Anda di halaman 1dari 14

KARAKTER DAN SIFAT ANAK DIDIK: KARAKTER

MENERIMA PELAJARAN
“Disusun Untuk Tugas Mata Kuliah Hadist Tarbawi”

Disusun oleh :
Dwika Adharia (021011569)
Putri Aulia (021011582)

Dosen pengampu :
Putri Nurhayati Lubis, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ARAFAH

SUMATERA UTARA

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Swt atas nikmat karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat dan salam tidak
lupa pula kita panjatkan kepada junjungan nabi besar kita Muhammad
saw, yang mana beliau telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju
zaman terang menderang.
Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih yang sebanyak
banyaknya kepada dosen kami Ustadzah Putri Nurhayati Lubis, M.Pd
mata kuliah Hadist Tarbawi
Dan kami juga meminta maaf kepada dosen, dan teman teman
sekalian apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Dan kami juga mengharapkan kritik dan saran masukan dari teman-
teman sekalian.

Lau Bekeri, 09 Oktober 2022


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
A. Hadits Tentang Karakter Menerima Pelajaran Peserta Didik...................
B. Penjelasan (Syarah Hadits)........................................................................
C. Pelajaran yang Dipetik dari Hadits............................................................
D. Faktor-faktor yang Mempengaruh Peserta Didik......................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
A. KESIMPULAN.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam menganjurkan kepada manusia untuk mencari ilmu sebagai bekal
mengatasi segala permasalahan hidup dan juga membimbing umatnya
supaya berakhlak mulia serta berilmu pengetahuan. Menuntut ilmu
merupakan kewajiban di mana saja dan kapan saja, karena ilmu merupakan
penyelamat di dunia dan bekal di akhirat kelak. Jika manusia belum memiliki
ilmu, dalam Islam dianjurkan untuk bertanya kepada mereka yang memiliki
ilmu tersebut. (Tafsir, 1995)
Firman Allah Swt. dalam surat an-Nahl ayat 43:

‫الذ ْك ِر اِ ْن ُك ْنتُ ْم اَل َت ْعلَ ُم ْو ۙ َن‬


ِّ ‫اسـَٔلُ ْٓوا اَ ْهل‬
َ ْ َ‫ف‬
Terjemahan :
“…..Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan
jika kamu tidak mengetahui” (Q.S. An-Nahl : 43)

Dengan itu, tak ada satu orangpun yang berhak menghentikan atau
melarang seseorang dalam mencari ilmu (belajar). Setiap individu berhak
mendapatkan pendidikan dan tak ada kata akhir dari suatu proses belajar.
Bahkan, Islam sangat menganjurkan, (Khon, 2012)
Sebagaimana sabda Nabi Saw; “Menuntut ilmu itu fardu atas setiap
muslimin dan muslimat” (al-Ghazali, tt:27).
Berdasarkan alasan dan ajaran Islam tersebut, para ahli pendidikan Islam
sejak dahulu sehingga sekarang secara serius melaksanakan proses
pendidikan dalam upaya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut
Aminuddin Rasyad, bahwa Islam menginginkan manusia individu (guru dan
murid) dan masyarakat menjadi orang-orang yang berpendidikan.
Berpendidikan berarti berilmu, berketerampilan, berakhlak mulia,
berkepribadian luhur, pandai bermasyarakat dan bekerjasama untuk
mengelola bumi dan alam beserta isinya untuk kesejahteraan umat di dunia
dan akhirat serta dekat dengan Khalik-nya. (Tafsir, 1995)

