Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PERSPEKTIF HADIS TENTANG DO’A AGAR TERHINDAR DARI


SIFAT PENGECUT DAN PIKUN”

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah:

“ Hadist Tarbawi”

Dosen Pengampu:
Afrizal El-Adzim Syahputra, Lc. M.A.

Di susun oleh ;

1. Azizah Nuriyana Alfinningrum (12201183200)


2. Rinda Silvia (12201183201)
3. Deva Ramadhanti (12201183202)
4. Yusuf (12201183395)
5. Joni Iskandar (12201183396)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
APRIL 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta
taufik dan hidayah-Nya, sehingga kita dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Perspektif Hadis Tentang Do’a Agar Terhindar Dari Sifat
Pengecut Dan Pikun” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Hadits Tarbawi.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan jahiliyah menuju jalan
terang benderang ini yaitu agama Islam.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Dr. Maftukhin, M.Ag., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung.
2. Dr. Hj. Binti Maunah, M. Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan yang telah bekerja keras mengurus dan mengatur fakultas kami.
3. Afrizal El Adzim Syahputra, Lc., M.A. selaku dosen pengampu mata
kuliah Pengembangan Kurikulum PAI yang senantiasa tulus dan ikhlas
memberikan bimbingan kepada kami.
4. Teman-teman kelas 4-A Program Studi Pendidikan Agama Islam yang
telah saling memotivasi dan membantu proses pembuatan makalah ini.

Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT
dan tercatat sebagai amal shalih. Akhirnya, karya ini ditujukan kepada segenap
pembaca, dengan harapan adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi
perbaikan. Semoga karya ini bermanfaat dan mendapat ridha Allah SWT.

Tulungagung, April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Bunyi dan Arti Hadits Bukhari no. 2610...................................................3


B. Kualitas Hadits Bukhari no. 2610.............................................................3
C. Isi Kandungan Hadits Bukhari no. 2610...................................................4
D. Nilai-Nilai Pendidikan Hadits Bukhari no. 2610......................................6
E. Hubungan Hadits Bukhari no. 2610 dengan Konteks Saat Ini..................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................9

DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diantara salah satu sifat tercela yang alloh dan Rasul-Nya cela
secara spesifik adalah sifat pengecut. Pengecut adalah lemahnya hati yang
seharusnya dalam kondisi kuat. Jika seorang dalam kondisi hati yang
lemah, maka ia tidak akan sempurna menunaikan kewajiban, enggan
merubah kemungkaran.Begitu pula dengan penyakit pikun, yang
merupakan penyakit yang bisa menghadirkan dampak negative dalam
kehidupan. Pikun adalah proses penyakit lupa-ingat yang membawa
perubahan besar dalam kehidupan seorang manusia. Hal tersebut
merupakan yang disebabkan oleh keseringan mengosongkan pikiran dan
kapasitas otak yang semakin mengecil.
Dengan terbebasnya diri lita dari dua sifat tersebut, kita bisa
mempererat hubungan kita dengan manusia dan juga dengan allah.
Terlebih khusus untuk sifat pengecut menghantarkan kita pada ciri khas
munafik. Salah satu bentuk perlindungan dari sifat tercela tersebut adalah
dengan berdoa kepada Allah Swt. Melalui doa yang diajarkan Rasululloh.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Bunyi dan Arti Hadits Bukhari no. 2610?
2. Bagaimana Kualitas Hadits Bukhari no. 2610?
3. Bagaimana Isi Kandungan Hadits Bukhari no. 2610?
4. Bagaiamana Nilai-Nilai Pendidikan yang Terkandung dalam
Hadits Bukhari no. 2610?
5. Bagaimana Hubungan Hadits Bukhari no. 2610 dengan Konteks
saat ini?

Perspektif Hadis Tentang Do’a | 1


C. Tujuan Penulis
1. Untuk Mendeskripsikan Bunyi dan Arti Hadits Bukhari no. 2610.
2. Untuk Mendeskripsikan Kualitas Hadits Bukhari no. 2610.
3. Untuk Mendeskripsikan Isi Kandungan Hadits Bukhari no. 2610.
4. Untuk Mendeskripsikan Nilai-Nilai Pendidikan yang Terkandung
dalam Hadits Bukhari no. 2610.
5. Untuk Mendeskripsikan Hubungan Hadits Bukhari no. 2610
dengan Konteks saat ini.

