas, atau anjuran dan dorongan bagi orang-orang beriman untuk mengajak
kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, maka tidak heran jika
masyarakat muslim menjadi masyarakat yang mengajak kepada kebaikan
dan mencegah kemungkaran; karena kebaikan negara dan rakyat tidak
sempurna kecuali dengannya.
Dalam masyarakat muslim amar ma'ruf dan nahi mungkar
merupakan hak dan juga kewajiban bagi mereka, ia merupakan salah satu
prinsip politik dan sosial, al-Qur'an dan hadits nabi telah menjelaskan hal
itu dan memerintah orang untuk memberikan nasihat atau kritik bagi
pemangku kekuasaan dalam masyarakat, dan minta penjelasan hal-hal yang
menjadi kemaslahatan rakyat, atau mengingkari hal-hal yang tidak menjadi
maslahat bagi rakyat.
Tolak ukur kebaikan dan kemungkaran adalah syari'at dalam satu
sisi, dan kemaslahatan rakyat dari sisi lain. Ini merupakan persoalan yang
luas dari tuntutan rakyat pada penguasa, khususnya dalam mencegah
kezaliman, tidak menerimanya atau bersabar atasnya. Al-Qur'an telah
menganggap terjadinya kezaliman dari penguasa, dan diamnya rakyat atas
kezaliman tersebut merupakan suatu dosa besar dari kedua belah pihak,
yang bisa mengakibatkan turunnya siksa di dunia, dan juga di akhirat kelak.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Hadis apa yang mengajak kepada yang ma’ruf nahi munkar?

2. Hadis apa yang mengutamakan mengajak kepada kebaikan?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui mengajak kepada yang ma’ruf nahi munkar

2. Untiuk mengetahui keutamaan mengajak kepada kebaikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Ajakan kepada yang ma’ruf nahi munkar

Apabila manusia melihat kemunkaran dan tidak bisa merubahnya,

diawatirkan Allah akan melimpahkan azab siksa-Nya secara merata, jika

kemaksiatan sudah menjadi kebiasaan di tengah masyarakat, dan orang-orang yang

beriman tidak peduli dan tidak berusaha untuk mencegah kemaksiatan itu, maka

Allah swt akan menimpakan azab kepada suatu kaum tanpa memandang baik

orang-orang yang jahat maupun orang-orang yang beriman. Nabi Muhammad saw,

bersabda bahwa adasekelompok kaum yang mengundi di atas kapal, sebagian

mereka ada di atas kapal dan sebagian yang lainnya harus tinggal di bagian bawah.

Manakala orang yang tinggal di bagian bawah kapal ingin minum, (maka

aturannya) mereka harus naik (dan melangkahi) orang-orang yang tinggal di

bagian atas kapal. Maka berkatalah mereka (orang-orang yang di bagian bawah

kapal), jika kita melobangi kapal ini dan kita tidak lagi merepotkan orang atas, (hal

ini akan lebih memudahkan tentunya). Jika sekiranya mereka membiarkan

kelompok ini dan apa-apa yang mereka inginkan, maka binasalah semuanya, dan

jika mereka menahan perbuatan kelompok ini, maka mereka selamat, dan

selamatlah semuanya”

Gambaran di atas menunjukkan bahwa umat Islam harus berusaha

melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar menurut kemampuannya, sekalipun

hanya melalui hati. Dengan sikap dan perilaku untuk menegakkan, memelihara,

dan memperjuangkan kebenaran agama Allah, menganjurkan kepada manusia

berbuat yang ma’ruf dan mencegah perbuatan yang munkar. Karena sesungguhnya

3
apabila orang-orang melihat orang yang bertindak aniaya kemudian mereka tidak

mencegahnya, maka kemungkinan besar Allah akan meratakan siksaan kepada

mereka, disebabkan perbuatan tersebut.