1
Suatu hal yang penting diketahui oleh seorang pendidik atau calon
pendidik adalah sikap dan karakter peserta didik. Peserta didik di sekolah
yang dihadapi guru sudah membawa karakter yang terbentuk dari lingkungan
rumah tangga atau lingkungan masyarakat yang berbeda. Ada yang baik dan
ada yang buruk, ada yang patuh dan ada juga yang tidak patuh, dan
seterusnya. Mengetahui latar belakang dan karakter peserta didik menjadi
bahan pertimbangan dalam menentukan alat pembelajaran, pendekatan dan
metodenya yang akan dilakukan oleh seorang guru sehingga tujuan
pendidikan akan tercapai dengan mudah. Sikap dan karakter peserta didik ini
dapat diubah dan dibentuk sesuai dengan keinginan dan tujuan pendidikan.
Di sinilah peran guru, orang tua dan masyarakat yang amat penting dalam
membentuk lingkungan peserta didik yang baik dan saling mendukung.
Berdasarkan uraian tersebut, perlu digali dan diteliti lebih mendalam
untuk mendapatkan pemahaman yang sangat luas tentang bagaimana
seharusnya karakter peserta didik dibentuk dan dikembangkan agar tujuan
pendidikan tercapai sesuai dengan cita-cita para peserta didik. Dalam hal ini,
pembahasan tentang karakter peserta didik ini akan ditinjau dari aspek
pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat di ambil beberapa pokok
permasalahan yang akan di bahas pada makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana hadist tentang karakter menerima pelajaran pada peserta
didik?
2. Bagaimana penjelasan (syarah) hadits tersebut ?
3. Apa saja macam-macam karakter peserta didik dari hadits tersebut?
4. Apa Faktor yang mempengaruhi karakter peserta didik?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan makalah ini yakni:
1. Mengetahui hadits tentang peserta didik.
2. Mengetahui penjelasan (syarah) hadits tersebut.
3. Mengetahui macam-macam karakter peserta didik dari hadits tersebut.

2
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi karakter peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hadits Tentang Karakter Menerima Pelajaran Peserta Didik


Adapun hadits tentang karakter menerima pelajaran bahwa; Dalam kitab
Riyadhus Shalihin Kitabul Ilmi Al Imam An Nawawi menyebutkan hadits
Nabi saw dari Abi Musa radhiallahu’anhu, dia berkata Nabi saw bersabda:
(Khon, 2012)

‫ظ َأِلبِي‬ ُ ‫ي َو ُم َح َّم ُد بْ ُن ال َْعاَل ِء َواللَّ ْف‬ ْ ‫َح َّد َثنَا َأبُ و بَ ْك ِر بْ ُن َأبِي َش ْيبَةَ َوَأبُ و َع ِام ٍر‬
ُّ ‫اَأْلش َع ِر‬
ٍ ِ
‫ص لَّى‬َ ‫وس ى َع ْن النَّبِ ِّي‬ َ ‫ُأس َامةَ َع ْن ُب َريْ د َع ْن َأبِي ُب ْر َدةَ َع ْن َأبِي ُم‬ َ ‫َعام ٍر قَالُوا َح َّد َثنَا َأبُو‬
‫ال ِإ َّن َمثَ َل َم ا َب َعثَنِ َي اللَّهُ بِ ِه َع َّز َو َج َّل ِم ْن ال ُْه َدى َوال ِْعل ِْم َك َمثَ ِل‬ َ َ‫اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق‬
‫ب‬َ ‫ت الْ َكَأَل َوالْعُ ْش‬ ْ َ‫اء فَ َأْنبَت‬
َ ‫ت ال َْم‬ ْ َ‫ت ِم ْن َه ا طَاِئَف ةٌ طَيِّبَ ةٌ قَبِل‬ ْ َ‫ض ا فَ َك ان‬
ً ‫اب َْأر‬ َ ‫َأص‬َ ‫ث‬ ٍ ‫غَْي‬
‫ش ِربُوا ِم ْن َه ا َو َس َق ْوا‬ َ َ‫َّاس ف‬ ِ َّ
َ ‫اء َفَن َف َع اللهُ ب َها الن‬ َ ‫ت ال َْم‬ ْ ‫س َك‬ َ ‫ب َْأم‬
ِ ‫الْ َكثِير و َكا َن ِم ْنها‬
ُ ‫َأجاد‬ َ َ َ َ
‫ت َكًأَل‬ ُ ِ‫اء َواَل ُت ْنب‬ً ‫ك َم‬ ُ ‫اب طَاِئَف ةً ِم ْن َه ا ُأ ْخ َرى ِإنَّ َم ا ِه َي قِ َيع ا ٌن اَل تُ ْم ِس‬ َ ‫َأص‬ َ ‫َو َر َع ْوا َو‬
‫ك َمثَ ُل َم ْن َف ُق هَ فِي ِدي ِن اللَّ ِه َو َن َف َع هُ بِ َم ا َب َعثَنِ َي اللَّهُ بِ ِه َف َعلِ َم َو َعلَّ َم َو َمثَ ُل َم ْن لَ ْم‬ َ ِ‫فَ َذل‬
‫ْت بِ ِه‬
ُ ‫ك َرْأ ًسا َولَ ْم َي ْقبَ ْل ُه َدى اللَّ ِه الَّ ِذي ُْأر ِسل‬ َ ِ‫َي ْرفَ ْع بِ َذل‬