Perspektif Hadis Tentang Do’a | 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Bunyi dan Arti Hadits Bukhari no. 2610

ِ
ِ ِ‫اعيل ح َّد َثنَا أَبو َعوانَةَ ح َّد َثنَا َع ْب ُد الْمل‬
ُ ‫ك بْ ُن عُ َم ْي ٍر َس ِم ْع‬
‫ت‬ َ َ َ ُ َ َ ‫وسى بْ ُن إِ ْس َم‬
َ ‫َح َّد َثنَا ُم‬
ِ ‫ال َكا َن س ْع ٌد يعلِّم بنِ ِيه َه ُؤاَل ِء الْ َكلِم‬
‫ات َك َما ُي َعلِّ ُم ال ُْم َعلِّ ُم‬ َّ ‫ون اأْل َْو ِد‬
َ َ‫ي ق‬ ٍ ‫َعمرو بْن م ْيم‬
َ َ ُ َُ َ ُ َ َ َْ
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َكا َن َيَت َع َّوذُ ِم ْن ُه َّن ُد ُب َر‬ ِ َ ‫ول إِ َّن رس‬
َ ‫ول اللَّه‬
ِ ِ
ُ َ ُ ‫الْغل َْما َن الْكتَابَةَ َو َي ُق‬

َ ِ‫ك أَ ْن أ َُر َّد إِلَى أ َْر َذ ِل الْعُ ُم ِر َوأَعُوذُ ب‬


‫ك‬ َ ِ‫ْج ْب ِن َوأَعُوذُ ب‬ ِ َ ِ‫الصاَل ِة اللَّه َّم إِنِّي أَعوذُ ب‬
ُ ‫ك م ْن ال‬ ُ ُ َّ

ُ‫ص َّدقَه‬ ْ ‫ت بِ ِه ُم‬


َ َ‫ص َعبًا ف‬ ِ ‫ك ِم ْن َع َذ‬
ُ ْ‫اب الْ َق ْب ِر فَ َح َّدث‬ ُّ ‫ِم ْن فِ ْتنَ ِة‬
َ ِ‫الد ْنيَا َوأَعُوذُ ب‬

Artinya: Telah bercerita kepada kami (Musa bin Isma'il) telah bercerita
kepada kami (Abu 'Awanah) telah bercerita kepada kami ('Abdul Malik
bin 'Umair) aku mendengar ('Amru bin Maimun Al Audiy) berkata;:
Sahabta Sa’ad mengajarkan beberapa kalimat do’a sebagaimana seorang
guru mengajarkan tulisan kepada anak – anak. Dia berkata bahwa
Rasulullah Saw selalu memohon perlindungan dari beberapa kalimat itu
setiap selesai sholat, yaitu : Ya Allah, sesungguhnya aku memohon
perlindungan kepada Engkau dari dikembalikan ke serendah – rendahnya
usia (pikun) dan aku memohon perlindugan kepada Engkau dari fitnah
dunia dan aku mohon perlindungan kepada Engkau dari siksa kubur. (H.R.
Bukhari, no. 2610).

B. Kualitas Hadits Bukhari no. 2610


Hadist ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya Kitab Ad
Da’awat Bab At-Ta’awudz min Fitnatid Dunya, Tirmidzi dalam Sunan
Tirmidzi, Nasha’i dalam sunan kubronya dan juga Ahmad ibn Hanbal.