Pada hadis lain yang diriwayatkan oleh MuslimNabi Muhammad saw

bersabda:

‫س ْف َيانَ ح و َحدَّثَنَا ُم َح َّمدُ ْب ُن ْال ُمثَ َّنى َحدَّثَنَا ُم َح َّمدُ ْب ُن‬ َ ‫َحدَّثَنَا أَبُو َب ْكر ْب ُن أَبي‬
َ ‫ش ْي َبةَ َحدَّثَنَا َوكيع‬
ُ ‫ع ْن‬

‫يث أَبي َب ْكر قَا َل أ َ َّو ُل َم ْن‬ َ ‫ع ْن‬


ُ ‫طارق بْن ش َهاب َو َهذَا َحد‬ َ ‫ش ْع َبةُ ك ََلهُ َما‬
َ ‫ع ْن قَيْس بْن ُمسْلم‬ ُ ‫َج ْعفَر َحدَّثَنَا‬

ْ ‫ص ََلة ُ قَ ْب َل ْال ُخ‬


َ‫ط َبة فَقَا َل قَدْ تُركَ َما هُنَالك‬ َّ ‫ام إلَيْه َر ُجل فَقَا َل ال‬ َّ ‫ط َبة َي ْو َم ْالعيد قَ ْب َل ال‬
َ َ‫ص ََلة َم ْر َوا ُن فَق‬ ْ ‫َبدَأ َ ب ْال ُخ‬

‫سلَّ َم َيقُو ُل َم ْن َرأَى م ْن ُك ْم‬


َ ‫علَيْه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫ّللا‬ َّ ‫سو َل‬
َ ‫ّللا‬ َ ‫علَيْه‬
ُ ‫سم ْعتُ َر‬ َ َ‫سعيد أ َ َّما َهذَا فَقَدْ ق‬
َ ‫ضى َما‬ َ ‫فَقَا َل أَبُو‬

‫ف ْاْلي َمان َحدَّثَنَا أَبُو ُك َريْب‬ ْ َ ‫سانه فَإ ْن لَ ْم َي ْستَط ْع فَبقَ ْلبه َوذَلكَ أ‬
ُ ‫ض َع‬ َ ‫ُم ْنك ًَرا فَ ْليُغَي ْرهُ ب َيده فَإ ْن لَ ْم َي ْستَط ْع فَبل‬

‫سعيد ْال ُخدْري‬


َ ‫ع ْن أَبي‬
َ ‫ع ْن أَبيه‬
َ ‫ع ْن إ ْس َمعي َل بْن َر َجاء‬ ُ ‫ُم َح َّمدُ ْب ُن ْالعَ ََلء َحدَّثَنَا أَبُو ُمعَاو َيةَ َحدَّثَنَا ْاْل َ ْع َم‬
َ ‫ش‬

‫سعيد‬ َّ ‫سعيد ْال ُخدْري في ق‬


َ ‫صة َم ْر َوانَ َو َحديث أَبي‬ َ ‫ع ْن أَبي‬ َ ‫ع ْن‬
َ ‫طارق بْن ش َهاب‬ َ ‫ع ْن قَ ْيس بْن ُمسْلم‬
َ ‫َو‬

ُ ‫سلَّ َم بم ْثل َحديث‬


ُ ‫ش ْع َبةَ َو‬
َ‫س ْف َيان‬ َ ‫علَيْه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ‫ع ْن ال َّنبي‬
َ