Terjemahan:
“Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Abu
'Amir Al Asy'ari serta Muhammad bin Al 'Allaa lafazh ini milik Abu Amir
mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid
dari Abu Burdah dari Abu Musa dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
beliau bersabda: "Perumpamaan agama yang aku diutus Allah 'azza wajalla
dengannya, yaitu berupa petunjuk dan ilmu ialah bagaikan hujan yang jatuh
ke bumi. Diantaranya ada yang jatuh ke tanah subur yang dapat menyerap
air, maka tumbuhlah padang rumput yang subur. Diantaranya pula ada
yang jatuh ke tanah keras sehingga air tergenang karenanya. Lalu air itu
dimanfaatkan orang banyak untuk minum, menyiram kebun dan beternak.
Dan ada pula yang jatuh ke tanah tandus, tidak menggenangkan air dan
tidak pula menumbuhkan tumbuhtumbuhan. Seperti itulah perumpamaan
orang yang mempelajari agama Allah dan mengambil manfaat dari
padanya, belajar dan mengajarkan, dan perumpamaan orang yang tidak
mau tahu dan tidak menerima petunjuk Allah yang aku di utus dengannya."
(HR. Muttafaq Alayh)

3
B. Penjelasan (Syarah Hadits)
Rasulullah SAW membuat perumpamaan yang indah tentang ilmu dan
petunjuk yang diberikan kepada manusia bagaikan hujan yang menyirami
Bumi. Kedua perumpamaan Bumi dan manusia membutuhkan siraman,
Bumi perlu siraman air agar menjadi tanah yang subur dan dapat
menumbuhkan tanaman-tanaman yang hijau kemudian dimanfaatkan untuk
manusia. Demikian halnya hati manusia perlu disiram dengan petunjuk dan
ilmu, agar hatinya menjadi subur menerima petunjuk mendapat ketenangan,
kemudian diamalkan dan diajarkan sehingga manfaatnya lebih luas.
AlQurthubiy menyatakan bahwa Rasulullah SAW membuat perumpamaan
agama yang dibawanya bagaikan hujan yang sangat dibutuhkan dalam
kehidupan. Demikian juga, keadaan umat sebelum datangnya Rasulullah
SAW menunggu kehadirannya. Sebagaimana hujan berperan dapat
menghidupkan Bumi yang mati, ilmu juga dapat menghidupkan hati yang
mati.
Pada Hadis di atas ada tiga karakter manusia sebagai peserta didik
dalam menerima ilmu atau petunjuk yang diumpamakan seperti ragam tanah
atau Bumi ketika menerima siraman hujan dari langit, sebagai berikut:
1. Bagaikan Bumi subur
Karakter peserta didik diumpamakan seperti Bumi subur ketika
disiram dengan air hujan. Bumi itu dapat minum atau menyerap air,
menumbuhkan tanaman-tanaman, tumbuhan-tumbuhan, dan rumput
hijau yang subur. Karakter peserta didik pertama ini karakter yang
terbaik di antara tiga karakter yang ada nanti, karena karakter inilah
yang menjadi tujuan pendidikan, yaitu membentuk pribadi anak yang
baik dan memiliki ilmu pengetahuan yang bermanfaat yakni diamalkan
dan diajarkan. Alangkah manfaatnya jika tanah yang subur itu dapat
menumbuhkan berbagai buah-buahan dan sayur mayor yang
mengandung vitamin yang amat penting bagi kesehatan manusia.