Perspektif Hadis Tentang Do’a | 3


Kualitas hadits tersebut adalah Shahih. Dikatakan shahih karena dilihat
dari segi sanad dan matan, yaitu:1
1. Persambungan Sanad (‫)أتصال السند‬
Artinya, setiap perawi dalam sanad bertemu dan menerima
periwayatan dan perawi sebelumnya, baik secara langsung atau secara
hukum dari awal sanad sampai akhir.
2. Keadilan Para Perawi (‘Adalah ar Ruwah)
Pengertian adil dalam bahasa adalah seimbang atau meletakkan
sesuatu pada tempatnya. Dalam istilah periwayatan, adil adalah orang
yang konsisten (istiqomah) dalam beragama, baik akhlaknya, tidak
fasik, tidak melakukan cacat muru’ah (menjaga kehormatan).
3. Para Perawi Bersifat Dhabit (Dhabit ar Ruwah)
Maksudnya, para perawi itu memiliki daya ingat hafalan yang
kuat dan sempurna.
4. Tidak Terjadi Kejanggalan (Syudzudz)
Syudzudz dalam bahasa artinya ganjil, terasing, atau menyalahi
aturan. Syudzudz disini adalah periwayatan orang tsiqoh (terpercaya,
yaitu ‘adil dan dhabit) bertentangan dengan periwayatan orang yang
lebih tsiqoh. Dengan demikian, jika disyaratkan hadits shahih yaitu
periwayatan yang tidak bertentangan dengan orang tsiqqoh.
5. Tidak Terjadi ‘illat
Dari segi bahasa ‘illat berarti penyakit, sebab, alasan, dan cacat.
Sedangkan arti ‘illat adalah suatu sebab tersembunyinya yang
membuat cacat keabsahan suatu hadits padahal lahirnya selamat dari
cacat.

C. Isi Kandungan Hdits Bukhari no. 2610


Sa’ad bin Abi Waqqash merupakan salah satu dari sahabat yang
pertama kali masuk islam, beliau berasal dari keluarga kaya dan terhormat.
Sangat cinta pada kedua orangtuanya, terutama ibunya. Ia menghabiskan
banyak waktu untuk membuat panah dan berlatih keras seperti akan

1
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadist, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal.167.

Perspektif Hadis Tentang Do’a | 4


menghadapi pertempuran besar. Masyarakat mengenalinya sebagai anak
muda yang cerdas dan penuh kesungguhan. Sa’ad juga merupakan sahabat
Nabi yang memiliki keutamaan yaitu Rasullullah SAW pernah meminta
kepada Allah untuk mengabulkan setiap doa yang Sa’ad minta.
Pada hadist diatas menegaskan bahwa Sa’ad mengajarkan beberapa
kalimat doa sebagaimana seorang guru mengajarkan tulisan kepada anak
didiknya, karena Sa’ad merupakan sosok seorang ayah yang
memposisikan dirinya sebagai guru terhadap anak-anaknya. Dalam kitab
At-Thabaqot karya Muhammad bin Sa’ad dijelaskan bahwa Sa’ad bin Abi
Waqqash mempunyai anak sebanyak 31 orang, dengan jumlah anak yang
cukup banyak hampir seperti murid di dalam satu kelas.
Pengajaran doa yang diberikan oleh Sa’ad kepada anak-anaknya
kata demi kata, kalimat demi kalimat seperti pengajaran baca tulis baik
secara langsung murid-murid mengikuti bacaan secara imla’ atau dikte.
Metode pertama yaitu guru membaca dan murid mengikuti secara hafalan
bagi murid yang belum mengenal baca tulis. Sedangkan metode kedua
metode imla’ atau dikte, guru membaca dari kata ke kata atau dari kalimat
ke kalimat di luar kepala murid menulis apa yang dibacakan guru itu,
setelah selesai murid membaca tulisannya itu untuk diperdengarkan
gurunya. Disini tulisan sebagai media pendidikan baik dalam pembelajaran
tulis baca ataupun dalam pembelajaran doa.
Diantara doa yang diajarkan Sa’ad adalah doa yang diajarkan oleh
Rasulullah yaitu doa yang selalu dibaca Nabi setiap selesai shalat wajib
yaitu doa mohon perlindungan dari kondisi yang baik, hadist ini merupan
hadist marfu’. Materi pembelajarannya adalah yang pertama mohon
perlindungan dari rasa takut (Al-Jubn) atau minder atau ketakutan tidak
ada keberanian taat kepada Allah. Nabi mohon perlindungan ini karena al-
Jubn mendatangkan siksaan di Akhirat seperti lari dari medan tempur atau
lari dari tantangan dalam beragama dan terkadang bisa jadi sebab penakut
ini seseorang terfitnah agamanya, sehingga menjadi murtad. Sebagian
riwayat tambahan permohonan perlindungan dari bakhil atau pelit tidak
memberi manfaat kepada orang lain baik dengan harta atau dengan ilmu

