“ Hadist Tarbawi”
Dosen Pengampu:
Afrizal El-Adzim Syahputra, Lc. M.A.
Di susun oleh ;
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta
taufik dan hidayah-Nya, sehingga kita dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Perspektif Hadis Tentang Do’a Agar Terhindar Dari Sifat
Pengecut Dan Pikun” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Hadits Tarbawi.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan jahiliyah menuju jalan
terang benderang ini yaitu agama Islam.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Dr. Maftukhin, M.Ag., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung.
2. Dr. Hj. Binti Maunah, M. Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan yang telah bekerja keras mengurus dan mengatur fakultas kami.
3. Afrizal El Adzim Syahputra, Lc., M.A. selaku dosen pengampu mata
kuliah Pengembangan Kurikulum PAI yang senantiasa tulus dan ikhlas
memberikan bimbingan kepada kami.
4. Teman-teman kelas 4-A Program Studi Pendidikan Agama Islam yang
telah saling memotivasi dan membantu proses pembuatan makalah ini.
Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT
dan tercatat sebagai amal shalih. Akhirnya, karya ini ditujukan kepada segenap
pembaca, dengan harapan adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi
perbaikan. Semoga karya ini bermanfaat dan mendapat ridha Allah SWT.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................9
DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diantara salah satu sifat tercela yang alloh dan Rasul-Nya cela
secara spesifik adalah sifat pengecut. Pengecut adalah lemahnya hati yang
seharusnya dalam kondisi kuat. Jika seorang dalam kondisi hati yang
lemah, maka ia tidak akan sempurna menunaikan kewajiban, enggan
merubah kemungkaran.Begitu pula dengan penyakit pikun, yang
merupakan penyakit yang bisa menghadirkan dampak negative dalam
kehidupan. Pikun adalah proses penyakit lupa-ingat yang membawa
perubahan besar dalam kehidupan seorang manusia. Hal tersebut
merupakan yang disebabkan oleh keseringan mengosongkan pikiran dan
kapasitas otak yang semakin mengecil.
Dengan terbebasnya diri lita dari dua sifat tersebut, kita bisa
mempererat hubungan kita dengan manusia dan juga dengan allah.
Terlebih khusus untuk sifat pengecut menghantarkan kita pada ciri khas
munafik. Salah satu bentuk perlindungan dari sifat tercela tersebut adalah
dengan berdoa kepada Allah Swt. Melalui doa yang diajarkan Rasululloh.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Bunyi dan Arti Hadits Bukhari no. 2610?
2. Bagaimana Kualitas Hadits Bukhari no. 2610?
3. Bagaimana Isi Kandungan Hadits Bukhari no. 2610?
4. Bagaiamana Nilai-Nilai Pendidikan yang Terkandung dalam
Hadits Bukhari no. 2610?
5. Bagaimana Hubungan Hadits Bukhari no. 2610 dengan Konteks
saat ini?
ِ
ِ ِاعيل ح َّد َثنَا أَبو َعوانَةَ ح َّد َثنَا َع ْب ُد الْمل
ُ ك بْ ُن عُ َم ْي ٍر َس ِم ْع
ت َ َ َ ُ َ َ وسى بْ ُن إِ ْس َم
َ َح َّد َثنَا ُم
ِ ال َكا َن س ْع ٌد يعلِّم بنِ ِيه َه ُؤاَل ِء الْ َكلِم
ات َك َما ُي َعلِّ ُم ال ُْم َعلِّ ُم َّ ون اأْل َْو ِد
َ َي ق ٍ َعمرو بْن م ْيم
َ َ ُ َُ َ ُ َ َ َْ
صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َكا َن َيَت َع َّوذُ ِم ْن ُه َّن ُد ُب َر ِ َ ول إِ َّن رس
َ ول اللَّه
ِ ِ
ُ َ ُ الْغل َْما َن الْكتَابَةَ َو َي ُق
Artinya: Telah bercerita kepada kami (Musa bin Isma'il) telah bercerita
kepada kami (Abu 'Awanah) telah bercerita kepada kami ('Abdul Malik
bin 'Umair) aku mendengar ('Amru bin Maimun Al Audiy) berkata;:
Sahabta Sa’ad mengajarkan beberapa kalimat do’a sebagaimana seorang
guru mengajarkan tulisan kepada anak – anak. Dia berkata bahwa
Rasulullah Saw selalu memohon perlindungan dari beberapa kalimat itu
setiap selesai sholat, yaitu : Ya Allah, sesungguhnya aku memohon
perlindungan kepada Engkau dari dikembalikan ke serendah – rendahnya
usia (pikun) dan aku memohon perlindugan kepada Engkau dari fitnah
dunia dan aku mohon perlindungan kepada Engkau dari siksa kubur. (H.R.
Bukhari, no. 2610).
1
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadist, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal.167.
Selain dari tiga nilai diatas adapun nilai lain yang dapat diambil,
yaitu bawahsannya sebagai manusia utamanya orang mukmin dan muslim
dididik untuk menjadi orang yang optimis dan inovatif serta kreativitas
yang menjadikan tiga kategori tersebut dikatakan sebagai kategori orang
yang KAYYIS atau orang yang cerdas, dimana orang mukmin harus
cerdas baik dalam urusan beragama atau yang lainnya. Kedua, nilai-nilai
didikan yang terpapar yaitu nilai tentang melawan kebodohan, sebagai
manusia mempunyai ilmu dan akal maka kita bisa melawan kepikunan
tersebut sehingga tidak akan menjadi bodoh, seyogyanya orang muslim
adalah pandai dan pintar.
BAB III
A. Kesimpulan
Hadits Riwayat Bukhari No. 2610 menerangkan tentang doa agar
terhindar dari sifat pengecut dan pikun. Bahwasannya didalam hadis
tersebut dijelaskan tentang memohon kepada Allah swt. Dari sifat
pengecut dan pikun yang diriwayatkan oleh amru maimun al audy yang
mengajarkan hal tersebut kepada anaknya dengan membaca doa-doa agar
memohon tidak pengecut dan pikun diakhir Shalatnya.
Hadist ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya Kitab Ad
Da’awat Bab At-Ta’awudz min Fitnatid Dunya, Tirmidzi dalam Sunan
Tirmidzi, Nasha’i dalam sunan kubronya dan juga Ahmad ibn Hanbal.
Kualitas hadits tersebut adalah Shahih. Dikatakan shahih karena dilihat
dari segi sanad dan matan.
B. Saran
Sebagai mahasiswa yang mempelajari mata kuliah Hadits Tarbawi
tentu sebaiknya semakin giat menambah wawasan serta rajin menggali
informasi mengenai materi ini, agar ke depannya dapat memahami secara
benar tentang agar terhindar dari sifat ppengecut dan pikun.
Dalam penyusunan makalah masih ditemui beberapa kesalahan,
untuk menyempurnakannya kami berharap adanya kritik dan saran sebagai
pembenahan makalah menjadi lebih baik.
DAFTAR RUJUKAN