4
Alangkah manfaatnya jika ilmu seseorang yang diamalkan dan
diajarkan kepada orang lain dapat menerangi dirinya dan masyarakat di
sekitarnya. Orang pertama ini disebut sebagai orang alim yang
mengamalkan ilmunya untuk dirinya dan mengajarkannya kepada orang
lain. (Khon, 2012)
2. Bagaikan Bumi Tandus dan Gersang
Bumi tandus ini hanya dapat menampung air belakang, tetapi tidak
dapat menyerap untuk menumbuhkan tanaman-tanaman atau tumbuhan-
tumbuhan. Memang ia dapat memberi manfaat kepada manusia seperti
untuk minum, untuk menyirami dan untuk bercocok tanam, tetapi ia
tidak dapat mengambil manfaat untuk dirinya. Ini sebuah perumpamaan
karakter peserta didik yang pandai, cerdas, dan pintar semua buku sudah
dibaca dan seolah-olah semua ilmu dikuasai. Tetapi ilmu itu sebatas di
ajarkan dan diinformasikan kepada orang lain, sementara ilmu itu tidak
diamalkan untuk dirinya. Karakter peserta didik kedua ini bagaikan lilin
yang menerangi benda disekitarnya, tetapi membakar dirinya. Allah
berFirman dalam QS ash-Shaff: 2-3

‫) َكُب َر َم ْقتً ا ِع ْن َد اللَّ ِه َأ ْن َت ُقولُوا َم ا‬2( ‫آمنُوا لِ َم َت ُقولُو َن َم ا اَل َت ْف َعلُ و َن‬
َ ‫ين‬
ِ َّ
َ ‫يَا َُّأي َها الذ‬
)3( ‫اَل َت ْف َعلُو َن‬
Terjemahan:
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa
yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa
kamu mengatakan apa-apa yang kamu tidak kerjakan”.

Karakter kedua ini kurang etis, seharusnya ilmu yang telah


didapatkan untuk kepentingan diri sendiri terlebih dahulu, kemudian
keluarga dan baru untuk orang lain. Otang kedua ini hanya
memindahkan berita, hanya meriwayatkan, hanya menyampaikan, dan
hanya menceritakan kepada orang lain. (Khon, 2012)
3. Bagaikan Bumi Licin Mendatar
Bentuk karakter peserta didik ketiga diumpamakan seperti bumi
licin mendatar tidak dapat menyerap dan tidak dapat menampung air.