Perspektif Hadis Tentang Do’a | 5


atau dengan yang lain walaupun dengan nasihat. Pemberani dan pemurah
tidak terkumpul kecuali pada seseorang yang memiliki sifat kesempurnaan
dan tidak lenyap keduanya kecuali pada seseorang yang bersifat kurang
atau cacat. Adapun dari segi pendidikan bahwa anak-anak salaf selalu
terdidik membebaskan diri dari gejala malu, penakut, dan rasa rendah diri
karena mereka terbiasakan berani sering di ajak duduk bersama orang-
orang tua menghadiri majelis-majelis umum, mereka juga terlatih
berbicara di hadapan para tokoh dalam persoalan umum dan ilmiah di
majlis cendikiawan dan ulama’.
Mohon perlindungan dari penyakit pikun atau serendah-rendahnya
umur dimana membuat seseorang bertingkah menjadi seperti anak kecil
dan penyakit ini tidak memiliki obat. Perlindungan selanjutnya adalah agar
terhindar dari fitnah dunia, memohon agar dunia ini menjadi sarana nikmat
untuk mencapai kebahagiaan di akhirat nantinya. Permohonan berikutnya
adalah agar terhindar dari siksa kubur, jelas bahwa di kubur nanti ada
adzab dan nikmat karena hanya Allah yang mengerti bagaimana cara Allah
menyiksa dan memberi nikmat kepada orang-orang didalam kubur
nantinya.
Itulah diantara doa penting yang diajarkan Nabi kepada umatnya
dan doa diajarkan oleh para sahabat terhadap anak-anaknya dan para
muridnya. Sehingga doa itu dapat diamalkan dan dapat berpengaruh dalam
membentuk kepribadian sebagai seorang muslim yang baik.2

D. Nilai-Nilai Pendidikan Hadits Bukhari no. 2610


Nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalam hadits shahih
bukhari no. 2610 yaitu:3
1. Pendidikan Tauhid
Tauhid sebagai pengetahuan kesaksian, keyakinan, keimanan
terhadap keesaan allah swt. dengan segala sifat kesempurnaan-nya.
2. Pendidikan ahklak
2
Unknown, Tulisan Sebagai Media Pembelajaran,dalam
https://lidalillah.blogspot.com/2018/12/tulisan-sebagai-media-pembelajaran.html?m=1, diakses
pada 29 Maret 2020 pukul 23.36 WIB.
3
Hamka, Tasawuf Modern, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1990), hal.166.

Perspektif Hadis Tentang Do’a | 6


Akhlak sebagain suatu tabiat adalah merupakan perwujudan
tingkah laku seorang muslim yang berhubungan dengan nilai baik dan
buruk dan tidak boleh bertentangan dengan hukum-hukum islam.
3. Pendidikan akal
Tujuan pendidikan akal adalah terciptanya akal yang sempurna
menurut ukuran ilmu dan takwa.

Selain dari tiga nilai diatas adapun nilai lain yang dapat diambil,
yaitu bawahsannya sebagai manusia utamanya orang mukmin dan muslim
dididik untuk menjadi orang yang optimis dan inovatif serta kreativitas
yang menjadikan tiga kategori tersebut dikatakan sebagai kategori orang
yang KAYYIS atau orang yang cerdas, dimana orang mukmin harus
cerdas baik dalam urusan beragama atau yang lainnya. Kedua, nilai-nilai
didikan yang terpapar yaitu nilai tentang melawan kebodohan, sebagai
manusia mempunyai ilmu dan akal maka kita bisa melawan kepikunan
tersebut sehingga tidak akan menjadi bodoh, seyogyanya orang muslim
adalah pandai dan pintar.