Artinya: Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada

kami,Waki' telah menceritakan kepada kami dari Sufyan. (dalam riwayat lain

disebutkan) dan Muhammad bin al-Mutsanna telah menceritakan kepada

kami,Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami,Syu'bah keduanya

telah menceritakan kepada kami dari Qais bin Muslim dari Thariq bin Syihab dan

ini adalah hadis Abu Bakar, "Orang pertama yang berkhutbah pada Hari Raya

sebelum salat hari raya didirikan ialah Marwan. Lalu seorang lelaki berdiri dan

berkata kepadanya, "Salat hari raya hendaklah dilakukan sebelum membaca

khutbah."Marwan menjawab, "Sungguh, apa yang ada dalam khutbah sudah

banyak ditinggalkan." Kemudian Abu Said berkata, "Sungguh, orang ini telah

memutuskan (melakukan) sebagaimana yang pernah aku dengar dari Rasulullah

4
saw, bersabda: "Barangsiapa di antara kamu melihat kemunkaran hendaklah ia

mencegah kemunkaran itu dengan tangannya, jika tidak mampu, hendaklah

mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya

dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman.”

Hadis di atas merupakan titik utama dalam merubah nahi munkar menuju

amal ma’ruf.oleh karena itu, para ulama konsensus memasukkannya sebagai

pokok-pokok ajaran agama, bahkan dikatakan kandungan hadis ini sebagian dari

syari’ah, sebab syari’at ini terdiri dari dua perkara, yaitu perkara yang ma’ruf,

maka wajib dilaksanakan atau perkara yang munkar,maka wajib dicegah. Hadis ini

pula menjelaskan tentang tingkatan dalam melakukan amar ma’ruf dan nahi

munkar, yaitu mengingkari kemunkaran dengan tingkatan pertama tangan dan

tingkatan kedua lisan dan hal ini wajib dilaksanakan sesuai dengan kemampuan

dan kekuatan dengan syarat tidak mendatangkan kemunkaran yang lebih besar.

Tingkatan ketiga adalah mengingkari dengan hati, maka hal ini menuntut bagi

seorang hamba untuk meninggalkan tempat yang menjadi basis kemunkaran

tersebut.

Hadis ini juga secara zahir menunjukkan kepada individu atau seseorang

yang mampu mencegah kemunkaran dengan tangan atau kekuasaan, namun

membiarkannya, maka yang demikian tercelah.

2. Keutamaan mengajak kepada kebaikan

: ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ع ْنهُ قَا َل‬
ِ ‫س ْو ُل‬
َ ‫هللا‬ َ ُ‫ى هللا‬ ِ ‫ع ْن أ َ ِبى ه َُري َْرة َ َر‬
َ ‫ض‬ َ
ُ ُ‫عا اِ لَى ُهدً ى َكا نَ لَهُ ِمنَ اْألَجْ ِر ِم ْث ُل أ ُ ُج ْو ِر َم ْن تَ ِبعَهُ الَ َي ْنق‬
‫ص ذَ لِكَ ِم ْن‬ َ َ‫َم ْن د‬

5
ُ‫االء ْث ِم ِم ْث ُل اثَا ِم َم ْن تَ ِب َعه‬
ِ َ‫علَ ْي ِه ِمن‬
َ َ‫ض ََل لَ ٍة َكا ن‬ َ َ‫شيْأ ً َو َم ْن د‬
َ َ‫عا ِإل‬
َ ‫ى‬ َ ‫أ ُ ُج ْو ِر ِه ْم‬
ً ‫ش ْيا‬ ُ ُ‫الَ َي ْنق‬
َ ‫س ذَ لِكَ ِم ْن ا َ ثَا ِم ِه ْم‬
) ‫( رواه مسلم وما لك وأبو داود وا لتر مذى‬

“Abu Hurairah R.A. berkata, Rosulullah SAW bersabda,”barang siapa

yang mengajak kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala

orang-orang yang mengikutinya tanpa dikurangi daria mereka sedikitpun

barang siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa

sebagaimana dosanya orang yang mengikutinya tanpa dikurangi dari

mereka sedikitpun. “

(H.R. Muslim, Malik, Abu Dawud Dan Tirmidzi)


Hadis diatas menjelaskan bahwa orang yang mengajak kepada
kebaikan akan mendapat pahala sebesar pahala orang yang mengerjakan
ajakannya tanpa dikurangi sedikitpun. Begitu pula orang yang mengajak
kepada kesesatan akan mendapat dosa sebesar dosa orang yang
mengerjakan ajakannya tanpa dikurangi sedkitpun.