5
Karakter sebagaian peserta didik ketiga ini tidak dapat berbuat
sesuatu yang bermanfaat baik untuk dirinya maupun untuk orang lain.
Mereka tidak dapat menyerap ilmu dan tidak dapat menampung ilmu.
Tidak ada ilmu yang menempel di otak mereka, tidak ada ilmu yang
dapat menumbuhkan buah amal nyata untuk dirinya dan tidak ada orang
lain yang mendapat pengajaran daripadanya. Mereka tidak mau
mendengarkan ilmu atau mendengar tetapu tidak memelihara ilmu itu,
tidak untuk diamalkan dan tidak untuk diajarkan.
Karakter ketiga ini yang terendah di antara tiga karekter di atas,
karena keberadaannya kurang berfungsi sebagai peserta didik,
keberadaannya kurang bermanfaat dari berbagai arah.
Orang ketiga ini tidak mau mengambil manfaat dari petunjuk dan
ilmu yang dibawa Nabi dan tidak memberi manfaat kepada orang lain
bahkan tidak menerima petunjuk atau ilmu dari Nabi. Kalau demikian
halnya bisa jadi tergolong orang kafir.
Menurut al-Thibiy (al-asqalaniy: 1/177) ada dua karakter manusia
yang tidak disebutkan pada hadits di atas yaitu: pertama, orang yang
mau mengambil manfaat ilmu pelajaran dari Nabi, tetapi tidak mau
mengajarkannya kepada orang lain. Kedua, orang yang tidak mau
mengambil manfaat untuk dirinya tetapi mengajarkannya kepada orang
lain. Al-Asqalaniy dalam Fath al-Bariy menjawab, bahwakelompok
pertama yang disebutkan al-thibiy sudah masuk pada kelompok karakter
pertama yang disebutkan dalam hadits di atas, karena pemanfaatannya
secaraumum sudah ada sekalipun berbeda tingkatannya. Demikian juga
apa yang di hasilkan bumi, sebagian ada yang diambil manfaat manusia
dan sebagian lagi ada yang mongering. Adapun yang kedua, jika
menyangkut amal wajib dan melalaikan sunah maka digolongkan
kelompok kedua dalam hadits dan jika ia meninggalkan yang wajib ia di
hukumi fasik sebagaimana yang dikatakan Nabi tidak peduli ilmu yang
datang dari Nabi SAW. (Khon, 2012)

C. Pelajaran yang Dipetik dari Hadits

6
Adapun pelajaran yang dapat diambil dari hadits di atas yakni:
1. Anjuran menuntut ilmu, mengamalkan dan mengajarkannya secara
serius dan sungguh-sungguh.
2. Karakter peserta didik dalam menerima pelajaran ilmu bagaikan bumi
disirami air di antara bumi ada yang subur, ada yang tandus, da nada
yang licin berlumut.
3. Karakter peserta didik dalam menerima pelajaran ilmu, pertama paham
ilmu mengamalkan dan mengajarkannya keapda orang lain. Kedua,
paham ilmu tidak mengamalkan tetapi mengajarkannya kepada orang
lain. Ketiga, tidak paham, tidak mengamalkan dan tidak
mengajarkannya.
4. Keutamaan penggabungan belajar dan mengajar. (Tafsir, 1995)

D. Faktor-faktor yang Mempengaruh Peserta Didik


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata karakter berasal dari kata
“karakteristik” yang artinya sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dari yang lainnya. Selanjutnya, disebutkan
bahwa karakter adalah ciri khusus atau mempunyai ciri khas yang sesuai
dengan perwatakan tertentu. (Depdikbud, 1996)
Dengan demikian, yang dimaksud peserta didik (siswa atau murid)
adalah orang yang menginginkan (the wilier) ilmu, dan menjadi salah satu
sifat Allah Swt. Yang berarti Maha Menghendaki. Pengertian ini dapat
dipahami karena seorang murid dalam pandangan pendidikan Islam adalah
orang yang menghendaki agar mendapatkan ilmu pengetahuan, pengalaman
dan kepribadian yang baik untuk bekal hidupnya agar bahagia di dunia dan
akhirat dengan jalan belajar yang sungguh-sungguh.
Istilah lain tentang peserta didik dalam pendidikan Islam adalah Al-
Thalib, yaitu orang yang mencari sesuatu. Artinya, seorang murid adalah
orang yang tengah mencari ilmu pengetahuan, keterampilan dan
pembentukan karakter tertentu.
Pengertian peserta didik dalam istilah al-thalib lebih bersifat aktif,
mandiri, kreatif dan sedikit bergantung kepada guru. Peserta didik sebagai al-