E. Hubungan Hadits Bukhari no. 2610 dengan Konteks Saat Ini


1. Masa sekarang menjadi sulit bagi anak kecil, dimana banyak orang tua
yang lebih mementingkan bagaimana masa depan anak dengan cara
bekerja terus-menerus tanpa memperdulikan anaknya sendiri. Padahal
anak-anak sangat membutuhkan perrhatian dan pengajaran dari orang
tuanya. Hadis tersebut mengingatkan kepada orang tua bagaimana
pentingnya menjadi madrasah pertama bagi anak-anak.
2. Siklus hidup manusia itu dimulai ketika nuffah berbentuk dari Rahim
ibu, kemudian bertumbuh menjadi dewasa, setelah itu menua dan mati.
Jadi, sebuah kepastian jika manusia itu menua, ketika bilangan usianya
semakin bertambah tapi kemampuan hidupnya berkurang. Manusia
tidak bisa menolak masa tua yang pasti akan dating, tapi kita bisa
menolak pikun yang serung kali menjadi efek dari kondisi ketika usia
manusia sudah menua. Sering kita lihat, bagaimana sikap para lanjut

Perspektif Hadis Tentang Do’a | 7


usia yang sering kita sebut “kembali menjadi bayi” bahkan ketika
kondisi seperti ini mereka lupa dengan anggota keluarganya sendiri
atau lupa kalau sudah makan, padahal beberapa saat yang lalu baru
menghabiskan makan tersebut. Bahkan karena sangat tidak
mengenakkannya kondisi ini Rasulullah pernah berdoa agar dijauhkan
dari sifat”Pikun”ini, seperti dalam sabdanya:
Dari anas bin Malik ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ya Allah,
Sesungguhnya aku berlindung Kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan,
sifat pengecut, pikun, bakhil, dan aku berlindung kepada-Mu dari azab
kubur dan fitnah hidup dan mati.”(HR.Muslim).
Beberapa faktor yang menyebabkan seseorangbitu terkena pikun yaitu:
usia, penyakit dialami, malas berolahraga, pola makan yang tidak
sehat, merokok.

BAB III

Perspektif Hadis Tentang Do’a | 8


PENUTUP

A. Kesimpulan
Hadits Riwayat Bukhari No. 2610 menerangkan tentang doa agar
terhindar dari sifat pengecut dan pikun. Bahwasannya didalam hadis
tersebut dijelaskan tentang memohon kepada Allah swt. Dari sifat
pengecut dan pikun yang diriwayatkan oleh amru maimun al audy yang
mengajarkan hal tersebut kepada anaknya dengan membaca doa-doa agar
memohon tidak pengecut dan pikun diakhir Shalatnya.
Hadist ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya Kitab Ad
Da’awat Bab At-Ta’awudz min Fitnatid Dunya, Tirmidzi dalam Sunan
Tirmidzi, Nasha’i dalam sunan kubronya dan juga Ahmad ibn Hanbal.
Kualitas hadits tersebut adalah Shahih. Dikatakan shahih karena dilihat
dari segi sanad dan matan.

B. Saran
Sebagai mahasiswa yang mempelajari mata kuliah Hadits Tarbawi
tentu sebaiknya semakin giat menambah wawasan serta rajin menggali
informasi mengenai materi ini, agar ke depannya dapat memahami secara
benar tentang agar terhindar dari sifat ppengecut dan pikun.
Dalam penyusunan makalah masih ditemui beberapa kesalahan,
untuk menyempurnakannya kami berharap adanya kritik dan saran sebagai
pembenahan makalah menjadi lebih baik.

DAFTAR RUJUKAN

Perspektif Hadis Tentang Do’a | 9


Hamka, 1990. Tasawuf Modern, Jakarta: Pustaka Panji Mas.
Khon, Abdul Majid. 2012. Ulumul Hadist. Jakarta: Bumi Aksara.

Unknown, Tulisan Sebagai Media Pembelajaran, dalam


https://lidalillah.blogspot.com/2018/12/tulisan-sebagai-media-pembelajaran.html?
m=1, diakses pada 29 Maret 2020 pukul 23.36 WIB.

Perspektif Hadis Tentang Do’a | 10

Anda mungkin juga menyukai