Tidak meragukan lagi hadis terebut merupakan berita gembira bagi


mereka yang suka mengajak orang lain untuk menegrjakan kebaikan Allah
SWT. memberikan penghargaan tinggi bagi mereka yang yang suka
mengajak kepada kebaikan. Tentu saja bila ajakan tersebut didasari
keikhlasan, bukan untuk mencari materi atau keuntungan dunia.

Adapun bagi mereka yang suka mengajak kepada kejelekan dan


kesesatan, mereka akan mendapatkan dosa sebesar dosa orang-orang yang
mengerjakan ajakkannya walaupun dia sendiri tidak berbuat. Kalau dia

6
mengajak orang lain untuk membunuh atau mencuri misalnya, dia pun akan
mendapat dosa sama dengan orang yang memebunuh atau mencuri
meskipun dia sendiri tidak melakukannya.

Mengajak kepada diri sendiri untuk melakukan kebaikan adalah sangat

utama,dan merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam berdakwah. Seseorang

harus memulai dari dirinya sendiri yang disertai dengan pembuktian nyata, baru

melibatkan pengikut-pengikut nya.

7
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Menegakkan amarma’ruf dan nahimunkartentu saja membutuhkan

perjuangan, dan pengorbanan baik materi maupun non materi dalam

melaksanakanya. Nabi Muhammad diangkat menjadi utusan-Nya tidak

untuk dipuji, disanjung, dijunjung tinggi, dan tidak untuk di kultuskan,

tetapi untuk diikuti risalanya, dituruti tuntunannya dalam hal cara beribadah

kepada-Nya, dan untuk dicontohi akhlakul karim dalam tata cara bergaul

dan bermasyarakat antar sesama manusia.Melihat realitas umat Islam saat

ini, dengan berdasarkan pada tiga metode perubahan yaitu metode dengan

tangan, lisan dan hati untuk melakukan amar ma’ruf dan nahi munkardalam

masyarakat bahwa amar ma'ruf dan nahi munkar bisa menyelamatkan orang

tidak bersalah, orang bermaksiat dan juga orang lain yang taat dan istiqamah

Orang yang mengajak kepada kebaikan akan mendapat pahala

sebesar pahala orang yang mengerjakan ajakannya tanpa dikurangi

sedikitpun. Begitu pula orang yang mengajak kepada kesesatan akan

mendapat dosa sebesar dosa orang yang mengerjakan ajakannya tanpa

dikurangi sedkitpun.

Tidak meragukan lagi hadis terebut merupakan berita gembira bagi

mereka yang suka mengajak orang lain untuk menegrjakan kebaikan Allah

SWT. memberikan penghargaan tinggi bagi mereka yang yang suka

8
mengajak kepada kebaikan. Tentu saja bila ajakan tersebut didasari

keikhlasan, bukan untuk mencari materi atau keuntungan dunia.

2. SARAN

Semoga makalah ini dapat berguna, materi tersebut disampaikan dengan


harapan dapat menjadi masukan untuk perbaikan sehingga dapat
bermanfaat bagi yang membacanya

9
DAFTAR PUSTAKA

Ali Usman Dahlan. Hadits Qudsy Pola Pembinaan Akhlak Muslim. Bandung: CV.

Diponegoro.

Sabir,Muhammad.2015. amar ma’ruf dan nahi munkar (Suatu Pendekatan Hadis


Dakwah dalam Perubahan Sosial). Gowa : potret pemikiran

Syeikh,Abdul Karim.2018. Rekonstruksi Makna dan Metode Penerapan Amar


Ma‟ruf Nahi Munkar Berdasarkan al-Qur‟an. Banda Aceh : AL-
IDARAH

10

Anda mungkin juga menyukai