7
thalib dalam beberapa hal dapat meringkas, mengkritik dan menambahkan
informasi yang disampaikan oleh guru. (Nata, 2001)
Berdasarkan pengertian istilah “karakter” dan “peserta didik” di atas,
dapat dipahami bahwa karakter peserta didik berarti sifat-sifat yang dimiliki
individu sebagai siswa yang dapat diidentifikasi sebagai orang yang mencari
ilmu pengetahuan dengan sungguh-sungguh untuk bekal di masa depan baik
kehidupan dunia maupun akhirat. Dengan demikian, masing-masing individu
akan memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan kedudukan individu
tersebut. (Depdikbud, 1996)
Sardiman AM. menjelaskan, bahwa karakter peserta didik adalah
keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada peserta didik sebagai
hasil dari pembawaan dan lingkungan sosialnya. Berdasarkan pada
pengertian yang dikemukakan Sardiman tersebut, dapat dipahami bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi karakter peserta didik secara umum yaitu;
faktor pembawaan dan faktor lingkungan. Kedua faktor ini yang dominan
mempengaruhi karakteristik peserta didik. (AM, 2000)
1. Faktor Internal
Fleksibilitas (kelenturan) sifat peserta didik ditinjau dari segi
fisiologi, yaitu hasil dari hakikat jaringan urat syaraf dan sel-sel otak.
Syaraf dapat dipengaruhi oleh perulangan latihan yang menghasilkan
adat kebiasaan sifat tertentu.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan tempat peserta didik hidup diyakini besar pengaruhnya
terhadap pembentukan kepribadian dan karakter peserta didik, Faktor
lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat luas. Keluarga, merupakan lingkungan yang pertama dan
utama dialami oleh seorang peserta didik. Situasi keluarga akan turut
menentukan bagaimana karakter peserta didik dibentuk. Sedangkan
sekolah, merupakan lingkungan tempat bertemu peserta didik dengan
teman-teman yang lain. Pertemuan mereka datang dari berbagai budaya
dan sosial yang berbeda-beda. Seorang peserta didik yang secara

8
psikologis berada pada masa pencarian identitas, akan mengikuti gaya
hidup temannya yang lain yang dianggapnya cocok dengan dirinya.
Dengan demikian, untuk terbentuknya karakter peserta didik yang
baik perlu dibangun suatu lingkungan yang baik, agar peserta didik
dalam menjalani hidupnya menuju pada pembinaan sifat-sifat yang
positif. Walaupun pada awalnya sifat seorang peserta didik adalah baik,
namun karena hidup dalam lingkungan yang tidak baik, ia dapat
mengalami penyimpangan dan perubahan kepribadian sesuai dengan
watak lingkungan itu sendiri. (AM, 2000)

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas ditarik beberapa kesimpulan dengan
pemaparan berikut:
1. Pada Hadis di atas ada tiga karakter manusia sebagai peserta didik dalam
menerima ilmu atau petunjuk yang diumpamakan seperti ragam tanah
atau bumi ketika menerima siraman hujan dari langit, sebagai berikut:
a. Bagaikan bumi subur, sama halnya karakter sebagian peserta didik
yang baik ia menerima pelajaran dan paham ilmu; ilmu itu
diamalkan dan diajarkan kepada orang lain.
b. Bagaikan bumi tandus dan gersang, ini sebuah perumpamaan
karakter peserta didik yang pandai, cerdas dan pintar semua buku
sudah dibaca dan seolah-olah semua ilmu dikuasai. Tetapi ilmu
sebatas diajarkan dan diinformasikan kepada orang lain, sementara
limu itu tidak diamalkan unutk dirinya.
c. Bagaikan bumi licin mendatar, karakter pesera didik ketiga ini tidak
dapat berbuat sesuatu yang bermanfaat baik untuk dirinya maupun
orang lain.
2. Ada dua faktor yang mempengaruhi karakter peserta didik, yaitu
a. Faktor Internal (diri sendiri)
b. Faktor Eksternal (lingkungan)

10
DAFTAR PUSTAKA

AM, S. (2000). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali


Press.
Depdikbud. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Khon, A. M. (2012). Hadist Tarbawi: Hadist-Hadist Pendidikan. Jakarta:
Prenada Media Group.
Nata, A. (2001). Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru dan Murid.
Jakarta: Rajawali Press.
Tafsir, A. (1995). Epistomologi Untuk Ilmu Pendidikan Islam. Bandung:
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

11

Anda mungkin juga menyukai